I
Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepuauan Selayar Dengan Kegiatan
DHE (Dental Health Education) dan SRP (Scaling and Root planing)
PENDAHULUAN
Penyebab utama penyakit periodontal adalah dental plaque atau plak gigi.
Plak adalah lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi, terkadang
juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak lain kumpulan sisa makanan,
dan biasanya ditemani sejumlah bakteri dan sejumlah protein dari air ludah (Ardini,
2005) .
1
Bila dibiarkan saja, plak yang menumpuk akan mengalami kalsifikasi, lalu
mengeras. Ujung-ujungnya, terbentuklah karang gigi atau kalkulus yang keras dan
melekat erat pada leher gigi. Itulah sebabnya gigi pada bagian itu berwarna
kehitaman, kecokelatan, atau kehijauan (Ardini, 2005). Gangguan yang ditimbulkan
oleh karang gigi biasanya lebih parah. Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat
meresorbsi tulang alveolar penyangga gigi. Sehingga akan mengakibatkan gigi
menjadi goyang (Ardini, 2005).
Meskipun plak bakteri telah ditunjukkan sebagai faktor etiologi utama dalam
penyakit periodontal, keberadaan kalkulus tetap merupakan perhatian utama bagi
tiap klinisi. Efek utama kalkulus adalah tidak saja berkaitan dengan iritasi
mekanisnya namun juga berkaitan dengan keadaannya yang selalu tertutupi oleh
bakteri (Newman dkk, 2012).
2
Pada penelitian sebelumnya (Asdar dan Taufiqurrahman 2008) menemukan
bahwa sekitar 88,2 % siswa SMA di Kabupaten Sinjai menderita penyakit
periodontal. Penelitian di SMA Neg. 1 Soppeng Riaja didapatkan siswa sebanyak
67% menderita penyakit periodontal. Dari beberapa penelitian sebelumnya
ditemukan bahwa, siswa SMA sudah mulai terpapar penyait periodontal. Program
pencegahan yang komprehensif untuk perawatan kesehatan mulut masih kurang
sehingga pendidikan kesehatan gigi diperlukan untuk meningkatkan standar
kesehatan mulut di masyarakat khususnya remaja.
Prinsip kerja CPITN ada beberapa hal yaitu (Herijulianti dkk, 2001) :
3
Untuk penilaian dapat digunakan tabel sebagai berikut ini
2 perdarahan
Penetuan relasi skor tertinggi dengan KKP (kategori kebutuhan perawatan), tenaga
dan tipe pelayanan
4
Tabel 2. Menentukan Relasi Skor Tertinggi dengan Kategori Kebutuhan
Perawatan, Tenaga dan Tipe Pelayanan
Tipe
Kondisi KKP Pelayana Tenaga
Jaringan n
Skor Periodontal
0 Sehat - 0 -
Keterangan
RP = Root Planing
SK = Insntruksi Skeling
5
Gambar 1. Probing yang menunjukkan kedalaman poket.
Sumber : www.periotrans.com/treatment.html
Bentuk akhir dari kuesioner (Tabel 3) mencakup data yang relevan dangan
jurusan kelas. Hal ini juga terdiri dari tujuh item untuk menilai pengetahuan siswa
tentang penyakit periodontal, tanda-tanda, gejala, pencegahan, dan hubungannya
dengan kesehatan umum.
6
yang menunjukkan reliabilitas stabilitas kuesioner yang memadai. Sebagian besar
peserta membutuhkan waktu 5-7 menit untuk menyelesaikan kuesioner.
7
(7)Apakah ada hubungan antara penyakit gusi dan
merokok?
TARGET LUARAN
8
METODE PELAKSANAAN
PENAWARAN SOLUSI
1. Metode Pendekatan
a. Waktu :
b. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada bulan MEI - SEPTEMBER 2017
Persiapan (bulan pertama):
- Penyiapan media/alat peraga kegiatan DHE
- Penyiapan quisioner
c. Tahap Pelaksanaan (bulan kedua):
- Kegiatan penyuluhan kesehatan gigi /DHE
- Melakukan pemeriksaan kesehatan jaringan periodontal /CPITN
- Pemberian quisioner sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan
gigi/DHE.
KELAYAKAN PRODI
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel studi akhir terdiri dari 95 laki-laki dan perempuann siswa SMA Negeri
1 Bontomatene . Tabel 5 menyajikan distribusi sampel penelitian berdasarkan
jurusan kelas.
Tabel 5 Disribusi Frekuensi siswa SMA Neg. 1 Bontomatene Berdasarkan Jurusan Kelas
(=95)
Variabel N (%)
Jurusan Kelas
IPA 70 (73,7)
IPS 25 (26,3)
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa total ada 95 siswa dari SMA Neg. 1 Bontomatene
kabupaten Selayar yang diperiksa. Dari jumlah tersebut, terjaring 83 orang siswa yang
mengalami penyakit periodontal dan harus dirawat berdasarkan indeks CPITN. Dengan
kata lain 87,4% siswa SMA Neg. 1 Bontomatene Kabupaten Selayar mengalami
masalah periodontal. Hanya 12 orang siswa (12,6%) yang tidak mengalami masalah
tidak terdapat perdarahan, probing dan poket patologis. Skor 1 sebanyak 39 (41,1%)
menunjukkan bahwa terdapat perdarahan saat probing dan terdapat kalkulus (sub atau
gigi. Skor 3 memiliki 13 (13,7%) menunjukkan terdapat poket patologis sedala 4-5 mm
10
Tabel 6. Status jaringan periodontal siswa SMA Neg. 1 Bontomatene berdasarkan skor
CPITN
KONDISI
JUMLAH KEBUTUHAN
JARINGAN
(%)
PERIODONTAL SISWA PERAWATAN
0 Sehat 12 12,6 -
Total 95 100.00
KETERANGAN :
tingkat pengetahuan penyebab penyakit periodontal (plak bakteri) pada siswa dari
11
Tabel 7. Distribusi Respon Sampel Terhadap Pertanyaan Mengenai Pengetahuan
Kesehatan Periodontal Berdasarkan Jurusan Kelas saat pretest
(1)Apakah faktor
penyebab penyakit
periodontal? 0,497
12
(3)Apa langkah
yang efektif untuk
mencegah penyakit 0,727
periodontal?
*
jawaban yang benar
Tabel 8. Distribusi respon sampel terhadap pertanyaan tentang pengetahuan kesehatan mulut
dengan kesehatan secara umum berdasarkan jurusan kelas saat pretest (n 95: 70
Kelas IPA dan 25 Kelas IPS
Pertanyaan IPA (n=70) IPS (n=25) P value (X2)
(1) Apakah degan menggunakan obat kumur dapat menyingkirkan bau mulut ?
(a) Ya* 78,6 72
(b) TIdak 14,3 2 0.599
(c) Tidak tahu
7,1 8
13
(c) Tidak tahu 32,9 24
(3) Apakah Ada hubungan antara penyakit gusi dengan penyakit jantung?
(a) Ya* 10 0
(b) Tidak 52,9 72 0,515
(c) Tidak tahu
32,9 28,0
*
jawaban yang benar
14
(1)Apakah faktor
penyebab penyakit
periodontal?
*
jawaban yang benar
15
Tabel 10 menunjukkan distribusi pengetahuan peserta tentang penyebab, tanda-
tanda, dan tindakan pencegahan penyakit periodontal berdasarkan jurusan kelas.
Tabel 10. Distribusi respon sampel terhadap pertanyaan tentang pengetahuan kesehatan mulut
dengan kesehatan secara umum berdasarkan jurusan kelas saat post test (n 95: 70
Kelas IPA dan 25 Kelas IPS
Pertanyaan IPA (n=70) IPS (n=25)
(5) Apakah degan menggunakan obat kumur dapat menyingkirkan bau mulut ?
(a) Ya* 91,4 96
(b) Tidak 7,1 0
(c) Tidak tahu
1,4 4
(7) Apakah Ada hubungan antara penyakit gusi dengan penyakit jantung?
(a) Ya* 75,7 92
(b) Tidak 21,4 4
(c) Tidak tahu
2,9 4
*
jawaban yang benar
16
Tabel 11 menunjukkan perbedaan hasil dari quisioner yang dibagikan sebelum dan
sesudah pemberian penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan kesehatan jaringan
periodontal. Secara umum terjadi peningkatan yang signifikan dari pengetahuan siswa
SMA Negeri 1 Bontomatene Kab. Selayar.
Tabel 11. Perbedaan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 1 Bontomatene Kab. Selayar sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan
17
penyakit gusi
dan diabetes?
18
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan:
Prevalensi penderita penyakit periodontal pada siswa di sekolah tersebut adalah 87,4%
Pemberian quisioner pretest dan post test serta kegiatan penyuluhan kesehatan
pengetahuan siswa mengenai kesehatan gigi mulut secara umum dan kesehatan
jaringan periodontal
Saran:
dilaksanakan kegiatan promotif dan kuratif pada sekolah secara berkala dan
berkesinambungan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, A.S.,(2005). Sehat Mulut dan Gigi.[Internet] 27th September , pp 1-2 Available
from: <http://www.kompas.com/kesehatan/news/0509/27/104416.htm [Accesed
June 14th, 2007].
Herijulianti, E., Indriani, T.S., Artini, S. (2001) Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC
Penerbit Buku Kedokteran , p 109-112
Maduakor, S., Lauverjat, Y., Cadot, S., Da Costa Nobel, R., Laporte, C., Miquel, J.L.
2000. Application Of Community Periodontal Index Treatment Need (CPITN) In
Enugu (Nigeria) : Study Of Secondary School Students Aged Between 12-18 Years,
Odonto-Stomatologie Tropicale :29.
Manson, J.D., Eley, B.M. (1993) Buku Ajar Periodonti . Alih bahasa: Anastasia. EGC
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, pp 1-16, 97-9.
Newman, M.G, Takei, H.H., Klokkevold P.R and Carranza, F. A. 2012, Carranza’s
Clinical Periodontology. 11th ed. Philadelphia: WB. Saunders.
Tampubolon NS. 2005. Dampak karies gigi dan penyakit periodontal terhadap kualitas
hidup, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap, Kampus USU.
Tjahya, I.N. Lely, S.M.A, 2005. Hubungan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan
Pengetahuan Sikap Responden di Beberapa Puskesmas di Propinsi Jawa Barat.
Jaringan Informasi Iptek dan Promosi PenelitianBadan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Vol 15 (4) :1.
20
21