BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 4
PENUTUP ............................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ............................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................... 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penyusun makalah ini adalah untuk mengetahui kriteria keluarga sejahtera
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini agar mahasiswa mampu :
a. Memahami tahapan dan tugas perkembangan keluarga.
b. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga,
c. Memahami interaksi keluarga dalam rentang sehat-sakit.
d. Memahami kriteria kesejahteraan keluarga di Indonesia.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
7) Keluarga yang banyak terdiri dari
orang tua saja/keluarga usia
pertengahan (semua anak
meninggalkan rumah)
6. Keluarga lansia 8) Keluarga lansia
6
Mempertahankan hubungan yang serasi dan
memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga
lanjut yang saling menyenangkan pasangannya
Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi:
kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan penghasilan
keluarga
Mempertahankan keakraban pasangan dan saling
merawat
Melakukan life review masa lalu
1. Faktor Fisik
Ross, Mirowsaky, dan Goldstein tahun 1990 (dikutip dalam
fitriani, dkk. 2014) memberikan gambaran bahwa ada hubungan positif
antara perkawinan dengan kesehatan fisik. Contoh dari hubungan tersebut
antara lain : seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa
bulan kemudian setelah menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa
alasan dikemukakan bahwa dengan menikah suami ada yang
memperhatikan dan pola makan lebih teratur begitu sebaliknya dengan
istri.
2. Faktor Psikis
Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis
yang besar, perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling
memberikan penguatan atau dukungan. Suami akan merasa tentram dan
terarah setelah beristri, begitupun sebaliknya (Setiawati, 2008 : 22).
Berdasarkan riset ternyata tingkat kecemaasan istri lebih tinggi dibanding
7
dengan suami, hal ini dimungkinkan karena bertambahnya beban yang
dialami istri setelah bersuami.
3. Faktor Sosial
Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi
kesehatan sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan
semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima semakin baik taraf
kehidupannya. Tingginya pendapatan yang diterima akan berdampak pada
pemahaman tentang pentingnya kesehatan, jenis pelayanan kesehatan yang
dipilih, dan bagaimana berespon terhadap masalah kesehatan yang
ditemukan dalam keluarga (Setiawati, 2008 : 22). Status sosial ekonomi
yang rendah memaksa keluarga untuk memarginalkan fungsi kesehatan
keluarganya, dengan alasan keluarganya akan mendahulukan kebutuhan
dasarnya.
4. Faktor budaya
Faktor budaya terdiri dari :
a. Keyakinan dan praktek kesehatan
b. Nilai-nilai keluarga
c. Peran dan pola komunikasi keluarga
d. Koping keluarga (fitriani, dkk. 2014)
Menurut Friedman (2010) status sehat atau sakit anggota keluarga dan
keluarga saling mempengaruhi suatu penyakit dalam keluarga saling
memengaruhi. Suatu penyakit memengaruhi keselurahan keluarga dan
interaksinya, sementara itu keluarga pada gilirannya memengaruhi perjalanan
penyakit dan status kesehatan anggotanya. Karena itu, pengaruh status sehat
atau sakit terhadap keluarga dan dampak status sehat atau sakit keluarga saling
terkait atau sangat saling bergantung.
8
Ada 6 tahap sehat atau sakit dan interaksi keluarga untuk
menggambarkan secara lebih lanjut mengenai hubungan ketergantungan
antara keluarga dan status kesehatan anggotanya, yaitu sebagai berikut:
9
5. Tahap 5: Respons akut klien dan keluarga terhadap penyakit.
Menurut Hill, 1940; Murray, 2000 (dikutip dalam Friedman, 2010; 8)
selama tahap respons akut, keluarga harus menyesuaikan diri dengan
penyakit, diagnosis dan pengobatan anggota keluarga yang sakit.
Penyakit yang serius atau mengancam jiwa dapat mengakibatkan krisis
keluarga, yaitu keluarga mengalami masa ketidakteraturaan sebagai
respons terhadap stressor kesehatan yang besar.
6. Tahap 6: Adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan.
Proses adaptasi anggota keluarga terhadap penyakit dan adaptasi serta
koping keluarga sebagai sebuah unit, telah lama dipelajari secara
mendalam oleh para ilmuwan keluarga dan perawat peneliti keluarga.
Tahap adaptasi adalah masa saat perawat keluarga dihubungi untuk
membantu keluarga menghadapi stressor kesehatan.
10
e. Kesehatan (anak sakit atau pasangan usia subur (pus) ingin ber-kb
dibawa ke sarana/petugas kesehatan
f. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama
masing-masing yang dianut
g. Makan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk paling kurang sekali dalam
seminggu
h. Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir
i. Luas lantai penghuni rumah 8 m2 per orang
j. Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga dapat
melaksanakan fungsi masing-masing
k. Keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap
l. Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga dewasa yang berumur
10 sampai dengan 60 tahun
m. Anak usia sekolah (7-15 tahun) bersekolah
n. Anak hidup dua atau lebih, keluarga masih pus, saat ini memakai
kontrasepsi
3. Keluarga Sejahtera TahapIII (KS III)
Indicator Keluarga Sejahtera Tahap III
a. Melaksanakanibadahmenurut agama masing-masing yang dianut
b. Makan dua kali sehari atau lebih
c. Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan
d. Lantai rumah bukan dari tanah
e. Kesehatan (anak sakit atau pasangan usia subur (pus) ingin ber-kb
dibawa ke sarana/petugas kesehatan
f. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama
masing-masing yang dianut
g. Makan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk paling kurang sekali dalam
seminggu
h. Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir
i. Luas lantai penghuni rumah 8 m2 per orang
j. Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga dapat
melaksanakan fungsi masing-masing
11
k. Keluarga yang berumur 15 tahun ke atas mempunyai penghasilan tetap
l. Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga dewasa yang berumur
10 sampai dengan 60 tahun
m. Anak usia sekolah (7-15 tahun) bersekolah
n. Anak hidup dua atau lebih, keluarg amasih pus, saat ini memakai
kontrasepsi
o. Upaya keluarga untuk meningkatkan/menambah pengetahuan agama
p. Keluarga mempunyai tabungan
q. Makan bersama paling kurang sekali sehari
r. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat
s. Rekreasi bersama/penyegaran paling kurang dalam 6 bulan
t. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, televisi, dan majalah
u. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi
4. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus)
IndicatorKeluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus)
a. Melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing yang dianut
b. Makan dua kali sehari atau lebih
c. Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan
d. Lantai rumah bukan dari tanah
e. Kesehatan (anak sakit atau pasangan usia subur(PUS) ingin ber-KB
dibawa ke sarana/petugas kesehatan
f. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama
masing-masing yang dianut
g. Makan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk paling kurang sekali dalam
seminggu
h. Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir
i. Luas lantai penghuni rumah 8 m2 per orang
j. Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga dapat
melaksanakan fungsi masing-masing
k. Keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap
l. Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga dewasa yang berumur
10 sampai dengan 60 tahun
12
m. Anak usia sekolah (7-15 tahun) bersekolah
n. Anak hidup dua atau lebih, keluarga masih pus, saat ini memakai
kontrasepsi
o. Upaya keluarga untuk meningkatkan/menambah pengetahuan agama
p. Keluarga mempunyai tabungan
q. Makan bersama paling kurang sekali sehari
r. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat
s. Rekreasi bersama/penyegaran paling kurang dalam 6 bulan
t. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, televisi, dan majalah
u. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi
v. Memberikan sumbangan secara teratur (waktu tertentu) dan sukarela
dalam bentuk material kepada masyarakat
w. Aktif sebagai pengurus yayasan/panti
5. Keluarga Miskin
Indicator Keluarga Miskin
a. Tidak bisa makan dua kali sehari atau lebih
b. Tidak bisa memiliki pakaian yang berbeda untuk setiap aktivitas
c. Tidak bisa menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk paling
kurang seminggu sekali
d. Bagian terluas lantai rumah dari tanah
e. Luas lantai rumah kurang dari delapan meter persegi untuk setiap
penghuni rumah
f. Tidak ada anggota keluarga berusia 15 tahun mempunyai penghasilan
tetap
g. Bila anak sakit/ PUS ingin ber-KB tidak bisa ke fasilitas kesehatan
h. Anak berumur 7-15 tahun tidak bersekolah
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, &
Praktik. Jakarta : EGC
16