Salah satu bentuk kurangnya kepastian hukum dalam iklim investasi adalah
berlarutnya penyelesaian RUU Penanaman Modal yang hingga kini sudah
memakan waktu sekitar 7 tahun. Terakhir penyelesaian RUU Penanaman Modal
berusaha dipercepat dengan menetapkannya sebagai action plan dalam Inpres No.
5/2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya
Program Kerjasama dengan IMF. Tetapi tetap belum dapat dirampungkan
hingga saat ini.
1. Mengingat RUU Penanaman Modal ini sudah lama disusun, diperlukan upaya
lebih sungguh-sungguh untuk menyelesaikannya. Meskipun secara substansi,
materi dalam RUU tidak dapat menghilangkan semua hambatan investasi,
berlarutnya penyelesaian RUU ini akan membentuk image bahwa pemerintah
kurang dapat menangani konflik antar sektor di bidang investasi. Terkait
dengan urgensi untuk segera menyelesaikan RUU ini, pada tanggal 18 Juni
2006 kami telah meminta kepada DPR RI melalui Panja Belanja dan RKP
2006 untuk memberi prioritas pada pembahasan RUU Penanaman Modal
segera setelah Pemerintah menyampaikannya kepada DPR. 1
2. Mengingat satu dari tiga materi baru yang ditambahkan dari draft lama (yaitu
penyederhanaan perijinan investasi dan peralihan dari sistem perijinan ke
sistem registrasi) apabila akan dirinci secara detail membutuhkan harmonisasi
yang lama, materi perubahan ini dalam RUU cukup bersifat umum saja.
Adapun dua materi baru lainnya yaitu transparansi dalam penyusunan DNI
dan perubahan fungsi BKPM diperkirakan tidak membutuhkan waktu yang
lama.
1
Dalam Prolegnas yang disusun oleh Balegnas DPR, penyelesaian RUU Penanaman
Modal merupakan salah satu prioritas yang harus diselesaikan tahun 2005
Tim Investasi, Direktorat Perencanaan Makro, III—3
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Agustus 2005
implementatif. Tatacara dan prosedur penanaman modal sebaiknya
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden yang materi
pengaturannya lebih bersifat pelaksanaan (implementasi). Prinsip-prinsip
yang harus dipenuhi dalam proses perijinan penanaman modal antara lain:
cepat, transparan, adil, tidak diskriminatif, sederhana, dan biaya ringan.