Anda di halaman 1dari 1

Daya Pada Audio Amplifier

Spesifikasi daya pada audio amplifier menggunakan daya RMS dengan sinyal
sinus 1 kHz, pada beban 8 Ohm atau 4 Ohm, dan Total Harmonic Distortion (THD)
maksimal sebesar 1%.

Untuk amplifier yang bukan Bridge Tie Load (BTL), tegangan maksimal dibatasi
oleh tegangan power supply nya dan tegangan saturasi transistor finalnya.
Sedangkan arus maksimalnya dibatasi oleh arus maksimal dari trafo. Tentu saja
harus dipastikan transistor bekerja pada daerah Safe Operating Area (SOA)-nya.

Pada power supply yang tidak teregulasi, makin besar arus yang ditarik amplifier,
tegangan power supply semakin turun. Ini karena power supply memiliki
impedansi output yang tidak nol. Umumnya trafo yang baik tidak mengalami
penurunan tegangan lebih dari 5% saat dibebani arus maksimalnya. Belum lagi
tegangan ripple power supply yang besarnya tergantung dari besarnya
kapasitansi dari elco setelah dioda penyearah. Dioda penyearah juga mengurangi
tegangan power supply sekitar 1V.

Sedangkan tegangan saturasi transistor bisa mencapai 3V tergantung besar arus


kolektornya.

Contoh perhitungan

Misalnya ada trafo 32V CT 5A akan dijadikan audio amplifier. Berapa perkiraan
daya maksimalnya pada 4 Ohm?

Tegangan power supply pada beban maksimal = (tegangan puncak x 95%) –


tegangan dioda – tegangan ripple.

Tegangan puncak = 32 x √2 = 45 V (dibulatkan agar mudah).

Tegangan dioda = 1 V Tegangan ripple = 3 V Tegangan power supply pada beban


maksimal = 38,75 V

Tegangan sinyal maksimal (puncak) = Tegangan power supply pada beban


maksimal – tegangan saturasi transistor = 38.75 – 3 = 35.75 V

Daya RMS pada 4 Ohm = (Tegangan sinyal RMS)2 / R = ( 35.75 / √2 )2 / 4 = 160 W


RMS (dibulatkan).

Sumber: https://anistardi.wordpress.com/2015/01/17/menghitung-dan-
mengukur-daya-audio-amplifier/ diakses 21-2-2019

Anda mungkin juga menyukai