Anda di halaman 1dari 10

3.

1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

Dari penjelasan diatas dapat digambarkan atau dipetakan permasalahan yang


dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kota Bengkulu sebagai berikut:

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah


1 Rendahnya Derajat Rendahnya Belum Meratanya
Kesehatan Partisipasi Kesadaran
Masyarakat Masyarakat dalam Masyarakat Tentang
Penerapan Perilaku Pola Hidup Sehat
Hidup Bersih dan Kurangnya Promosi
sehat (PHBS) Kesehatan
Rendahnya Kualitas
Sanitasi di
Lingkungan
Keluarga
Rendahnya Kurangnya Alat
Ketersediaan dan Pendukung
Kualitas Sarana Pelayanan
Kesehatan Kesehatan
Masih Perlu
ditingkatkannya
Kualitas Sarana
Kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2019-2023 49


Rendahnya Daya Rendahnya
Dukung SDM Ketercukupan
Kesehatan Dokter
Rendahnya
Ketercukupan
Tenaga Medis
Belum Optimalnya Rendahnya
Pelayanan Pendataan
Kesehatan Ibu dan Pelaporan
Anak Perkembangan Ibu
saat Mengandung
Belum Optimalnya
Sistem Rujukan ke
Sarana Kesehatan
Belum Optimalnya
Sistem Penanganan
Proses Persalinan

1. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan


Persalinan di Kota Bengkulu tahun 2018 sebanyak 7.717 orang ditolong oleh Nakes
6.717 (94,39%) sedangkan 2017 sebanyak 7.071 orang dan ditolong oleh tenaga kesehatan
berjumlah 6.566 orang atau 92,86%. Terjadi peningkatan 1,48 %. Persalinan oleh tenaga
kesehatan di Kota Bengkulu menurut hasil capaian Puskesmas yang tertinggi tahun 2017 ini
adalah Puskesmas Kuala Lempuing (100%) dan cakupan kegiatan yang terendah adalah
Puskesmas Lingkar Timur yaitu 88%.
Berdasarkan hasil cakupan tahun 2018 berarti masih ada persalinan di tolong oleh tenaga
non kesehatan atau tenaga lainnya ataupun melahirkan di sarana kesehatan diluar Kota Bengkulu
yang tidak terdata oleh petugas Puskesmas. Adapun gambaran cakupan pertolongan persalinan di
Kota Bengkulu dari tahun 2010-2018.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2019-2023 50


2. Persentase Kunjungan Ibu Hamil minimal 4 kali (4K)
Cakupan kunjungan ibu hamil yang melakukan kontak pertama dengan petugas kesehatan
dalam pemeriksaan kehamilan(K.1) Tahun 2018 sebesar 7.399 (99,2%), cakupan ini meningkat
dibandingkan tahun 2017 sebesar 2,5 % yang mana hasil capaian pada tahun 2016 sebesar 7.166
(96,7%) sebagai gambaran cakupan Kunjungan K1 selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2015
yaitu 94,5%. tahun 2014 yaitu 96,4%, dan tahun 2013 adalah 90,1 %. Hasil cakupan ini
menggambarkan keadaan dimana hasil kunjungan BUMIL K.1 yang ada di Kota Bengkulu
selama 5 tahun cukup fluktuatif .
Cakupan K.4 merupakan gambaran rata-rata frekwensi kunjungan ibu hamil minimal 4
kali kunjungan selama kehamilan. Cakupan kunjungan ibu hamil (K.4) tahun 2018 adalah 6.267
orang (84,06%) Tahun 2017 yaitu 6.170 orang (83,30%) terjadi peningkatan 0,76 % dibanding
tahun 2016 yang mana capaian K.4 tahun 2016 83,30% 2015 yaitu 90,1%.
Peningkatan angka cakupan K.4 walaupun hanya sedikit dimungkinkan karena mulai
tumbuhnya kesadaran ibu hamil akan pentingnya pemeriksaan kehamilan guna menjaga
kesehatan diri dan bayi yang akan dilahirkan. Capaian cakupan K.1 dan K.4 di Kota Bengkulu
dari tahun 2013-2018.

3. Cakupan Imunisasi Lengkap


Kelurahan UCI (universal Child Immunization) adalah kelurahan dimana ≥ 80 % dari
jumlah bayi yang ada di kelurahan tersebutmendapat imunisasi lengkap, persentase kelurahan
UCI di Kota Bengkulu tahun 2018 mencapai 61 kelurahan atau 91,04 %, cakupan ini menurun
jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang mana hasil capaiannya yaitu 63 kelurahan dari 67
kelurahan atau 94,03 %. Sebagai gambaran kelurahan UCI adalah : tahun 2016 sebanyak 82,09,
tahun 2015 sebanyak 88,1 %, Tahun 2014 sebanyak 82,1%.

4. Cakupan kunjungan Neonatal


Neonatal adalah bayi berusia 0-28 hari setelah dilahirkan. Dan Neonatal Resti adalah
Neonatus 0-28 hari yg mempunyai faktor resiko seperti BBLR, Ikterus Neonatorum, dll. Pada
tahun 2018 di kota Bengkulu jumlah perkiraan Neonatal Resti/Komplikasi adalah 1.017 orang.
Neonatal Resti/Komplikasi yang ditangani pada tahun 2018 ini berjumlah 861 atau 84,70%.
Rincian Neonatal Komplikasi.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2019-2023 51


5. Cakupan Penderita DBD yang ditangani
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Jumlah kasusnya cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah
luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk dan sejalan dengan
semakin lancarnya hubungan tranportasi.
Demam berdarah adalah penyakit yang ditandai dengan : 1). Demam tinggi mendadak,
tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari. 2). Manipestasi perdarahan,
3). Trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100.000 / µl), 4). Hemokonsentrasi (peningkatan
hematrokrit ≥ 20 %), 5). Disertai dengan atau tanpa pembesaran hati. Masa inkubasi penyakit
demam berdarah 4-7 hari.
Penyakit demam berdarah disebabkan oleh Virus Dengue yangan disebarkan oleh
nyamuk Aides Agiptymeskipun dapat juga ditularkan oleh Aides Albopictus yang biasa hidup
dikebun-kebun.Nyamuk Aides Agipty biasanya hidup dilingkungan perumahan, sehingga angka
kesakitan penyakit ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan prilaku masyarakat
terutama didaerah perkotaan.
Pada tahun 2018 terjadi penurunan kasus DBD yang sangat signifikan yaitu sebanyak
563 kasus dibandingkan tahun 2017, sehingga status KLB yang terjadi pada tahun 2017 telah
dicabut oleh pemerintah kota bengkulu.

6. Cakuapan Penderita TB yang ditangani

TB atau yang lebih dikenal dengan TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Tuberculosis. Kuman ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga
organ tubuh lainnya seperti tulang, sendi, usus, kelenjar limpa, selaput otak dan lainnya.
Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui udara pada saat penderita TB yang belum berobat
batuk atau bersin tanpa menutup mulutnya.
TB Paru merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan jangka panjang yaitu
minimal 6 bulan masa pengobatan. Evaluasi kesembuhan TB Paru BTA+ mengunakan data
tahun sebelumnya dan tahun berjalan bagi penderita yang telah selesai menjalani pengobatan.
Dan pada Tahun 2018 Persentase pasien yang dating berobat sebanyak 82,86% pasien laki-laki
dan 92,42 pasien perempuan serta total keseluruhan 86,55%.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2019-2023 52


11. Status Gizi Keluarga
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia, kekurangan gizi akan
menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, meningkatkan angka
kesakitan dan kematian terutama terutam pada bayi, anak balita dan ibu hamil, menurunkan
produktifitas dan menurunkan daya tahan tubuh. Dampak tersebut merupakan salah satu akibat
langsung maupun akibat tidak langsung dari status gizi.
Kegiatan penimbangan balita dilaksanakan diseluruh Puskesmas dan Posyandu di Kota
Bengkulu. Tahun 2018 jumlah anak usia 0-23 bulan (BADUTA) yang dilaporkan adalah 10.296
orang, ditimbang 8.472 orang, cakupan D/S adalah 82,3 % meningkat sebesar3,6 % jika
dibanding tahun 2017 yang mana hasil cakupannya pada tahun itu sebesar 78,7 %.
Cakupan penimbangan anak usia 0-59 bulan (Balita) D/S tahun 2018 adalah 80,6 %
pada cakupan penimbangan anak usia balita terjadi peningkatan sebesar 5,1 % terhadap hasil
cakupan pada tahun 2017 yaitu 76,5%. Jumlah Balita BGM tahun 2018 sebanyak 21 orang,
tahun 2017 sebanyak 277 orang. Angka ini jauh menurun jika dibandingkan dengan tahun 2017
sebanyak 277orang.

3.2 Telaahan Visi Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih

Berdasarkan Visi Kota Bengkulu 2019-2023 “Terwujudnya Bengkulu Yang


Sejahtera dan Bermartabat, APBD Untuk Rakyat”. Dengan Misi Kepala Daerah sebagai
berikut :
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance and
clean geverment).
2. Mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur perkotaan.
3. Mewujudkan masyarakat cerdas, sehat, dan berakhlak mulia.
4. Membangkitka ekonomi kreatif dan iklim usaha yang kondusif.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2019-2023 53


Dinas Kesehatan Kota Bengkulu yang merupakan organisasi perangkat daerah yang
akan mendukung mewujudkan Misi Kepala Daeerah tersebut maka Dinas Kesehatan Terlib
Dalam Perwujutan Misi Ke 3 “Mewujudkan masyarakat cerdas, sehat, dan berakhlak mulia”
Lebih lanjut akan dijelaskan sebagai berikut:

Visi : Terwujudnya Bengkulu Yang Sejahtera dan Bermartabat, APBD Untuk Rakyat

Misi 3 : Mewujudkan masyarakat cerdas, sehat, dan berakhlak mulia

Sasaran Penghambat : Pendukung


Sasaran 1. Meningkatnya  Distribusi Tenaga Kesehatan  Jumlah Puskesmas 20
keselamatan ibu, Bayi, Anak Bidan dan Perawat yang dengan 3 puskesmas
dan Reproduksi tidak merata. Perawatan.
 Sarana dan Prasarana  Memiliki Kemitraan
Kesehatan Untuk Pelayanan dengan Organisasi Profesi
Kesehatan Maternal dan (POGI,IBI, IDI, PPNI,
Neonatal yang masih kurang. PERSAGI dan IAKMI).
 Kematian Ibu masih ada di  Jumlah FTK 6 FTK.
sebabkan oleh faktor 4  16 Puskesmas sudah PKM
Terlalu dan 3 Terlambat PKPR dan 14 Puskesmas
sudah PKM Ramah Anak
Sasaran 2. Meningkatnya  Sarana dan Prasarana belum  Tersedianya Puskesmas
kualitas kesehatan. sesuai dengan Permenkes no Rawat Inap dan Rawat
75 tahun 2014. Jalan.
 Sumber Daya Kesehatan  Terakreditasinya
Belum Sesuai dengan Puskesmas.
Permenkes no 74 tahun  Terjaminnya Kesehatan
2014. Masyarakat Miskin di
 Belum Adanya Puskesmas Kota Bengkulu Walaupun
BLUD (Badan Layanan Belum Secara
Umum Daerah). Keseluruhan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2019-2023 54


Sasaran 3. Meningkatnya  Sulit Menguah Perilaku  Forum Germas.
Kualitas Pelayanan Dasar Masyarakat.  Forum Kota Sehat.
dan Rujukan  Kurangnya Pengetahuan  Pertemuan Lintas Sektor
Tentang PHBS. dan Lintas Program.

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra OPD


Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang
bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan
dilaksanakan langsung oleh Kementerian Kesehatan maupun dengan mendorong peran
aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2019-2023. Lima pendekatan perencanaan
yang dipergunakan dalam penyusunan Renstra Kementerian Kesehatan Untuk penyakit
tidak menular, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2017 menunjukkan
peningkatan kasus dan penyebab kematian, terutama pada kasus kardiovaskular
(hipertensi), diabetes mellitus, dan obesitas. Beberapa hasil yang telah dicapai oleh
program perbaikan gizi masyarakat antara lain pemberian kapsul vitamin A pada anak
balita usia 6 - 59 bulan sebesar 85% melampaui target 80%, dan pemberian tablet besi (Fe)
pada ibu hamil sebesar 75% dari target 80%; namun pemberian ASI eksklusif pada bayi
usia 0-6 bulan mengalami penurunan, dari 39,4% pada tahun 2013 menjadi 32% pada
tahun 2018 dari target 80% (2018). Hasil Riskesdas menunjukkan terjadinya perbaikan
status gizi anak balita, prevalensi kekurangan gizi pada anak balita sebesar 18,4% yang
terdiri dari gizi kurang 13% dan gizi buruk 5,4%. Keadaan gizi pada ibu hamil, bayi dan
anak balita perlu terus ditingkatkan karena masih tingginya bayi yang lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) sebesar 11,5%, dan tingginya prevalensi anak balita yang
pendek (stunting) akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama (kronis) yaitu 36,8%
(Riskesdas 2017).

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2019-2023 55


Memperhatikan hasil capaian program-program nasional, Dinas Kesehatan
Kota Bengkulu perlu meningkatkan koordinasi, informasi, dan sinergisitas program dan
kegiatan baik lintas program maupun lintas sektor secara berkelanjutan.

RENSTRA KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Sasaran Penghambat : Pendukung


Mempercepat Perbaikan Gizi Tinggi nya angka Meratanya Akses
Masyarakat. pertambahan Penduduk Pengetahuan Masyarakat
Indonesia Tentang faktor Gizi buruk,
dan kurang
Meningkatkan Pengendalian - Proporsi Lanjut Usia naik. -Penerapan Pendekatan
Penyakit dan Penyehatan - Kualitas SDM masyarakat Berkelanjutan.
Lingkungan. yang rendah tentang
penyakit
Meningkatkan Akses -Keterbatasan SDM - Penguatan Pelayanan
Pelayanan Kesehatan Dasar Kesehatan Kesehatan Primer
yang Berkualitas. -Keterbatasan Sumber Dana
Meningkatkan Ketersediaan, - Akses ke lokasi yang susah -Adanya Bantuan dari pihak
Keterjangkauan, Pemerataan di capai. asing dan Pemerintah
Alat Kesehatan dan Kualitas -Keterbatasan SDM
Farmasi. Kesehatan
Meningkatkan Ketersediaan, -Rendahnya minat -Dibukanya Lowongan
Persebaran dan Mutu Masyarakat tentang perkerjaan bidang
Sember Daya Manusia kesehatan. kesehatan secara merata
Kesehatan. -Akses lokasi ke sarana
kesehatan belum memadai
Meningkatkan Promosi -Kurangnya minat -Pemilihan Metode dan
Kesehatan dan masyarakat terhadap PHBS Media penyampaian
Pemberdayaan Masyarakat. -Akses lokasi ke sarana dilakukan sesuai dengan
kesehatan belum memadai kemasan informasi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2019-2023 56


kesehatan
Memantapkan Pelaksanaan -Keterbatasan Sumber dana -Meningkatnya Minat
Sistem Jaminan Sosial -Kualitas SDM yang rendah Masyarakat Tentang
Nasional Bidang Kesehatan. Kesehatan

RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU

Sasaran Penghambat Pendukung


Meningkatkan Pelayanan Munculnya krisis ketidak- Penyesuaian Rencana
Administrasi Perkantoran percayaan dan ketidakpuasan Pembangunan Jangka
masyarakat terhadap Menengah Daerah (RPJMD)
pelayanan kesehatan. Provinsi Bengkulu Tahun
2016-2021, merupakan acuan
untuk bidang kesehatan dalam
perencanaan sampai dengan
tahun 2021
Meningkatnya kualitas Adanya perbedaan Pemerataan fasilitas kesehatan
pelayanan kesehatan ibu, anak kepentingan (vested di pedesaan dan daerah
dan reproduksi. interested) dalam terpencil.
penyelenggaraan
pembangunan kesehatan
terutama sejak dalam
pelaksanaan otonomi daerah.

Meningkatnya upaya Melemahnya partisipasi Digalakkannya prinsip Good


pencegahan dan pengendalian masyarakat dalam Governance untuk memacu
penyakit. penyelenggaraan peningkatan kemitraan antara
pembangunan kesehatan. masyarakat, pemerintah dan
dunia usaha.

Meningkatnya kualitas Belum terciptanya Ditetapkannya pembangunan


pelayanan kesehatan dasar dan pembangunan yang bidang kesehatan sebagai

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2019-2023 57


rujukan. berwawasan kesehatan. salah satu prioritas dalam
pembangunan daerah.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu yang secara kelembagaan dibentuk


berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 09 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bengkulu, Dinas Kesehatan Kota
Bengkulu mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah di Bidang
Kesehatan. Kantor Dinas Kesehatan terletak sangat strategis berada di pusat ibu kota
propinsi begitu pula tata letak Puskesmas Pembantu yang mudah di akses oleh masyarakat.
Beberapa Puskesmas yang letaknya berada ditengah-tengah lingkungan yang
penduduknya padat diusahakan peningkatan sarana pembuangan air limbah atau instalasi
pembuangan air limbah, sehingga tidak mencemari lingkungan yang dapat merugikan
masyarakat. Secara bertahap dengan terpilihnya Walikota dan Wakili Walikota Periode ke
II tahun 2018-2023, telah disiapkan Pembangunan Klinik Kesehatan Kota Bengkulu di
Jakarta yang bertempat di Jakarta Pusat bekas gedung mess PemKot Kota Bengkulu.
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Memperhatikan tantangan dan peluang yang dihadapi masa kini, dan
memperhatikan kinerja pelayanan kesehatan, maka issu strategis yang dihadapi oleh Dinas
Kesehatan Kota Bengkulu adalah :
1. Rendahnya Derajad Kesehatan Masyarakat
a. Rendahnya Pertisipasi Masyarakat Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
b. Rendahnya Ketersediaan dan Kualitas Sarana Kesehatan
c. Rendahnya Daya Dukung SDM
d. Belum Optimalnya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
e. DST…..

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bengkulu 2019-2023 58

Anda mungkin juga menyukai