Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

Oleh
Nikma Alfi Rosida
(NIM: 196070300111040)

PROGRAM STUDI MEGISTER KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas dengan tema
Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Laporan ini merupakan hasil pembelajaran
penulis mengenai jenis kepemimpinan yang tepat dalam keperawatan khususnya
kepemimpinan dibidang Keperawatan Gaawatdarurat.
Laporan ini berisikan mengenai telaah berbagai jurnal yang diringkas
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan laporan ringkas mengenai
Kepemimpinan dalam Keperawatan Gawatdarurat. Laporan ini bertujuan
memaparkan berbasis update ilmu pengetahuan mengenai Kepemimpinan
berdasarkan sumber jurnal terkini.
Diharapkan hasil laporan tugas kepemimpinan dalam keperawatan ini dapat
menjadi bahan belajar dalam penerapan model kepemimpinan dalam layanan
keperawatan khususnya bagi departemen gawatdarurat. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat dan penyempurnaan penulisan tugas ini sangat diharapkan dari pembaca.

Malang, 23 Agustus 2019

Nikma Alfi Rosida


NIM 196070300111040
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Tujuan..............................................................................................................................5
1.3 Manfaat............................................................................................................................5
BAB II ISI................................................................................................................................6
2.1 The effect of a nurse team leader on communication and leadership in major trauma
resuscitation......................................................................................................................6
2.2 Teamwork and Leadership in Cardiopulmonary resuscitation..........................................6
2.3 Developing a framework for emergency nursing practice in Africa.................................6
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................8
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................9
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................9
4.2 Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Sejak


zaman nenek moyang terdahulu kepemimpianan merupakan hal yang dibutuhkan
untuk bertahan hidup. Mereka berkerjasama untuk mencari makanan dengan
berburu binatang dan bersama-sama menghadapi kerasnya alam. Kepemimpinan
tersebut berkembang dan dipakai dalam pemerintahan keraajaan di abad 19
menggunakan The Great Man Theory bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai
seorang pemimpin adalah pemimpin dan seseorang yang tidak dilahirkan dari
keturuan pemimpin tidak mungkin seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan modern berkembang seiring zaman. Banyak jenis
teori kepemimpinan kotemporer yang dapat digunakan sesuai konsidi dan situasi
masa yang lebih modern. Teori kepemimpinan kontemporer muncul pada awal
1980an menjawab kekurangan dan perbaikan dari teori kepemimpinan
tradisioanal. Secara umum teori kepemimpinan dibagi menjadi teori
kepemimpinan tradisional dan teori kepemimpinan kontenporer. Teori tradisional
terdiri dari the great man theory, behavioral theory dan situasional and
contingency leadership theory, sedangkan teori kontenporer terdiri dari Quantum
leadership, transactional leadership, transformational leadership, share
leadership, servant leadership dan emotional leadership.
Bidang keperawatan dan kesehatan merupakan bidang pekerjaan yang
membutuhkan adanya pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin dan
kepemimpinan menjadi kebutuhan yang vital perawat untuk menjaga kinerja
dalam melayani pasien-pasien. Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan unit
utama setiap rumah sakit. Dalam melakukan pelayanan pasien di UGD yang baik
dibutuhkan kerjasama yang optimal agar tujuan dari pemberian penanganan
pasien menjadi optimal. Sehingga, hal tersebut dibutuhkan adanya pemimpin dan
gaya kepemimpinan yang tepat. Salah satu jenis kepemimpinan yang tepat dan
sesuai adalah gaya Shared Leadership.
Pemimpin dari gaya Shared Leadership bersifat desentralisasi yaitu suatu
bentuk kepemimpinan dimana kewenangan dan kekuasaan tidak terpusat,
melainkan menyebar ke perawat lain. Penerapan shared leadership
memungkinkan banyak orang untuk menyumbangkan pemikiran dan tenaganya
dalam melakukan tindakan keperawatan. Gaya kepemimpinan tersebut dapat
digunakan ketika permasalahan yang dihadapi semakin kompleks seperti
pelayanan unit gawat darurat yang pada umumnya

1.2 Tujuan
Mengidentifikasi peran gaya Shared Leadership dalam melakukan
pelayanan di Unit Gawat Darurat (UGD) berdasarkan jurnal-jurnal yang telah
dipilih.

1.3 Manfaat
Mahasiswa mampu mengidentifikasi peran gaya Shared Leadership
dalam melakukan pelayanan di Unit Gawat Darurat (UGD).
BAB II
ISI

2.1 The effect of a nurse team leader on communication and leadership in major
trauma resuscitation
Pengalaman perawat agar dapat melakukan tindakan keperawatan pada
pasien trauma ketika mereka memiliki pengalaman lebih dari 2 tahun.
Pengalaman, kepercayaan diri dan pengetahuan dalam lingkungan tim resusitasi
dibantu oleh pelatihan tim yang ditargetkan dan berkontribusi pada
pengembangan keterampilan kepemimpinan (Mahoney, 2008). Benurut Capella
(2010) menunjukkan bahwa pelatihan tim dalam memanajemen trauma dapat
meningkat secara signifikan kinerja tim dan kemanjuran perawatan pasien.
Pengalaman dan ketegasan perawat senior berkontribusi pada efektif fungsi tim
trauma. Perkembangan pemimpin perawat harus ditingkatkan dengan program
pelatihan managemen trauma berbasis tim.

2.2 Teamwork and Leadership in Cardiopulmonary resuscitation


Dalam jurnal Teamwork and Leadership in Cardiopulmonary resuscitation
(Hunziker, S. Dkk, 2011) menyatakan bahwa kurangnya kepemimpinan dan kerja
tim yang buruk menghasilkan hasil klinis yang buruk untuk kelompok yang
melakukan RJP dengan kepemimpinan yang buruk termasuk tindakan darurat
lainnya. Kepemimpinan dalam situasi yang berorientasi pada tugas dapat
didefinisikan sebagai proses yang membutuhkan koordinasi yang lebih spesifik
seperti mendistribusikan tugas, delegasi tindakan serta menegakkan aturan dan
prosedur. Pentingnya kepemimpinan dalam konteks resusitasi jantung dianggap
sebagai perilaku yang hanya dipimpin oleh satu dokter atau perawat yang
dianggap sebagai pemimpin yang memikul tanggung jawab untuk mengelola
tindakan resusitasi dalam satu tim. Namun, kepemimpinan juga dapat
didistribusikan kepada anggota tim atau dilakukan oleh anggota kelompok yang
berbeda pada waktu yang berbeda, tergantung pada situasi dan komposisi
kelompok. Dengan demikian kepemimpinan harus disesuaikan dengan situasi
dan perubahan situasional

2.3 Developing a framework for emergency nursing practice in Africa


Benner membagi tingkat kemampuan keperawatan menjadi 5 tingkat yaitu
Novice, Advanced Begginer, Competent, Proficient dan Expert.
a. Novice
Notice merupakan tingkatan perawat yang belum memiliki pengalaman
sebelumnya, seperti mahasiswa adatu seorang spesialis yang tidak memiliki
pengalaman maka ia termasuk novice.
b. Advanced Begginer
Tingkatan perawatn yang sudah mampu melakukan tindakan tetapi belum
bisa menentukan urutan prioritas. Tahap ini membutuhkan pelatihan agar
perawat baru mampu menentukan urutan prioritas.
c. Competent
Perawat yang kompeten telah berlatih cukup lama untuk memperoleh
pengalaman klinis yang cukup untuk dapat mengelola pasien dengan efisien
dan tepat. Namun, mereka masih terbatas dalam pemahaman mereka tentang
ruang lingkup holistik pada pasien. Perawatan hanya diberikan berdasarkan
sesuai prosedur dan pengalaman sebelumnya dalam situasi berulang.
d. Proficient
Perawat yang mahir memahami situasi pasien dengan lebih baik secara
holistik dan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang praktik
keperawatan. Ia dapat melihat situasi dengan cakap untuk pengambilan
keputusan.
e. Expert
Perawat ahli adalah yang paling terampil, menurut Benner tidak bergantung
pada prinsip analitis dalam pengambilan keputusannya. Perawat ahli sudah
cukup pengetahuan klinis dan pengalaman situasional untuk memahami,
secara keseluruhan masalah dan implikasinya, dan prioritas untuk perawatan.
Keterampilan intuitif muncul dari pengetahuan didasarkan pada pengalaman.

Framework tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran alur


kepemimpinan yang tepat untuk mencapai kondisi pasien yang optimal.
BAB III
PEMBAHASAN

Kepemimpinan dalam unit keperawatan bidang kegawatdaruratan sangat


dibutuhkan kemampuan dalam memimpin bawahannya agar tujuan keselamatan
pasien mampu dicapai oleh tim. Kerjasama yang solid antara pemimpin dan
sangat berpengaruh pada hasil efektifitas pelayanan keperawatan gawatdarurat.
Selain kerjasama, pengalaman dan keilmuan menjadi faktor keberhasilan tim.
Sebab, adanya kesenjangan ilmu dan pengalaman menghambat proses tindakan
keperawatan. Sangat tidak mungkin seorang mahasiswa yang belum
berpengalaman menjadi pemimpin RJP padahal teerdapat perawat senior.

Kepemimpinan dalam tim medis memiliki kompleksitas yang lebih tinggi


daripada bidang keilmuan lain. Sehingga gaya kepemimpinan dalam
mengelolaan pelayanan kesehatan sangat situasional dengan pemimpin yang
sudah berpengalaman dan mampu melakukan pengambilan keputusan dengan
tepat dalam keadaan darurat. Gaya kepemimpinan tidak hanya bergantung pada
kepribadian, tetapi juga pada kondisi lingkungan dan anggota tim yang terlibat.
Tidak penting model mana yang digunakan, faktor terpenting adalah kepribadian,
keterampilan dan kemampuan, interaksi antara pemimpin dan pengikut dan
faktor lingkungan. Sehingga, pemimpin yang efektif harus memiliki kemampuan
untuk beralih antara gaya kepemimpinan yang lebih mendekati kepada kesesuai
kondisi yang sedang terjadi.

Manajemen kepemimpinan dalam keperawatan gawatdarurat dengan situasi


yang darurat dapat menggunakan teori Shared Leadership. Sebagai contoh, setiap
harinya IGD menangangani ribuan pasien dengan status triage yang berbeda
tetapi jumlah perawat yang terbatas. Dalam hal ini, tidak lagi perlaku gaya
transaksional karena perawat harus melayani tanpa pamrih. Bahkan dengan gaya
transformasional akan kesulitan dalam menyelesaikan hal tersebut. Kondisi
tersebut mengharuskan perawat untuk bertindak cepat dalam melayani sebanyak-
banyaknya pasien dengan sistem desentralisasi. Desentralisasi merupakan suatu
bentuk kepemimpinan dimana kewenangan dan kekuasaan tidak terpusat,
melainkan menyebar ke perawat lain. Kepemimpinan tersebut menjadi lebih
efisien karena kepemimpinannya didelegasikan kepada beberapa perawat
kompeten seperti framework gambar I agar kinerja perawat tetap berkualitas
dengan waktu yang singkat.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kepemimpinan medis memiliki kompleksitas yang lebih tinggi sehingga


gaya kepemimpinan dalam mengelolaan pelayanan kesehatan sangat situasional
dengan pemimpin yang sudah berpengalaman dan mampu melakukan
pengambilan keputusan dengan tepat dalam keadaan darurat. Gaya
kepemimpinan tidak hanya bergantung pada kepribadian, tetapi juga pada
kondisi lingkungan dan anggota tim yang terlibat. Shared Leadership merupakan
gaya kepemimpinan yang secara luas mendistribusikan tanggung jawab
kepemimpinan, sehingga orang-orang dalam tim dan organisasi saling
memimpin. Kondisi darurat mengharuskan perawat untuk bertindak cepat dalam
melayani sebanyak-banyaknya pasien dengan sistem desentralisasi.
Kepemimpinan tersebut menjadi lebih efisien karena kepemimpinannya
didelegasikan kepada beberapa perawat kompeten agar kinerja perawat tetap
berkualitas dengan waktu yang singkat.

4.2 Saran

1. Memberikan pelatihan kepemimpinan dalam bidang keperawatan


kegawatdaruratan.
2. Memberikan pelatihan membentuk tim yang dapat berinterasi dengan baik
3. Membentuk struktut organisasi yang sesuai dengan pengalaman dan
keilmuan perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Capella, J. et al. (2010). Teamwork training improves the clinical care of trauma
patient. Journal of Surgical Education. 67 (6), 439-443.

Clements, et al. (2015). The effect of a nurse team leader on communication and
leadership in major trauma resuscitations. International Emergency Nursing,
23, 3-7. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.ienj.2014.04.004

Hunziker S., et al. (2011). Teamwork and Leadership in Cardiopulmonary


Resuscitation. Journal of the American College of Cardiology, 57 (24). doi:
10.1016/j.jacc.2011.03.017

Mahoney, J. (2008). Leadership skills for the 21 st century. Journal of Nursing


Management. 9(5), 269-271.

Wolf L. et al. (2012). Developing a framework for emergency nursing practice in


Africa. African Journal of Emergency Medicine 2, 174–181.

Anda mungkin juga menyukai