OSTEOGENESIS IMPERFEKTA
Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Bedah Orthopaedic Royal Prima Medan
Disusun Oleh :
Prayitna Susanti
13330701014
Prayitna Susanti
133307010014
Pembimbing :
DR. dr. Adrian Khu, Sp.OT, FICS
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan refarat tepat pada waktunya.
melengkapi tugas serta merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian akhir
Kepanitraan Klinik Departemen Ilmu Bedah Orthopedic Di Rumah Sakit Umum Royal
Prima Medan.
Medan, juli
2018
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1. 1 Penyakit Keturunan
Kelainan dan penyakit genetik adalah penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata –
rata manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor –
faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia.1
Kelainan bawaan (kelainan kongenital) adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi
maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan. Sekitar 3-4%
bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat. Beberapa kelainan baru ditemukan
pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5% terdiagnosis ketika anak berusia 5 tahun,
tetapi kebanyakan bersifat ringan. Semakin tua usia seorang wanita ketika hamil terutama
diatas 35 tahun maka semakin besar kemungkinan terjadinya kelainan kromosom pada janin
yang dikandungnya.1
manusia diperoleh dari fusi antar telur dan benih yang dikode sebagai genom. Pola dasar
genetik adalah sebagai kesatuan fungsional dari gen yang merupakan sintesis langsung
fungsional dari gen yang merupakan sintesis langsung dari 100.000 molekul protein yang
berbeda pada tiap individu. Meskipun tiap sel tubuh manusia mempunyai genom yang
lengkap namun ekspresinya hanya merupakan sebagian saja dari sifat fungsi gen tersebut.
Sintesis yang selektif hanya merupakan bagian dari protein total yang membentuk struktur
khusus. Semua reaksi kimia dalam sel termasuk didalamnya pembentukan membran dan
organel sel merupakan bagian dari protein spesifik yang berada dalam sel.1
Suatu penyakit atau kelainan dikatakan menurun melalui autosom dominan apabila
kelainan atau penyakit tersebut timbul meskipun hanya terdapat satu gen yang cacat dari
salah satu orang tuanya. Sebagai perbandingan penyakit autosom resesif akan muncul saat
lingkungan, berbagai anemia dan gangguan metabolik juga efek samping obat-obatan, semua
terjadi dengan dengan sejumlah komponen genetik. Setiap sel tubuh dikendalikan oleh
kemampuan genetik dan pengaruh lingkungan serta kesempatannya. Lebih dari 65.000 lokus
gen spesifik dari 30.000 sampai 60.000 gen yang mungkin ada pada genom manusia telah
diidentifikasi. Malfungsi pada salah satu gen ini secara teoritis mengakibatkan perkembangan
penyakit. Kondisi-kondisi genetik merupakan penyebab tersering penyakit akut dan kronis,
onset penyakit dapat terjadi pada janin, bayi, anak atau dewasa.1
Mendel menyebutkan bahan keturunan ini merupakan faktor penentu. Tetapi kini
faktor penentu itu lebih dikenal dengan istilah gen. Dengan diketemukannya kromosom oleh
Wilhelm Roux (1883) maka ia berpendapat bahwa kromosom adalah pembawa faktor
keturunan. Pendapat ini diperkuat oleh eksperimen T. Boveri dan W. S. Sutton (1902) yang
membuktikan bahwa gen adalah bagian dari kromosom. Teori ini dikenal sebagai teori
kromosom. Kemudian diketahui bahwa gen diwariskan dari orang tua kepada keturunannya
lewat gamet.3
Alel merupakan bentuk alternatif lain dari suatu gen. Ada gen yang yang hanya
memiliki 1 alel tetapi ada pula gen yang memiliki beberapa alel seperti gen golongan darah
dan gen HLA. Homozigot adalah istilah untuk suatu organisme yang memiliki sepasang alel
yang sama sedangkan heterozigot digunakan bila suatu organisme memiliki sepasang alel
yang berbeda. Genotip merupakan sebutan untuk struktur genetik sedang fenotip merupakan
sebutan untuk bentuk luar suatu organisme yang merupakan manifestasi dari genotipnya. Alel
dominan merupakan alel yang diekspresikan baik dalam keadaan homozigot maupun
heterozigot sehingga menutupi ekspresi alel resesif sedangkan alel resesif merupakan alel
Pada makhluk tingkat tinggi, sel somatis (sel tubuh kecuali sel kelamin) mengandung
satu stel kromosom yang diterimanya dari kedua induk/orang tua. Kromosom-kromosom
yang berasal dari induk betina bentuknya serupa dengan yang berasal dari induk jantan. Maka
sepasang kromosom itu disebut kromosom homolog. Karena itu jumlah kromosom dalam sel
tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah
kromosom yang terdapat di dalam sel somatis, karena itu jumlah kromosom dalam gamet
dinamakan haploid (n). Satu stel kromosom haploid dari suatu spesies dinamakan genom.
Jumlah kromosom yang dimiliki berbagai macam makhluk tidak sama seperti manusia 46,
marmot 64, kucing 38, anjing 78,sapi 60, kera 48, lalat rumah 12, ayam 78, padi 24, jagung
20 dan ercis 14. Tetapi jumlah kromosom yang dimiliki tiap makhluk pada umumnya tidak
(kromosom seks). Kecuali beberapa hewan tertentu, maka kebanyakan makhluk memiliki
sepasang kromosom kelamin dan sisanya merupakan autosom. Lalat buah (Drosophila
terdiri dari 6 autosom dan 2 kromosom kelamin. Manusia memiliki 46 kromosom kelamin,
Kromosom ini tersusun atas nukleoprotein yaitu persenyawaan antara asam nukleat
(asam organik yang banyak terdapat di dalam ini sel) dan protein seperti histon dan/atau
Suatu pita molekul ADN terdiri dari tiga persenyawaan kimia yaitu asam pospat, gula
deoksiribosa dan basa nitrogen. Tulang punggung asam pospat – deoksiribosa dan basa
nitrogen selalu sama untuk berbagai segmen dari molekul ADN. Tetapi basa nitrogennya
berbeda-beda. Berhubung dengan itu informasi genetik tergantung dari urutan basa nitrogen
Yang diketahui sampai sekarang dikenal 20 macam asam amino. Yang menjadi
masalah dari kode genetik itu ialah bagaimanakah empat basa nitrogen itu dapat
diterjemahkan ke 20 macam asam amino yang menjadi bahan dasar untuk protein. Satu
kelompok nukleotida yang memperinci suatu asam amino dinamakan kodon. Kemungkinan
kode genetik yang paling sederhana ialah kode singlet, di mana sebuah nukleotida memberi
Berdasarkan sifat alelnya maka kelainan dan penyakit genetik dapat digolongkan
sebagai berikut :
1. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel dominan autosomal
2. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel resesif autosomal
3. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan alel tertaut dengan kromosom seks /
kelamin
4. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan oleh pengaruh aberasi kromosom2
Ada tiga mekanisme pewarisan dasar untuk keadaan gen tunggal. Tiga metode
pewarisan manusia adalah dominan, resesif, dan terkait-sex atau terkait-X. Kecuali untuk
gen pada kromosom X dan Y laki-laki, semua gen pada individu diploid normal diduplikasi.
Jika satu kopi gen (satu alel), ketika muncul mempunyai pengaruh yang dapat di deteksi,
keadaan ini dikatakan dominan. Jika pengaruh alel tidak tampak ketika hanya ada satu alel,
tetapi tampak jika ada dua alel yang identik secara fungsional, keadaan ini disebut resesif.
Jika satu individu mempunyai dua alel yang identik, individu tersebut dikatakan homozigot
untuk gen tersebut. Jika seseorang mempunyai dua alel yang berbeda, orang tersebut
heterizigot untuk gen yang bersangkutan. Pengaruh keadaan resesif hanya terlihat pada
sebagai karier.2
Pada pewarisan gen dominan pada autosom, keabnormalan selalu tampak pada tiap
generasi. Setiap anak yang terinfeksi penyakit dari orang tua yang terinfeksi memiliki
Gen lethal atau gen kematian adalah gen yang dalam keadaan homozigotik dapat
menyebabkan kematian individu yang memilikinya. Ada gen letal yang bersifat dominan ada
- Penderita selalu mempunyai salah satu orang tua yang menderita penyakit tersebut
- Setelah kelahiran anak yang terkena penyakit, kemungkinan anak berikutnya terkena
OSTEOGENESIS IMPERFEKTA
2. 1 Definisi
menyeluruh yang biasanya disertai dengan perawakan pendek yang tidak proporsional
sebelum dan/atau sesudah lahir. Sedangkan orang pendek yang proporsional menderita kerdil
(nanisme) atau jika sangat pendek disebut midget. Kecuali untuk beberapa fenokopi yang
diakibatkan oleh obat-obatan (misal, warfarin) atau defisiensi vitamin (misal, vitamin K),
Beberapa displasia skeletal dapat didiagnosis pada awal masa prenatal dengan
ultrasonografi, pemeriksaan biokimia, dan tekhnik molekuler. Hampir sebagian anak yang
dilahirkan dengan displasia skletal dapat bertahan hidup dan mempunyai angka harapan
hidup normal. Masalah medis dan sosial memerlukan perhatian khusus untuk menghindari
efek merugikan.4,5
OI disebabkan mutasi dominan COL 1AI atau COL 1A2 gen yang di kode dari tipe 1
kualitasnya berkurang daripada orang normal. Kurang dari 10% kasus OI disebabkan mutasi
gen-gen resesif dalam kolagen pathway. OI adalah penyakit heterogen dengan spektrum luas
keanekaragaman genetik dan faktor non genomik. Keragaman genetik termasuk berbagai
bentuk dari mutasi yang berbeda dalam gen untuk tipe I kolagen, tetapi tidak terbatas pada
mutasi untuk gen ini. Konsekuensi dari abnormal formasi tulang mengakibatkan massa tulang
imperfekta diperkenalkan pada akhir abad ke 19. Kelainan ini memiliki subklasifikasi
kongenital dengan manifestasi ringan atau berat yang dapat muncul pada remaja muda. OI
adalah kelainan genetik dengan manifestasi tulang yang rapuh dengan gambaran hallmark
yaitu tulang yang mudah patah. OI mempengaruhi sifat dan massa tulang. Pasien dengan OI
dapat memiliki sklera biru, dentinogenesis imperfekta, kulit yang sangat lemah dan dan sendi
yang sangat mudah bergerak. Tulang yang saling tumpang tindih pada sutura tengkorak,
tinggi badan yang pendek dan kelainan pada tulang. Pada beberapa orang berat badan,
pendengaran, kulit, pembuluh darah, otot, dan tendon dapat dipengaruhi sampai keadaan
lethal pada periode perinatal. Yang membedakan osteomalasia dengan OI yaitu tidak
gangguan yang diwariskan atau didapat pada masa anak, osteopenia ini merupakan akibat
dari penurunan produksi atau peningkatan pemecahan tulang atau keduanya. Osteoporosis
(sindroma klinis akibat dari osteopenia) ditandai oleh kerentanan terhadap fraktur dan
menimbulkan variasi pada osteogenesis imperfekta. Aktivitas alkali fosfatase serum normal
dan Steiner, 1992; Prockop et al.,1993). Ini berarti kebanyakan OI timbul dari mutasi pada
salah satu dari dua gen dari tipe I kolagen. Yang menjadi pertanyaan kenapa mutasi yang
berbeda disebabkan oleh gen tidak dapat menimbulkan fenotip klinis yang sama. Oleh sebab
itu definisi OI harus merupakan satu kesatuan klinis. Dalam perkembangan genetik
mendatang mungkin dapat dihasilkan subdivisi lebih lanjut dari klasifikasi penyakit ini. 7
2. 2 Insidensi
Amerika Serikat diperkirakan OI terjadi 1 dalam 12.000 sampai 15.000 kelahiran. OI terjadi
dengan frekuensi yang sama antara laki-laki dan perempuan dan dapat menyilang dari ras dan
kelompok etnis.6
Akurasi data insidensi dan prevalensi tidak ada yang akurat. Tapi dilaporkan 1 dari
2. 3 Klasifikasi
Sejak 1979 OI diklasifikasikan menurut jenis sesuai dengan skema yang disusun oleh
David Silence, MD. Sistem ini didasarkan pada pewarisan sifat, gambaran klinik, dan
gambaran radiologi. Deskripsi OI memberikan informasi kepada dokter dan keluarga tentang
prognosis seseorang. Yang perlu diingat bahwa tingkat keparahan OI sangat berbeda secara
signifikan diantara orang yang memiliki tipe yang sama. Dan pada kenyataannya OI
merupakan satu kesatuan dari keparahan penyakit, walaupun tidak mudah menggolongkan OI
ke dalam satu kategori klinik. Klasifikasi OI terus mengalami perkembangan. Dan klasifikasi
OI adalah kelainan yang diwariskan karena mutasi gen COL1A1 atau COL1A2 pada
rantai kode alpha1 dan alpha2 dari tipe 1 kolagen yang diproduksi oleh osteoblas.10
Sebagian besar orang dengan OI memiliki mutasi dari satu atau dua gen COL1A1
atau COL1A2 yang kemudian dikodekan ke tipe I kolagen. Lebih dari 800 mutasi telah
ditemukan dalam gen COL1A1 yang terletak pada kromosom 17 dan gen COL1A2 yang
terletak pada kromosom 7. Mutasi pada gen tersebut dapat menyebabkan terjadinya
normal. Berbagai derajat OI disebabkan karena manifestasi kedua faktor tersebut. OI yang
ringan terutama disebabkan karena terjadinya penurunan produksi kolagen yang normal,
sedangkan OI yang berat disebabkan oleh produksi kolagen yang abnormal. Abnormalitas
tersebut bisa secara dominan diturunkan atau sebagai hasil dari mutasi yang sporadis.6
Defek pada kolagen menghasilkan defek pada produksi osteoid dan menghasilkan
kalsifikasi langsung dalam kartilago dengan defisiensi berat dari ossifikasi. Abnormal tulang
pendek diperlihatkan dalam korteks yang tersusun dari anyaman primitif tulang, kelebihan
Mutasi-mutasi ini bersifat khusus, contoh spesifik untuk sebuah keluarga atau untuk
2. 5 Manifestasi Klinik
Gambaran klinik umum dari OI disertai dengan fraktur dengan sklera yang makin
gelap dari normal, dengan warna biru atau abu-abu. Sklera berwarna biru frekuensinya dapat
dilihat dari 50% kasus. Sklera biru dapat terjadi pada anak-anak diatas 18 bulan. Sklera
makin menguat warnanya pada umur lebih dari 2 tahun dan memerlukan evaluasi lebih lanjut
untuk OI.6
menghitam dan mudah patah. Gigi ini mempunyai akar pendek dan sambungan korona
radikuler yang mengkerut. Hal ini diperlihatkan kira-kira 50% pada penderita OI, bahkan
sebagian memberikan bentuk yang berat. Kelainan gigi biasanya diperlihatkan pada gigi yang
Kelainan bentuk tulang dada yaitu pectus karinatum atau pectus excavatum. Tulang
panjang yang membengkok, kompresi vertebra, spinal yang membengkok, skoliosis, kifosis
Osteopenia dapat diperlihatkan dengan X-ray atau dengan tes densitas tulang. Lingkar
kepala dapat lebih besar dari rata-rata atau besar kepala diperlihatkan dari besar relatif
dengan badan yang kecil. Fontanel dapat tertutup lebih lambat dari biasanya. Penyusupan
tulang dapat diperlihatkan dari rata-rata 60% tulang kepala dari penderita OI.6
Bentuk fasial segitiga merupakan bentuk yang sangat berat. Pendengaran dapat
berkurang di usia remaja dan jarang terjadi lebih cepat. Badan tidak proporsional dengan
panjang lengan dan/atau kaki tidak proporsional secara keseluruhan. Tinggi badan lebih
pendek dibandingkan dengan anak-anak yang lain. Batang tubuh pada anak-anak dapat lebih
pendek dibandingkan dengan lengannya dan kedua kaki sehingga dapat terjadi kompresi
vertebra. Pada anak-anak dapat terjadi tulang dada seperti tong (barrel chest).6
Pada bayi baru lahir dapat terjadi ketidak sesuaian antara berat badan dan umur. Pada
anak-anak yang lebih tua dapat terjadi kelebihan berat badan daripada ukurannya.6
Kulit terasa lunak dan mudah memar. Sendi dapat goyang dan tidak stabil dengan
kaki yang rata. Banyak anak-anak dengan OI mempunyai penurunan otot menjadi kurus yang
kemudian terjadi kelemahan otot. Sensitif terhadap panas dan dingin dengan peningkatan
keterlambatan bergerak dan kesulitan bergerak karena menggunakan kursi roda. Tidak
dijumpai retardasi mental. Sekitar 5% dari OI terjadi pembentukan kalus yang mana
Gambar I. Manifestasi OI
Manifestasi OI berdasarkan tipenya adalah sebagai berikut :
Tipe I
Osteogenesis ini ditandai oleh osteoporosis dan kerapuhan tulang berlebihan, sklera
khas berwarna biru dan tuli konduktif pada remaja dan dewasa. Pewarisan bersifat autosom
dominan. Penelitian mengenai kolagen yang disintesis oleh fibroblast biakan kulit
Varietas osteogenesis imperfekta yang paling lazim ini mempunyai insidens sekitar 1/30.000
kelahiran hidup. Tipe I OI adalah bentuk paling ringan dari OI bahkan dapat menjadi normal.
5
Sekitar 10% bayi yang terkena mengalami fraktur pada saat lahir. Jumlah fraktur pada
Biasanya perawakan anak normal atau sedikit lebih pendek dibandingkan dengan
anggota keluarga yang tidak menderita OI. Deformitas tungkai pada OI tipe I terutama terjadi
akibat fraktur. Dapat terjadi pembengkokan terutama pada tungkai bawah. Dapat terjadi genu
valgum dan kaki rata dengan metatarsus varus. Sekitar 20% orang dewasa yang terkena
menderita kifoskoliosis progresif berat. Kifosis lazim dijumpai pada orang dewasa yang
lebih tua dan jarang ditemukan pada anak. Biasanya ada kelemahan yang berat pada
ligamentum, terutama pada sendi tangan, kaki, dan lutut tetapi tanda ini kurang nyata pada
membuktikan adanya fraktur sebelumnya, disertai pembentukan kalus normal pada tempat
fraktur yang baru. Deformitas biasanya akibat angulasi pada tempat fraktur sebelumnya. 5
OI tipe I adalah tipe yang paling ringan dan paling umum. Diperkirakan berkisar 50%
dari total populasi. Dislokasi bahu dan siku dapat terjadi dengan frekuensi lebih sering pada
anak penderita OI daripada anak yang sehat. Beberapa anak memiliki tanda-tanda yang jelas
dari OI atau fraktur. Beberapa yang lain mengalami fraktur tulang panjang, fraktur kompresi
dari vertebra, dan rasa nyeri yang kronis. Selang waktu antara fraktur dapat sangat bervariasi.
OI tipe I lebih dominan diwariskan. Hal ini dapat diwariskan dari orang tua yang
Tipe II
Dijumpai defek biokimia yang khas pada rantai α1(I) kolagen tipe I yang mempunyai
pengaruh umum mereduksi sintesis kolagen tipe I yang merupakan kolagen utama pada
tulang. Hal ini merupakan mutasi yang mengarah pada penggantian asam amino seperti
sistein atau arginin untuk glisin dengan gangguan pembentukan tripel heliks.5
Sindrom mematikan ini ditandai dengan panjang badan pendek. Pewarisan autosom
resesif terjadi pada sebagian kecil kasus dengan sebagian besar keadaan menggambarkan
mutasi autosom dominan. Keadaan ini mengenai sekitar 1 bayi dalam 60.000 kelahiran ibu.5
Sekitar 50% lahir mati dan sisanya meninggal segera sesudah lahir karena insufisiensi
pernafasan akibat kerangka toraks yang kurang sempurna sehingga paru-paru tidak
mengembang. Sklera biasanya berwarna biru gelap atau abu-abu. Memiliki berat lahir yang
rendah. Tengkorak melunak dan terdapat banyak tulang yang dapat diraba. Wajah dapat
menunjukkan tonjolan hidung dan tampak hipotelorisme, tungkai sangat pendek, bengkok
dan berubah bentuk. Paha lebar dan terfiksasi tegak lurus pada batang tubuh. Kaki sering
berada dalam posisi kaki katak. Kulit tipis dan rapuh dan dapat robek selama persalinan.
Tipe II OI adalah bentuk yang paling berat dari penyakit yang dapat mengakibatkan
kematian pada periode perinatal dan biasanya penderita tidak dapat bertahan lebih dari
beberapa hari. Pada intrauteri penderita menunjukkan banyaknya tulang rusuk dan tulang
panjang yang patah dan menunjukkan deformitas tulang yang parah. Pada histologi tulang
Gambaran radiologis dengan ciri khas dengan tidak adanya atau pembatasan
mineralisasi kalvaria, badan vertebra yang rata, sangat pendek, femur yang luas, tulang rusuk
yang pendek, dan adanya malformasi tulang panjang. Patah tulang intrauterin akan tanpak
jelas pada tengkorak, tulang panjang dan tulang belakang menunjukkan fraktur iga dan
gambaran tulang panjang mengkerut seperti akordion terutama femur. Dijumpai adanya
Tipe III
Pemeriksaan gen kolagen dan biokimia protein menunjukkan rantai α2(I) kolagen tipe
I tidak dapat bergabung menjadi heliks normal dan tulang mengandung α1 (I) trimer. Tipe ini
memiliki karakteristik struktur yang tidak sempurna pada tipe I kolagen. Hal ini disebabkan
tidak adanya kualitas tipe I kolagen yang diperlihatkan dan menurunnya jumlah dari matriks
tulang.5,6
Sklera mungkin biru pada saat lahir dan semakin tua menjadi kurang biru.
biasanya dapat bertahan hidup pada periode perinatal. Bayi biasanya mempunyai berat badan
dan panjang badan lahir yang normal kemudian terjadi progesifitas deformitas tulang yang
parah dan sering dijumpai deformitas tungkai bawah sehingga sering harus menggunakan
kursi roda seumur hidupnya. Fraktur terdapat pada kebanyakan kasus pada saat lahir dan
sering terjadi selama masa anak. Kifoskoliosis berkembang selama masa anak dan memburuk
pada masa remaja. Deformitas tengkorak berat dengan penggembungan temporal turut
memberi gambaran segitiga kepala. Perawakan akhir yang amat pendek. Gangguan
pendengaran tidak dilaporkan. Sebagian besar penderita meninggal karena komplikasi kardio
Dapat terjadi fraktur multipel pada tulang panjang dan fraktur tulang iga pada waktu
lahir. Fraktur pada tulang panjang, tekanan otot pada tulang lunak dan gangguan pada
lempeng pertumbuhan mengakibatkan tulang belakang yang bengkok dan kelainan progresif
pada anak-anak. Biasanya memiliki tinggi badan yang pendek, pada orang dewasa tingginya
biasanya 3 kaki, 6 inci atau 102 sentimeter. kompresi fraktur dari vertebra, skoliosis dan
kelainan pada tulang dada. Terjadi perubah struktur dari lempeng pertumbuhan yang
memberikan gambaran seperti popcorn pada metaphisis dan epiphisis. Kepala sering lebih
besar daripada badan. Bentuk wajah segitiga dengan adanya pertumbuhan yang berlebihan
fraktur multipel tanpa tulang iga yang tertekan atau pengkerutan tulang panjang seperti yang
ditemukan pada OI tipe II. Osteopenia tampak progresif dengan plastispondili dan vertebra
Tipe IV
Sindrom ini ditandai dengan osteoporosis yang mengarah pada kerapuhan tulang.
Pewarisan adalah autosom dominan dengan sklera dapat kebiruan saat lahir tetapi kemudian
dapat menjadi kurang biru. Gangguan pendengaran jarang terjadi. Dentinogenesis imperfekta
telah diamati pada beberapa keluarga dan menunjukkan heterogenitas dalam kelompok ini.
Kejadian terjadinya fraktur bervariasi mulai lahir sampai kehidupan dewasa. Dan
terjadinya deformitas tulang panjang serta tulang belakang bervariasi. Pembengkokan pada
tungkai bawah pada saat lahir mungkin merupakan satu-satunya tanda sindrom ini.
Deformitas progresif tulang panjang dan tulang belakang telah dilaporkan tanpa disertai
spontan pada pubertas walaupun bisa terjadi fraktur pada masa remaja dan dewasa.
osteopenia secara menyeluruh. Fraktur multiple dapat ditemukan pada saat lahir dan terjadi
selama hidupnya. Tetapi jika dibandingkan dengan bayi dengan varietas osteogenesis
imperfekta resesif, penderita ini memperlihatkan lebih sedikit osteopenia dan fraktur. Ada
berbagai titik mutasi dan delesi kecil dalam rantai α2(I) dan jarangnya titik mutasi pada rantai
α1(I). Tipe ini memiliki karakteristik dengan struktur yang tidak sempurna pada tipe I
kolagen. Dengan kuantitas tipe I kolagen yang tidak ada, di perlihatkan dengan menurunnya
Tipe IV OI secara klinis merupakan kelompok yang paling beragam dalam klasifikasi
Sillence dan mencakup semua penderita yang tidak masuk dalam kriteria tipe I-III OI.
Fenotip dapat bervariasi mulai dari yang berat sampai yang ringan. Mulai yang sangat parah
pada penderita dengan fraktur waktu lahir sampai penderita dengan deformitas tulang dan
memiliki tubuh yang relatif pendek. Fenotip yang bervariasi dalam kelompok ini disebabkan
Terjadi pemendekan tulang humerus dan femur dan umumnya terjadi fraktur pada
tulang panjang, kompresi vertebra, skoliosis dan juga dapat dijumpai kelemahan pada
ligament. Pada anak-anak tidak akan terjadi fraktur sampai anak-anak tersebut sering
bergerak. Penderita OI tipe IV menderita gangguan pertumbuhan yang sedang sampai yang
berat, hal ini membedakan dengan penderita OI tipe I. Tulang panjang biasanya
Tipe V
kerapuhan tulang sedang sampai berat (Glorieux et al, 2000). Tidak dijumpai sklera biru dan
dentinogenesis imperfekta. Karakteristik pasien diperlihatkan dengan tiga ciri khas yaitu:
pembentukkan kalus hypertrophy di tempat fraktur dan dapat terjadi secara spontan,
kalsifikasi pada membran interosseous yang berada diantara tulang lengan bawah, dan pada
sinar X adanya radio opaque metaphyseal yang berdekatan dengan lempeng pertumbuhan.
Pada pemeriksaan histologi terlihat lamellar yang tidak teratur yang mengatur tulang, yang
Kalsifikasi pada membran interosseous terjadi diantara radius dan ulna yang
membatasi rotasi lengan bawah dan dapat terjadi dislokasi dari caput radius. Perempuan
dengan OI tipe V pada kehamilan dapat diantisipasi dengan melihat adanya kalus
hypertrophy pada tulang ilium. OI tipe V diwariskan secara dominan dan sekitar 5 % kasus
Tipe VI
OI tipe VI jarang terjadi. Tipe VI OI memperlihatkan deformitas tulang yang sedang
sampai berat (Glorieux et al., 2002) dan tidak dijumpai sklera biru dan dentinogenesis
imperfekta. Gambaran yang khas pada pemeriksaan histologi adanya sisik ikan seperti
lamella tulang dan osteoid yang berlebihan. Meskipun akumulasi osteoid menunjukkan
cacatnya mineralisasi seperti pada osteomalasia, tetapi tidak dijumpainya kelainan kalsium,
Bentuk yang sedang sampai berat sama dalam bentuk yang ditampilkan dengan OI
tipe IV, yang membedakan adanya defek karakteristik mineralisasi pada biopsi tulang. Cara
pewarisan mungkin secara resesif tetapi belum dapat diindentifikasi secara pasti.6
Tipe VII
Tipe VII juga memperlihatkan deformitas tulang yang sedang sampai dengan berat
dan kerapuhan tulang. Jarang dijumpai sklera biru dan dentinogenesis imperfekta. Gambaran
khas yaitu pemendekan rhizomelik pada humerus dan femur (Ward et al., 2002).7
Beberapa kasus dengan OI tipe VII menyerupai OI tipe IV dalam banyak aspek yang
diperlihatkan dan gejala yang sama. Kasus lain yang menyerupai OI tipe II, kecuali bayi
Umumnya humerus dan femur pendek dengan tinggi badan yang pendek. Dijumpai
Coxa vara. OI tipe VII diwariskan secara resesif dari mutasi gen CRTAP. Parsial (10 persen)
OI tipe VIII sama dengan OI tipe II atau III dalam penampilan dan gejala kecuali
untuk sklera putih. OI tipe VIII memiliki karakteristik gangguan pertumbuhan yang berat dan
perbedaan mineralisasi dari tulang. Hal ini disebabkan tidak adanya atau defisiensi yang berat
dari aktivitas prolyl 3-hydroxylase dan kemudian terjadi mutasi dalam gen LEPRE1.6
2. 6 Patogenesis15
Kolagen adalah kelompok protein alami yang komponennya terutama terdiri jaringan
konektif, dan sekitar 25-35% protein dari keseluruhan tubuh. Kolagen bentuk fibril yang
memanjang yang banyak ditemukan pada jaringan fibrous seperti tendon, ligamen, kulit dan
juga banyak terdapat pada kornea, kartilago, tulang, pembuluh darah dan usus. Fibroblas
adalah bentuk umum yang merupakan hasil dari kolagen. Dalam jaringan otot merupakan
Kolagen dalam bentuk triple heliks, secara umum terdiri dari dua rantai yang identik
(α1) dan rantai tambahan yang berbeda sedikit komposisi kimianya dengan (α2). Komposisi
asam amino dari kolagen tidak teratur untuk protein, yang memperlihatkan terdiri dari
hydroxyproline. Bentuk yang umum dari rangkaian asam amino dari kolagen adalah Glycine-
Proline-X dan Glycine-X-Hydroxyproline, yang mana X adalah asam amino dan yang lain
adalah glycine, proline atau hydroxyproline. Rata-rata komposisi asam amino diambil dari
dalam matriks ekstraseluler jaringan lunak. Pada tulang defek pada matriks ekstraseluler ini
Selain pada tulang kolagen tipe I ini merupakan konstituen mayor dari dentin, sklera,
ligamen-ligamen, pembuluh darah, serta kulit, oleh karena itu penderita OI bisa juga
mengalami abnormalitas pada organ-organ di atas. Kolagen merupakan 1-2 % dari jaringan
otot, dan diperkirakan 6% dari berat dan kekuatan otot-otot tendon. Gelatin digunakan dalam
Kolagen terjadi dalam banyak tempat dalam tubuh. Lebih dari 90% kolagen terdapat
dalam tubuh. Ada 28 tipe kolagen yang telah diidentifikasi dan dijelaskan. Ada lima tipe
umum yaitu :
nutrisi yang berpengaruh pada biosintesis, modifikasi postranslasi, sekresi, atau proses yang
sekarang tidak ada tipe I kolagen gen mutasi yang terdeteksi di tipe V-VII OI. Dalam kasus
tipe VII OI sudah didapati dari keluarga penderita yaitu kelainan pada kromosom 3p22-24.1
(Labuda et al., 2002). Lokus ini berada pada kromosom yang berbeda dari tipe I gen kolagen,
dan sampai saat ini tidak ada gen yang diidentifikasi di tempat ini. 7
Karena besarnya jumlah dari exons dalam tipe I gen kolagen, teknik penyaringan
telah digunakan untuk mengidentifikasi daerah mana gen bermutasi serta untuk
Wagener, 1977; Prosser, 1993). Dalam pelbagai teknik penyaringan mutasi yang berbeda
tekhnik ini telah dipergunakan, termasuk ketidak sesuaian pembelahan kimia (CCM)
(Bateman et al., 1993) dan konfirmasi sensitif gel elektroforesis (CSGE) (Ganguly et al.,
1993; korkko et al., 1998). Yang paling banyak digunakan tekhnik CSGE, karena mudah,
kecepatan aplikasi dan murah. Dibandingkan dengan tekhnik penyaringan lain. Akan tetapi
dapat terjadi hasil negatif palsu. Hal ini terutama disebabkan oleh ketidakmampuan kondisi
mungkin lebih cepat untuk urutan semua bagian dari gen pada individu-individu yang negatif
pada pemeriksaan awal. Pada teknik penyaringan terbaru dengan menggunakan perubahan
kromatografi cair (DPHLC), mungkin dapat mendeteksi semua mutasi, tetapi membutuhkan
dana yang tinggi untuk membeli peralatan yang dibutuhkan. CSGE masih digunakan untuk
penyaring semua pasien OI untuk tipe I kolagen gen mutasi di rumah sakit. 7
Tabel II . Gen Mutasi Gabungan Dengan OI7
V Tidak Ada
VI Tidak Ada
Sejumlah mutasi yang berbeda telah dijelaskan dalam dua tipe I kolagen (COL1A1
nukleotida subsitusi atau insersi basa dan delesi, dengan kehilangan mutasi mengubah sebuah
kodon glisin di ekson pusat dari pengkodean gen protein ditujukan untuk membentuk kolagen
karakteristik tripel heliks yang paling umum. Penggantian baik residu guanine (G) dalam
glisin kodon (CGN) secara teoritis dapat menghasilkan penggantian delapan asam amino
(serine, cysteine, alanine, valine, asam aspartic, asam glutamic, arginine dan tryptophan).
Semua kemungkinan telah dijelaskan dan semua mengakibatkan fenotip OI, meskipun
frekuensi yang terjadi akibat mutasi yang berbeda terjadi sangat bervariasi, dengan
penggantian serine yang paling umum dan penggantian tryptophan yang sangat langka.7
Mutasi yang lain termasuk tidak adanya subsitusi dalam arginin atau glutamine
kodon, kehilangan mutasi dalam carboxy propeptida, mengubah dan dalam insersi /
penghapusan dalam coding yang berurutan, dan penghapusan dalam urutan coding, dan
berbagai mutasi intron yang mempengaruhi splicing. Dua gambaran dari mutasi intron adalah
ketidak adaannya. Yang pertama, tidak ada COL1A2 gen atau COL1A2 mutasi
mempengaruhi ekson mengkode amino propeptida molekul I kolagen molekul (exons 1-6)
yang merupakan gabungan dengan OI, dan kedua tidak adanya subsitusi dan perubahan
Penelitian pada 101 pasien yang dirawat di rumah sakit yang menderita tipe I mutasi
Termasuk 49 dari 55 pasien dengan mutasi pada gen COL1A2. Sisa 6 orang dengan COL1A2
mutasi dan memiliki splicing mutasi atau penghapusan / sisipan. Untuk COL1A1 mutasi,
hanya 25 dari 54 pasien yang terjadi subsitusi glycine. Ini alasan rendahnya insidensi dengan
Banyak peneliti telah berusaha untuk mengkorelasikan tiga heliks tipe mutasi glysin
dengan lokasi yang dihubungkan dengan keparahan fenotip (Byers dan Steiner, 1992). Sangat
sulit untuk membuktikan adanya hubungan antara jenis dan posisi mutasi dalam heliks untuk
fenotipnya. Meskipun beberapa hal memiliki kecendrungan yang jelas. Seperti peningkatan
keparahan fenotip dengan amino untuk orientasi terminal carboxy, dengan subsitusi
bermuatan asam amino yang besar, dan dengan COL1A1 dibandingkan dengan COL1A2
mutasi. Ada sejumlah alasan untuk menjelaskan variasi ini. Pertama, heliks kolagen tripel
strukturnya tidak seragam dan memperlihatkan perbedaan daerah dalam stabilitas dan
kemampuan untuk mengakomodasi mutasi. Hal ini mengakibatkan penyajian model regional
untuk keparahan OI, tapi nilai penuh dari model seperti itu menunggu banyak identifikasi
mutasi lebih tepat untuk menentukan daerah yang berbeda. Kedua, konsekuensi intrasellular
dari mutasi tidak konstan, pesan mutan berbeda atau protein dapat menunjukkan berbagai
tingkat stabilitas terhadap katabolisme. Ini dapat mempengaruhi proporsi kolagen mutan yang
disekresikan oleh osteoblas dan juga mempengaruhi sintesis produk gen lainnya. Akhirnya
mutasi gen tidak terjadi dalam isolasi, tetapi dalam latar belakang faktor lain yang dapat
mempengaruhi kekuatan tulang. Faktor-faktor ini mungkin karena genetik, nutrisi atau variasi
lingkungan diantara individu yang berbeda, dan mungkin fakta bahwa beberapa mutasi yang
OI yang diwariskan secara resesif merupakan hasil dari mutasi dalam dua gen akibat
Tidak ada bukti yang memperlihatkan bentuk ringan pada OI yang resesif. Bentuk OI yang
Orang tua dari anak dengan OI tipe resesif memiliki kemungkinan 25% memiliki anak
yang menderita OI. Saudara kandung yang tidak menderita memiliki kemungkinan 2 sampai
2. 7 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya bukti klinis. Sangat sulit untuk membuat
diagnosis klinis dari bentuk yang ringan mulai masa infant sampai masa anak-anak. 6,16
Riwayat kesehatan, riwayat keluarga dan pemeriksaan fisik termasuk kehamilan dan
Pemeriksaan USG
Osteogenesis imperfekta adalah salah satu dysplasia tulang yang sering dideteksi
sejak prenatal dengan USG. Kebanyakan kasus meliputi tipe II. Ditemukan angulasi
Pemeriksaan Radiologi
osteopenia, fraktur, kompresi vertebra, dan tulang yang bertindih dari sutura pada
tulang kepala. Tulang tumpah tindih, adanya bagian-bagian tulang yang terpisah pada
tengkorak, hal ini dapat dijumpai kira-kira 60% dari penderita OI. Dapat juga terjadi
Pada tipe I OI, gambaran berupa tipisnya tulang-tulang panjang dengan korteks yang
Pada kasus yang sangat berat seperti tipe II OI, terdapat gambaran tulang rusuk yang
rapuh dan seperti manik-manik, tulang yang lebar, dan beberapa fraktur disertai
dengan adanya deformitas pada tulang panjang. Platyspondylia juga dapat ditemukan.
Pada kasus sedang dan berat seperti tipe III dan IV OI, didapatkan gambaran kistik
pada metafisis atau gambaran menyerupai pop corn pada kartilago pertumbuhan.
Tulang yang normal atau melebar ditemukan sejak dini dengan tulang yang tipis
Fraktur iga yang lama dapat ditemukan. Fraktur vertebra juga sering ditemukan pada
tipe ini.6,16
Densitometry (BMD).6,16
Pemeriksaan MRI
Basiler. Walaupun CT Scan dan radigrafi spinal cervical dapat mendeteksi kelainan
ini dengan baik, tetapi MRI mempunyai keuntungan dengan mendeteksi kompresi
dari medulla spinalis. Invaginasi basiler biasanya berhubungan dengan OI tipe IV.
Kondisi lain yang dapat dilihat dengan baik oleh MRI dibanding foto radiologi polos
antara lain syringohydromelia dan hydrocephalus, terutama bila kondisi ini muncul
Kolagen molekular tes – deoxyribonucleic acid (DNA) – analisa dasar dari COL1A1
Kolagen biochemical tes – analisa dasar protein yang di kultur dari fibroblast dari
sampel kulit.
Penelitian yang terpisah yang menggunakan biopsi kulit dari gen yang berasal dari
kartilago gabungan protein (CRTAP) dan prolyl 3 hydroxylase (LEPRE1) sebagai tes
Pengukuran Bone Mineral Density (BMD) dimana memberikan hasil yang rendah
kehamilan, dengan tes serum DNA, dan dengan level II ultrasound pada 15 minggu
kehamilan.6, 9,16
Energi rangkap dua X-ray Absorptiometri (DXA). DXA adalah tes densitas mineral
semua tipe OI. Biopsi tulang invasif membutuhkan general anastesi. Harus dilakukan
oleh tenaga terlatih untuk mengambil sampel dan membaca slide. Anak-anak harus berat
di atas 22 pounds atau 10 kilogram. Biopsi dapat dilakukan selama operasi ortopedi.6
Diagnosis prenatal yang pasti tidak bisa dilakukan pada semua tipe OI, tetapi
beberapa janin yang terkena OI tipe II berat dapat segera dikenali secara prenatal melalui
2. 8 Diagnosis Banding
Kondisi kesehatan yang lain yang memiliki gejala klinis yang sama dengan OI seperti
beberapa defek yang diwariskan dalam metabolisme vitamin D, penyakit Cushing’s dan
Merupakan kondisi yang jarang, tetapi memiliki gambaran tulang yang rapuh
• Osteoporosis-Pseudoglioma Syndrom:
Sindrom ini merupakan bentuk yang parah dari OI dan juga dapat mengakibatkan kebutaan.
Hasil ini dari mutasi low density lipoprotein reseptor yang berhubungan protein 5 (LRP5)
gen.
• Cole-Carpenter Syndrom:
• Bruck Syndrom:
Sindrom ini menggambarkan OI dengan kongenital tulang sendi yang kontraktur. Hasil ini
• OI/Ehlers-Danlos Syndrom:
Indentifikasi yang terbaru gambaran sindrom tulang yang rapuh dan peningkatan ligamen
yang longgar. Pada anak-anak sindrom ini dapat berlangsung lebih cepat dan tulang
belakang membengkok.6
2. 9 Penatalaksanaan
meminimalkan tulang yang mudah rapuh dan meningkatkan densitas tulang, meminimalkan
dan tergantung pada derajat berat ringannya penyakit juga usia penderita.
Terapi medikamentosa
- Terapi Bisphosphonate
tulang dan meningkatkan kuantitas tulang, tetapi tidak memperbaiki kelainan gennya. Suatu
merupakan suatu terobosan untuk mengatasi OI. Terapi Pamidronate telah dibuktikan
mengatasi nyeri pada tulang, meningkatkan BMD, serta memperbesar ukuran dari vertebra.
Selain itu, dapat juga mengurangi resiko terjadinya fraktur. Preparat bisphosphonate tersedia
dalam bentuk IV maupun oral (Alendronate FosamaxR). Jadi secara medis meningkatkan
kekuatan tulang. Di dalam darah bisphosphonate berikatan dengan kristal hydroxyapatite dari
tulang dan bertindak sebagai anti resorptif agen dengan mengganggu aksi osteoklas. Dengan
begitu ia dapat mencegah hilangnya trabekular dan kortikal tulang dan mengakibatkan massa
tulang meningkat.7,14
Terapi bisphosphonate pada anak-anak tidak selalu dilihat sebagai proses yang
menguntungkan (Burr, 2002; Parfit et al., 1996; Srivastava dan Alon, 1999). Ada
kekhawatiran dengan penggunaan bisphosphonate jangka panjang pada kualitas tulang ketika
onset terus ditekan. Hal ini mungkin dapat mengganggu proses modeling tulang yang terkait
dengan fraktur penyembuhan atau osteotomy surgical. Sebagai renovasi penurunan dapat
mencegah perbaikan kerusakan mikro dari tulang. Akibatnya maka pertumbuhan berhenti dan
Plotkin et al., 2000; Rauch et all., 2002, 2003a,b; Zeitlin et all., 2003b). Pengobatan
Sebagai konsekuensi menurunkan insidensi fraktur. Nyeri tulang yang kronik yang mereka
alami menurun, memungkinkan peningkatan mobilitas dan perbaikan kekuatan otot. Dan
Bisphosphonate dapat juga berperan sebagai analgesik untuk mengatasi rasa nyeri
pada tulang. 7
mengakibatkan fraktur yang terjadi akibat kekurangan vitamin D dan kalsium pada anak-
Obat-obat analgesik yang lain dapat juga digunakan sesuai dengan gejala yang
menyertai. 7
Terapi Orthopedi
Rendahnya kualitas tulang pada pasien OI adalah hambatan yang utama untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka, karena membatasi aktivitas fisik dan menghambat
koreksi operasi orthopedi (Cinman, 2001; Engelbert et al., 1998; Zeitilin et al., 2003a).
Pengobatan ortopedi meliputi manajemen skoliosis, rehabilitasi, terapi air dan aktivitas fisik,
Anjuran
mengakibatkan fraktur. Mempersiapkan teknik untuk berdiri, dan duduk yang dapat
melindungi tulang belakang. Mencegah aktivitas yang mengganggu tulang belakang seperti
melompat-lompat.14
Modifikasi lingkungan rumah dan sekolah untuk dapat mengakomodasi tinggi badan
yang pendek atau kelemahan dan memaksimalkan fungsi-fungsi tubuh supaya dapat mandiri.
Memelihara gaya hidup yang sehat dengan diet dan kebiasaan olahraga untuk
obesitas.14
Pengobatan yang dijumpai dan tidak efektif adalah vitamin C, sodium fluoride,
kelemahan otot, mencegah fraktur, dan perlunya perlindungan untuk tulang belakang. Anak-
anak dengan OI dan orang tua mereka akan membutuhkan dukungan emosional pada setiap
tahap perkembangan.6
2. 10 Prognosis
besar dalam jumlah dan keparahan penyakit. Kegagalan pernafasan merupakan penyebab
kematian pada penderita OI, diikuti dengan kecelakaan trauma. Orang dengan OI memiliki
masalah kesehatan sepanjang hidupnya, dan jarang memiliki kesehatan yang baik dan hidup
yang produktif. Seperti pada OI tipe II sering terjadi kematian selama periode neonatal. Dan
kelainan yang progresif OI tipe III dapat menurunkan harapan hidup karena kerentanan
RANGKUMAN
OI disebabkan mutasi dari satu atau dua gen COL1A1 atau COL1A2 yang kemudian
dikodekan ke tipe I kolagen. Lebih dari 800 mutasi telah ditemukan dalam gen COL1A1
yang terletak pada kromosom 17 dan gen COL1A2 yang terletak pada kromosom 7. Mutasi
laboratorium diagnostik tes, dan biopsi tulang. Sedangkan diagnosis prenatal yang pasti tidak
tersedia pada semua tipe OI, tetapi beberapa janin yang terkena OI dapat segera dikenali
pembedahan meliputi terapi orthopedi. Dan modifikasi gaya untuk mencegah kondisi yang
3. Suryo, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Gadjah Mada Unversity Press,
Oktober 2005.
4. Behrman RE. Kliegman RM. Abelson HT. Nelson Esensi Pediatri Edisi 4. EGC,
Jakarta 2010. 144 - 166.
5. Nelson, WE. Behrman RE. Kliegman R. et all. Nelson Textbook of Pediatrics. EGC,
2005. 2397 - 2398.
9. Barnes EG. Spicer DD. Embryo & Fetal Pathology Color with ultrasound corellation
Cambridge. 388 – 427.
10. Kuivaniemi H. Tromp G. and Prockop D. Mutations in Fibrilar Collagens (type I, II,
III, XI), fibril-associated collagen (type X) cause a spectrum of diseases of bone,
cartilage, and blood vessels. Human Mutat 9 (1997), pp. 300-315.
11. Coppin C. and Eeckhout Y. L’osteogenese imparfaite: des mutations aux phenotypes.
Medecine/Sciences 11 (1995), pp. 300-315.
15. Tahir, A.M. Peran polimorfisme gen Collagen type 1 alpha 1 (COL1A1) terhadap