Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS


PERITONITIS DI RUANG SERUNI
RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU

Disusun Oleh :

GINA DWI ANGGRAINI

Preseptor Akademik Preseptor Lahan

Ns. Sahran, S.Kep, M.Kep Ns. Nopa Apriani, S.Kep

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


JURUSAN KEPERAWATAN
PROFESI NERS
TA. 2019/2020
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KASUS PERITONITIS

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan awal dalam proses keperawatan, meliputi identitas klien (nama,
alamat, no. MR, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, data penanggung jawab dan
lain lain (Muttaqin, 2011).
a. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan hal-hal yang dirasakan oleh klien sebelum masuk ke
rumah sakit. Pada klien dengan peritonitis biasanya didapatkan keluhan utama yang
bervariasi, mulai dari nyeri di bagian perut dan di sertai dengan keluar keringat dingin
(Muttaqin, 2011).
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien berkemungkinan memiliki riwayat pembedahan pada perut ,
memeiliki riwayat penyakit gastro intestinal seperti apendiksitis, memilki riwayat
tertusuk di bagian perut.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengalami nyeri abdomen, mual dan muntah, abdomn terasa
kaku, biasanya di sertai dengan demam, terasa lemah, nyeri tekan pada abdomen
dan berkeringat dingin.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya klien tidak mempunyai anggota keluarga yang pernah menderita
penyakit yang sama.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum dan TTV
a. Biasanya keadaan umum klien lemah, letih dan terlihat sakit berat.
b. Biasanya tingkat kesadaran klien composmentis
c. TTV : Biasanya RR meningkat, biasanya tekanan darah naik
2) Kepala
Mengamati bentuk kepala, tidak ada hematoma atau edema, perlukaan (rincian
luka, adanya jahitan, dan kondisi luka).
a. Mata : Biasanya simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, dan sklera
tidak ikterik
b. Hidung : Biasanya tidak ada pembengkakan polip dan simetris kiri dan kanan.
c) Bibir : Biasanya bibir pucat
c. Gigi : Biasanya tidak terdapat karies pada gigi.
d. Lidah : Biasanya klien tidak mengalami pendarahan lidah
3) Leher
Biasanya tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid atau kelenjar getah bening dan
pembesaran vena leher.
4) Dada / Thorak
a. Inspeksi : Biasanya simetris kiri dan kanan
b. Palpasi : Biasanya fremitus lemah kiri dan kanan
c. Perkusi : Biasanya terdengar sonor
d. Auskultasi : Biasanya terdapat bunyi vesicular.
5) Jantung
a. Inspeksi : Biasanya letak ictus cordis normal yang berada pada ICS 5 pada
linea medio clavicularis sinistra selebar 1 cm. Ictus cordis tidak terlihat.
b. Palpasi : Biasanya ictus cordis tidak teraba
c. Perkusi : Biasanya tidak ada nyeri
d. Auskultasi : Biasanya terdapat irama jantung yang cepat
6) Perut / Abdomen
a. Inspeksi : Biasanya tidak ada pembesaran pada abdomen, simetris kiri dan
kanan
b. Auskultasi : Biasanya bising usus normal, berkisar antara 5-35 kali/menit.
c. Palpasi : Biasanya tidak adanyeri tekan, tidak ada pembesaan hepar dan lien.
d. Perkusi : biasanya terdapat nyeri tekan.
7) Genitourinaria
Biasanya tidak terpasang kateter
8) Ekstremitas
Biasanya tidak ada gangguan pada ekstremitas
9) Sistem Integumen
Biasanya warnanya sawo matang, dan tidak ada gatal pada kulit
10) Sistem Neurologi
Biasanya tidak terjadi penurunan kesadaran

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi, demam dan kerusakan jaringan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia dan muntah
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif
4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
5. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan kedalaman pernapasan
sekunder distensi abdomen dan menghindari nyeri
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Rencana Tidakan Keperawatan Rasional
Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) Keperawatan (NIC)
1 Nyeri akut b.d agen Setelah diberikan NIC: Manajemen 1. Untuk
pencedera fisiologis; intervensi keperawatan nyeri mengetahui
agen pencedera kimiawi; selama 3 x 24 jam, Nyeri Aktivitas sejauh mana nyeri
agen pencedera fisik akut teratasi dengan: keperawatan: terjadi
NOC: Tingkat Nyeri 1. Lakukan 2. Mengetahui
Batasan karakteristik :  Dipertahankan pada 4 pengkajian keadaan umum
 Perubahan seleran  Ditingkatkan pada 5 nyeri pasien
makan  1= Berat komprehensif 3. Membantu pasien
 Perubahan tekanan  2= Cukup berat meliputi lokasi, mengidentifikasi
darah  3= Sedang karakteristik, nyeri yang
 Perubahan frekuensi  4= Ringan durasi, dialami agar
jantung  5= Tidak ada frekuensi,intens dapat
 Diaphoresis Dengan kriteria hasil itas nyeri dan meringankan dan
 Perilaku distraksi  Skala nyeri 1/2/3/4/5 faktor pencetus mengurangi nyeri
(berjalan mondar- - Nyeri yang 2. Kaji tanda- sampai pada
mandir) dilaporkan tanda vital kenyamanan yang
 Sikap melindungi - Panjangnya episode 3. Gali bersama diterima pasien
nyeri nyeri pasien faktor 4. Untuk
 Laporan isyarat - Mengerang dan yang dapat mengetahui
menangis menurunkan tindakan yang
- Ekspresi nyeri wajah nyeri seperti nyaman
- Mengeluarkan kompres dilakukan bila
keringat hangat/dingin nyeri muncul
- Ketegangan otot 4. Evaluasi 5. Pengetahuan
- Tidak bisa istirahat efektivitas yang akan
- Kehilangan nafsu tindakan dirasakan
makan pengontrolan membantu
nyeri yang mengurangi
pernah nyerinya dan
digunakan dapat membantu
sebelumnya. mengembangkan
5. Berikan 6. Lingkungan
informasi tenang akan
mengenai menurunkan
penyebab nyeri stimulus nyeri
dan berapa eksternal dan
lama nyeri akan membatasi
dirasakan pengunjung akan
6. Kendalikan membantu
faktor meningkatkan
lingkungan kondisi oksigen
tenang, batasi ruangan yang
pengunjung, akan berkurang
suhu ruangan, apabila banyak
pencahayaan yang berada di
7. Ganti linen ruangan.
tempat tidur 7. Memberikan rasa
bila diperlukan nyaman
8. Berikan posisi 8. Untuk
nyaman ketika mengurangi atau
nyeri muncul meringankan rasa
9. Ajarkan teknik nyeri sampai pada
distraksi pada tingkat yang
saat nyeri dapat diterima
10.Dukung pasien
istirahat/tidur 9. Distraksi dapat
yang adekuat menurunkan
untuk membatu stimulus internal
penurunan 10. Untuk
nyeri meringankan rasa
nyari

2 Ketidakseimbangan Setelah diberikan NIC: Manajemen 1. Pengkajian penting


Nutrisi Kurang dari intervensi keperawatan Nutrisi dilakukan untuk
Kebutuhan berhubungan Ketidak seimbangan Aktivitas mengetahui status
dengan Asupan Diet nutirisi: kurang dari keperawatan: nutrisi pasien
Kurang kebutuahan tubuh selama 1. Tentukan status sehingga dapat
3x24 jam, diharapkan gizi pasien dan menentukan
Ditandai dengan pasien mampu kemampuan intervensi yang
 BB menurun 20% menujukkan pasien untuk diberikan.
atau lebih dari BB memenuhi 2. Mulut yang bersih
ideal NOC: status Nutrisi kebutuhan gizi. dapat
 Cepat kenyang setelah  Ditingkatkan pada 5 2. Lakukan atau meningkatkan
makan  1= sangat bantu pasien nafsu makan
 Kram/nyeri abdomen menyimpang dari terkait dengan 3. Pada posisi duduk
 Nafsu makan menurun rentang normal perawatan mulut tegak memudahkan
 Bisisng usus hiperaktif  2= banyak menyimpng sebelum makan makanan masuk ke
 Otot pengunyah lemah dari rentang normal 3. Anjurkan pasien lambung karena
 Otot menelan lemah  3= cukup menyimpang untuk duduk pada saluran pencernaan
 Sariawan dari rentang normal posisi tegak, jika pada posisi lurus
 Diare  4= sedikit memungkinkan 4. Informasi yang
menyimpang dari 4. Berikan informasi diberikan dapat
rentang normal yang tepat memotivasi pasien
 5= tidak menyimpang terhadap pasien untuk
dari rentang normal tentang meningkatkan
Dengan kriteria hasil: kebutuhan nutrisi intake nutrisi.
1/2/3/4/5 yang tepat dan 5. Lingkungan yang
 Asupan gizi sesuai. nyaman dapat
 Asupan makanan 5. Ciptakan menimbulkan efek
 Asupan cairan lingkungan yang relaksasi dan
 Energi optimal pada saat membuat pasien
 Resiko berat mengkonsumsi nyaman saat
badan/tinggi badan makanan mengonsumsi
 Hidrasi (misalnya bersih, makanan.
berventilasi, 6. Zat besi dapat
santai, dan bebas membantu tubuh
dari bau yang sebagai zat
menyengat) penambah darah
6. Pastikan makanan sehingga mencegah
disajikan dengan terjadinya anemia
cara yang atau kekurangan
menarik dan pada darah
suhu paling 7. Pada pasien gagal
cocok untuk ginjal sangat
dikonsumsi diperlukan diet
secara optimal cairan, karena
7. Anjurkan pasien apabila cairan
untuk Yang dikonsumsi
mengkonsumsi berlebih akan
makanan tinggi menyebabkan
zat besi seperti edema tungkai,
sayuran hijau asitess, bahkan
edema paru.
8. Anjurkan pasien 8. Konstipasi harus
terkait dengan dicegah jangan
kebutuhan diet sampai terjadi,
untuk kondisi karena saat terjadi
sakit (yaitu konstipasi perut
pasien ddengan akan terasa penuh
panyakit ginjal dan menurunkan
diperlukan nafsu makan.
pembatasan
natrium, kalium, 9. Makan sedikit
protein dan cairan tapi sering
Pastikan diet dianjurkan
mencakup karena dapat
makanan tinggi memenuhui
serat untuk kebutuhan nutrisi
mencegah pasien tanpa
konstipasi membuat pasien
9. Anjurkan kembung
pasien makan
sedikit tapi
sering.
3 Defisien volume cairan, Setelah di berikan NIC : Manajemen
berhubungan dengan intervensi kperawatan cairan
kehilangan volume selama 3x 24 jam
cairan aktif defisien volume cairan Aktivitas
teratasi, dengan: keperawatan:
Ditandai dengan : NOC: 1. timbang berat 1. Menimbang berat
 Penurunan Keseimbangan cairan badan setiap badan penting
turgor kulit Ditingkatkan pada 5 hari dan untuk
 Penurunan  1=sangat montor status mengetahui
haluaran urine terganggu pasien status kebutuhan
 Membrane  2= banyak 2. Jaga intake cairan yang akan
mukosa kering terganggu dan asupan diberikan.
 Peningkatan  3= cukup yang akurat 2. Mencatan intake
suhu tubuh terganggu dan catat dan output adlah
 Penungkatan  4=sedikit output untuk
hematokrit terrganggu 3. Masukan mengetahui
 Penignkatan  5= tidak kateter urine keseimbangan
konsentrasi terganggu 4. Monitor status cairan yang
urine Dengan kriteria hasil: hidrasi masuk dan keluar
 Haus keseimbangan cairan (membran 3. Kateter urine
bergna untuk
 kelemahan 1/2/3/4/5 mukosa,
denyut nadi, melihat output
- Tekanan darah dan tekanan urine secara
- Keseimbangan darah) berkala dan
intake dan output 5. Monitor hasil meihat arna dan
- Turgor kulit laboratorium konsentrasi urine.
- Kelembapan yang relevan 4. Melihat satus
membran mukosa (penurunan hidrasi untuk
- Berat jenis urine hematrokrit, mengetahui
- Kehausan kadar urine) tingkat
6. Monitor kekurangan
tanda- tanda cairan
vital 5. Hasilaboratorium
7. Berikan terapi dapat
IV seperti mencerminkan
yang di kandungan cairan
tentukan dai dalam plasma
8. Berikan dan tubuh.
cairan dengan
tepat 6. Kekurangan
9. Tingkatkan volume cairan
supan oral dapat
(misalnya mempengaruhi
memberikan keseimbangan
sedotan, tanda- tanda vital
menawarkan 7. Terapi IV line
cairna dapat membantu
diantara memenuhi
waktu makan) kebutuhan cairan
10. Konsultasikan secara cepat
dengan dokter melalui vena
jika tanda- 8. Cairan yang tepat
tanda dan mengandung
kekurangan elektrolit yang
cairan tepat dapat
memburuk menjaga
keseimbangan
cairran dalam
tubuh.
9. Menungktkan
asupan oral untuk
menjaga mukosa
dan keadan
umum pasien.
10. Pasien
mendapatkan
terapi lanjut
LAPORAN KASUS KELOLAAN PRAKTIK PROFESI NERS
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA Ny.A
DENGAN PERITONITIS DI RUANG SERUNI
RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU

Disusun Oleh :
Nama : GINA DWI ANGGRAINI
Nim : P05120419002

PRESEPTOR AKADEMIK PRESEPTOR LAHAN

Ns. Sahran, S.Kep, M.Kep Ns. Nopa Apriani, S.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAM KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai