DAFTAR ISI
- 1 -
UNIT 1
Kapasitas penggunaan;
- 2 -
Pruduktivitas Faktor Total berhubungan dengan output per unit baik untuk tenaga
kerja ataupun
Konsep ini lebih releven sebagai ukuran karena dapat mengukur efisiensi
penggunaan semua sumber daya. Tetapi bagaimanapun tetap menjadi problem
pengukuran yang komplek karena juga menjadi ukuran bagi kapital. Karena
alasan tersebut, konsep ini sering dipergunakan mengukur nilai residu/ sisa
dalam model-model pertumbuhan ekonomi.
b) Menghemat waktu yang terbuang yang biasa terjadi pada saat perpindahan
dari satu jenis kerja ke jenis lainnya (tidak diperlukan perubahan dalam
peralatan, tidak perlu pindah dari pertanian ke industri pakaian berskala kecil,
dsb) ;
c) Penemuan sejumlah besar mesin yang memerlukan sedikit tenaga kerja; dalam
banyak kasus pembagian tenaga kerja dan rangkaian operasi yang sederhana
telah mendorong penemuan mesin – mesin yang secara otomatis
menghasilkan operasi sederhana. Jadi banyak penemuan adalah akibat dari
pembagian tenaga kerja.
- 3 -
1.3 PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DAN PEMBANGUNAN
EKONOMI
Contoh (1990)
a. Nilai tambah di sektor pertanian: Rps. BI 43,062
b. Tenaga kerja di sektor pertanian (ml): 35.747
c. Produktivitas tenaga kerja: per Thn: Rps. ml. 1.205
Per bln: Rps. 100,380/Pekerja
d. Kebutuhan phisik minimum: 200,000 Rps/bln
Jumlah keluarga 4 orang (1990), DEPNAKER.
Catatan:
Jadi hanya bagian dari nilai tambah yang merupakan pendapatan tenaga kerja!
Alasan:
Ketiadaan input yang saling melengkapi seperti modal phisik, modal manusia
termasuk managemen yang berpengalaman (pengembalian marginal tenaga
- 4 -
kerja yang semakin menurun dihubungkan dengan kualitas tanah dan kapital
yang tetap).
Kesehatan phisik (gizi yang rendah, diet yang kurang, standar gizi personal
yang rendah) dapat menghalangi mental dan kesehatan phisik dan
produktivitas.
Catatan:
Tingkat penghidupan (kemiskinan) dan tingkat produktivitas yang rendah adalah
terkait dan saling menguatkan: keduanya secara prinsip mencerminkan dan memberi
sumbangan pada keterbelakangan (circular dan cumulative causation” (Myrdal).
Tingginya rasio tenaga kerja – modal (method yang lebih banyak menyerap modal)
akan meningkatkan dan memberikan bagian keuntungan yang lebih besar,
mempertinggi tingkat tabungan, dan dengan demikian meningkatkan tingkat
pertumbuhan. Jadi output dan pertumbuhan kesempatan kerja yang maximum
kelihatannya seperti tujuan yang saling bertentangan.
- 5 -
Argumen Tandingan
(c) Investasi pada teknologi yang menyerap modal, menciptakan kesempatan kerja
yang lebih sedikit.
Alasan-alasan
(1) Sektor industri kecil: 3 juta orang di sektor modern (4% dari total)
(2) Pertumbuhan dalam produktivitas tenaga kerja dengan pengertian/definisi
tingkat pertumbuhan dalam out-put (Q) minus tingkat pertumbuhan dalam
produktivitas tenaga kerja (Q/N) berkisar sebanding dengan tingkat
pertumbuhan kesempatan kerja (N):
dQ/Q – d(Q/N)/(Q/N) = dN/N Contoh: 12% - 7% = 5%
- 6 -
1.4.2 Alasan yang Sesuai
Secara keseluruhan produktifitas tenaga kerja naik seperti yang diinginkan tetapi
apakah kenaikan yang diinginkan terjadi dalam produktivitas total. Produktivitas
tenaga kerja dapat naik dalam berbagai sebab, beberapa dari mereka bauk, atau
beberapa dari mereka kurang baik.
1.4.3 Kesimpulan
Meskipun biaya rata-rata tenaga kerja menurun, biaya rata-rata untuk produksi
mungkin meningkat karena dibawah penggunaan kapasitas. Selain terdapat biaya lain
seperti pengurangan pajak impor. Apabila penciptaan kesempatan kerja adalah
penting, kebijaksanaan yang berbeda mungkin lebih baik, seperti pemusatan pada
industri yang menyerap banyak tenaga kerja dan pemrosesan.
- 7 -
Karena barang-barang ini cenderung lebih menyerap tenaga kerja, dalam
prosesnya lebih banyak lapangan kerja yang tercipta, dan lebih banyak
pendapatan.
Karena itulah strategi yang berorientasi pada kesempatan kerja dapat menjadi strategi
yang dapat meningkatkan pertumbuhan (tujuan ganda). Tetapi memerlukan
perubahan pada faktor-faktor yang mengekang harga (lihat tehnologi dan kesempatan
kerja).
- 8 -
UNIT 2
DAFTAR ISI
- 9 -
UNIT 2
Pengangguran Terbuka
Adalah mereka yang tidak bekerja dan atau sedang mencari pekerjaan.
Referensi waktu yang biasa digunakan dalam statistik ketenaga kerjaan adalah
satu minggu sebelum pencacahan.
Meskipun begitu mereka yang bekerja hanya satu jam dalam satu minggu
termasuk bekerja.
Setengah Pengangguran
Adalah mereka yang bekerja kurang dari, dengan apa yang disebut bekerja
dengan waktu penuh. Seperti kurang dari 25 jam dalam seminggu atau kurang
dari 35 jam seminggu.
Mereka yang termasuk didalam klasifikasi ini adalah merasa tidak perlu
(thought no need) dan putus asa (lost hope). Mereka yang bukan termasuk
angkatan kerja menurut konsep angkatan kerja yang disebabkan tidak bekerja
- 10 -
dan tidak mencari pekerjaan. Adalah termasuk didalam kategori pengurus
rumah tangga, masih sekolah atau yang termasuk dalam klasifikasi lainnya.
Menurut sensus penduduk 1990. Sekitar 2.3 milyar orang atau 3.2% dari total
angkatan kerja 71.6 milyar di Indonesia adalah Penganggur terbuka, yaitu diutamakan
yang tidak bekerja dalam satu minggu dan terdaftar dan mencari pekerjaan. Meskipun
lebih tinggi di daerah perkotaan dari pada di daerah pedesaan (6.1% vs 2.1%) dan
lebih tinggi untuk wanita dari pada laki-laki (3.9% vs 2.8%). Ini berarti bahwa
Pengangguran terbuka untuk wanita di daerah perkotaan adalah tertinggi sekitar
7.4%.
- 11 -
tingkat pengangguran terbuka turun drastis dimana untuk kelompok usia 30-34 hanya
1% - 3%. Hal ini tetap berlanjut pada tingkat yang rendah baik pria dan wanita, dan
daerah kota dan desa.
Meskipun hanya 10% dari angkatan kerja mempunyai ijasah SMA umum,
dapat dikatakan bahwa masalah pengangguran relatif lebih serius bagi mereka yang
mempunyai pendidikan menengah lanjutan. Hal ini dapat juga dibantah bahwa
mereka yang dapat menamatkan sekolah menengah lanjutan dan sementara mencari
pekerjaan untuk pertama kalinya dibantu oleh keluarga mereka. Karena kecilnya
persentase orang-orang muda yang dapat menamatkan sekolah lanjutan atas dasar
digambarkan sebagai transisi alamiah pengangguran.
- 12 -
Gambar I
TABEL 2.1
- 13 -
UMUR-SPESIFIK PENGANGGURAN TERBUKA
TABEL 2.2
- 14 -
Tingkat Pendidikan Pengangguran Jumlah Angkatan
Yang Ditamatkan Kerja
- 15 -
Menurut sensus penduduk tahun 1990, lebih dari 40% atau hampir setengah
pekerja yang bekerja secara part-time bekerja kurang dari jam 35 jam dan berusia
kurang dari 29 tahun. Nampaknya hal ini seperti bahwa banyak mereka berumur
muda yang masih dalam bangku sekolah pada saat yang bersamaan sudah menjadi
pekerja, dan banyak dari mereka tidak mau atau enggan mencari pekerjaan
sampingan/ tambahan meskipun terdapat adanya pekerjaan bagi mereka.
Karakteristik yang paling penting dari pekerja part-time adalah bahwa mereka
secara merata dan umum terdapat di sektor pertanian. 70% dari total pekerja di sektor
pertanian bekerja dibawah 35 jam kerja per minggu, proporsi ini menjadi lebih besar
71% untuk mereka yang bekerja dibawah 25 jam per minggu. Proporsi bagi mereka
yang bekerja dengan jam kerja yang lebih pendek secara menyolok adalah lebih
tinggi untuk laki-laki dari pada wanita (74% vs 65%).
Ini akan terlihat bahwa mayoritas pekerja disektor pertanian jam kerjanya
lebih pendek dari standard jam kerja yang ada, dan hal ini disebabkan karena sifat
alamiah pekerjaan di sektor pertanian.
Kita telah melihat bahwa jika pekerja part-time tidak ingin bekerja lebih,
mereka tidak dapat diklasifikasikan sebagai orang setengah pengangguran.
Berdasarkan sensus penduduk 1990, hanya 10% yang bekerja dengan waktu lebih
sedikit menginginan kerja tambahan. Karena itulah sangat banyak yang bekerja
kurang dari 35 jam per minggu (90%) tidak mencari kerja tambahan lagi.
Untuk orang yang tidak ingin mencari pekerjaan tambahan, tiga alasan utama,
yaitu: (i) merasa tidak perlu (40%), (ii) mengurus rumah tangga (40%), (iii) masih
sekolah (10%). Kategori “putus harapan” secara mengejutkan tidak nampak penting
- 16 -
(hanya 1.5%). Pola ini menyebabkan untuk mereka yang tidak mencari tambahan
pekerjaan mempertegas pernyataan pengangguran. Bagaimanapun juga kemungkinan
mereka yang bekerja part-time sekarang ini ingin kerja lebih lama, atau mulai
mencari tambahan kerja jika tingkat upah secara signifikan lebih tinggi dari pada
yang ada saat sekarang.
TABEL 2.3
- 17 -
Lokasi/ 0-24 Jam 0-34 Jam
Jenis Kelamin per Minggu per Minggu
2.4.1 Sintese
Pengangguran terbuka, meskipun menyangkut potensi di antara kelompok
umur muda didaerah perkotaan dan lulusan pendidikan atas, tidak
menampakkan problem yang serius secara keseluruhan.
- 18 -
ketidaksesuaian yang besar antara tingkat setengah pengangguran dipedesaan
dan diperkotaan dan terkonsentrasinya pekerja yang putus harapan diantara
kelompok umur muda yang secara keseluruhan merupakan sebab-sebab dari
hal yang bersifat khusus.
Ini bukan berarti bahwa permasalahan kesempatan kerja adalah tidak serius,
hanya karena statistik ketenaga kerjaan tidak memberikan gambaran yang
serius mengenai problem tersebut.
Kita harus lebih memperdalam dan mengalihkan perhatian kita pada tingkat
yang lebih absolut pada pengeluaran rumah tangga untuk menyeimbangkan
keseriusan dan pendalam didalam melihat situasi ketenagakerjaan. Dan hal ini
konsisten dengan rendahnya produktivitas/ rendahnya tingkat pengembalian
pada tenaga kerja.
Keluarga berencana
Cara yang paling efektif untuk jangka panjang, dalam memecahkan masalah
ketenagakerjaan adalah dengan berusaha mengurangi jumlah penduduk yang
akan masuk sebagai angkatan kerja baru dengan program keluarga berencana
yang efektif. Pertumbuhan penduduk Indonesia masih dibawah 2% per tahun:
usaha-usaha yang lebih terkonsentrasi diperlukan untuk menstabilkan
pertumbuhan penduduk pada tingkat yang seimbang, dimana tingkat kelahiran
sama dengan tingkat kelahiran sama dengan tingkat kematian.
- 19 -
Distribusi Penduduk yang Spatial
Pemindahan penduduk Indonesia dari wilayah yang padat penduduk di Jawa
ke wilayah yang jarang penduduk adalah cara yang efektif dalam mengurangi
tekanan masalah ketenagakerjaan di Jawa. Seperti dalam kasus di sektor
pertanian, perhatian yang spesifik harus dilakukan terhadap petani (penduduk
asli), dimana wilayah yang subur dan produktif tidak akan terancam oleh
adanya pendatang baru
Teknologi padat modal tidak selalu lebih efisien, misalnya ke efektifan biaya.
Lebih jauh lagi, teknologi padat modal tidak selalu diperlukan untuk pasar
ekspor yang berkualitas tinggi, sebagaimana pengalaman Indonesia dalam
ekspor garmen dan sepatu dengan teknologi padat karya.
Produktivitas Total mengukur efisiensi seluruh sumber daya yang ada (tenaga
kerja, modal fisik dan modal manusia). Teknologi yang paling efisien adalah
- 20 -
yang menggunakan kombinasi modal-tenaga kerja yang optimal (biaya
terendah) yang ditentukan oleh faktor harga relatif. Karena itu pentingnya
kebijaksanaan teknologi sekali lagi adalah “mendapatkan harga yang pantas”
bagi seluruh faktor produksi.
UNIT 3
DAFTAR ISI
- 21 -
3.1 Konsep dan definisi 22
3.3 Teknologi Tepat Guna dan Lapangan Kerja Baru: Model Harga Insentif 25
UNIT 3
Kemajuan Teknik
Merupakan peningkatan aplikasi pengetahuan ilmiah yang baru di dalam
bentuk penmuan dan inovasi yang berkenaan dengan modal baik fisik maupun
manusia.
- 22 -
Kemajuan seperti ini merupakan faktor utama dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi jangka panjang negara-negara maju sekarang (sumber pertumbuhan
disamping modal dan tenaga kerja).
Teknologi tidak harus selalu identic dengan peralatan yang maju: Teknologi
merupakan kombinasi perangkat keras dan lunak yang menghasilkan
transportasi input kedalam output. Disamping itu teknologi mencakup proses
dan pengetahuan mekanis dan biokimia, kemampuan manajemen, teknik
pemasaran, insfrastruktur yang berhubungan dan jasa pendukung.
Teknologi yang tepat guna adalah teknologi yang efisien karena menggunakan
kombinasi modal-tenaga kerja yang optimal (biaya yang sedikit) yang
ditentukan oleh faktor harga relatif.
- 23 -
3.2 BENTUK KEMAJUAN TEKNIS
Ada tiga klasifikasi dasar mengenai kemajuan teknis: netral, penghematan tenaga
kerja, dan penghematan penghematan modal
Inovasi sederhana seperti itu timbul dari pembagian tenaga kerja yang dapat
menghasilkan tingginya tingkat ouput.
Keadaan kemajuan teknis pada abad 20 ini cukup besar, salah satunya adalah
teknologi penghematan tenaga kerja. Teknik-teknik baru seringkali ditemukan
ketika dilakukan penelitian aktif mengenai beberapa metode sebagai jawaban
atas kebutuhan ekonomi. Jadi kelangkaan tenaga kerja di negara-negara maju
sekarang mempunyai dampak pada bentuk teknologi yang telah berkembang
di negara-negara tersebut.
- 24 -
kemajuan teknologi dengan menghemat modal adalah hal yang paling
diperlukan.
Contoh: Alat pemotong rumput dan perontok gabah dengan tangan atau
bertenaga sepeda
Kemajuan teknis dapat juga berupa peningkatan tanah, tenaga kerja, atau modal.
Ini terjadi dimana tingginya tingkat output dicapai dengan kuantitas input
tanah yang sama.
Contoh: tingginya hasil padi variatas IRRI IR-8 (dengan atau tanpa pupuk,
irigasi dan pestisida)
- 25 -
modal dan tenaga kerja untuk meminimumkan biaya produksi pada tingkat output
yang diinginkan.
Berkaitan dengan keragaman faktor struktur, lembaga dan politik, harg modal
nyata lebih rendah dari sebenarnya, kekurangan nilai ini kenapa (i) biaya
penyusutan modal bebas, tingkat bunga rendah, rendahnya import, potongan
pajak, rendahnya atau tidak adanya sangsi atas kelalaian terhadap hutang dan
lain-lain.
- 26 -
Argumentasi ini juga diterapkan di negara-negara yang biaya tenaga kerjanya
relatif tinggi berkaitan dengan serikat kerja, upah perusahaan multinasional
dan lain-lain, meskipun hal ini sedikit dapat diterima di Indonesia.
Hasil bersih dari pengurangan faktor harga ini adalah dorongan yang tidak
selayaknya dalam metode produksi yang padat modal baik pertanian maupun
industri. Catatan bahwa dari titik pandang perusahaan dan usaha pertanian
terhadap minimisasi biaya sendiri, pilihan teknik padat modal dalah benar. Hal
ini merupakan tanggapan rasional mereka terhadap struktur signal harga di
pasar untuk faktor produksi.
Meskipun dari titik pandang masyarakat secara keseluruhan, biaya sosial dari
rendahnya penggunaan modal, dan khususnya, tenaga kerja dapat menjadi hal
yang pokok. Kebijaksanaan pemerintah untuk mendapat harga yang pantas
adalah memindahkan pengurangan faktor harga, yang akan menyumbangkan
tidak hanya lapangan kerja lebih banyak tapi juga penggunan sumber daya
modal yang lebih baik melalui adopsi teknologi produksi yang lebih tepat
guna.
(a) GBHN/REPELITA :
- 27 -
khusus untuk mendorong pemilihan dan penerapan teknologi yang dapat
menyumbang dalam penciptaan pekerjaan dan kesempatan meraih pendapatan
(yaitu tidak operasional)
(b) BPPT :
Aktifitas badan ini sekarang dibatasi dengan mendirikan Pusat Penelitian dan
Pengembangan, dan pelatihan bagi para ilmuwan dan insinyur.
- 28 -
sumbangannya dalam memecahkan masalah dari sudut pandang skala Nasional.
Untuk setiap masalah, kebijaksanaan eksplisit harus menspesifikasikan bagaimana
ilmu pengetahuan dan teknologi menyumbangkan dalam menemukan jalan keluar
yang memuaskan dan menunjuk dengan tepat instrumen kebijaksanaan (peraturan,
dukungan lembaga, pendanaan dan lain-lain) untuk digunakan dalam pelaksanaannya.
(a) Pertanian:
Teknologi bibit/pupuk telah menghasilkan lapangan kerja. Akan tetapi bantuan
kredit telah mendorong mekanisasi (penggilingan padi, traktor tangan dan
lain-lain) dan mengurangi kesempatan kerja. Apakah mekanisasi terlalu cepat?
Kenapa? Jadwal panen dan kekurangan tenaga kerja musiman, kepentingan
pribadi dalam menjual traktor, modernisasi yang didukung oleh pejabat
pertanian?
Peraturan Kembali:
Harga yang pantas, yakni mengurangi distorsi faktor harga.
- 29 -
Melakukan analisis ekonomi mengenai kebijaksanaan sektoral secara teratur
yang seringkali ada dan tidak langsung dampaknya terhadap prospek lapangan
kerja pada sektor tersebut.
UNIT 4
DAFTAR ISI
- 30 -
4.1 Konsep dan definisi 31
UNIT 4
Perusahaan sektor informal adalah suatu usaha yang tidak dikenai peraturan
secara khusus, tidak membayak pajak atau tidak terdaftar di kantor statistik.
- 31 -
Perusahaan sektor informal sering dimiliki keluarga, dan berusaha dengan
skala sangat kecil: perusahaan dengan pemilik satu atau dua orang,
khususnyadi sektor jasa dan perdagangan.
- 32 -
1. Orang yang bekerja sendiri, pekerja untuk keluarga atau “lainnya/tak tercatat”
dikategorikan dalam sektor informal.
2. Orang yang berusaha dengan buruh tetap dan buruh bulanan digolongkan
dalam sektor formal.
Methode alternatif yang didasarkan secara tidak langsung pada sektor perusahaan
formal yang terdaftar:
- 33 -
Masalah-masalah dalam penggunaan method ini:
Ilustrasi tabel:
Pendekatan Perusahaan Pendk,
Rumah-tangga
Daerah kota
Sektor Formal 40 % 42 %
Sektor Informal 60 % 58 %
Total 100 % 100 %
- 34 -
4.3 KARAKTERISTIK SEKTOR INFORMAL (NON-PERTANIAN)
(a) Lokasi
- 35 -
(c) Sektor
Sektor perdagangan informal adalah sektor yang dominan: 39% di sektor
informal kota dan 12% di sektor informal daerah desa.
Sektor kedua terbesar adalah sektor jasa di kota (35 %) dan sektor industri
kecil di pedesaan (10% );
Industri berskala kecil cukup penting di daerah kota juga (10 % sektor
informal): pemrosesan makanan, penjahit, perkayuan.
(e) Pendapatan
Pendapatan tenaga kerja sektor informal sering lebih rendah daripada sektor
formal. Bagaimanapun bentuk kegiatan yang diusahakan, pendapatan di sektor
informal akan sangat bervariasi: tukang reparasi sepeda, reparasi elektronik,
reparasi rumah dapat memperoleh pendapatan yang besar; di pihak lain,
penjaja makanan dan rokok jalanan memperoleh pendapatan kecil. Semakin
- 36 -
tingginya pendapatan di sektor informal dipengaruhi besarnya pengeluaran
awal modal uang dan manusia.
- 37 -
mereka tidak memiliki atau memiliki kesempatan yang kecil dalam pelatihan
teknis sebagai pekerja sektor non-pertanian, mereka biasanya mencari kerja
dengan tidak atau memiliki ketrampilan yang rendah, seperti sektor
perdagangan dan jasa; juga karena mereka memerlukan modal yang sedikit.
Karena itulah pertumbuhan yang besar disebabkan oleh kenaikkan dalam
jumlah bentuk usaha dan kegiatan daripada perluasan yang sudah ada.
(involusionary lebih besar daripada evolusionary)
(a) Umum
- 38 -
Mereka efisien dalam penggunaan sumber daya kapital yang langka, dan
dalam mengalokasikan tenaga kerja terhadap kesempatan yang ada;
Tenaga kerja sektor informal sedikit atau tidak ada di negara maju;
Perencanaan Pembangunan:
- 39 -
Hanya sedikit Sumber daya dialokasikan ke sektor informal. Seperti, hanya
4% dari anggaran pembangunan diberikan untuk industri skala kecil, dan 96%
untuk industri skala besar. Kebijaksanaan ini seharusnya dirubah dengan
mempertimbangkan arti pentingnya kesempatan kerja sektor informal.
Mengurangi keramaian:
Tekhnologi:
- 40 -
Pengembangan tekhnologi seharusnya diarahkan pada sejumlah produk
tertentu, dan mempergunakan pendekatan,komoditri: meningkatkan kualitas,
dan identifikasi sumber daya yang menghemat biaya dan menaikkan
pendapatan.
Kredit:
- 41 -
- 42 -