Anda di halaman 1dari 21

Upaya Peningkatan Status Kesehatan Periodontal Siswa SMA Neg.

I
Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepuauan Selayar Dengan Kegiatan
DHE (Dental Health Education) dan SRP (Scaling and Root planing)

PENDAHULUAN

Penyakit periodontal merupakan penyakit yang mengenai jaringan


pendukung gigi seperti gingiva , sementum, ligmentum periodontal dan tulang
alveolar, Prevalensi penyakit periodontal pada semua kelompok umur di Indonesia
adalah 96,58%. Ada dua bentuk penyakit periodontal yaitu gingivitis dan
periodontitis. Gingivitis adalah peradangan pada gingiva yang merupakan reaksi
jaringan gingiva terrhadap akumulasi plak bakteri. Menurut data Persatuan dokter
gigi Indonesia Indonesia ( PDGI) menyebutkan bahwa prevalensi gingivitis di
seluruh dunia adalah 75% - 90% , sedangkan di Indonesia ber d asarkan penelitian
di rumah sakit gigi dan mulut Pendidikan Universitas Profesor Dr.Mustopo pada
thun 2004 tercatat 71.3% pasien dirumah sakit tersebut memiliki karang gigi
sebagai pemicu penyakit pada gingiva. Sedangkan periodontitis merupakan
merupakan peradangan pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan
mikroorganisma.2
Penyakit periodontal merupakan masalah utama diantara semua kelainan
yang terjadi dalam rongga mulut. Jika tidak dirawat, penyakit periodontal
menghasilkan kerusakan tulang dan jaringan lunak pendukung gigi dan
menyebabkan gigi tanggal.

Penyebab utama penyakit periodontal adalah dental plaque atau plak gigi.
Plak adalah lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi, terkadang
juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak lain kumpulan sisa makanan,
dan biasanya ditemani sejumlah bakteri dan sejumlah protein dari air ludah (Ardini,
2005) .

1
Bila dibiarkan saja, plak yang menumpuk akan mengalami kalsifikasi, lalu
mengeras. Ujung-ujungnya, terbentuklah karang gigi atau kalkulus yang keras dan
melekat erat pada leher gigi. Itulah sebabnya gigi pada bagian itu berwarna
kehitaman, kecokelatan, atau kehijauan (Ardini, 2005). Gangguan yang ditimbulkan
oleh karang gigi biasanya lebih parah. Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat
meresorbsi tulang alveolar penyangga gigi. Sehingga akan mengakibatkan gigi
menjadi goyang (Ardini, 2005).

Meskipun plak bakteri telah ditunjukkan sebagai faktor etiologi utama dalam
penyakit periodontal, keberadaan kalkulus tetap merupakan perhatian utama bagi
tiap klinisi. Efek utama kalkulus adalah tidak saja berkaitan dengan iritasi
mekanisnya namun juga berkaitan dengan keadaannya yang selalu tertutupi oleh
bakteri (Newman dkk, 2012).

Skeling dan root planing (SRP) konvensional atau debridemen ultrasonik


telah terbukti sangat efektif untuk periodontitis ringan hingga sedang. Pengontrolan
terhadap cara pemberian obat secara lokal dan antibiotik sistemik dapat membantu
perawatan pada pasien periodontitis. Akan tetapi, pemberian antibiotik secara lokal
dan sistemik seringkali hanya untuk pasien yang tidak breaksi terhadap terapi
konvensional (Greenstein, 2005).

Untuk mencegah timbulnya penyakit periodontal, maka sangatlah penting


untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Dental Health Education (DHE)
atau pendidikan kesehatan gigi dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam
meningkatkan kebersihan gigi dan mulutnya. Hampir 40% orang dewasa percaya
bahwa mereka memiliki penyakit periodontal. Namun, pengetahuan tentang
masalah periodontal ditemukan minim di kalangan orang dewasa. Melalui
pendidikan kesehatan gigi ini pula akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya menjaga kebersihan mulut, serta merubah sikap dan perilaku
masyarakat dalam memelihara kebersihan mulutnya.

2
Pada penelitian sebelumnya (Asdar dan Taufiqurrahman 2008) menemukan
bahwa sekitar 88,2 % siswa SMA di Kabupaten Sinjai menderita penyakit
periodontal. Penelitian di SMA Neg. 1 Soppeng Riaja didapatkan siswa sebanyak
67% menderita penyakit periodontal. Dari beberapa penelitian sebelumnya
ditemukan bahwa, siswa SMA sudah mulai terpapar penyait periodontal. Program
pencegahan yang komprehensif untuk perawatan kesehatan mulut masih kurang
sehingga pendidikan kesehatan gigi diperlukan untuk meningkatkan standar
kesehatan mulut di masyarakat khususnya remaja.

Untuk mengevaluasi status kesehatan periodontal siswa digunakan Indeks


Kebutuhan Perawatan Periodontal Komunitas (Community Periodontal Index
Treatment Needs-CPITN). CPITN diciptakan pada tahun 1983 selain untuk
mengetahui jenis kelainan periodontal yang terjadi di masyarakat, sekaligus
menetapkan jenis perawatan yang diperlukan. Jenis perawatan yang diperlukan
disesuaikan dengan derajat skornya yang mencakup promosi, pembersihan karang
gigi yang merupakan tindakan preventif, tindakan kuratif sederhana dan kompleks
serta tindakan rehabilitatif untuk mengembalikan fungsi kunyah (Manson & Eley,
1993).

Prinsip kerja CPITN ada beberapa hal yaitu (Herijulianti dkk, 2001) :

- Menggunakan sonde khusus yang di sebut WHO Periodontal


Examining Probe
- Terdapat sextan yang meliputi 6 sextan
- Terdapat gigi indeks
- Terdapat nilai (skor) untuk berbagai tingkatan kondisi jaringan
periodontal
- Menentukan relasi skor tertinggi dengan KKP (Kategori Kebutuhan
Perawatan), tenaga dan tipe pelayanan

3
Untuk penilaian dapat digunakan tabel sebagai berikut ini

Tabel 1. Penilaian untuk kondisi jaringan periodontal

Nilai Kondisi Jaringan Periodontal

Tidak terdapat perdarahan

0 Tidak terdapat kalkulus

Tidak terdapat poket patologis

Perdarahan pada probing margin gingiva

1 Tidak terdapat kalkulus

Tidak terdapat poket patologis

Terdapat kalkulus (sub atau supragingiva) dengan atau tanpa

2 perdarahan

Tidak terdapat poket patologis

Poket patologis sedalam 4-5 mm dengan atau tanpa kalkulus


3
dan perdarahan

Poket patologis sedalam 6 mm atau lebih dengan atau tanpa


4
kalkulus dan perdarahan

(Sumber: Maduakor dkk, 2000)

Penetuan relasi skor tertinggi dengan KKP (kategori kebutuhan perawatan), tenaga
dan tipe pelayanan

4
Tabel 2. Menentukan Relasi Skor Tertinggi dengan Kategori Kebutuhan
Perawatan, Tenaga dan Tipe Pelayanan

Tipe
Kondisi KKP Pelayana Tenaga
Jaringan n
Skor Periodontal

0 Sehat - 0 -

1 Perdarahan EIKM I Guru/Prg

2 Karang gigi EIKM + SK II Prg/Drg

3 Pocket dangkal EIKM + SK II Prg/Drg

4 Pocket dalam EIKM + SK+ RP III Drg

Keterangan

EIKM = Edukasi Instruksi Kesehatan Mulut

RP = Root Planing

SK = Insntruksi Skeling

Sumber : Herijulianti dkk, 2001

5
Gambar 1. Probing yang menunjukkan kedalaman poket.

Sumber : www.periotrans.com/treatment.html

Sebuah kuesioner dengan close-ended diterapkan. Pertanyaan meliputi


penyebab, tanda-tanda, gejala, dan tindakan pencegahan penyakit periodontal.
Setiap pertanyaan diberi satu pernyataan benar dan pernyataan lain yang salah,
peserta menanggapi dengan memilih salah satu dari tiga tanggapan tersebut yaitu :
ya, tidak, atau tidak tahu.

Bentuk akhir dari kuesioner (Tabel 3) mencakup data yang relevan dangan
jurusan kelas. Hal ini juga terdiri dari tujuh item untuk menilai pengetahuan siswa
tentang penyakit periodontal, tanda-tanda, gejala, pencegahan, dan hubungannya
dengan kesehatan umum.

Untuk menguji kehandalan, kuesioner dibagikan kepada sepuluh mahasiswa di


Fakultas Kedokteran Gigi. Para siswa menyelesaikan tes dua kali pada dua
kesempatan yang diselang 5 hari, dan hasil jawaban berkisar antara 90 dan 100%

6
yang menunjukkan reliabilitas stabilitas kuesioner yang memadai. Sebagian besar
peserta membutuhkan waktu 5-7 menit untuk menyelesaikan kuesioner.

Pertanyaan Ya Tidak Tidak


Tahu
(1)Apakah faktor penyebab penyakit periodontal?
plak bakteri
kalkulus gigi
kekurangan gizi
turun temurun
diabetes
infeksi
(2)Apa gejala yang paling jelas dari penyakit periodontal?
perdarahan gingiva
pembengkakan gingiva
gingiva kemerahan
bau mulut
(3)Apa langkah yang efektif untuk mencegah penyakit
periodontal?
gunakan sikat gigi dan benang gigi
nutrisi yang baik
kunjungan rutin ke dokter gigi
(4)Apakah obat kumur efektif untuk menyingkirkan bau
mulut?
(5)Apakah ada hubungan antara penyakit gusi dan diabetes?
(6)Apakah ada hubungan antara penyakit gusi dan penyakit
jantung?

7
(7)Apakah ada hubungan antara penyakit gusi dan
merokok?

B. RUMUSAN MASALAH MITRA

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:

- Sebagian besar siswa SMA Neg. I Kecmatan Bontomatene Kabupaten


Kepulauan Selayar terindikasi mempunyai masalah penyakit periodontal.
- Pemahaman siswa tentang penyakit Periodontal masih rendah .
- Sulitnya akses para siswa untuk mendapatkan perawatan penyakit periodontal.

TARGET LUARAN

Target luaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:

1. Peningkatan kesehatan jaringan priodontal siswa SMA Neg.I Kecamatan


Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar. .
2. Peningkatan pemahaman para siswa tentang penyebab terjadinya penyakit
periodontal dan cara pencegahannya.
3. Data status kesehatan periodontal siswa SMA Neg.I Kecamatan Bontomatene
Kabupaten Kepulauan Selayar.

8
METODE PELAKSANAAN

PENAWARAN SOLUSI

1. Metode Pendekatan

a. Pemberian DHE (Dental Health Education) sebagai upaya untuk meningkatkan


kesehatan gigi dan mulut para siswa agar tercapai kesehatan gigi yang optimal
b. Pemberian quisionner pada para siswa untuk mengetahui tingkat pengetahuan
mengenai kesehatan periodontal sebelum dan sesudah diberikan DHE
2. Rencana Kegiatan

a. Waktu :
b. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada bulan MEI - SEPTEMBER 2017
Persiapan (bulan pertama):
- Penyiapan media/alat peraga kegiatan DHE
- Penyiapan quisioner
c. Tahap Pelaksanaan (bulan kedua):
- Kegiatan penyuluhan kesehatan gigi /DHE
- Melakukan pemeriksaan kesehatan jaringan periodontal /CPITN
- Pemberian quisioner sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan
gigi/DHE.

KELAYAKAN PRODI

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat setiap tahun dilaksanakan


melalui Bulan Bakti Kesehatan Gigi .Kegiatan ini untuk membantu masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan , guna meningkatkan taraf kesehatan gigi
dan mulut kepada masyarakat. Kegiatan yang dilakukan antara lain pemberian
DHE ,Pencabutan gigi , pembersihan karang gigi. Semua ini dilakukan oleh
pakar dari masing –masing bidang tersebut

9
HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel studi akhir terdiri dari 95 laki-laki dan perempuann siswa SMA Negeri
1 Bontomatene . Tabel 5 menyajikan distribusi sampel penelitian berdasarkan
jurusan kelas.

Tabel 5 Disribusi Frekuensi siswa SMA Neg. 1 Bontomatene Berdasarkan Jurusan Kelas
(=95)

Variabel N (%)

Jurusan Kelas

IPA 70 (73,7)

IPS 25 (26,3)

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa total ada 95 siswa dari SMA Neg. 1 Bontomatene

kabupaten Selayar yang diperiksa. Dari jumlah tersebut, terjaring 83 orang siswa yang

mengalami penyakit periodontal dan harus dirawat berdasarkan indeks CPITN. Dengan

kata lain 87,4% siswa SMA Neg. 1 Bontomatene Kabupaten Selayar mengalami

masalah periodontal. Hanya 12 orang siswa (12,6%) yang tidak mengalami masalah

periodontal/penyakit gusi. Status periodontal Berdasarkan pengukuran CPITN

menunjukkan bahwa siswa yang memiliki skor 0 sebanyak 12 (12,6%) menunjukkan

tidak terdapat perdarahan, probing dan poket patologis. Skor 1 sebanyak 39 (41,1%)

menunjukkan bahwa terdapat perdarahan saat probing dan terdapat kalkulus (sub atau

supragingiva).Skor 2 memiliki 31 (32,6%) menunjukkan terdapat karang gigi di sekitar

gigi. Skor 3 memiliki 13 (13,7%) menunjukkan terdapat poket patologis sedala 4-5 mm

dengan tanpa kalkulus atau perdarahan.

10
Tabel 6. Status jaringan periodontal siswa SMA Neg. 1 Bontomatene berdasarkan skor
CPITN

KONDISI
JUMLAH KEBUTUHAN
JARINGAN
(%)
PERIODONTAL SISWA PERAWATAN

0 Sehat 12 12,6 -

1 Perdarahan 39 41,1 DHE

2 Karang Gigi 31 32,6 DHE + SK

3 Poket dangkal 13 13,7 DHE + SRP

4 Poket dalam - - DHE + SK + Perawatan kompleks

Total 95 100.00

KETERANGAN :

DHE : Dental health education

SK : Skeling / pembersihan karang gigi

SRP : Skeling dan rootplaning

Tabel 7 menunjukkan distribusi pengetahuan peserta tentang penyebab, tanda-

tanda, dan tindakan pencegahan penyakit periodontal berdasarkan jurusan kelas

sebelum diberi penyuluhan (pertest).Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai

tingkat pengetahuan penyebab penyakit periodontal (plak bakteri) pada siswa dari

kedua jurusan kelas.

11
Tabel 7. Distribusi Respon Sampel Terhadap Pertanyaan Mengenai Pengetahuan
Kesehatan Periodontal Berdasarkan Jurusan Kelas saat pretest

Pertanyaan IPA (n=70) IPS (n=25)

Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak P Value


Tahu Tahu
(%) (%) (%) (%)
(%) (%)

(1)Apakah faktor
penyebab penyakit
periodontal? 0,497

-Plak Bakteri^ 81,4 1,4 17,1 88 0 12

-Kalkulus gigi 52,9 17,1 30 60 16 24

-Kekurangan gigi 34,3 32,9 32,9 24 44 32

-Turun temurun 14,3 48.6 37,1 28 48 24

-Diabetes 30 37,1 32,9 12 48 40

-Infeksi 67,1 7,1 25,7 72 8 20

(2)Apa gejala yang


paling jelas dari
penyakit 0,493
periodontal?

-Perdarahan 57,1 15,7 27,1 68 8 24


Gingiva*

-Pembengkakan 64,3 8,6 27,1 72 12 16


Gingiva

-Gingiva 38,6 22,9 38,6 36 32 32


kemarahan

-Bau Mulut 74,3 14,3 11,4 68 16 16

12
(3)Apa langkah
yang efektif untuk
mencegah penyakit 0,727
periodontal?

--Gunakan sikat 77,1 11,4 11,4 76 8 16


gigi dan benang
gigi*

-Nutrisi yang baik 61,4 22,9 15,7 64 28 8


-Kunjungan rutin 71,1 7,1 8,6 96 4 0
ke dokter gigi

*
jawaban yang benar

Tabel 8 menunjukkan distribusi pengetahuan peserta tentang penyebab, tanda-


tanda, dan tindakan pencegahan penyakit periodontal berdasarkan jurusan
kelas.Siswa Kelas IPA memiliki pengetahuan sedikit lebih baik dari tanda-tanda
penyakit periodontal dibanding siswa Kelas IPS, namun perbedaannya tidak
signifikan

Tabel 8. Distribusi respon sampel terhadap pertanyaan tentang pengetahuan kesehatan mulut
dengan kesehatan secara umum berdasarkan jurusan kelas saat pretest (n 95: 70
Kelas IPA dan 25 Kelas IPS
Pertanyaan IPA (n=70) IPS (n=25) P value (X2)

(1) Apakah degan menggunakan obat kumur dapat menyingkirkan bau mulut ?
(a) Ya* 78,6 72
(b) TIdak 14,3 2 0.599
(c) Tidak tahu
7,1 8

(2) Apakah ada hubungan antara penyakit gusi dengan diabetes ?


(a) Ya* 30 20
(b) Tidak 37,1 56 0,949

13
(c) Tidak tahu 32,9 24

(3) Apakah Ada hubungan antara penyakit gusi dengan penyakit jantung?
(a) Ya* 10 0
(b) Tidak 52,9 72 0,515
(c) Tidak tahu
32,9 28,0

(4) Apakah ada hubungan antara penyakit gusi dengan merokok?


(a) Ya^ 94,3 80
(b) Tidak 1,4 12 0,110
(c) Tidak tahu
4,3 8

*
jawaban yang benar

Tabel 9 menunjukkan distribusi pengetahuan peserta tentang penyebab, tanda-


tanda, dan tindakan pencegahan penyakit periodontal berdasarkan jurusan kelas
seteleh diberi penyuluhan (posttest).

Tabel 9. Distribusi Respon Sampel Terhadap Pertanyaan Mengenai Pengetahuan


Kesehatan Periodontal Berdasarkan Jurusan Kelas saat post test

Pertanyaan IPA (n=70) IPS (n=25)

Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak


Tahu Tahu
(%) (%) (%) (%)
(%) (%)

14
(1)Apakah faktor
penyebab penyakit
periodontal?

-Plak Bakteri^ 98,6 1,4 0 100 0 0


-Kalkulus gigi 97,1 1,4 1,4 96 4 0
-Kekurangan gigi 54,3 38,6 7,1 48 48 4
-Turun temurun 31,4 61,4 7,1 16 84 0
-Diabetes 90 7,1 2,9 80 20 0
-Infeksi 91,4 4,3 4,3 96 4 0

(2)Apa gejala yang


paling jelas dari
penyakit periodontal?

-Perdarahan Gingiva* 88,6 7,1 4,3 88 0 12


-Pembengkakan 92,9 4,3 2,9 92 4 4
Gingiva

-Gingiva kemarahan 88,6 2,9 8,6 84 8 8


-Bau Mulut 97,1 1,4 1,4 96 0 4

(3)Apa langkah yang


efektif untuk mencegah
penyakit periodontal?

--Gunakan sikat gigi 95,7


dan benang gigi* 96
4,3 0 4 0
-Nutrisi yang baik 90

94,3 7,1 2,9 96 4 0


-Kunjungan rutin ke
dokter gigi 2,9 100 0 0
2,9

*
jawaban yang benar

15
Tabel 10 menunjukkan distribusi pengetahuan peserta tentang penyebab, tanda-
tanda, dan tindakan pencegahan penyakit periodontal berdasarkan jurusan kelas.

Tabel 10. Distribusi respon sampel terhadap pertanyaan tentang pengetahuan kesehatan mulut
dengan kesehatan secara umum berdasarkan jurusan kelas saat post test (n 95: 70
Kelas IPA dan 25 Kelas IPS
Pertanyaan IPA (n=70) IPS (n=25)

(5) Apakah degan menggunakan obat kumur dapat menyingkirkan bau mulut ?
(a) Ya* 91,4 96
(b) Tidak 7,1 0
(c) Tidak tahu
1,4 4

(6) Apakah ada hubungan antara penyakit gusi dengan diabetes ?


(a) Ya* 95,7 92
(b) Tidak 2,9 8
(c) Tidak tahu
1,4 0

(7) Apakah Ada hubungan antara penyakit gusi dengan penyakit jantung?
(a) Ya* 75,7 92
(b) Tidak 21,4 4
(c) Tidak tahu
2,9 4

(8) Apakah ada hubungan antara penyakit gusi dengan merokok?


(a) Ya* 97,1 96
(b) Tidak 0 0
(c) Tidak tahu
2,9 4

*
jawaban yang benar

16
Tabel 11 menunjukkan perbedaan hasil dari quisioner yang dibagikan sebelum dan
sesudah pemberian penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan kesehatan jaringan
periodontal. Secara umum terjadi peningkatan yang signifikan dari pengetahuan siswa
SMA Negeri 1 Bontomatene Kab. Selayar.

Tabel 11. Perbedaan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 1 Bontomatene Kab. Selayar sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan

Pertanyaan IPA IPS P value

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah


(%) (%) (%) (%)

1. Apakah faktor 81,4 98,6 88 100 0,00


penyebab
penyakit
periodontal?

2. Apa gejala 57,1 88,6 68 88 0,00


yang paling
jelas dari
penyakit
periodontal?

3. Apa langkah 77,1 95,7 76 96 0,00


yang efektif
untuk
mencegah
penyakit
periodontal?

4. Apakah obat 78,6 91,4 72 96 0,003


kumur efektif
untuk
menyingkirkan
bau mulut?

5. Apakah ada 30 95,7 20 92 0,00


hubungan
antara

17
penyakit gusi
dan diabetes?

6. Apakah ada 10 75,7 0 92 0,00


hubungan
antara
penyakit gusi
dan penyakit
jantung?

7. Apakah ada 94,3 97,1 80 96 0,18


hubungan
antara
penyakit gusi
dan merokok?

18
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan:

Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di SMAN 1 Bontomatene

Kabupaten Selayar, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Prevalensi penderita penyakit periodontal pada siswa di sekolah tersebut adalah 87,4%

 Pemberian quisioner pretest dan post test serta kegiatan penyuluhan kesehatan

gigi mulut (DHE) kepada 95 siswa secara signifikan meningkatkan

pengetahuan siswa mengenai kesehatan gigi mulut secara umum dan kesehatan

jaringan periodontal

Saran:

 Untuk meningkatkan status kesehatan periodontal pada siswa SMA perlu

dilaksanakan kegiatan promotif dan kuratif pada sekolah secara berkala dan

berkesinambungan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ardini, A.S.,(2005). Sehat Mulut dan Gigi.[Internet] 27th September , pp 1-2 Available
from: <http://www.kompas.com/kesehatan/news/0509/27/104416.htm [Accesed
June 14th, 2007].

Asdar dan Taufiqurrahman, 2008. Kebutuhan Perawatan Periodontal Remaja di


Kabupaten Sinjai tahun 2007, Dentofasial, vol.7, no. 2.

Brown LJ dan Loe H. 1993. Prevalence

Greenstein G, 2005. Changing Periodontal Concepts: Treatment Considerations,


Conpendium, vol. 26, no.2

Herijulianti, E., Indriani, T.S., Artini, S. (2001) Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC
Penerbit Buku Kedokteran , p 109-112

Maduakor, S., Lauverjat, Y., Cadot, S., Da Costa Nobel, R., Laporte, C., Miquel, J.L.
2000. Application Of Community Periodontal Index Treatment Need (CPITN) In
Enugu (Nigeria) : Study Of Secondary School Students Aged Between 12-18 Years,
Odonto-Stomatologie Tropicale :29.

Manson, J.D., Eley, B.M. (1993) Buku Ajar Periodonti . Alih bahasa: Anastasia. EGC
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, pp 1-16, 97-9.

Newman, M.G, Takei, H.H., Klokkevold P.R and Carranza, F. A. 2012, Carranza’s
Clinical Periodontology. 11th ed. Philadelphia: WB. Saunders.

Tampubolon NS. 2005. Dampak karies gigi dan penyakit periodontal terhadap kualitas
hidup, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap, Kampus USU.

Tjahya, I.N. Lely, S.M.A, 2005. Hubungan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan
Pengetahuan Sikap Responden di Beberapa Puskesmas di Propinsi Jawa Barat.
Jaringan Informasi Iptek dan Promosi PenelitianBadan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Vol 15 (4) :1.

20
21

Anda mungkin juga menyukai