Oleh Kelompok VI
KELAS 2B
Dosen Pembimbing :
Sejati SKM, M.Kes
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan laporan praktikum yang membahas tentang “Pemeriksaan Sampel Limbah
Cair Parameter Fisika” pada penulisan laporan ini, kami berusaha menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh semua orang, sehingga lebih mudah dipahami oleh
pembaca.
Laporan ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa
kesehatan. Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini tidak lah sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahan didalam penulisan laporan kami, baik dalam segi bahasa dan
pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran yang
sifatnya membangun demi mencapainya suatu kesempurnaan dalam laporan ini.
Kelompok II
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.Pembuatan
jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat
lingkungan tempat hidup yang sehat. Dalam pembuatan jamban sedapat mungkin
harus diusahakan agar jemban tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu,
kontruksi yang kokoh dan biaya yang terjangkau perlu dipikirkan dalam membuat
jamban.Untuk itu menangani persoalan-persoalan diatas, setidaknya untuk
mengurangi dampak negatif bagi kesehatan manusia, dibidang penyediaan air bersih,
sarana jamban keluarga dan pengelolaan sampah, Bapelkes Lemahabang sebagai
Centra Diklat Kesling berupaya mencoba memberikan solusi dengan menerapkan
Teknologi Tepat Guna.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
kemauan hidup sehat bagi seluruh penduduk. Dengan kata lain,
masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam
m e m e l i h a r a d a n m e n i n g k a t k a n derajat kesehatannya sendiri. Menurut
Hendrik L.Bloom ada " faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan
indvidu maupun kesehatan masyarakat, yaitu keturunan, lingkungan, perilaku, dan
pelayanan kesehatan.Penyebab yang paling besar adalah faktor lingkungan, disusul
oleh faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, kemudian yang paling
pengaruhnya a d a l a h f a k t o r k e p e n d u d u k a n d a n k e t u r u n a n . f a k t o r
l i n g k u n g a n d a n p e r i l a k u m a s y a r a k a t m e m e g a n g p e r a n a n ya n g
sangat penting untuk mennapai derajat kesehatan yang
optimal, karena lingkungan yang sehat akan terwujud
b i l a masyarakat juga berprilaku sehat interaksi manusia dengan lingkungan
hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu
dilahirkan sampai ia meninggal, hal ini diseba bkan karena manusia
memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkunganuntuk kelangsungan
hidupnya. namun, desa ini faktor utama dari timbulnya berbagai penyakit
adalah lingkungan. Hal tersebut dapat menganggu aktivitas m a n u s i a . S e g a l a
aktivitas manusia dap at saling timbal balik dengan
s i s t e m penunjang kehidupan dan sumber daya serta sisa-sisa aktivitas
manusia.Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat,
diperlukannya peran aktif dan kesadaran dari dalam diri masyarakat tersebut.
Selain itu diperlukan upaya kegiatan yang relewan, yaitu penangan
promotif dan prepentif yang berbasis y a n g b e r b a s i s l i n g k u n g a n .
Salah satu kegiatan promotif-prepentif
u n t u k menanggulangi p e n ya k i t berbasis lingkungan adalah
p e m b a n g u n a n j a m b a n keluarga, khusunya di daerah pedesaan.
B. Tujuan
Untuk mengetahui perhitungan dan pendisignan jamban sederhana untuk kapasitas
rumah tangga dan komunal.
BAB II
PEMBAHASAN
Jamban cemplung ini sering dijumpai di daerah pedesaan. Jamban ini dibuat dengan
jalan membuat lubang ke dalam tanah dengan diameter 80-120 cm sedalam 2,5-8 meter.
Jamban cemplung tidak boleh terlalu dalam, karena akan mengotori air tanah dibawahnya.
Jarak dari sumber minum sekurang-kurangnya 15 meter.
Jamban ini terdiri dari bak yang kedap air, diisi air di dalam tanah sebagai tempat
pembuangan tinja. Proses pembusukannya sama seperti pembusukan tinja dalam air kali.
Jamban ini berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air. Fungsi air ini sebagai
sumbat sehingga bau busuk dari kakus tidak tercium. Bila dipakai, tinjanya tertampung
sebentar dan bila disiram air, baru masuk ke bagian yang menurun untuk masuk ke tempat
penampungannya.
Tipe ini sama dengan jamban cemplung hanya ukurannya lebih kecil karena untuk
pemakaian yang tidak lama, misalnya untuk perkampungan sementara. Kerugiannya bila air
permukaan banyak mudah terjadi pengotoran tanah permukaan (meluap).
Dibuat lubang dalam tanah sedalam 30-40 cm untuk tempat defaecatie. Tanah
galiannya dipakai untuk menimbunnya. Penggunaan jamban parit sering mengakibatkan
pelanggaran standar dasar sanitasi, terutama yang berhubungan dengan pencegahan
pencemaran tanah, pemberantasan lalat, dan pencegahan pencapaian tinja oleh hewan.
Jamban ini semacam rumah-rumahan dibuat di atas kolam, selokan, kali, rawa dan
sebagainya. Kerugiannya mengotori air permukaan sehingga bibit penyakit yang terdapat
didalamnya dapat tersebar kemana-mana dengan air, yang dapat menimbulkan wabah.
Tinja ditampung dalam suatu bejana yang berisi caustic soda sehingga dihancurkan
sekalian didesinfeksi. Biasanya dipergunakan dalam kendaraan umum misalnya dalam
pesawat udara, dapat pula digunakan dalam rumah.
Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering disebut
dengan sistem pengolahan air limbah (SPAL). Caranya gampang; bahan yang dibutuhkan
adalah bahan yang murah meriah sehingga rasanya tak sulit diterapkan di rumah
Anda. Instalasi SPAL terdiri dari dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Di
dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa
1 cm persegi, ruang untuk penangkap lemak, dan ruang untuk menangkap pasir.Tangki
resapan dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam
tangki resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat
pencemar yang ada dalamgreywater.
Cara kerja ipal skala rumah tangga, air bekas cucian atau bekas mandi dialirkan ke
ruang penangkap sampah yang telah dilengkapi dengan saringan di bagian dasarnya. Sampah
akan tersaring dan air akan mengalir masuk ke ruang di bawahnya. Jika air mengandung
pasir, pasir akan mengendap di dasar ruang ini, sedangkan lapisan minyak karena berat
jenisnya lebih ringan akan mengambang di ruang penangkap lemak.
Air yang telah bebas dari pasir, sampah, dan lemak akan mengalir ke pipa yang berada
di tengah-tengah tangki resapan. Bagian bawah pipa tersebut diberi lubang sehingga air akan
keluar dari bagian bawah. Sebelum air menuju ke saluran pembuangan, air akan melewati
penyaring berupa batu koral dan batok kelapa.
Beberapa kompleks perumahan seperti Lippo Karawaci dan hampir semua apartemen
telah memiliki instalasi pengolah limbah greywater yang canggih dan
modern. Greywater yang telah diolah akan digunakan lagi untuk menyiram tanaman,
mengguyur kloset, dan untuk mencuci mobil. Di Singapura dan negara-negara
maju, greywaterbahkan diolah lagi menjadi air minum.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka sistem pengolahan limbah (SPAL) yang
menghasilkan greywater seperti ini akan sangat bagus ubtuk diterapkan di lingkungan
perumahan dosen Universitas Haluoleo karena selain biayanya yang murah dan bahan yang
digunakan mudah didapatkan, juga air hasil olahannya ramah lingkungan bahkan dapat
digunakan kembali atau diolah lebih lanjut menjadi air minum.
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Dalam satu Kepala Keluarga minimal harus memiliki satu Jamban di Rumah
2. Dalam membuat jamban sebaiknya memperhatikan tempat pembangunan agar tidak
mencemari air atau tanah di permukaan
3. Dalam membuat Jamban juga perlu di perhatikan ruangn yang mempunyai atap agar
tidak terkena hujan atau panas matah
DAFTAR PUSTAKA
http://goelanzsaw.blogspot.co.id/2013/02/analisa-tds-dan-tss-dalam-air.html
https://id.scribd.com/document/288320059/92082712-Pengertian-Limbah-Cair
http://www.astalog.com/8682/pengertian-limbah-cair.htm
http://www.academia.edu/26062216/Laporan_Praktikum_Pemeriksaan_Kualitas_Air