Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA

PADA PASIEN DENGAN KANKER PAYUDARA


YANG MENJALANI KEMOTERAPI
DI PRIANGAN CANCER CENTER KLINIK UTAMA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi S1 Keperawatan

Oleh :

FUJI YUNITA

2118003

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2019
GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA
PADA PASIEN DENGAN KANKER PAYUDARA
YANG MENJALANI KEMOTERAPI
DI PRIANGAN CANCER CENTER KLINIK UTAMA
Telah Disetujui sebagai Usulan Penelitian Skripsi

Untuk Memenuhun Persyaratan Pendidikan Program Sarjana

Program Studi SI Keperawatan

Menyetujui pembimbing

Dian Anggraini,M.Kep.
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
World Health Organization (WHO) 2013, mengemukakan bahwa kanker adalah
pertumbuhan dan penyebaran sel yang tidak terkendali. Pertumbuhan sel kanker
sering menyerang jaringan di sekitarnya dan dapat bermetastasis ke tempat yang jauh.
International Agency For Research on Cancer (IARC) (2012) menemukan bahwa
kanker menyumbang 7,6 juta kematian diseluruh dunia. WHO memperkirakan angka
kematian akibat kanker akan meningkat secara signifikan, sekitar 13,1 juta kematian
per tahun diseluruh dunia pada tahun 2030. Jumlah tersebut 70% berada di negara
berpenghasilan rendah dan menengah seperti Indonesia (WHO, 2013).
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung
Sugihantono mengatakan terdapat dua jenis kanker yang paling banyak diderita
masyarakat Indonesia, yakni kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks).
Merujuk data yang dipaparkan Kemenkes per 31 Januari 2019, terdapat angka kanker
payudara 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000
penduduk dan kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata
kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Anung juga mengatakan telah berupaya untuk
pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia dengan cara deteksi dini kanker
payudara dan kanker serviks pada perempuan usia 30-50 tahun. Menurut Anung cara
itu dilakukan dengan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) untuk
payudara dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk kanker serviks.
Kanker sekarang menjadi penyakit nomor tujuh paling mematikan di Indonesia, dari
sekian banyak jenis kanker yang diderita penduduk Indonesia, kementrian kesehatan
mencatat bahwa kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan kasus yang
paling sering terjadi. Berdasarkan Sistem informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2014,
jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap berjumlah 12.014 orang (28,7%) dan
kanker rahim berjumlah 5.349 orang (12,8%).
Usia penderita kanker payudara juga berubah. Jika dulu penderita kanker payudara
rata-rata di atsa 50 tahun, kini usia penderita berada pada rentan usia 35-50 tahun,
artinya banyak penderita kanker payudara yang masih dalam usia produktif. Salah
satu penyebab pergeseran itu adalah gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan
salah dan tidak berolah raga. Selain itu, kegemukan atau obesitas juga mengambil
peran penting dalam tingginya kasus kanker payudara.
Semua wanita sebenarnya memiliki resiko kanker payudara, jadi bukan hanya mereka
yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker. Apalagi saat ini belum ditemukan
obat atau vaksin untuk mencegah kanker payudara. Pemeriksaan dini (yaitu segera
setelah menemukan bejolan) sangan mempengaruhi peluang kesembuhan.
Sebagai contoh penderita kanker payudara yang masih dalam stadium 0-II, memiliki
peluang pengangkatan payudara lebih kecil. Harapan hidup juga lebih tinggi.
Sayangnya hampir 70% pasien datang ke rumah sakit saat sudah memasuki stadium
lanjut. Semakin tinggi stadium kanker, semakin sulit pengobatan. Biaya pengobatan
pun menjadi lebih tinggi, padahal presentase kesembuhannya rendah, pengobatan
kanker payudara salah satunya yaitu dengan kemoterapi. Kemoterapi merupakan salah
satu pengobatan untuk membunuh sel kanker menggunakan bahan kimia. Pasien akan
diberikan satu atau lebih jenis obat kemoterapi yang dikombinasikan. Obat
kemoterapi akan di berikan secara oral menggunakan pil atau melalui infus di
pembuluh darah vena (intravena).
Permasalahan yang sering terjadi di Indonesia pada penyakit kanker, hampir 70%
penderita penyakit ini ditemukan dalam keadaan stadium sudah lanjut yaitu stadium
IIB-IV (YKI, 2013). Hal ini menimbulkan permasalahan yang kompleks bagi pasien
kanker, baik dari segi fungsi fisik, fungsi kognitif dan fungsi sosial (Murjic, Soldic,
Vrljic, Samija, Kirac, Kolanca, et al., 2012). National Cancer Institute (NCI) (2013)
mengemukakan terapi pada pasien kanker terdiri dari terapi utama dan terapi
pendamping tergantung faktor prognostik dan prediktif.
Waktu terapi bergantung pada tingkatan stadium yang diderita pasien kanker (Murjic,
Soldic, Vrljic, Samija, Kirac, Kolanca, et al.,2012) Terapi adjuvan kemoterapi kadang
sampai 6 bulan. Terapi adjuvan hormonal disarankan 2-3 tahun (Malinga, Pretorious
dan Luvhengo,2013). Sama halnya dengan terapi neoadjuvan, sebelum dilakukan
pembedahan dilakukan proses pengecilan diameter sel kanker menggunakan
kemoterapi atau radiasi. Waktu terapi bergantung pada respon pengecilan diameter sel
kanker (Sun, Li, dan Ye, 2012). Hal ini membutuhkan waktu yang lama.
Menurut penelitian yang dilakukan Koffman, Morgan, Edmonds, Speck dan
Higginson (2012) proses terapi yang berlangsung lama dan sangat berat pada pasien
kanker membutuhkan sarana pendukung sosial untuk mendukung kepatuhan terapi.
Sumber dukungan sosial yang utama berupa keluarga, yaitu dari pasangan, saudara
dan orang tua (Plant, Moore, Richardson, Cornwall, Medina dan Ream, 2011)
Menurut Henriksson dan Arestedt (2013) pasien kanker yang diberikan dukungan
keluarga berupa dukungan emosional, dukungan informasional dan dukungan
penilaian maka kualitas hidupnya meningkat. Dukungan keluarga pada pasein kanker
yang menjalani terapi akan menimbulkan pengaruh positif bagi kesejahteraan fisik
maupun psikis. Seseorang yang mendapatkan dukungan keluarga merasa
diperhatikan, disayangi, merasa berharga dapat berbagi beban, percaya diri dan
menumbuhkan harapan sehingga mampu menangkal atau mengurangi stres (Grant,
Sun, Fujinami, Sidhu, Otis, Juarez, et al., 2013)
Menurut Friedman (2013) dukungan keluarga merupakan proses yang terjadi
sepanjang masa kehidupan. Peran keluarga bagi proses pengobatan klien kanker
sangat besar. Eom, Shin, Kim, Yang, Jo, Kweon,et al (2013) mengatakan keluarga
berperan besar dalam menunjang motivasi klien untuk menjalani terapi. Keluarga juga
mempunyai pengaruh dalam berbagai tindakan medis yang dilakukan seperti
pengobatan dan perawatan.

2. Perumusan masalah
Dari data di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana
gambaran dukungan keluarga pada pasien dengan kanker payudara yang menjalani
kemoterapi di priangan cancer center klinik utama
3. Tujuan penelitian
Mengetahui gambaran dukungan keluarga pada pasien dengan kanker payudara yang
menjalani kemoterapi di priangan cancer center klinik utama
4. Manfaat penelitian
Bagi penulis
Untuk mengetahui bagaimana dukungan keluarga pada pasien dengan kanker
payudara yang menjalani kemoterapi.
Baca selengkapnya di artikel "Kemenkes: Kanker Payudara & Serviks Paling Banyak di
Indonesia", https://tirto.id/dfSv

Kasus kanker di Indonesia berdasarkan penelitian dari Riset. Kesehatan Dasar


(Riskesdas) tahun 2013, menjelaskan prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,4
pada 1.000 orang. Prevalensi kanker tertinggi di Indonesia terdapat di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 4,1 pada 1000 orang. Prevalensi kanker terendah
di Indonesia terdapat di wilayah Gorontalo sebesar 0,2 pada 1000 orang (Riskesdas,
2014).
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN KANKER PAYUDARA


Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian pada wanita, hal ini karena wanita
terlambat menyadari bahwa sebenarnya ia sudah terserang kanker. Keadaan tersebut, biasanya
baru disadari setelah kanker masuk pada stadium lanjut. Sehingga tidak ada proses deteksi
dini yang dapat memperlambat atau bahkan menyembuhkan kanker tersebut sejak dini.
7tut7ut

Anda mungkin juga menyukai