KELOMPOK 1
MUHAMMAD SEPTIADI
INAYATURRAHMAN
RIO MARTONO
HARIYADI
ADI HERLIAN NOOR
MARGARETA SETIAWATI
GARU UJWALA
PENYELENGGARA
PT. DUTA SELARAS SOLUSINDO
BANJARMASIN, 29 NOVEMBER 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu
persyaratan untuk mendapatkan sertifikat AK3 Umum yang diadakan oleh PT.
Duta Selaras Solusindo bekerjasama dengan Kementrian Ketenagakerjaan.
Dilatar belakangi oleh hal tersebut, maka pada tanggal 28 November 2018, kami
melakukan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan di PT. Surya Satrya Timur
Corporation.
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah:
1) K3 Secara Umum (Safety induction kepada pekerja, mitra/subkontraktor,
pengunjung/tamu; Rambu/marka/safety sign; Alat Pelindung diri (APD);
Prosedur Kerja (SOP), JSA; K3 secara Umum, safety induction, tata letak,
rambu-rambu safety, pemakaian APD, gudang, dll)
2) Kelembagaan dan Keahlian K3 (P2K3, PJK3; Organisasi; Pengesahan
P2K3; Program Kerja; Ahli K3)
3) Penerapan SMK3 (Kebijakan dan komitmen K3; Tingkat penerapan SMK3;
Audit SMK3; Penghargaan K3 (zero accident award, sertifikat SMK3)
D. Dasar Hukum Yang berkaitan dengan kelompoknya)
1. Dasar Hukum K3 Secara Umum
i. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
ii. Permenaker 8 tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri
2. Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3
i. Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10
ayat (1) & (2)
ii. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 125/Men/1984 tentang
Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Wilayah (DK3W) dan Panitia Pembinaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3).
iii. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
iv. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang
v. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
vi. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan.
3. Dasar Hukum Penerapan SMK3
a. Undang-undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang No.13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal
87.
c. PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.
d. Peraturan Menteri tenaga kerjaan 26/2014 Pasal 4 Tentang lembaga
Audit SMK3
e. Permenaker No 01 tahun 2007 Tentang Pedoman Pemberian
Penghargaan K3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
KETUA
SEKRETARIS
KOORDINATOR
B. Temuan
ANGGOTA ANGGOTA
1. Safety induction kepada ANGGOTApengunjung/tamu.
pekerja, mitra/subkontraktor, ANGGOTA
PT SURYA SATRYA TIMUR CORP. telah melakukan safety
induction untuk setiap karyawan dan telah terbina dengan baik, namun
safety induction tidak diberikan kepada pengunjung/tamu. Safety
induction untuk pengunjung/tamu pasien disosialisasikan hanya berupa
pemakaian helm dan masker.
2. Rambu/marka/safety sign
Pada dasarnya safety sign telah terpasang di tempat-tempat yang
seharusnya sesuai dengan keperuntukannya di PT. SURYA SATRYA
TIMUR CORP sudah tersedia rambu pada setiap gedung atau area kerja.
rambu yang sudah tersedia akan tetapi kebersihan dari rambu tidak terjaga
sehingga menyebabkan sangat tidak komunikatif, dan juga untuk jalur
evakuasi tidak tersedia.
3. Alat Pelindung Diri (APD)
Secara umum, Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) di lingkungan
kerja PT. SURYA SATRYA TIMUR CORP. sudah disediakan untuk
pekerja. Namun, secara keseluruhan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) di PT. SURYA SATRYA TIMUR CORP disesuaikan dengan
lingkungan kerja dimana pekerja melakukan aktifitas. serta masih
ditemukan pekerja yang masih belum taat atau patuh dalam pemakaian
APD.
4. Prosedur kerja (SOP), Job Safety Analisis (JSA)
Prosedur kerja yang berbentuk dokumentasi seperti SOP, dan
lembar checklist sudah tersedia di area kerja PT. SURYA SATRYA
TIMUR CORP. Lembar checklist diisi setiap hari, Namun, belum terdapat
SOP terkait K3 secara spesifik. untuk JSA belum didokumentasikan hanya
disampaikan secara lisan pada saat briefing sebelum bekerja.
5. K3 secara umum (safety induction, tata letak, rambu-rambu safety,
pemakaian APD, gudang, dll).
6. Secara keseluruhan K3 secara umum di PT. SURYA SATRYA TIMUR
CORP. dapat dikatakan sudah cukup baik namun ada beberapa hal terkait
dengan K3 Umum yang belum dilaksanakan seperti safety induction untuk
pengunjung dan tamu. Sebaiknya seluruh elemen baik darimanagemen
maupun staff karyawan harus berkomitmen dan bekerja sama untuk
menciptakan budaya K3 di lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang
berbudaya K3 akan menciptakan suasana kerja yang sehat, selamat dan
terhindar dari penyakit akibat kerja.
7. P2K3
Organisasi P2K3 sudah terbentuk tetapi di PT. SURYA SATRYA
TIMUR CORP struktur organisasi serta wewenang penugasan nya tidak
dilampirkan.
8. PJK3
Perusahaan PT. SURYA SATRYA TIMUR CORP telah bekerja
sama dengan beberapa PJK3 dalam melakukan pemeriksaan dan pengujian
dalam bidang kekemlistrikan , penyalur petir dan peralatan elektronik,
serta lingkungan kerja.
9. Program K3
Program kerja terstruktur untuk K3 nya belum terlaksana dengan
optimal berdasarkan hasil temuan dari kunjungan seperti struktur
wewenang dan penugasan.
10. Organisasi
Semua hal yang berkaitan dengan K3 berada di bawah Divisi ISO.
PT. SURYA SATRYA TIMUR CORP. Sudah memiliki divisi K3 yang
langsung dibawah pimpinan perusahaan.
11. Pengesahan P2K3
Pengesahan P2K3 sudah dilakukan.
12. Program Kerja
Program kerja untuk meningkatkan kualitas mutu dan lingkungan
sudah dilakukan. Adanya K3 yang melaksanakan program K3 diperusahaan
yang berkaitan dengan kelayakan alat perusahaan (JSA dan Inspeksi).
13. Ahli K3
Program kerja Yang sudah dibuat Ahli K3 sebelumnya , Sementara
ini diambil alih oleh paraanggota PK3. Untuk tenaga AK3 Umum masih
ada 1 orang, namun dengan kondisi Perusahaan yang termasuk memiliki
kategori resiko besar maka sangat disarankan agar Perusahaan menambah
tenaga ahli K3 Spesialist.
14. Kebijakan K3
Kebijakan yang sudah ada, tidak dikhususkan ke ranah K3, lebih
mengutamakan K3, lebih mengutamakan
15. Penerapan SMK3
Dijelakan untuk penerapan SMK3 yang ada di PT. SURYA
SATRYA TIMUR CORP. sudah berjalan sampai sekarang.
BAB III
ANALISA
A. Kesimpulan
1) K3 Umum : PT SURYA SATRYA TIMUR CORP. dalam upaya
pelaksanaan K3 belum sepenuh nya merujuk kepada peraturan Undang-
undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Namun perusahaan masih perlu melakukan perbaikan untuk
menyempurnakan program K3 yang sudah ada maupun yang belum
ada.
2) KELEMBAGAAN K3 :
P2K3 dan pengesahannya ;
Berdasarkan Permenaker no 4 tahun 1987 pasal 2, setiap tempat
kerja dengan kriteria perusahaan memperkerjakan 100 orang atau
lebih wajib membentuk P2K3. PT. SURYA SATRYA TIMUR
CORP. memperkerjakan kurang lebih ± 1600 orang sehingga wajib
membentuk P2K3. Namun, P2K3 yang ada tidak dapat
menunjukan struktur wewenang dan penugasan nya msaing-
masing.
Organisasi P2K3 sudah lama terbentuk dan disahkan namun
hendak nya dapat memberikan dengan jelas untuk struktur
organisasi yang jelas serta kewenangan dalam penugasan tiap
masing-masing anggotanya.
PJK3
Permenaker no 4 tahun 1995 tentang PJK3 (Pasal 3 dan 4) menyebutkan
bahwa PJK3 yang melaksanakan kegiatan jasa K3 salah satunya adalah
jasa pengujian dan pemeriksaan teknik dan jasa pemeriksaan/pengujian
dan atau pelayanan kesehatan kerja. PT. SURYA SATRYA TIMUR
CORP bekerja sama dengan PJK3 untuk membantu pelaksanaan
pemenuhan syarat-syarat K3 sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Organisasi
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan K3 berada di bawah
Divisi ISO (International Standard Organization). Divisi ISO
menangani semua pelaksanaan K3, mutu dan lingkungan.
3) PENERAPAN SMK3
Untuk penerapan SMK3 sudah berjalan dan diterapkan tetapi belum
berjalan dengan maksimal.
B. Saran
1) K3 secara umum :
Pembentukan divisi Safety di PT. SURYA SATRYA
TIMUR CORP. Pendidikan dan pelatihan bagi anggota divisi Safety
terkait K3 di PT. SURYA SATRYA TIMUR CORP. Evaluasi
pemasangan rambu/safety sign mulai dari tempat pemasangan dan
ukurannya serta kebersiannya.
Perlu dilakukan pemerataan penggunaan APD bukan hanya
melihat dari lingkungan kerja dimana pekerja tersebut melakukan
aktifitas. Pembuatan JSA untuk semua proses kerja di semua area
kerja.
2) Kelembagaan K3
Perusahaan sebaiknya merekrut lagi AK3 Umum atau pun
spesialis untuk kelembagaan yang ada agar proses kinerja dari
kelembagaan tersebut dapat lebih maksimal kinerjanya. Merekrut
orang yang berkompetensi dalam hal K3.
Membentuk koordinasi dengan unit kerja lain sebagai
perpanjangan tangan dari pelaksanaan K3 Menambah SDM yang
kompeten di bidang K3
3) Penerapan SMK3
Menyusun kebijakan K3 secara tertulis dan
ditandatangani oleh pimpinan perusahaan. Kebijakan tersebut
diinformasikan dan disebarluaskan ke setiap unit kerja. (poster,
surat edaran, buku saku K3 dll)
Membentuk SMK3 yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan yang kemudian dilakukan evaluasi dan
perbaikan secara berkala setiap tahunnya. Juga perlu dilakukan
audit terhadap SMK3 yang telah dibentuk baik secara internal
perusahaan mapun eksternal.