Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap,
tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara juga
atmosfer yang berada disekeliling bumi sangat penting bagi kehidupan di dunia. Dalam
udara terdapat oksigen (O2) untuk bernapas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh
klorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Udara tidak tampak mata, tidak
berbau dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dpat dilihat dari kehadiran angin yang
menggerakkan benda. Uadara termasuk salah satu sumber daya alam karena memiliki
banyak fungsi bagi makhluk hidup.
Udara merupakan media lingkungan yang menjadi kebutuhan dasar manusia perlu
mendapatkan perhatian yang serius, pertumbuhan pembangunan seperti industri,
transportasi, dll. Disamping itu memberikan dampak positif namun, disisi lain akan
memberikan dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran udara dan kebisingan
baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang
membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya penularan penyakit.
Sumber pencemaran udara berasal dari berbagai kegiatan antaralain industri,
transportasi, perkantoran, dan perumahan.Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi
terbesar dari pencemaran udara yang dibuang ke udara bebas.Sumber pencemaran udara
juga dapat disebabkan berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas
alam beracun.Dampak dari pencemaran udara tersebut menyebabkan penurunan kualitas
udarayang berdampak negatif pada kesehatan manusia.
Biaya yang ditimbulkan oleh pencemaran tidaklah mudah untuk dihitung. Biaya itu
sebagian akan berupa penyakit, pengobatan, dan mengurangi kemampuan kerja, serta
sebagian lagi menjadilingkungan kotor. Udara yang dibutuhkan adalah udara yang bersih,
minimal materi-materi yang berbahaya namun kaya akan oksigen. Udara sebagai komponen
lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya
dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup secara optimal.

1
Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar manusia perlu
mendapatkan perhatian yang serius, hal ini pula menjadi kebijakan Pembangunan Kesehatan
Indonesia 2010 dimana program pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari
sepuluh program unggulan. Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua
komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur
trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja alat dan bahan untuk pengambilan sampel fisik udara
2. Bagaimana prosedur pengambilan sampel fisik udara
3. Apa saja alat dan bahan untuk pengambilan sampel kimia udara
4. Bagaimana prosedur pengambilan sampel kimia udara
5. Apa saja alat dan bahan untuk pengambilan sampel mikrobiologi udara
6. Bagaimana prosedur pengambilan sampel mikrobiologi udara

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan untuk pengambilan sampel udara secara
fisik
2. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pengambilan sampel udara secara fisik
3. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan untuk pengambilan sampel udara secara
kimia
4. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pengambilan sampel udara secara kimia
5. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan untuk pengambilan sampel udara secara
mikrobiologi
6. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pengambilan sampel udara secara mikrobiologi
1.3.Manfaat.
Dengan mengetahui alat-alat dan bahan serta prosedur dalam pengambilan sampel fisik,
kimia dan mikrobiologi udara mahasiswa dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran
maupun dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sampel Udara


Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap,
tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara juga
atmosfer yang berada disekeliling bumi sangat penting bagi kehidupan di dunia. Dalam
udara terdapat oksigen (O2) untuk bernapas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh
klorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. (Pohan, 2002). Udara tidak
tampak mata, tidak berbau dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dpat dilihat dari
kehadiran angin yang menggerakkan benda. Uadara termasuk salah satu sumber daya alam
karena memiliki banyak fungsi bagi makhluk hidup.
Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-rubah dengan
ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang seiring dengan
ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin tipis, sehingga
melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali.
Udara terdiri dari 3 unsur utama, yaitu udara kering, uap air dan aerosol. Kandungan
udara kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% argon, 0,04% karbon
dioksida, dan gas-gas lain yang terdiri dari neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon,
ozon, radon. Uap air yang ada pada udara berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut,
sungai, danau, dan tempat berair lainnya. Aerosol adalah benda berukuran kecil, seperti
garam, karbon, sulfat, nitrat, kalium, kalsium, serta partikel dari gunung berapi.
Parameter pengambilan sampel kualitas udara:

2.1.1 Pengertian Kebisingan


Kebisingan adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki
ataupun yang merusak kesehatan.Saat ini, kebisingan merupakan salah satu penyebab
penyakit lingkungan yang penting.Sedangkan kebisingan sering digunakan sebagai
istilah untuk menyatakan suara yang tidak diinginkandisebabkan oleh kegiatan
manusia/ aktivitas-aktivitas alam. Pengertian lain menyebutkan bahwabising adalah
suara yang sangat kompleks, terdiri dari frekuensi- frekuensi acak yang berhubungan

3
satu sama lain. Sedangkan kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki sehingga
mengganggu atau membahayakan.
Pengertian kebisingan terkait tempat kerja menurut Kepmenkes No.51 tahun
1999 adalah semua suara yang tidak dikehendaki bersumber dari alat-alat proses
poduksi dan alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran. Kebisingan telah menjadi salah satu jenis pencemaran yang sangat
diperhatikan, karena berdampak terhadap kesehatan.Berbagai dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sepakat memasukkan dampak kebisingan
sebagai menu wajib yang harus dikelola. Sebagaimana kita ketahui, berbagai jenis
kegiatan tentu akan menghasilkan dampak kebisingan dalam pelaksanaannya.
sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat
gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada
roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam
kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa,
gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.

Jenis-jenis kebisingan berdasarkan sifat dan spektrum bunyi dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Bising yang kontinyu
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak
putus-putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
 Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas.
bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5
detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.

4
 Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi
hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000)
misalnya gergaji sirkuler, katup gas.
b. Bising terputus-putus
Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang
berlangsung secar tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif tenang,
misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api
c. Bising impulsif
Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam
waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara
tembakan suara ledakan mercon, meriam.
d. Bising impulsif berulang
Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang,
misalnya mesin tempa.

2.1.2 Pengertian angin

Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Faktor terjadinya angin,
yaitu:

a. Gradien barometris
Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang
jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan
angin.
b. Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa.
c. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di

5
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya
gesekan ini semakin kecil.
d. Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari

2.1.3 Pengertian suhu

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi
yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing
bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran.
Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam
termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reaumur, Fahrenheit dan Kelvin.
Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:

C:R:(F-32) = 5:4:9

K = C + 273.(derajat)

Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari
-273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama
perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, maka dari itu, untuk mengubah
suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke
derajat Celsius terlebih dahulu, karena jika kita menggunakan Kelvin akan lebih rumit
untuk mengubahnya ke suhu yang lain.

2.1.4 Pengertian Kelembapan

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat

6
digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan
sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah
termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di
udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat
permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada
0 °C (32 °F).

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat


dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit
tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan
dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi
membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya
atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.Kapasitas udara untuk
menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu
udara.Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan
tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai
arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Handoko,1994).

Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.Penguapan adalah
perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan
atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui,
penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga
terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga
tempat itu disebut dengan Evaporasi(Karim,1985).

Udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan.Pengaturan


kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara
dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke dalam suatu ruang tertutup
dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi
keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian pula
halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam
ruang tertutup maka air dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi
keseimbangan potensi air (Lakitan, 1994).

7
A. Jenis-jenis Kelembaban:
1) Kelembaban mutlak (absolut), adalah banyak sedikitnya uap air dalam gram
pada 1 cm3 atau jumlah uap air yang dikandung udara pada suatu daerah
tertentu yang dinyatakan dalam gram uap air tiap m3 udara. Kelembaban
absolut tergantung pada suhu yang mempengaruhi kekuatan udara untuk
memuat uap air. Tiap-tiap suhu mempunyai batas dari uap air yang
dimuatnya.
2) Kelembaban relatif (nisbi), yaitu perbandingan antara uap air di udara pada
suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan
dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka
kelembaban relatif akan semakin kecil. Kelembaban relatif paling besar
adalah 100%. Pada saat itu terjadi titik pengembunan, artinya pendinginan
terus berlangsung dan terjadilah kondensasi yaitu uap air menjadi titik air dan
jika melampaui titik beku terjadilah kristal es atau salju. Alat pengukur
kelembaban relatif adalah higrometer rambut.
3) Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio
dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air
pada temperatur tersebut.Perhitungan kelembaban relatif ini merupakan salah
satu data yang dibutuhkan (selain suhu, curah hujan, dan observasi visual
terhadap vegetasi) untuk melihat seberapa kering areal perkebunan sehingga
nantinya dapat ditentukan tingkat potensi kebakaran lahan (Santoso, 2007).
B. Faktor Kelembaban
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada
beberapa faktor sebagai berikut (Santoso, 2007) :
1) Suhu.
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan
molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan
kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke
benda- benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut.
Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam
atmosfer. Alat untuk mengukur suhu temperature atau derajat panas

8
disebut thermometer. Dimana pada praktikum ini menggunakan
thermometer bola kering dan thermometer bola basah.
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika
kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim
penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan
tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena
naik turunnya suhu udara.
2) Kuantitas dan kualitas penyinaran Kualitas intensitas
Lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya
mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan
fotoperiodisme.
3) Pergerakan angin
Semakin tinggi kecepatan pergerakan angin akan lebih mempercepat
pegangkatan uap air menggempul di udara.
4) Tekanan udara
Tekanan udara erat kaitannya dengan pergerakaan angin.
5) Vegetasi
Semakin banyak vegetasi suatu daerah semakin mempengaruhi tingkat
kelembaban suatu daerah, mengingat tanaman termasuk salah satu
penghasil uap air melalaui proses transpirasi.
6) Ketersediaan air di suatu tempat (air tanah).

2.1.5 Pengertian Pencahayaan


Pencahayaan atau yang biasa juga disebut lighting adalah penataan peralatan
cahaya dalam hal ini alat untuk menerangi panggung atau objek untuk mendukung
sebuah pementasan. Secara umum fungsi dari tata cahaya adalah:lighting sebagai
penerangan yaitu fungsi pencahayaan hanya sebatas menerangi panggung atau objek
beserta unsur-unsurnya sehingga pementasan dapat terlihat. lighting sebagai sebagai
unsur artistik pementasan di mana bermanfaat untuk membentuk dan mendukung
suasana sesuai dengan tuntutan naskah.

9
A. Macam-macam Pencahayaan yaitu,
1) Pencahayaan Umum adalah pencahayaan yang bertujuan untuk menerangi
secara keseluruhan. Lampu untuk penerangan umum ini tidak memiliki
cahaya yang fokus, cahaya bersinar ke segala arah dari sumbernya tanpa
ada halangan.
2) Pencahayaan Langsung (Directional) adalah pencahayaan yang bertujuan
hanya menerangi obyek area yang dituju saja. Lampu untuk pencahayaan
terarah ini memiliki sinar cahaya yang terfokus. Jenis-jenis pencahayaan
langsung ini seperti lampu-lampu yang diletakkan di plafond (Ceiling)
yang sering disebut “Downlight”. Posisi lampu tertanam di plafond dan
mengeluarkan cahaya sempit yang menyebar ke arah lantai. Posisi sumber
cahaya sengaja diletakkan agak tersembunyi ke dalam plafond dan diberi
reflektor yang dapat diarahkan bisa untuk spot ke lantai atau ke dinding
(Wall Washer). Lalu ada lampu-lampu yang diletakkan di bawah (lantai
atau tanah) yang sering disebut “Uplight”. Lampu jenis Uplight ini
biasanya digunakan untuk menerangi langit-langit, dinding atau pohon
besar.

2.1.6 Pengertian Getaran


Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu.
Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan
gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar,
jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran
sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat
osilasinya.
Salah satu tujuan belajar getaran adalah mengurangi efek negatif getaran
melalui desain mesin yang baik.Hampir semua alat gerak mempunyai masalah
getaran karena adanya ketidak seimbangan mekanisme, contohnya : Mechanical
failures karena material fatigue, Getaran dapat mengakibatkan keausan yang lebih
cepat, Dalam proses manufaktur, getaran dapat menyebatkan hasil akhir yang buruk.
Selain efek yang merusak, getaran dapat digunakan untuk hal hal yang

10
berguna.Getaran digunakan dalam conveyors getar, mesin cuci, sikat gigi elektrik.
Getaran juga digunakan dalam pile driving, vibratory testing of materials. Getaran
digunakan untuk menaikan efisiensi dari proses permesinan seperti casting dan
forging.
A. Jenis getaran
1) Getaran bebas terjadi bila sistem mekanis dimulai dengan gaya awal,
lalu dibiarkan bergetar secara bebas. Contoh getaran seperti ini adalah
memukul garpu tala dan membiarkannya bergetar, atau bandul yang
ditarik dari keadaan setimbang lalu dilepaskan.
2) Getaran paksa terjadi bila gaya bolak-balik atau gerakan diterapkan
pada sistem mekanis. Contohnya adalah getaran gedung pada saat
gempa bumi.
2.1.7 Pengertian gas pada udara
Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul yang sangat renggang pada
suhu tertentu, biasanya titik uap suatu zat.Gas mempunyai kemampuan untuk
mengalir dan dapat berubah bentuk.Namun berbeda dari cairan yang mengisi pada
besaran volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang, mereka
mengembang dan mengisi ruang di manapun mereka berada.Tenaga gerak/energi
kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma). Karena
penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul sering memantul antara
satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin bertambah. Larutan penyerap
gas terbagi tiga yaitu No, So, dan Co dan yang digunakan hanya salah satu.

2.1.8 Pengertian Debu


Debu ialah nama umum untuk partikel padat kecil dengan diameter kurang dari
500 mikrometer. Partikel debu tersebut akan melayang di dalam udara dalam waktu
yang relatif lama dan dapat masuk ke dalam tubuh lewat saluran pernapasan.Secara
alamiah debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau
berasal dari letusan gunung berapi.Debu juga dihasilkan oleh pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan bakar mengandung senyawa karbon atau berasal dari
penggunaan mesin diesel yang tidak terpelihara dengan baik.Debu itu tidak hanya

11
partikel – partikel kecil berterbangan yang dapat kita lihat ketika terkena sinar
matahari, debu dibagi menjadi tiga menurut jenisnya :
1. Debu Organik, debu ini berasal dari makhluk hidup seperti dedaunan.
2. Debu Mineral, debu yang memiliki senyawa komplek seperti batu arang, SiO2,
SiO3.
3. Debu Metal,debu yang mengandung senyawa logam seperti alumunium& besi.
Sedangkan debu memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a) Mengendap karena gaya gravitasi.
b) Dapat basah ketika dilapisi air yang tipis.
c) Dapat menggumpal ketika basah.
d) Memiliki muatan, sepertipartikel pada umumnyasehingg menarik
partikeldebu yang berbeda muatan dan menolak partikel debu yang
memiliki muatansama.

2.1.9 Pengertian Mikroba Udara


Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme.Mereka terdapat
dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Udara
tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri di
udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus oleh
tiupan angin.
Udara dibagi menjadi dua bagian yaitu udara luar dan udara dalam
ruangan.Udara dalam ruang atau indoor airadalah udara dalam ruang gedung (rumah,
sekolah, restoran, hotel, rumah sakit, perkantoran) yang ditempati sekelompok orang
dengan tingkat kesehatan yang berbeda-beda selama minimal satu jam.Sedangkan
udara luar atau outdoor air adalah udara yang bergerak bebas di atmosfer dan
jumlahnya lebih banyak dari udara dalam suatu ruangan Budiyanto, 2001).
Kelompok mikroba yang paling banyak di udara adalah bakteri, jamur
(termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalga.Kehadiran jasad hidup tersebut di
udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif
(umumnya spora).Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di

12
luar ruangan dan mikroba di dalam ruangan.Mikroba paling banyak ditemukan di
dalam ruangan (Pudjiastuti, dkk. 1998).
1. Mikroba di Luar Ruangan
Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun
terestrial.Mikroba di udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari
permukaan bumi adalah organisme tanah yang melekat pada fragmen daun
kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup angin. Mikroba tanah masih
dapat ditemukan di udara permukaan laut sampai sejauh 400 mil dari pantai
pada ketinggian sampai 10.000 kaki.Mikroba yang paling banyak ditemukan
yaitu spora jamur, terutama Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus.Mereka
dapat ditemukan baik di daerah kutub maupun tropis. Mikroba yang ditemukan
di udara di atas pemukiman penduduk di bawah ketinggian 500 kaki yaitu
spora Bacillus danClostridium, yeast, fragmen dari miselium, spora fungi,
serbuk sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan Corynebacterium, dan lain-
lain (Budiyanto, 2001).

2. Mikroba di Dalam Ruangan


Pada debu dan udara di sekolah dan rumah sakit atau kamar orang
menderita penyakit menular, telah ditemukan mikroba seperti bakteri
Tuberkulum, Streptokokus, Pneumokokus, dan Staphylokokus.Bakteri ini
tersebar di udara melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses
tersebut ikut keluar cairan saliva dan mukus yang mengandung mikroba. Virus
dari saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu
dan udara.Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi
cairan yang mengandung patogen.Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk
oleh bersin, batuk dan berbicara.Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir
yang dapat berisi ribuan mikroba.Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam
satu kali bersin berkisar antara 10.000 sampai 100.000. Banyak patogen
tanaman juga diangkut dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan
penyebaran penyakit jamur pada tanaman dapat diprediksi dengan mengukur
konsentrasi spora jamur di udara.

13
3. Mikroorganisme Udara di Rumah Sakit
Meskipun rumah sakit adalah tempat pengobatan berbagai penyakit, ada
kasus dimana penyakit menular tambahan diderita pasien pada saat rawat inap.
Udara di dalam rumah sakit dapat bertindak sebagai reservoir mikroorganisme
patogen yang ditularkan oleh pasien. Infeksi yang diperoleh selama perawatan
di rumah sakit tersebut disebut infeksi nosokomial dan patogen yang terlibat
disebut sebagai patogen nosokomial. Infeksi, diwujudkan oleh gejala terkait,
setelah tiga hari dirawat di rumah sakit bisa dianggap sebagai infeksi
nosokomial. Terdapat dua cara utama penyebaran patogen nosokomial, yaitu
dengan kontak (baik langsung atau tidak langsung), dan penyebaran melalui
udara.
Infeksi nosokomial di rumah sakit mungkin dibawa oleh staf atau pasien
yang masuk ke rumah sakit. Infeksi nosokomial yang banyak ditemukan yaitu
berasal dari Haemophilus.influenzae, Streptococcus
pneumoniae,Staphylococcus aureus, Pseudomonasaeruginosa, anggota
Enterobacteriaceae dan virus pernafasan
2.2 Alat, Bahan dan Cara Pengambilan Sampel Udara secara Fisik
2.2.1 Alat dan cara pengambilan sampel kebisingan
1. Alat pengambilan sampel kebisingan
No Nama alat Gambar Kegunaan

Untuk mengukur
1 Sound level meter
tingkat kebisingan

Form pecatatan Untuk pencatatan


2
data data

14
2. Cara pengambilan sampel udara
a. Nyalakan alat sound level meter.
b. Kalibrasi alat Sound Level Meter mengatur dengan tombol call 94 dB
c. Tekan tombol range Low (35-100 dB) atau High (65-130 dB)
d. Atur alat sesuai kondisi di lingkungan ,seperti kode F (fast) pada jenis kebisingan
tetap dn S (slow) pada kebisingan putus-putus.
e. Atur tombol funct clemisi ( dekat ke sumber) atau ambien (jauh dari sumber/ dari
lingkungan).
f. Pengambilan sampel dengan jarak 1 meter
g. Membuat formulir BIS-1 dengan kolom tabel 15x15=225 kolom
h. Lakukan selama 15 meni/ 4 detik
i. Pengukuran sampel kebisingan dilakukan oleh tiga orang operator diantaranya :
1. Untuk memegang alat
2. Untuk melihat waktu
3. Untuk mencatat hasil pengukuran
j. Lalu matikan alat dan ukur rata-ratanya

2.2.2 Alat dan cara pengambilan sampel kelembaban, suhu dan kecepatan angin
1. Alat pengambilan sampel kelembaban dan kecepatan angin
No Nama alat Gambar Kegunaan

Untuk mengukur kelembaban dan


1 Humidity meter suhu

2 Anemometer Untuk mengukur kecepatan angin

2. Cara pengambilan sampel kelembaban, suhu dan kecepatan angin :


1) Cara pengambilan sampel kelembaban
a. Tekan tombol power lalu tekan tombol record.

15
b. Catat hasil pengukuran suhu dan kelembapan yang tertera pada monitor
dengan menekan tombol call.
c. Lalu tekan kembali tombol call untuk pengukuran selanjutnya.
d. Lakukan pengukuran selama 1 jam.
e. Setelah selesai matikan alat dengan menekan tombol power.

2) Cara pengambilan sampel kecepatan angin


a. Tempatkan alat titik sampling, arahkan berlawanan dengan arah angin.
b. Letakkan alat pada ketinggian 1,2-1,5 meter dari permukaan tanah.
c. Hidupkan alat dengan menekan tombol power, lalu tekan tombol record.
d. Lakukan sampling selama 1 jam
e. Setelah satu jam tekan tombol recall.
f. Lihat angka yang terdapat pada monitor.
g. Kemudian catat hasil yang ada pada monitor.
h. Skala yang ditunjukkan pada alat anemometer adalah hasil dari kecepatan
angin dalam satuan m/s.
i. Catat kecepatan angin dan lakukan pengukuran setiap 5 menit.
j. Hasilnya diambil dari data yang sering muncul.
k. Matikan alat.
3) Cara pengambilan sampel suhu
a. Tekan tombol power lalu tekan tombol record.
b. Catat hasil pengukuran suhu dan kelembapan yang tertera pada monitor
dengan menekan tombol call.
c. Lalu tekan kembali tombol call untuk pengukuran selanjutnya.
d. Lakukan pengukuran selama 1 jam.
e. Setelah selesai matikan alat dengan menekan tombol power.

16
2.2.3 Alat dan Cara Pengambilan Sampel Pencahayaan
1. Alat Pengambilan Sampel Pencahayaan
No Nama Alat Gambar Kegunaan

Untuk mengukur intensitas


1 Lux Meter
cahaya

2. Cara Pengambilan Sampel Pencahayaan


 Cara lama: berdasar depkes
1. Metode Umum, digunakan pada ruangan yang tidak terlalu besar.Ruangan
dibagi menjadi 9 titik. Ukur di titik pertama. Geser tombol On/Off ke arah On.
Pilih kisaran range yang akan diukur (200-200000 lux) pada tombol range.
Arahkan sensor ke atas ± 5 detik, jarak dari lantai kira-kira 1m. Catat angka
yang tertera di monitor. Tutup dulu dengan tubuh dan pindah ke titik kedua.
Pastikan saat ditutup angka 0.0. Arahkan sensor ke atas ± 5 detik dan catat
angka yang tertera di monitor, lakukan terus-menerus sampai ke 9 titik.
Setelah selesai matikan alat dan hitung rata-ratanya.
2. Metode lokal, sama mengunakannya hanya saja ruangan dibagi setiap 1 meter
misal 7m x 9m berarti mempunyai 63 titik.

3. Pemantulan (reflektan), dilakukan pada dinding, lantai, dan langit-langit atap


ruangan/ sisi ruangan. 1 titik memiliki 2 pengukuran: 1. Arahkan ke atas 1
meter dari dinding, 2. Arahkan ke sisi 1 meter dari dinding (6 sisi ruangan,
atas bawah kiri kanan depan belakang).

4. Metode SNI

a.Ukur ruangan terlibah dahulu

Total luas ruangan:

 0 - 10 meter = 1 m2

17
 10 - 100 meter = 3 m2
 > 100 meter = 6 m2

b.Hidupkan alat dengan menekan tombol power

c.Letakkan alat di dada

d.Jarak pengambilan sampel dari lantai ±1𝑀

2.2.4 Alat dan Cara Pengambilan Sampel Getaran


1. Alat Pengambilan Sampel Getaran

No Nama Alat Gambar Kegunaan

1 Vibration Untuk mengukur getaran

2. Cara Pengambilan Sampel Getaran


a. Cek kondisi baterai, apakah masih bagus atau perlu dilakukan pergantian
b. Elektroda ditempelkan pada sumber mesin seperti mesin kendaraan roda dua
c. Hidupkan alat dengan menekan tombol power
d. Atur alat sesuai pengukuran (acceleration atau velocity) dengan cara menggeser
tombol sesuai penggukuran yang akan di lakukan
e. Tekan tombol record untuk merekam hasil pengukuran
f. Setelah dilakukan pengukuran tekan tombol recall untuk melihat hasil
pengukuran
g. Catat hasil pengukuran yang tertera pada monitor.
2.3 Alat, bahan dan cara Pengambilan Sampel Udara secara Kimia
2.3.1 Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Debu
Alat Pengambilan Sampel Debu

18
No Nama Alat Gambar Kegunaan

1 LVAS Untuk mengukur debu

2 Tripot Untuk meletakkan Filter Holder

3 Filter holder Untuk menyaring debu

4 Pompa hisap Untuk menghisap debu

Untukmenyambung sumber
5 Adaptor tegangan

Untuk menyambungkan pompa


6 Slang hisap ke tripot

7 Untuk mengeringkan kertas saring


Oven

8 Pinset Untuk meletakkan kertas saring

Neraca Untuk menimbang kertas saring


9
analitik

19
Untuk mengukur debu

10 HVAS

Alat untuk mengukur debu


Personal Dust
11 perorangan
Sampel

Dust Fall
NO NAMA GAMBAR FUNGSI
1. Botol Pengumpul Tempat terkumpulnya
sampel

2. Corong Tempat masuknya sampel

3. Dust Fall Collector Sebagai tempat meletakkan


botol pengumpul dan
corong

4. Tripot Untuk meletakkan Dust


Fall Sampler

20
Bahan:
CuSO4 250 ml => Untuk mencegah adanya lumut

Bahan pengambilan sampel debu


No Nama Alat Gambar Kegunaan
1. Kertas Saring Untuk tempat menempelnya debu

2. Desikator Untuk mendinginkan kertas saring

2.3.2 Prosedur Kerja Pengambilan Sampel Debu


a. LVAS ( Low Volume Air Sampler ) untuk debu
1) Prekondisi
a) Oven kertas saring selama 1 jam
b) Kemudian dinginkan kedalam desikator selama 15 menit
c) Timbang kertas saring menggunakan neraca analitik untuk mendapatkan berat
(wo)
d) Kemudian dinginkan kembali kedalam desikator selama 15 menit
e) Setelah itu timbang kembali untuk mendapatkan w1
f) Apabila wo dan w1 konstan (dua angka dibelakang koma harus sama, ex:
1,34...) Maka kita dapat melakukan sampling, jika wo = w1 tidak konstan
maka harus mengurang prosedur dari awal
2) Pengambilan Sampel
a) Tentukan titik sampling terlebih dahulu ( parkiran dekat labor)
b) Lalu masukan kertas saring kedalam filter holder, kemudian tutup

21
c) Letakkan filter holder keatas tripot, tinggi tripot 1,5 meter dari permukaan
d) Arahkan mulut filter holder berlawanan dengan arah angin
e) Kemudian hidupkan alat flowerette meter dengan tekanan flowerette bola 20
m
/s lakukan sampling selama 1 jam
f) Catat suhu, kelembapan dan kecepatan angin selama 2 menit
g) Matikan alat dan ambil kertas saring dengan menggunakan pinset, saat
membuka mulut filter holder arahkan mulut filter holder keatas agar debu
yang telah ditangkap tidak berserakan.
3) Post Kondisi
a) Oven kertas saring selama 1 jam
b) Setelah itu masukkan desikator untuk didinginkan selama 15 menit
c) Kemudian timbang dengan neraca analitik untuk mendapatkan w2
W2 – W1
d) Hitung wtotal dengan rumus : flowerette x waktu = ....liter/menit

b. HVAS ( High Volume Air Sampler) untuk debu


1) Prekondisi
a) Oven kertas saring selama 1 jam
b) Kemudian dinginkan kedalam desikator selama 15 menit
c) Timbang kertas saring menggunakan neraca analitik untuk mendapatkan berat
(wo)
d) Kemudian dinginkan kembali kedalam desikator selama 15 menit
e) Setelah itu timbang kembali untuk mendapatkan w1
f) Jika wo = w1 konstan baru dapat melakukan sampling
2) Pengambilan Sample
a) Tentukan titik sampling terlebih dahulu ( di samping labor )
b) Masukan kertas saring kedalam hvas dengan menggunakan tekanan flowerette
1600 m/s selama 24 jam
c) Catat suhu, kelembapan dan kecepatan angin selama 2 menit
d) Kemudian masukkan alat hvas dan keluarkan kertas saring dengan
menggunakan pinset
3) Post Kondisi
a) Oven kertas saring selama 1 jam

22
b) Setelah itu masukkan desikator untuk didinginkan selama 15 menit
c) Kemudian timbang dengan neraca analitik untuk mendapatkan w2
W2 – W1
d) Hitung wtotal dengan rumus flowerette x waktu = ....liter/menit

c. PDS (Personal Dust Sampler)


1) Prekondisi
a) Oven kertas saring selama 1 jam
b) Kemudian dinginkan kedalam desikator selama 15 menit
c) Timbang kertas saring menggunakan neraca analitik untuk mendapatkan berat
(wo)
d) Kemudian dinginkan kembali kedalam desikator selama 15 menit
e) Setelah itu timbang kembali untuk mendapatkan w1
f) Apabila wo dan w1 konstan (dua angka dibelakang koma harus sama, ex:
1,34...) Maka kita dapat melakukan sampling, jika wo = w1 tidak konstan
maka harus mengurang prosedur dari awal.
2) Pengambilan sampel
a) Tentukan titik sampling terlebih dahulu ( di samping lapangan tenis)
b) Masukan kertas saring kedalam filter holder, kemudian tutup
c) Alat di On kan dengan flow berada pada posisi 2 liter/menit
d) Pasang holder pada krah baju
e) Catat suhu, kelembapan dan kecepatan angin selama 2 menit
f) Setelah selesai matikan alat lalu ambil kertas saring dengan pinset dan
masukkan ke cawan petridish
3) Post Kondisi
a) Oven kertas saring selama 1 jam
b) Setelah itu masukkan desikator untuk didinginkan selama 15 menit
c) Kemudian timbang dengan neraca analitik untuk mendapatkan w2
W2 – W1
d) Hitung wtotal dengan rumus : flowerette x waktu = ....liter/menit

d. Dust Fall
1) Pengambilan sampel
a) Tentukan titik sampling terlebih dahulu ( di depan direktorat)

23
b) Tambahkan CuSO4 kedalam botol pengumpul untuk mencegah adanya lumut
c) Lalu masukkan botol kedalam dust fall collector. Kemudian pasangkan corong
diatasnya.
d) Letakkan dust fall collector keatas tripot, tinggi tripot 1,5 meter dari
permukaan
e) Catat suhu, kelembapan dan kecepatan angin selama 2 menit
f) Lakukan sampling selama 1 bulan dan lakukan pemantauan setiap hari.

2.3.3 Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Gas


No Nama Alat Gambar Kegunaan

1 Tabung midget Tempat meletakan larutan


impinge penyerap atau silika.

2 Slang Untuk menyambung tabung


midget impinger ke pompa.

3 Pompa Untuk menghisap gas yang


masuk.

4 Silika
Untuk menyerap air di udara

24
5 Larutan absorbs
Larutan yang akan di uji

2.3.4 Prosedur Pengambilan Sampel Gas


1. Tentukan titik sampling terlebih dahulu (di samping labor)
2. Tentukan gas yang akan digunakan (ex : CO, SO, dan NO)
3. Kemudian masukkan absorban sebanyak 20 ml kedalam tabung midget
4. Sambungkan selang-selang pada alat
5. Hidupkan alat dan lakukan sampling selama 1 jam
6. Catat suhu, kelembapan, dan kecepatan angin selama 2 menit

2.4 Alat, Bahan dan Prosedur Pengambilan Sampel Udara Secara Mikrobiologis
2.4.1 Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Udara Secara Mikrobiologi
No ALAT GAMBAR FUNGSI

1. Autoclave Untuk mensterilkan alat

2. Inkubator Untuk Mengingkubasi


mikroba

25
3. Pipet ukur Untuk memindahkan larutan
atau cairan ke dalam suatu
wadah dengan berbagai
ukuran volume

4. Neraca Analitik Untuk menimbang suatu zat

5. Sendok Porselen Untuk mengambil bahan yang


bersifat oksidator

6. Gelas Kimia Untuk mengukur volume


larutan ataupun bahan yang
tak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi

7. Gelas Ukur Untuk mengukur volume


cairan yang tak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi

26
8. Batang Pengaduk Untuk mencampur bahan
kimia dan cairan

9. Kompor Untuk memanaskan media

10. Spatula Untuk mengambil objek

11. Petridish Untuk wadah pembiakan


bakteri

12. Erlenmeyer Sebagai wadah larutan

27
13. Cawan Petri Untuk meletakkan PCA / NA

14. PCA Medium pertumbuhan


mikroba

15. Neraca Analitik


Untuk menimbang kertas
saring

2.4.2 Prosedur Pengambilan Sampel Udara secara Mikrobiologi


a. Metode Petridish
1) Persiapan
a) Persiapkan media dan perhitungan berdasarkan luas ruangan yang akan diukur
b) Penggunaan media tergantung volume petridis
Perhitungan : gram kebutuhan/liter
𝑉
PCA = 1000x 22,5 gram

Misal : dibutuhkan 4 petridish = 5 x 15 ml (1 buah petridish) = 75 ml


𝑉 75
PCA = 1000x 22,5 gram = PCA = 1000x 22,5 gram = 1,69 gram

c) Kemudian pindahkan kedalam gelas kimia dengan menggunakan spatula


d) Tambahkan 75 ml aquades secara perlahan-lahan sampai larut kemudian
panaskan diatas kompor listrik yang sebelumnya sudah dipindahkan kedalam
erlemeyer dengan suhu 85o-100oc
e) Kemudian tutup erlemeyer dengan kapas
2) Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf
a) Bungkus pipet ukur, gelas kimia, gelas ukur, petridis dan erlemeyer yang
sudah berisi media dengan menggunakan koran

28
b) Masukkan pipet ukur, gelas kimia, gelas ukur, petridis dan erlemeyer yang
sudah dibungkus dengan koran kedalam autoklaf dengan suhu 121o selama 15
menit
3) Sampling (Pengambilan Sampel)
a) Tentukan titik sampling terlebih dahulu ( di dalam labor fisika lingkungan)
b) Ruangan harus dalam keadaan kosong selama 30-60 menit
c) Luas labor 12m x 9m sehingga kita membutuhkan 77 buah petridis. Lalu
tempatkan petridish yang sudah berisi media masing-masing 15 ml selama 60
menit dengan jarak 1 m tiap petridis
d) Letakkan petridis 1,5 meter dari permukaan
e) Tempatkan dan buka cawan dari yang paling jauh hingga yang terdekat
dengan pintu. Setelah 60 menit tutup cawan dari yang terdekat dengan pintu
sampai yang terjauh.
4) Inkubasi
Masukan cawan kedalam inkubator selama 1x24jam dengan suhu 35o-37oc
5) Perhitungan
Hitung jumlah koloni disetia petridish
P1 + P2 + P3 + P4
Ntotal = = . . . N koloni
4
b. Metode Midget Impinger
1) Tentukan titik pengambilan sampel (di dalam labor fisika lingkungan)
2) Masukkan NaCl 0,9% sebanyak 10 ml kedalam tabung midget
3) Sambungkan selang ke minipump
4) Hidupkan minipump dan sampling selama 30-60 menit

29
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1) Kita dapat mengetahui cara kerja alat-alat dalam pengambilan sampel fisik udara
pada parameter kebisingan, angin, suhu, kelembapan, pencahayaan, dan getaran.
2) Alat yang di gunakan untuk pengambilan sampel kebisingan adalah sound level
meter, alat untuk menghitung kelembapan dan suhu udara adalah humidity meter, alat
untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer, alat yang digunakan untuk
mengukur intensitas cahaya adalah lux meter, dan alat yang digunakan untuk
mengukur getaran adalah vibration.
3) Pengambilan sampel pencahayaan ada 4 metode : Metode Umum, metode lokal,
metode pemantulan(reflektan), metode SNI.
4) Alat dan bahan pengambilan sampel udara kimia terbagi tiga, yaitu : LVAS, HVAS,
PDS, Dust Fall Collector dan Air Pollution Test Kit. Bahan yang digunakan adalah
CuSO4.
5) Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel udara bakteriologis yaitu erlemeyer,
petridis, autoklaf, incubator dan midget impinjer. Bahan yang digunakan absorban
dan silical gel.
6) Pengambilan sampel udara kimia melalui 3 tahap, yaitu : prekondisi, pengambilan
sampel, dan postkondisi.
7) Pengambilan sampel udara bakteriologis adalah dengan metode petridis dan metode
midget impinjer.

4.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini, kami memberi saran kepada pembaca bahwa
harus mengetahui alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pengambilan sampel
udara, baik fisik, kimia maupun mikrobiologis serta mengetahui prosedur pengambilan
sampel udara.

30
DAFTAR PUSTAKA

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2005. Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji
Pemantauan Kualitas Udara.
SNI 19-7119.9-2005. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Pohan, nurhasmawaty, 2002, pencemaran udara dan hujan asam, fakultas teknik program studi
teknik kimia universitas sumatera utara.

31

Anda mungkin juga menyukai