Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE POGIL BERBANTUAN APLIKASI


GEOGEBRA TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

Ayu Restica Agustina1), Cita Dwi Rosita2), Wahyu Hartono3)


1), 2), 3) Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kooperatif


tipe Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) berbantuan aplikasi
GeoGebra pada materi fungsi kuadrat tingkat SMA dan mengetahui peningkatan
kemampuan pemahaman matematis siswa pada implemetasi perangkat
pembelajaran yang dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian Research
and Development (R&D). Perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdiri atas
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar Lembar Kegiatan Siswa
(LKS). Model pengembangan yang digunakan adalah modifikasi model Brog and
Gall melalui : (1) tahap pendahuluan; (2) tahap pengembangan; (3) tahap ujicoba
kelayakan produk. Hasil penelitian didapatkan dalam proses pengembangan
perangkat pembelajaran : (1) tahap pendahuluan diperoleh informasi meneganai
perangkat yang digunakan di sekolah dan karakteristik siswa; (2) tahap
pengembangan; dari validasi gabungan penilaian RPP diperoleh persentase sebesar
77,67% dengan tingkat validasi dinyatakan layak dan validasi gabungan penilaian
LKS diperoleh persentase sebesar 80,33% dengan tingkat validasi dinyatakan layak;
(3) tahap ujicoba produk, perolehan skor angket respon guru terhadap LKS
diperoleh persentase sebesar 72% dengan kriteria baik dan hasil perolehan skor
angket respon siswa diperleh persentase sebesar 62% dengan kriteria baik.
Implementasi pengembangan perangkat pembelajaran kooperatif tipe POGIL
berbantuan aplikasi GeoGebra dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
matematis siswa dengan rata-rata N-gain sebesar 0,87 dan termasuk kriteria tinggi.

Kata Kunci : Perangkat Pembelajaran, POGIL, GeoGebra, Pemahaman matematis.

1. Pendahuluan
Pentingnya pengembangan perangkat pembelajaran tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses.
Disebutkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan
pembelajaran. Dipertegas lagi melalui Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang
standar proses, yang antara lain mengatur tentang perencanan proses pembelajaran
yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan
perencanaan pembelajaran. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun perangkat pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. Guru dituntut untuk dapat membuat
dan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika yang memungkinkan
terjadinya proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang efektif dan efisien, supaya
siswa mampu memahami konsep matematika, menerapkannya serta mengaitkan
konsep tersebut dengan konsep matematika lainnya. Kemampuan pemahaman
matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan
pengertian bahwa materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan
(Bani, 2011: 13). Menurut Russeffendi (Rosita, 2014: 61) pemahaman pada dasarnya
berasal dari kata “paham” yang mengandung “makna benar-benar mengerti”.
Menurut Taksonomi Bloom salah satu aspek dalam ranah kognitif. Pemahaman
bukan hanya sekedar memahami suatu informasi, melainkan siswa dapat
memaknai dan mengubah suatu informasi yang ada dalam pikirannya kedalam
bentuk lain yang lebih berarti, sehingga dapat membantu siswa dalam pemecahan
masalah matematik yang lebih sulit. Oleh sebab itu pemahaman sangat penting
dalam pembelajaran matematika. Pada materi fungsi kuadrat, selain kemampuan
pemahaman matematis juga diperlukan media untuk mempermudah siswa dalam
kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi komputer siswa dapat
mengulang kembali materi yang belum dipahami dengan baik secara mandiri.
Salah satu aplikasi atau program komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran Matematika khususnya berkaitan dengan materi-materi geometri,
kalkulus, dan aljabar adalah GeoGebra dikembangkan oleh Markus Hohenwarter
yang merupakan aplikasi yang dinamis dan tidak berbayar sehingga dapat
digunakan oleh siapa saja termasuk siswa. GeoGebra sangat bermanfaat untuk
mendemonstrasikan dan menvisualisasikan konsep-konsep matematika terutama
objek geometri (Mahmudi, 2011: 43). Aplikasi GeoGebra dikembangkan oleh Markus
Hohenwarter pada tahun 2001. Dengan beragam fasilitas yang dimiliki, aplikasi
GeoGebra sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Bagi guru aplikasi GeoGebra
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sedangkan bagi siswa aplikasi
GeoGebra dapat dijadikan salah satu alat yang dapat membantu siswa dalam
memahami konsep matematika, terutama siswa yang membutuhkan bantuan
visualisasi dan sebagai alat bantu untuk mengkontruksi konsep-konsep matematis
(Amam et al, 2017: 1). Berdasarkan hasil penelitian Narohita (2014) yang berjudul
“Pemaanfaatan GeoGebra Untuk Meningkatkan Pemahaman Karakteristik Grafik Fungsi
Kuadrat pada siswa Kelas X MIA7 SMA Negeri 1 Singaraja”, dengan mengunakan
GeoGebra terjadi peningkatan kemampuan karakteristik grafik fungsi kuadrat. Pada
siklus I, rata-rata kemampuan karakteristik grafik fungsi kuadrat adalah sebesar
83,9 dengan kategori sangat baik, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 88,8
dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa aplikasi GeoGebra dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap karakteristik grafik fungsi kuadrat siswa kelas X MIA7 tahun pelajaran
2013/2014.

Dari uraian di atas, dengan didukung hasil penelitian yang relevan, dapat
diasumsikan bahwa penggunaan Model Koopertif Tipe POGIL yang berbantuan
aplikasi GeoGebra dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaraan
matematika untuk meningkatkan pemahaman matematis siswa dan menunjang
keberhasilan dalam proses pengembangan perangkat pembelajaran.

2. Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan model pengembangan menurut Borg
and Gall. Sukmadinata memodifikasi sepuluh langkah penelitian dan
pengembangan Borg and Gall tersebut dalam tiga langkah yaitu studi pendahuluan,
pengembangan produk, dan uji produk. Tahap pendahuluan yaitu meliputi studi
pustaka, survei lapangan, dan penyusunan draft (rancangan) produk. Rancangan
perangkat pembelajaran yang dihasilkan berupa Rencan Pelaksanaan Pembelajara
(RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang disusun sesuai dengan prosedur
penyusunan RPP dan LKS yang berlaku. Pada tahap pengembangan dihasilkan
produk awal, dilakukan validasi perangkat pembelajaran, dan dihasilkan produk
revisi. Selanjutnya RPP dan LKS tersebut divalidasi oleh tiga validator ahli. Untuk
mengetahui tingkat kevalidan RPP dan LKS digunakan lembar validasi untuk
menentukan kriteria validasi dari perangkat yang dikembangkan menggunakan
rumus sebagai berikut.

Keterangan :
NP = Nilai persen
R = Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimal
Setelah nilai masing-masing hasli uji validasi diketahui, peneliti dapat melakukan
perhitungan validasi gabungan hasil analisis ke dalam rumus sebagai berikut.
V= = ….. %
Keterangan :
V-ah1 = Validator ahli 1
V-ah2 = Validator ahli 2
V-pg = Validator pengguna

Adapun untuk mengetahui kriteria validasi yang telah diperoleh dari perhitungan
menggunakan rumus di atas adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Kriteria Validasi Secara Deskriptif
Persentase Validasi Tingkat Validasi
81% ≤ N < 100% Sangat layak
62% ≤ N < 81% Layak
43% ≤ N < 62% Cukup Layak
33% ≤ N < 43% Kurang Layak
N < 33% Tidak Layak
(Sumber : Purwanto, 2008:102)
Sedangkan untuk mengetahui kepraktisan, instrumen yang digunakan adalah
angket respon guru dan siswa terhadap bahan ajar yang dibuat dalam bentuk Skala
Likert dengan pernyataan positif dan negatif serta untuk menentukan kriteria
angket respon terhadap bahan ajar menggunakan langkah dan rumus sebagai
berikut.
a. Memberikan skor pada masing-masing jawaban dimana sangat setuju = 5, setuju
= 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1.
b. Menjumlahkan skor total tiap pertanyaan untuk semua indikator.
c. Menentukan kriteria dari respon guru dan siswa terhadap bahan ajar (LKS)
dengan mengguna rumus berikut.

Presentase = Jumlah skor x 100%


Jumlah skor ideal untuk seluruh item

Adapun untuk mengetahui kriteria angket respon yang telah diperoleh dari
perhitungan menggunakan rumus di atas adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Kriteria Interpretasi Skor Angket
Kriteria Persentase Interpretasi
Sangat (tidak setuju, buruk atau
kurang sekali)
Tidak setuju atau kurang baik
Cukup atau netral
Setuju, baik atau suka
Sangat (setuju, baik atau suka)
Sumber : Riduwan (Hamdunah, 2015: 40)
Pada tahap uji coba produk, perangkat pembelajaran yang telah direvisi
sebelumnya, kemudian dilakukan uji coba terbatas atau diimplementasikan guna
melihat peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa sebelum dan
sesudah proses . Setelah melalui tahap uji coba, dilakukan analisis kepraktisan dan
keefektifan perangkat pembelajaran, serta dilakukan revisi produk berdasarkan
hasil analisis data angket respon guru dan siswa serta saran yang diberikan pada
saat uji coba produk.

3. Pembahasan Hasil Penelitian


3.1. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian yang berjudul
“Perangkat Pembelajaran Kooperatif Tipe POGIL Berbantuan Aplikasi Geogebra
Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa pada Materi Fungsi Kuadrat”
diadaptasi dari model pengembangan menurut Borg and Gall. Sukmadinata
memodifikasi sepuluh langkah penelitian dan pengembangan Borg and Gall
tersebut dalam tiga langkah yaitu studi pendahuluan, pengembangan produk, dan
uji produk. Ketiga tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a) Tahap pendahuluan yaitu meliputi studi pustaka, survei lapangan, dan
penyusunan draft (rancangan) produk. Studi pustaka dilakukan dengan
mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan pengembangan
perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013
b) Pada tahap pengembangan dihasilkan produk awal, dilakukan validasi
perangkat pembelajaran, dan dihasilkan produk revisi. Produk awal adalah
produk yang telah dibuat oleh peneliti berdasarkan hasil analisis dan
rancangan yang telah dilakukan. Setelah produk awal selesai dikembangkan,
dilakukan validasi produk pengembangan oleh ahli materi dan pengguna
dengan memberikan penilaian terhadap kualitas RPP dan LKS. Hasil validasi
dari 3 (tiga) orang validator terhadap RPP yang telah didesain terlihat pada
tabel 3 berikut.
Tabel 3. Hasil Validasi RPP
Validator Persentase Validasi Kriteria Validasi
Validator 1 Sangat Layak
Validator 2 Sangat Layak
Validator 3 Layak
Rata-rata Layak

Hasil validasi dari 3 (tiga) orang validator terhadap LKS yang telah didesain
terlihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Hasil Validasi LKS
Validator Persentase Validasi Kriteria Validasi
Validator 1 Sangat Layak
Validator 2 Sangat Layak
Validator 3 Layak
Rata-rata Layak

Pada prosesnya RPP dan LKS divalidasi oleh tiga validator ahli. Berdasarkan
hasil validasi gabungan penilaian RPP dengan kriteria sebesar 77,67% dengan
tingkat validasi dinyatakan layak dan validasi gabungan penilaian LKS kriteria
sebesar 80,33% dengan tingkat validasi dinyatakan layak.
c) Pada tahap uji produk, perangkat pembelajaran dilakukan uji coba terbatas
terhadap beberapa siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 1 Astanajapura. Setelah
melalui tahap uji coba, dilakukan analisis kepraktisan dan keefektifan
perangkat pembelajaran dengan memberikan lembar angket respon guru dan
siswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam hal ini
yaitu LKS. Hasil perolehan skor angket respon guru terhadap LKS dapat
terlihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Hasil Angket Respon Guru
Responden Persentase Validasi Kriteria Validasi
Guru Baik

Hasil analisis perolehan angket respon siswa dapat terlihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Hasil Angket Respon Siswa
Pertanyaan Persentase Kepraktisan Kriteria Kepraktisan
P-01 80% Setuju
P-02 57% Cukup
P-03 82% Setuju
P-04 32% Tidak Setuju
P-05 76% Setuju
P-06 58% Cukup
P-07 88% Setuju
P-08 30% Tidak setuju
P-09 80% Setuju
P-10 35% Tidak Setuju
Rata-rata Baik

Hasil perolehan skor angket respon guru terhadap LKS diperoleh persentase
sebesar 72% dengan kriteria baik dan hasil perolehan skor angket respon siswa
diperleh persentase sebesar 62% dengan kriteria baik.
3.2 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa dari Implementasi
Perangkat Pembelajaran yang dikembangkan.

Implementasi perangkat pembelajaran yang dikembangkan untuk mengukur


peningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa. Indikator yang diteliti
mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan
suatu konsep; Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep; dan
Mengidentifikasi grafik untuk menentukan titik potong grafik pada sumbu x, titik
puncak grafik sehingga dapat menentukan persamaan grafik fungsi kuadrat
tersebut. Hasil indeks N-gain menunjukakan bahwa dari jumlah 32 siswa sebanyak
30 siswa dengan kriteria tinggi dan sebanyak 2 siswa dengan kriteria sedang. Rata-
rata N-gain sebesar 0,87 artinya peningkatan hasil skor pretest dan postest secara
keseluruhan mencapai kriteria tinggi.

4. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada keseluruhan tahap penelitian yang telah dilakukan,
didapatkan beberapa simpulan yang berkaitan dengan proses pengembangan
perangkat pembelajaran kooperatif tipe POGIl bebantuan aplikasi GeoGebra
terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi fungsi kuadrat
sebagai berikut.
a. Pada proses pengembangan perangkat pembelajaran RPP dan LKS divalidasi
oleh tiga validator ahli. Berdasarkan hasil validasi gabungan penilaian RPP
dengan kriteria sebesar 77,67% dengan tingkat validasi dinyatakan layak dan
validasi gabungan penilaian LKS kriteria sebesar 80,33% dengan tingkat validasi
dinyatakan layak. Dan hasil skor angket respon guru terhadap LKS diperoleh
persentase sebesar 72% dengan kriteria baik dan hasil perolehan skor angket
respon siswa diperleh persentase sebesar 62% dengan kriteria baik.
b. Implementasi perangkat pembelajaran kooperatif tipe POGIL berbantuan
aplikasi GeoGebra terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa
yang dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
matematis siswa. Hal ini ditunjukan dengan rata-rata N-gain sebesar
mencapai 0,87 dan termasuk kriteria tinggi.

Daftar Pustaka
Amam, et al, (2017). Mathematical Understanding of the Underprivilegend Studens throgh
GeoGebra, Jurnal of Physics , Conf. Series 895, 1-6.
Bani, A. (2011). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa
Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing. Jurnal
UPI.
Danumiharja, Mintarsih, Prof. Dr. M.Pd.(2016). Profesi Tenaga Kependidikan.
Yogtakarta:K-Media.
Poppy Kamalia Devi, dkk. (2009). Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru
SMP. Bandung: PPPPTK IPA
Rosita, C.D., dkk. (2014). Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Mahasiswa pada
Kuliah Aljabar Linear I, Jurnal Euclid , 1(2), 60-69

Anda mungkin juga menyukai