Anda di halaman 1dari 4

1.

PERENCANAAN DEFINISI KASUS


2. HIPOTESIS AWAL
3. SUMBER DATA
Di negara-negara berisiko tinggi telah divaksinasi melalui program
imunisasi, sehingga pada tahun 2012 kematian akibat Campak telah
mengalami penurunan sebesar 78% secara global. Indonesia
merupakan salah satu dari negara-negara dengan kasus Campak
terbanyak di dunia.
Dalam kurun waktu tahun 2010-2015, diperkirakan terdapat
23.164 kasus Campak Jumlah kasus ini diperkirakan masih rendah
dibanding angka sebenarnya di lapangan, mengingat masih banyaknya
kasus yang tidak terlaporkan, terutama dari pelayanan swasta serta
kelengkapan laporan surveilans yang masih rendah.
Jumlah kasus Campak yang dilaporkan dapat dibandingkan
antara satu wilayah dengan wilayah lainnya dengan menggunakan
Incidence Rate. Incidence Rate Campak diperoleh dengan membagi
jumlah kasus Campak dengan jumlah penduduk di wilayah tertentu lalu
dikalikan dengan konstanta 100.000. Incidence rate Campak
menggambarkan rate penderita Campak di tiap 100.000 penduduk.
Gambar 1. Incidence Rate Campak Per 100.000 Peduduk Di
Indonesia Tahun 2011-2017

Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI,


2018
Incidence Rate Campak per 100.000 penduduk di Indonesia pada
tahun 2011-2017 menunjukkan kecenderungan penurunan, dari 9,2
menjadi 5,6 per 100.000 penduduk. Namun demikian, Incidence rate
cenderung naik dari tahun 2015 sampai dengan 2017, yaitu dari 3,2
menjadi 5,6 per 100.000 penduduk.
Kasus Campak dalam tiga tahun terakhir juga menunjukkan
peningkatan dibeberapa provinsi. Namun ada juga beberapa provinsi
yang mengalami penurunan.
Gambar 2. Distribusi Kasus Campak Tahun 2015-2017

Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI,


2018
Gambar di atas menunjukkan bahwa terdapat 18 provinsi (52,9%)
yang mengalami peningkatan kasus dalam tiga tahun terakhir, yaitu
Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kepulauan
Riau, Jawa Timur, Banten, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Maluku, dan Papua Barat. Provinsi Banten dan Jawa Timur
mengalami peningkatan yang signifikan di antara 18 provinsi tersebut.
Pada saat tertentu adanya peningkatan kasus di suatu wilayah
menyebabkan penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada
wilayah tersebut. KLB suspect Campak terjadi ketika ditemukan 5 atau
lebih suspect Campak dalam waktu 4 minggu berturut-turut, terjadi
mengelompok dan memiliki hubungan epidemiologi. KLB Campak pasti
terjadi ketika ada KLB suspect Campak dengan hasil laboratorium > 2
IgM Campak.
Kasus Campak pada pelaporan rutin dan kasus pada Kejadian
Luar Biasa dilaporkan tiap bulan kasus tersebut menunjukkan
peningkatan pada bulan-bulan tertentu, namun pola yang ditunjukkan
tidak sama dalam tiga tahun terakhir (2015-2017).
Gambar 3. Jumlah Kasus Campak menurut Bulan Tahun 2015-2017

Sumber: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI,


2018

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa kasus Campak tidak


tergantung musim. Pola yang dapat diidentifikasi adalah jika terjadi
peningkatan kasus, maka akan diiringi dengan peningkatan kasus pada KLB.

4. ALAT ATAU SARANA YANG DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN


KRITERIA

Gambar 4. Skema Kasus Campak


Sumber : Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB Penyakit
Menular dan Keracunan Pangan, Kemenkes RI, 2011.
- Penyelidikan Epidemiologi
a. Jika ada 1 kasus suspek campak, yang dilaporkan dari rumah sakit,
puskesmas maupun laporan masyarakat, harus dilakukan pelacakan
untuk memastikan apakah di tempat tinggal kasus, di sekolah, dan
lain-lain, ada kasus serupa.
b. Jika dilaporkan KLB tersangka campak, maka dilakukan kunjungan
dari rumah ke rumah (rumah yang ada kasus campak dan rumah
yang tidak ada kasus campak) di wilayah tersebut, dengan mengisi
format C1. Ini dilakukan untuk mencari kasus tambahan, populasi
berisiko dan untuk melihat status imunisasi campak pada populasi di
daerah KLB. Cari faktor resiko KLB Campak dengan form C2, dan
berikan rekomendasi.
- Pemeriksaan Laboratorium
a. KLB Campak Pasti : Apabila minimum 2 spesimen positif IgM
campak dari hasil pemeriksaan kasus pada tersangka KLB campak.
-

Anda mungkin juga menyukai