Anda di halaman 1dari 6

ُ‫ أ َ ْش َهد‬.

‫ف األَنَا َ ِم‬ ِ ‫س ْو ِليَ ِة ش ََر‬ َ ‫ارنَا ِإلب ِْر ِاز أيَاتِ ِه َوأ ْف‬
ُ ‫ضلَنَا بِ ُر‬ ْ ‫ْال َح ْمدُ هللِ اَّلذ‬
ِ ‫ِي أ َ ْخ َر َج نَتَائِ َج أ ْف َك‬
ِ‫ث إلى َج ِميْع‬ ُ ‫س ْولُهُ ْال َم ْبعُ ْو‬ُ ‫أن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬َّ ُ‫أن الإلهَ إالا للاُ َو ْحدَهُ الَ ش َِري َْك لَهُ َوأ ْش َهد‬ ْ
‫ فَ َيا‬.ُ‫ أ َّما َب ْعد‬. َ‫أج َم ِعيْن‬ ْ ‫ص َحا ِب ِه‬ َ ‫س ِلا ْم َعلَى‬
ْ ‫س ِيا ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫ص ِلاي َو‬ َ ‫ أللا ُه َّم‬. ‫ْال َعلَ ِم‬
‫ اتَّقُ ْوا للاَ َح َّق تُقَا ِت ِه َوال ت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوأ َ ْنت ُ ْم‬. َ‫ص ْي ُك ْم ِبت َ ْق َوى للاِ َوقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْون‬ِ ‫ِع َبادَ للاِ أ ً ْو‬
َ‫ُم ْس ِل ُم ْون‬

‫ ِإ َّن‬.‫ص ْوهَا‬ ُ ‫ َو ِإ ْن تَعُد ُّْوا نِ ْع َمةَ للاِ الَ ت ُ ْح‬،ُ‫ضل‬ ‫س ْب َحانَهُ ُه َو ْال ُم ْن ِع ُم ْال ُمتَفَ ِ ا‬
ُ َ‫َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن للا‬
َ َ‫ط ْو ِن أ ُ َّم َهاتِ ُك ْم الَ ت َ ْعلَ ُم ْون‬
. َ‫ش ْيئًا لَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُر ْون‬ ُ ُ‫ َوللاُ أ َ ْخ َر َج ُك ْم ِم ْن ب‬.‫ار‬ ٌ َّ‫ظلُ ْو ٌم َكف‬
َ َ‫سانَ ل‬ َ ‫اْ ِإل ْن‬
‫إن َعذَا ِب ْي‬ َّ ‫ألز ْيدَنَّ ُك ْم ولَ ِئ ْن َكفَ ْرت ُ ْم‬
ِ َ ‫ش َك ْرت ُ ْم‬ َ ‫ َو ِإ ْذ تَأَذَّنَ َربُّ ُك ْم لَ ِئ ْن‬: ‫َو ََقا َل للا تعالى‬
‫صدَقَ ٍة‬َ ‫ص َما ُل ِم ْن‬ َ َ‫ َما نَق‬: ‫سلَّ َم‬ َ ‫ى للاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صل‬ َ ِ‫س ْو ُل للا‬ ُ ‫ش ِد ْيد ٌ َوقَا َل َر‬ َ َ‫ل‬
Hadirin Jamaah Sidang Jum’at Rahimakulullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita semua meningkatkan ketaqwaan kepada Alalh
SWT dengan melaksanakan seluruh perintah-perintahnya dan menjauhi segenap larangan-larangan
Allah SWT.

Hadirin yang dimuliakan Allah, salah satu sifat dan perilaku terpuji yang mesti dimiliki oleh orang
beriman adalah mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada kita, baik nikmat
yang berupa fisik kebendaan (material) maupun nikmat yang bersifat mental spiritual (ruhaniah).

Nikmat iman dan nikmat ukhuwah (persaudaraan atau persahabatan) adalah contoh-contoh
kenikmatan ruhaniah. Sedangkan nikmat sehat, nikmat umur dan harta benda yang melimpah
adalah beberapa di antara conroh-contoh nikmat material.

Sebagaimana saya bacakan di pembukaan khutbah ini, Allah SWT berfirman,

َ َ‫عذَا ِب ْي ل‬
ٌ ‫ش ِد ْيد‬ َّ ‫َألز ْيدَنَّ ُك ْم ولَ ِئ ْن َكفَ ْرت ُ ْم‬
َ ‫إن‬ َ ‫َو ِإ ْذ تَأَذَّنَ َربُّ ُك ْم لَ ِئ ْن‬
ِ ‫ش َك ْرت ُ ْم‬
Artinya: Dan ingatlah tatkala Tuhannu memaklumatkan, ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS: Ibrahim: 7)

Berdasarkan ayat ini, maka marilah kita mensyukuri seluruh nikmat yang dikaruniakan Allah kepada
kita, yang tidak dapat kita sebutkan satu persatu.

Hadirin siding Jum’at yang berbahagia


Sungguh pun pekerjaan bersyukur tampaknya hanyalah perbuatan yang mudah kita lakukan.
Namun bersyukur juga memiliki konsekwensi karena bersyukur adalah berbuat. Jika kita mensyukuri
umur maka kita mesti menggunakannya untuk beribadah kepada Allah. Dan jika kita mensyukuri
harta tentu kita akan menggunakannya untuk bersedekah. Nah di sinilah kita akan mendapatkan
ujian tentang rasa syukur.

Ketika kita menggunakan umur kita untuk beribadah kepada Allah, maka syetan dan hawa nafsu
akan senantiasa menggoda dan membisikkan, bahwa banyak kemaksiatan yang siap digelar di luar
sana. Bila kita ingin mendatangi masjid untuk berdzikir, maka syetan-syetan akan memperberat
langkah kita. Mereka ingin membelokkan langkah kita menuju tempat-tempat lain di mana
kemaksiatan sedang diumbar.

Sedangkan jika kita ingin bersedekah, tentu syetan dan hawa nafsu juga akan selalu menggoda kita,
mereka membisikkan resiko-resiko yang tidak semestinya. Syetan-syetan akan mengatakan, “Ah
buat apakah kamu bersedekah? Sedangkan masih banyak kebutuhan pribadimu yang belum
terpenuhi.” Jika kita ingin mendermakan beberapa ratus ribu atau beberapa juta, maka hawa nafsu
kita akan selalu mempengaruhi, “Jangan banyak-banyak deh, kalau ingin bersedekah, nanti kamu
bisa jatuh miskin.”

Padahal tahukah kita, bahwa sedekah takkan mengurangkan harta sedikitpun. Karena Allah pasti
akan menggantinya dengan berlipat ganda. Rasulullah SAW pun telah bersabda,
‫صدَ َق ٍة‬
َ ‫ص َما ُل ِم ْن‬
َ َ‫َما نَق‬
Harta tidak berkurang karena bersedekah. (HR. Muslim)

Hadits ini merupakan jaminan keamanan dari kefakiran kita oleh Allah SWT. Kita telah mendapatkan
jaminan, takkan menjadi miskin karena bersedekah.

Bahkan dalam hadits lain, Rasulullah menceritakan, "Tidaklah seorang hamba berada di pagi hari
kecuali dua Malaikat turun kepadanya, yang salah satunya berkata: Ya Allah, berilah orang yang
berinfak gantinya. Dan yang lain berkata: Ya Allah, berilah orang yang kikir kerusakan." (HR.
Bukhari-Muslim)

Kedua hadits ini mengindikasikan, Justru dengan bershadaqah, harta seseorang akan semakin
bertambah, barakahnya maupun jumlah harta itu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT,

ُ‫ْئ فَ ُه َو َي ْخ ِلفُه‬ َ ‫َو َما أ ْنفَ ْقت ُ ْم ِم ْن‬


ٍ ‫شي‬
Dan segala yang kamu nafkahkan, tentu akan digantikan oleh Allah SWT. (QS. Al-Hasyr : 39)

Maka dari itu saudara-saudaras ekalian, kita tidaklah perlu khawatir bahwa rasa syukur kita dan
sedekah kita akan mendatangkan kesulitan bagi hidup kita. Kita tidak perlu khawatir bahwa syukur
dan sedekah akan mengurangi kenikmatan kita. Dan marilah kita mensyukuri segala nikmat Allah
dengan segenap daya untuk semakin mengaplikasikan ketakwaan yang sesungguhnya.

Hadirin Sidang Jum’at yang diridhoi Allah.


Bersyukur atas nikmat adalah bukti bagi lurusnya keimanan dalam jiwa manusia. Dan orang yang
bersyukur kepada Allah akan selalu merasakan muroqobatullah (Kebersamaan Allah) dalam
mendayagunakan kenikmatan-Nya, dengan tidak disertai pengingkaran, perasaan menang dan
unggul atas makhluk lainnya, dan penyalahgunaan nikmat.

Mensyukuri nikmat dengan mengungkapkan rasa kesyukuran kepada Allah dapat kita lakasanakan
sengan tiga hal : pertama adalah Mengakui di dalam bathin. Sedangkan yang kedua
adalah Mengucapkannya dengan lisan dan yang ketiga adalah Menggunakan nikmat sesuai
dengan kehendak pemberi nikmat. Dan ketiga-tiganya ini harus kita laksanakan dengan
sepenuhnya, kita tidak dapat bersyukur dengan sebenarnya jika hanya ucapan yang membuktikan
itu.

Jika mengaku bersyukur atas kelebihan harta namun tidak pernah bersedekah, tentu syukur yang
kita ucapkan adalah kebohongan belaka. Apalah lagi kita selalu menggerutu, namun mengaku
penuh syukur. Sungguh hal tersebut hanyalah isapan jempol semata.
Hadirin Saudara-saudara Seiman yang Dirahmati Allah
Tentu Allah dan Rasulullah takkan memerintahkan kepada kita untuk bersyukur, jika tida
manfaatnya. Maka ketahuilah bahwa mensyukuri nikmat memiliki banyak sekali manfaat yang dapat
dipetik oleh orang-orang beriman.

Beberapa di antara manfaat syukur adalah mensucikan jiwa. Dengan bersedekah kita mensucikan
harta. Sedekah wajib berupa zakat dan sedekah sunnah di setiap saat. Harta dan kekayaan material
kita menjadi tersucikan oleh sedekah. Dan kehidupan kita tersucikan oleh rasa syukur yang
terkatakan dengan lisan dan terlaksana melalui perbuatan-perbuatan baik.

Syukur jura mendorong jiwa untuk beramal sholeh dan mendayagunakan kenikmatan secara baik
melalui hal-hal yang dapat menumbuhkembangkan kenikmatan tersebut. Kenikmatan yang
disyukuri, adalah lebih berarti dibandingkan kenikmatan-kenikmatan yang disia-siakan.

Syukur juga menjadikan orang lain ridho dan senang kepada kita, Syukur menentramkan jiwa kita.
Karena rasa syukur yang telah kita ungkapkan dalam perbuatan tentu menjadikan orang lain senang
dan akan membantu dan menolong kita di waktu-waktu lainnya.

Tentu saja, rasa syukur dapat memperbaiki dan melancarkan berbagai bentuk interaksi dalam sosial
masyarakat, sehingga harta dan kekayaan yang dimiliki dapat terlindungi dengan aman.

Apabila mayoritas anggota suatu masyarakat adalah pribadi-pribadi yang bersyukur kepada Allah
atas nikmat-nikmat yang telah mereka dapatkan, tentu masyarakat akan aman tenteram dan beroleh
kerahmatan dari Allah SWT. Dan baldatun toyyibatun wa robbun ghofuur tidak lagi menjadi mimpi
semata. Amin Allahumma Amin

.‫ت َوال ِذا ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ َونَفَ َعنِي َواِ ِياا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليَا‬.‫آن ْال َع ِظي ِْم‬ ِ ‫ار َك للاُ ِلي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ ‫َب‬
َ‫ أقُ ْو ُل قَ ْو ِلي هَذا َوأ ْست َ ْغ ِف ُروا للا‬.‫س ِم ْي ُع ْال َع ِل ْي ُم‬ َّ ‫الوتَهُ ا َِّن َِهُ ُه َواال‬ َ ِ‫َوتَقَ ِبا َل للا ِم ِناي َو ِم ْن ُك ْم ت‬
ُ‫ت فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ إنَّه‬ ِ ‫ت َو ْال ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا‬ِ ‫سا ِئ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬
َ ‫ي َولَ ُك ْم َو ِل‬ ْ َِ ‫ْال َع ِظي َْم َل‬
َّ ‫ُه َو ْالغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬
ُ‫ أ َ ْش َهد‬. ‫ف األَنَا َ ِم‬ ِ ‫س ْو ِليَ ِة ش ََر‬ َ ‫ارنَا ِإلب ِْر ِاز أيَاتِ ِه َوأ ْف‬
ُ ‫ضلَنَا ِب ُر‬ ِ ‫ِي أ َ ْخ َر َج نَتَائِ َج أ ْف َك‬ ْ ‫ْال َح ْمدُ هللِ ا َّلذ‬
ِ‫ث إلى َج ِميْع‬ ُ ‫س ْولُهُ ْال َم ْبعُ ْو‬ُ ‫أن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬ َّ ُ‫أن الإلهَ إالا للاُ َو ْحدَهُ الَ ش َِري َْك لَهُ َوأ ْش َهد‬ ْ
‫ فَ َيا‬.ُ‫ أ َّما َب ْعد‬. َ‫أج َم ِعيْن‬ ْ ‫ص َحا ِب ِه‬ ْ ‫س ِيا ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َوأ‬ َ ‫س ِلا ْم َعلَى‬ َ ‫ص ِلاي َو‬ َ ‫ أللا ُه َّم‬. ‫ْال َعلَ ِم‬
‫ اتَّقُ ْوا للاَ َح َّق تُقَا ِت ِه َوال ت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوأ َ ْنت ُ ْم‬. َ‫ص ْي ُك ْم ِبت َ ْق َوى للاِ َوقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْون‬ ِ ‫ِع َبادَ للاِ أ ً ْو‬
َ‫ُم ْس ِل ُم ْون‬

‫ ِإ َّن‬.‫ص ْوهَا‬ ُ ‫ َو ِإ ْن تَعُد ُّْوا نِ ْع َمةَ للاِ الَ ت ُ ْح‬،ُ‫ضل‬ ‫س ْب َحانَهُ ُه َو ْال ُم ْن ِع ُم ْال ُمتَفَ ِ ا‬
ُ َ‫َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن للا‬
َ َ‫ط ْو ِن أ ُ َّم َهاتِ ُك ْم الَ ت َ ْعلَ ُم ْون‬
. َ‫ش ْيئًا لَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُر ْون‬ ُ ُ‫ َوللاُ أ َ ْخ َر َج ُك ْم ِم ْن ب‬.‫ار‬ ٌ َّ‫ظلُ ْو ٌم َكف‬
َ َ‫سانَ ل‬ َ ‫اْ ِإل ْن‬
‫إن َعذَا ِب ْي‬ َّ ‫ألز ْيدَنَّ ُك ْم ولَ ِئ ْن َكفَ ْرت ُ ْم‬
ِ َ ‫ش َك ْرت ُ ْم‬ َ ‫ َو ِإ ْذ تَأَذَّنَ َربُّ ُك ْم لَ ِئ ْن‬: ‫َو ََقا َل للا تعالى‬
‫صدَقَ ٍة‬َ ‫ص َما ُل ِم ْن‬ َ َ‫ َما نَق‬: ‫سلَّ َم‬ َ ‫ى للاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صل‬ َ ِ‫س ْو ُل للا‬ ُ ‫ش ِد ْيدٌ َوقَا َل َر‬ َ َ‫ل‬
Hadirin Jamaah Sidang Jum’at Rahimakulullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita semua meningkatkan ketaqwaan kepada Alalh
SWT dengan melaksanakan seluruh perintah-perintahnya dan menjauhi segenap larangan-larangan
Allah SWT.

Hadirin yang dimuliakan Allah, salah satu sifat dan perilaku terpuji yang mesti dimiliki oleh orang
beriman adalah mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada kita, baik nikmat
yang berupa fisik kebendaan (material) maupun nikmat yang bersifat mental spiritual (ruhaniah).

Nikmat iman dan nikmat ukhuwah (persaudaraan atau persahabatan) adalah contoh-contoh
kenikmatan ruhaniah. Sedangkan nikmat sehat, nikmat umur dan harta benda yang melimpah
adalah beberapa di antara conroh-contoh nikmat material.

Sebagaimana saya bacakan di pembukaan khutbah ini, Allah SWT berfirman,

َ َ‫عذَا ِب ْي ل‬
ٌ ‫ش ِد ْيد‬ َّ ‫َألز ْيدَنَّ ُك ْم ولَئِ ْن َكفَ ْرت ُ ْم‬
َ ‫إن‬ َ ‫َو ِإ ْذ تَأَذَّنَ َربُّ ُك ْم لَئِ ْن‬
ِ ‫ش َك ْرت ُ ْم‬
Artinya: Dan ingatlah tatkala Tuhannu memaklumatkan, ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS: Ibrahim: 7)

Berdasarkan ayat ini, maka marilah kita mensyukuri seluruh nikmat yang dikaruniakan Allah kepada
kita, yang tidak dapat kita sebutkan satu persatu.

Hadirin siding Jum’at yang berbahagia


Sungguh pun pekerjaan bersyukur tampaknya hanyalah perbuatan yang mudah kita lakukan.
Namun bersyukur juga memiliki konsekwensi karena bersyukur adalah berbuat. Jika kita mensyukuri
umur maka kita mesti menggunakannya untuk beribadah kepada Allah. Dan jika kita mensyukuri
harta tentu kita akan menggunakannya untuk bersedekah. Nah di sinilah kita akan mendapatkan
ujian tentang rasa syukur.

Ketika kita menggunakan umur kita untuk beribadah kepada Allah, maka syetan dan hawa nafsu
akan senantiasa menggoda dan membisikkan, bahwa banyak kemaksiatan yang siap digelar di luar
sana. Bila kita ingin mendatangi masjid untuk berdzikir, maka syetan-syetan akan memperberat
langkah kita. Mereka ingin membelokkan langkah kita menuju tempat-tempat lain di mana
kemaksiatan sedang diumbar.

Sedangkan jika kita ingin bersedekah, tentu syetan dan hawa nafsu juga akan selalu menggoda kita,
mereka membisikkan resiko-resiko yang tidak semestinya. Syetan-syetan akan mengatakan, “Ah
buat apakah kamu bersedekah? Sedangkan masih banyak kebutuhan pribadimu yang belum
terpenuhi.” Jika kita ingin mendermakan beberapa ratus ribu atau beberapa juta, maka hawa nafsu
kita akan selalu mempengaruhi, “Jangan banyak-banyak deh, kalau ingin bersedekah, nanti kamu
bisa jatuh miskin.”

Padahal tahukah kita, bahwa sedekah takkan mengurangkan harta sedikitpun. Karena Allah pasti
akan menggantinya dengan berlipat ganda. Rasulullah SAW pun telah bersabda,
‫صدَقَ ٍة‬
َ ‫ص َما ُل ِم ْن‬
َ َ‫َما نَق‬
Harta tidak berkurang karena bersedekah. (HR. Muslim)

Hadits ini merupakan jaminan keamanan dari kefakiran kita oleh Allah SWT. Kita telah mendapatkan
jaminan, takkan menjadi miskin karena bersedekah.
Bahkan dalam hadits lain, Rasulullah menceritakan, "Tidaklah seorang hamba berada di pagi hari
kecuali dua Malaikat turun kepadanya, yang salah satunya berkata: Ya Allah, berilah orang yang
berinfak gantinya. Dan yang lain berkata: Ya Allah, berilah orang yang kikir kerusakan." (HR.
Bukhari-Muslim)

Kedua hadits ini mengindikasikan, Justru dengan bershadaqah, harta seseorang akan semakin
bertambah, barakahnya maupun jumlah harta itu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT,

ُ‫ْئ فَ ُه َو يَ ْخ ِلفُه‬ َ ‫َو َما أ ْنفَ ْقت ُ ْم ِم ْن‬


ٍ ‫شي‬
Dan segala yang kamu nafkahkan, tentu akan digantikan oleh Allah SWT. (QS. Al-Hasyr : 39)

Maka dari itu saudara-saudaras ekalian, kita tidaklah perlu khawatir bahwa rasa syukur kita dan
sedekah kita akan mendatangkan kesulitan bagi hidup kita. Kita tidak perlu khawatir bahwa syukur
dan sedekah akan mengurangi kenikmatan kita. Dan marilah kita mensyukuri segala nikmat Allah
dengan segenap daya untuk semakin mengaplikasikan ketakwaan yang sesungguhnya.

Hadirin Sidang Jum’at yang diridhoi Allah.


Bersyukur atas nikmat adalah bukti bagi lurusnya keimanan dalam jiwa manusia. Dan orang yang
bersyukur kepada Allah akan selalu merasakan muroqobatullah (Kebersamaan Allah) dalam
mendayagunakan kenikmatan-Nya, dengan tidak disertai pengingkaran, perasaan menang dan
unggul atas makhluk lainnya, dan penyalahgunaan nikmat.

Mensyukuri nikmat dengan mengungkapkan rasa kesyukuran kepada Allah dapat kita lakasanakan
sengan tiga hal : pertama adalah Mengakui di dalam bathin. Sedangkan yang kedua
adalah Mengucapkannya dengan lisan dan yang ketiga adalah Menggunakan nikmat sesuai
dengan kehendak pemberi nikmat. Dan ketiga-tiganya ini harus kita laksanakan dengan
sepenuhnya, kita tidak dapat bersyukur dengan sebenarnya jika hanya ucapan yang membuktikan
itu.

Jika mengaku bersyukur atas kelebihan harta namun tidak pernah bersedekah, tentu syukur yang
kita ucapkan adalah kebohongan belaka. Apalah lagi kita selalu menggerutu, namun mengaku
penuh syukur. Sungguh hal tersebut hanyalah isapan jempol semata.

Hadirin Saudara-saudara Seiman yang Dirahmati Allah


Tentu Allah dan Rasulullah takkan memerintahkan kepada kita untuk bersyukur, jika tida
manfaatnya. Maka ketahuilah bahwa mensyukuri nikmat memiliki banyak sekali manfaat yang dapat
dipetik oleh orang-orang beriman.

Beberapa di antara manfaat syukur adalah mensucikan jiwa. Dengan bersedekah kita mensucikan
harta. Sedekah wajib berupa zakat dan sedekah sunnah di setiap saat. Harta dan kekayaan material
kita menjadi tersucikan oleh sedekah. Dan kehidupan kita tersucikan oleh rasa syukur yang
terkatakan dengan lisan dan terlaksana melalui perbuatan-perbuatan baik.

Syukur jura mendorong jiwa untuk beramal sholeh dan mendayagunakan kenikmatan secara baik
melalui hal-hal yang dapat menumbuhkembangkan kenikmatan tersebut. Kenikmatan yang
disyukuri, adalah lebih berarti dibandingkan kenikmatan-kenikmatan yang disia-siakan.

Syukur juga menjadikan orang lain ridho dan senang kepada kita, Syukur menentramkan jiwa kita.
Karena rasa syukur yang telah kita ungkapkan dalam perbuatan tentu menjadikan orang lain senang
dan akan membantu dan menolong kita di waktu-waktu lainnya.
Tentu saja, rasa syukur dapat memperbaiki dan melancarkan berbagai bentuk interaksi dalam sosial
masyarakat, sehingga harta dan kekayaan yang dimiliki dapat terlindungi dengan aman.

Apabila mayoritas anggota suatu masyarakat adalah pribadi-pribadi yang bersyukur kepada Allah
atas nikmat-nikmat yang telah mereka dapatkan, tentu masyarakat akan aman tenteram dan beroleh
kerahmatan dari Allah SWT. Dan baldatun toyyibatun wa robbun ghofuur tidak lagi menjadi mimpi
semata. Amin Allahumma Amin

.‫ت َوال ِذا ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ِ ‫ َونَفَعَنِي َواِ ِياا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليَا‬.‫آن ْالعَ ِظي ِْم‬ ِ ‫ار َك للاُ ِلي َولَ ُك ْم فِي ْالقُ ْر‬ َ َ‫ب‬
َ‫ أقُ ْو ُل قَ ْو ِلي هَذا َوأ ْست َ ْغ ِف ُروا للا‬.‫س ِم ْي ُع ْال َع ِل ْي ُم‬
َّ ‫الوتَهُ ا َِّن َِهُ ُه َواال‬ َ ِ‫َوتَقَ ِبا َل للا ِم ِناي َو ِم ْن ُك ْم ت‬
ِ ‫ت َو ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا‬
ُ‫ت فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ إنَّه‬ ِ ‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َما‬
َ ‫ي َولَ ُك ْم َو ِل‬ ْ َِ ‫ْال َع ِظي َْم َل‬
‫الر ِحي ُم‬ َّ ‫ُه َو ْالغَفُ ْو ُر‬

Anda mungkin juga menyukai