Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

Tentang Perhitungan dan Pendisignan Jamban Sederhana Untuk Kapasitas Rumah


Tangga Dan Komunal

Oleh Kelompok VI
KELAS 2B

Annisa Melvina 181110046


Fauziah 181110053
Latifah Ami Gustina 181110061
Nurazizah Rahman 181110068
Silvi Meidisra 181110076

Dosen Pembimbing :
Sejati SKM, M.Kes

PRODI D3 JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan laporan praktikum yang membahas tentang “Pemeriksaan Sampel Limbah
Cair Parameter Fisika” pada penulisan laporan ini, kami berusaha menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh semua orang, sehingga lebih mudah dipahami oleh
pembaca.
Laporan ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa
kesehatan. Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini tidak lah sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahan didalam penulisan laporan kami, baik dalam segi bahasa dan
pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran yang
sifatnya membangun demi mencapainya suatu kesempurnaan dalam laporan ini.

Padang, September 2019

Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Limbah Cair ................................................................... 3
B. Pengertian IPAL ............................................................................... 3
C. Perhitngan dan disign jamban sederhana rumah tangga ................. 4
D. Perhitngan dan disign jamban sederhana komunal ......................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... .....11
B. Saran.............................................................................................. .11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.Pembuatan
jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat
lingkungan tempat hidup yang sehat. Dalam pembuatan jamban sedapat mungkin
harus diusahakan agar jemban tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu,
kontruksi yang kokoh dan biaya yang terjangkau perlu dipikirkan dalam membuat
jamban.Untuk itu menangani persoalan-persoalan diatas, setidaknya untuk
mengurangi dampak negatif bagi kesehatan manusia, dibidang penyediaan air bersih,
sarana jamban keluarga dan pengelolaan sampah, Bapelkes Lemahabang sebagai
Centra Diklat Kesling berupaya mencoba memberikan solusi dengan menerapkan
Teknologi Tepat Guna.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
kemauan hidup sehat bagi seluruh penduduk. Dengan kata lain,
masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam
m e m e l i h a r a d a n m e n i n g k a t k a n derajat kesehatannya sendiri. Menurut
Hendrik L.Bloom ada " faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan
indvidu maupun kesehatan masyarakat, yaitu keturunan, lingkungan, perilaku, dan
pelayanan kesehatan.Penyebab yang paling besar adalah faktor lingkungan, disusul
oleh faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, kemudian yang paling
pengaruhnya a d a l a h f a k t o r k e p e n d u d u k a n d a n k e t u r u n a n . f a k t o r
l i n g k u n g a n d a n p e r i l a k u m a s y a r a k a t m e m e g a n g p e r a n a n ya n g
sangat penting untuk mennapai derajat kesehatan yang
optimal, karena lingkungan yang sehat akan terwujud
b i l a masyarakat juga berprilaku sehat interaksi manusia dengan lingkungan
hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu
dilahirkan sampai ia meninggal, hal ini diseba bkan karena manusia
memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkunganuntuk kelangsungan
hidupnya. namun, desa ini faktor utama dari timbulnya berbagai penyakit
adalah lingkungan. Hal tersebut dapat menganggu aktivitas m a n u s i a . S e g a l a
aktivitas manusia dap at saling timbal balik dengan
s i s t e m penunjang kehidupan dan sumber daya serta sisa-sisa aktivitas
manusia.Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat,
diperlukannya peran aktif dan kesadaran dari dalam diri masyarakat tersebut.
Selain itu diperlukan upaya kegiatan yang relewan, yaitu penangan
promotif dan prepentif yang berbasis y a n g b e r b a s i s l i n g k u n g a n .
Salah satu kegiatan promotif-prepentif
u n t u k menanggulangi p e n ya k i t berbasis lingkungan adalah
p e m b a n g u n a n j a m b a n keluarga, khusunya di daerah pedesaan.
B. Tujuan
Untuk mengetahui perhitungan dan pendisignan jamban sederhana untuk kapasitas
rumah tangga dan komunal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah Cair


Limbah cair atau air buangan merupakan sisa air dibuang yang berasal dari rumah
tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
mangganggu lingkungan hidup.
B. Pengertian IPAL
IPAL adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses /
mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke
lingkungan.
C. Jamban
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.Buang air besar (BAB) sembarangan bukan lagi zamannya. Dampak BAB
sembarangan sangat buruk bagi kesehatan dan keindahan. Selain jorok, berbagai jenis
penyakit ditularkan.
Sebagai gantinya, BAB harus pada tempatnya yakni di jamban. Hanya saja harus diperhatikan
pembangunan jamban tersebut agar tetap sehat dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi
lingkungan.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat rumah jamban:
a. Ruangan cukup leluasa untuk bergerak.
b. cahaya dalam ruangan cukup terang.
c. lubang pertukaran hawa cukup.
d. lantai tidak licin.
Cara memelihara jamban sehat :
a) Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
b) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
c) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
d) Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang berkeliaran
e) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
f) Bila ada kerusakan segera diperbaiki.
g) Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit.
h) Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset agar
bakteri pembusuk tetap berperan aktif.
i) Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak.
j) Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas, kain
bekas, dll.
Macam-macam jamban
Sistem yang dipilih adalah sistem yang mempunyai kriteria tepat, baik secara fisik
sosial atau perekonomian; selain itu sistem harus mampu menciptakan tingkat higienis dan
kenyaman masyarakat serta menjaga keberlangsungan lingkungan dimasa depan.
Menurut Entjang (2000), ada beberapa jenis jamban, antara lain:

Jamban cemplung (Pit latrine)

Jamban cemplung ini sering dijumpai di daerah pedesaan. Jamban ini dibuat dengan
jalan membuat lubang ke dalam tanah dengan diameter 80-120 cm sedalam 2,5-8 meter.
Jamban cemplung tidak boleh terlalu dalam, karena akan mengotori air tanah dibawahnya.
Jarak dari sumber minum sekurang-kurangnya 15 meter.

Jamban air (Water latrine)

Jamban ini terdiri dari bak yang kedap air, diisi air di dalam tanah sebagai tempat
pembuangan tinja. Proses pembusukannya sama seperti pembusukan tinja dalam air kali.

Jamban leher angsa (Angsa latrine)

Jamban ini berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air. Fungsi air ini sebagai
sumbat sehingga bau busuk dari kakus tidak tercium. Bila dipakai, tinjanya tertampung
sebentar dan bila disiram air, baru masuk ke bagian yang menurun untuk masuk ke tempat
penampungannya.

Jamban bor (Bored hole latrine)

Tipe ini sama dengan jamban cemplung hanya ukurannya lebih kecil karena untuk
pemakaian yang tidak lama, misalnya untuk perkampungan sementara. Kerugiannya bila air
permukaan banyak mudah terjadi pengotoran tanah permukaan (meluap).

Jamban keranjang (Bucket latrine)


Tinja ditampung dalam ember atau bejana lain dan kemudian dibuang di tempat lain,
misalnya untuk penderita yang tak dapat meninggalkan tempat tidur. Sistem jamban
keranjang biasanya menarik lalat dalam jumlah besar, tidak di lokasi jambannya, tetapi di
sepanjang perjalanan ke tempat pembuangan. Penggunaan jenis jamban ini biasanya
menimbulkan bau.

Jamban parit (Trench latrine)

Dibuat lubang dalam tanah sedalam 30-40 cm untuk tempat defaecatie. Tanah
galiannya dipakai untuk menimbunnya. Penggunaan jamban parit sering mengakibatkan
pelanggaran standar dasar sanitasi, terutama yang berhubungan dengan pencegahan
pencemaran tanah, pemberantasan lalat, dan pencegahan pencapaian tinja oleh hewan.

Jamban empang / gantung (Overhung latrine)

Jamban ini semacam rumah-rumahan dibuat di atas kolam, selokan, kali, rawa dan
sebagainya. Kerugiannya mengotori air permukaan sehingga bibit penyakit yang terdapat
didalamnya dapat tersebar kemana-mana dengan air, yang dapat menimbulkan wabah.

Jamban kimia (Chemical toilet)

Tinja ditampung dalam suatu bejana yang berisi caustic soda sehingga dihancurkan
sekalian didesinfeksi. Biasanya dipergunakan dalam kendaraan umum misalnya dalam
pesawat udara, dapat pula digunakan dalam rumah.

Perhitungan Dan Pendisignan Jamban Sederhana Untuk Kapasitas Rumah Tangga

IPAL Skala Rumah Tangga

Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering disebut
dengan sistem pengolahan air limbah (SPAL). Caranya gampang; bahan yang dibutuhkan
adalah bahan yang murah meriah sehingga rasanya tak sulit diterapkan di rumah
Anda. Instalasi SPAL terdiri dari dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Di
dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa
1 cm persegi, ruang untuk penangkap lemak, dan ruang untuk menangkap pasir.Tangki
resapan dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam
tangki resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat
pencemar yang ada dalamgreywater.
Cara kerja ipal skala rumah tangga, air bekas cucian atau bekas mandi dialirkan ke
ruang penangkap sampah yang telah dilengkapi dengan saringan di bagian dasarnya. Sampah
akan tersaring dan air akan mengalir masuk ke ruang di bawahnya. Jika air mengandung
pasir, pasir akan mengendap di dasar ruang ini, sedangkan lapisan minyak karena berat
jenisnya lebih ringan akan mengambang di ruang penangkap lemak.
Air yang telah bebas dari pasir, sampah, dan lemak akan mengalir ke pipa yang berada
di tengah-tengah tangki resapan. Bagian bawah pipa tersebut diberi lubang sehingga air akan
keluar dari bagian bawah. Sebelum air menuju ke saluran pembuangan, air akan melewati
penyaring berupa batu koral dan batok kelapa.
Beberapa kompleks perumahan seperti Lippo Karawaci dan hampir semua apartemen
telah memiliki instalasi pengolah limbah greywater yang canggih dan
modern. Greywater yang telah diolah akan digunakan lagi untuk menyiram tanaman,
mengguyur kloset, dan untuk mencuci mobil. Di Singapura dan negara-negara
maju, greywaterbahkan diolah lagi menjadi air minum.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka sistem pengolahan limbah (SPAL) yang
menghasilkan greywater seperti ini akan sangat bagus ubtuk diterapkan di lingkungan
perumahan dosen Universitas Haluoleo karena selain biayanya yang murah dan bahan yang
digunakan mudah didapatkan, juga air hasil olahannya ramah lingkungan bahkan dapat
digunakan kembali atau diolah lebih lanjut menjadi air minum.

a. Dampak dari IPAL Rumah Tangga yaitu terjadi pencemaran air


b. Cara Mengatasi Pencemaran IPAL Rumah Tangga
Salah satu alternative untuk mengatasi masalah pencemaran oleh air limbah rumah
tangga adalah dengan cara mengolah air limbah rumah tangga tersebut secara individual (on
site treatment) sebelum di buang ke saluran umum. “Prses Pengolahan Air Limbah dengan
system Kombinasi Biofilter Anaerob – Aerob”.
Air limbah rumah tangga di alirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk
menyaring sampah berukuran besar seperti daun, kertas, plastic dan lain-lain. Stelah melaui
screen air limbah di alirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur,
pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak
pengontrol aliran, bak pengurai senyawa organic yang berbentuk padatan, sludge digestion
(pengurai lumpur) dan penampung lumpur.
Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak kontaktor bak anaerob (dapat
dipasang lebih dari satu sesuai dengan kualitas dari jumlah air baku yang akan di olah) yang
diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split dengan arah aliran dari atas ke
bawah dan bawah ke atas.
Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni
penyaringan dengan sistem aliran dari bawah keatas akan mengurangi kecepatan partikel
yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan
mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerb-aerob ini sangat sederhana,
operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta sedikit membutuhkan energi. Proses
ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah rumah tangga dengan kapasitas yang tidak
terlalu besar.

Design jamban sederhana untuk kapasitas rumah tangga

Perhitungan dan pendisignan jamban sederhana untuk kapasitas komunal


Pengertian MCK Komunal MCK singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus adalah salah satu
sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan
mandi, mencuci, dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang dinilai berpenduduk
cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah (Pengembangan Prasarana Perdesaan
(P2D), 2002). MCK komunal/umum adalah sarana umum yang digunakan bersama oleh
beberapa keluarga untuk mandi, mencuci dan buang air di lokasi pemukiman yang
berpenduduk dengan kepadatan sedang sampai tinggi (300-500 orang/Ha).
Tujuan dibangun MCK dengan sistem komunal di pemukiman padat adalah, sebagai
berikut :
1. Untuk mengkomunalkan sarana mandi, cuci, dan kakus agar limbahnya mudah
dikendalikan dan pencemaran lingkungan dapat dibatasi,
2. Serta memudahkan pengadaan air bersih.
3. Di samping itu juga untuk melestarikan budaya mandi bersama, seperti di daerah asal
mereka.
4. Kawasan yang padat penduduknya, umumnya luas rumah di bawah luas hunian baku per
jiwa. Hal ini mengakibatkan sulitnya mencari ruang untuk lokasi sumur maupun kakus.
Kawasan tersebut terutama dihuni oleh warga masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang
cenderung tidak dapat menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membangun kakus atau
kamar mandi sendiri. Apalagi jika mereka belum mendapatkan penyuluhan tentang sanitasi
lingkungan, yang mempunyai kaitan erat dengan kualitas air tanah.

Jumlah pemakai Jumlah Bilik/Ruangan


Mandi Cuci Kakus
10-20 2 1 2
21-40 2 2 2
41-80 2 3 4
81-100 2 4 4
101-120 4 5 4
121-160 4 5 6
161-200 4 6 6

Sumber: Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK komunal/umum -SNI 03 - 2399 -


2002
Kamar Mandi
Meliputi lantai luasnya minimal 1,2 m2 (1,0 m x 1,2 m) dan dibuat tidak licin dengan
kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Pintu, ukuran: lebar 0,6 -
0,8 m dan tinggi minimal 1,8 m, untuk pengguna kursi roda (defabel) digunakan lebar pintu
yang sesuai dengan lebar kursi roda. Bak mandi / bak penampung air untuk mandi dilengkapi
gayung. Bilik harus diberi atap dan plafond yang bebas dari material asbes.
Kakus/Jamban
Pengertian Jamban Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan
untuk membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga, lazimnya disebut kakus. Penyediaan
sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dari usaha
sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan penularan
penyakit saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka pembuangan
kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan, terutama dalam mencemari
tanah dan sumber air.
Untuk blok fasilitas sanitasi toilet dengan sistem komunal/umum, disarankan bahwa 1
toilet digunakan 25-50 orang dengan pembagian bilik terpisah antara lakilaki dan permpuan.
Namun untuk daerah dengan kepadatan tinggi (>1000 jiwa/ hektar) jumlah penduduk yang
dapat dilayani oleh 1 blok toilet adalah 200-500 jiwa. Tipe ideal taoilet untuk fasilitas sanitasi
sistem komunal adalah toilet tuang siram (jamban leher angsa), dengan jumlah air yang
digunakan 15-20 liter/orang/ hari.
Syarat-Syarat Jamban Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut : (Depkes RI, 2004)
1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15
meter dari sumber air bersih,
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus,
3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari
tanah sekitarnya,
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya,
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindungm dinding kedap air dan berwarna,
6. Cukup penerangan,
7. Lantai kedap air,
8. Ventilasi cukup baik,
9. Tersedia air dan peralata pembersih.
Jumlah Pemakai MCK komunal/umum dan Kapasitas Tangki Septik yang
Diperlukan
Design jamban sederhana untuk kapasitas kamunal
Estimasi perhitungan dari perhitugan kapasita isi septic tank
sebagai berikut:
Kebutuhan kapasitas penampung untuk lumpur
(A), adalah:
Dengan:
A = Penampungan lumpur yang diperlukan (dalam
liter)
P = Jumlah orang yang diperkirakan menggunakan
tangki septik
N = Jumlah tahun jangka waktu pengurasan
lumpur
S = Rata-rata lumpur terkumpul
(liter/orang/tahun)

.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

IPAL adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang


memproses / mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak
dibuang ke lingkungan. IPAL itu sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup
lainnya, antara lain:Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat
di gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing,Agar air limbah yang akan di alirkan
kesungai tidak tercemar,Agar Biota-biota yang ada di sungai tidak mati. Jamban
merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai
penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak hanya nyaman melainkan juga turut
melindungi dan meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Dengan bertambahnya
jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman yang ada, masalah
mengenai pembuangan kotoran manusia menjadi meningkat, dilihat dari segi kesehatan
masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok untuk
sedini mungkin diatasi.

B. Saran

1. Dalam satu Kepala Keluarga minimal harus memiliki satu Jamban di Rumah
2. Dalam membuat jamban sebaiknya memperhatikan tempat pembangunan agar tidak
mencemari air atau tanah di permukaan
3. Dalam membuat Jamban juga perlu di perhatikan ruangn yang mempunyai atap agar
tidak terkena hujan atau panas matah
DAFTAR PUSTAKA

http://goelanzsaw.blogspot.co.id/2013/02/analisa-tds-dan-tss-dalam-air.html
https://id.scribd.com/document/288320059/92082712-Pengertian-Limbah-Cair
http://www.astalog.com/8682/pengertian-limbah-cair.htm
http://www.academia.edu/26062216/Laporan_Praktikum_Pemeriksaan_Kualitas_Air

Anda mungkin juga menyukai