Anda di halaman 1dari 1

Runtuhnya Politik Identitas.

Membenci artinya menolak mengerti. Itulah tindakan paling Dungu. “Rocky Gerung”. Teks
dengan luapan penuh makna ini, barangkali harus kita lemparkan kepada para perusak dan pembenci.
Mereka yang berkumpul dibawah tudung Politik Identitas, yang terus menerus memaksakan
kehendaknya atas dominasi kesukuan, ras dan agama. Irasionalitas ini muncul kepermukaan sebagai
antitesa dari demokrasi akal sehat. Seolah tak pernah berhenti mencungkil gairah permusuhan lewat
berbagai narasi biadab yang diciptakannya. Alhasil, masyarakat terpecah belah. Mereka larut dalam
pertengkaran kedunguan tentang etnisitas dan dominasi kuasa. Pada akhirnya isu sentral seperti ide dan
gagasan seorang kontestan politik tidak lagi menjadi prioritas. Ia menguap dan berhamburan diatas
kertas tanpa makna.

Namun, jalan mulus Politik Identitas nampaknya menemui kendala di beberapa daerah.
Rasionalitas masyarakat menguat dibabat ketulusan seorang kandidat. Barangkali Vonny Ameliani
adalah salah satu contoh dimana politik identitas mampu dirontokkan dengan sentuhan kualitas. Calon
Anggota Legislatif DPRD Sulsel IV ini dikenal dengan jargon Caleg Impor. Diawal tagline ini keluar, banyak
yang berasumsi bahwa vonny sedang melemahkan dirinya. Memberikan penjelasan kuat bahwa ia
bukan caleg yang lahir dari daerah tersebut. Bagi pecandu Politik Identitas mungkin iya. Tapi tidak bagi
vonny dan timnya. Tagline Caleg Impor yang diolok-olok sebagian pesaing membuktikan sebuah
kekuatan besar yang mengakar. Perempuan yang lahir di Sumatra ini berhasil meyakinkan masyarakat,
Jeneponto, Bantaeng dan Selayar. Bahwa ia berhak dipilih menjadi wakil rakyat. Terbukti pada rilis
perhitungan suara yang diberitakan media online Rakyat Sulsel. Vonny Ameliani meraih suara terbanyak
dari partai Gerindra. Total 20.298 masyarakat mempercayakan pilihan kepadanya. Dan menjadi peraih
suara paling tinggi di keseluruhan Caleg DPRD Dapil Iv Jeneponto, Bantaeng dan Selayar.

Perolehan suara ini membuat pesaingnya terdiam, gagap dan kalap. Vonny keluar sebagai
pemenang. Ia membuat kita percaya bahwa politik kotor macam itu bisa dikalahkan. Paragraf terakhir
dari status Facebooknya sebelum pilcaleg berlangsung, menjadi sangat menohok dan membuat haru.
“Jangan paksa orang membenci primordialisme tidak pada tempatnya, ini Indonesia, saya orang
Indonesia. Dan saya bisa mengabdi dimana saja”. Spirit ini menggetarkan masyarakat dan ia dilahirkan
sebagai pemenang.

Harapan ini akan terawat lama dan sekali lagi akan membuktikan bahwa. Jangan sesekali
membatasi seseorang yang ingin mengabdi dengan tulus dan ikhlas di daerahmu. Karena rasionalitasmu
diukur dari keberpihakanmu pada demokrasi akal sehat. Yang, memberi kesempatan kepada yang
berkualitas untuk memimpin.

`The Doctor Tim”

Anda mungkin juga menyukai