Anda di halaman 1dari 3

FRAGRANCES

Fragrances atau Parfum berasal dari bahasa latin yaitu perfumare yang artinya mengisi
atau menguap, bentuk originalnya berupa dupa yang dibakar dikuil Mesir. Awalnya
dupa adalah campuran dari bumbu-bumbu dengan myrrh atau storas, kemajuan
berikutnya adalah penemuan tentang bumbu-bumbuhan dan bunga direndam dalam
minyak atau lemak. Setalah itu minyak atau lemak tersebut akan mempertahankan
aroma bumbu atau bunga. Hal ini mengakibatkan balsam dan salem aromanya
dipabrikan. Avicenna fisikawan arab, menemukan distilasi uap minyak volatil. Selama
penelitiannya digunakan untuk racun medis, beliau menemukan bahwa bunga yang di
didihkan dalam alembic dengan air akan menghasilkan esence untuk di distilasi
(Austin, 1954)
Dalam arti lain Fragrances atau Parfum merupakan wewangian atau bisa disebut
campuran minyak dan senyawa aroma pelarut dan filsaktif untuk memberikan aroma
wangi Kepada Tubuh Manusia.
Metode yang digunakan dalam pembuatan dalam proses industri Fragrances antara lain
yaitu:
a. Metode Maceration merupakan metode yang paling kuno, yakni penyatuan
antara wewangian dan lemak melalui pemanasan. Pada proses ini, absorbsi
minyak atsiri oleh lemak dilakukan dalam keadaan hangat. Alat yg digunakan
dan proses pencampuran bunga dengan lemak sama seperti pada enfleurage.
Kelebihan cara ini adalah daya absorbsi lemak terhadap bau bertambah besar
dan kelemahannya karena kemungkinan sebagian komponen minyak
mengalami kerusakan dengan panas, sehingga cara ini jarang digunakan.
Dilakukan terhadap beberapa jenis bunga: mawar, orange, yang kegiatan
fisiologisnya terhenti setelah pemetikan. Bunga tersebut jika disuling hanya
menghasilkan sejumlah minyak yang diproduksi oleh bunga pada saat
ekstraksi dan seterusnya akan mati dan tdk memproduksi minyak.

b. Metode Enfleurage adalah pada proses ini absorbsi minyak atsiri oleh lemak
dilakukan pada suhu rendah, sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang
disebabkan panas. Metode ini banyak diterapkan untuk mengekstraksi beberapa
jenis minyak bunga seperti: melati, ekstraksi sedap malam, mawar, yang masih
melanjutkan kegiatan fisiologisnya dan memproduksi minyak setelah bunga
dipetik. Proses ini menghasilkan rendemen minyak lebih tinggi, kelemahannya
memerlukan waktu lebih lama, membutuhkan tenaga trampil
dan berpengalaman menyatukan wewangian dan minyak tapi dengan cara
yang berbeda, yakni penyerapan wewangian melalui lemak dan benzoin. Cara
ini dapat menghasilkan parfum setara bunga.

c. Metode Distilasi atau Penyulingan merupakan proses pemisahan komponen


berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan titik
uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam
air dan tidak rusak oleh uap. Kelemahan distilasi adalah Tidak baik digunakan
untuk jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh panas dan air. Minyak
atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya air dan
panas. Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstraksi.
Komponen minyak dengan titik didih tinggi, sebagian tidak ikut tersuling dan
tetap tinggal dalam bahan. Berbagai bahan wewangian dilumatkan dan
dimasukkan kedalam mesin penyuling, lalu dicampurkan dengan air dan
dipanaskan hingga mendidih. Melalui pipa leher angsa, uapnya didinginkan dan
menjadi cairan: air terletak dibagian bawah, sedangkan esensnya yang berupa
minyak mengambang dibagian atas. Dari esens itu, biasanya kemudian
dipisahkan. Namun kadang-kadang air bercampur esens itu dijual dalam
bentuk murni.

d. Metode Ekstraksi adalah mengingat tidak semua bunga atau tanaman dapat
didistilasi, misalnya mawar centifolia, narcissus, atau mimosa. Maka para ahli
mengembangkan teknik ekstraksi. Bahan bahan parfum tidak dilumatkan tapi
dicampur dengan air dan diputar berulang-ulang hingga mengeluarkan pelarut.
Pelarut ini kemudian ke ruang hampa udara, dipanaskan, dijadikan uap dan
seterusnya sama dengan proses distilasi.

e. Metode Ekspresi atau Pengepresan merupakan cara pengepresan umumnya


dilakukan terhadap bahan beberapa biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan
dari tanaman yang termasuk famili citrus, karena minyak dari tanaman citrus
akan mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan penyulingan. Dengan
tekanan pengepresan, sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak
akan mengalir ke permukaan bahan Contoh: Minyak lemon, Minyak bergamot
(kulit jeruk mandarin) merupakan metode terakhir. Cara ini digunakan untuk
mengekstraksi minyak citrus dan buah-buahan semacam jeruk orange, lemon,
dan mandarin. Minyak alami dari buah-buahan ini terdapat dalam kelenjar kecil
dibagian kulitnya. Dengan pengupasan dan pemerasan, minyak yang
merupakan esens wewangian dan air itu dapat keluar. Prinsip yang sama
diterapkan dalam pabrikasi parfum.

Anda mungkin juga menyukai