Anda di halaman 1dari 6

ZAT KARSINOGENIK

Zat karsinogen adalah salah satu zat yang menyebabkan penyakit kanker. Zat-zatkarsinogen
menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat (DNA)dalam sel-sel tubuh
dan mengganggu proses-proses biologis. Sedangkan karsinogenikadalah sifat yang
mengendap dan merusak tubuh terutama pada organ paru-parukarena zat-zat yang terdapat
pada rokok, sehingga paru-paru menjadi berlubang danmenyebabkan kanker Karsinogen
berada di sekeliling kita dan tanpa disadari tercampur dengan udara yangkita hirup, makanan
dan minuman. Secara mendasar, karsinogen terbagi menjadi duagolongan, yaitu karsinogen
yang berasal dari bahan pangan dan non-pangan.Karsinogen dari bahan pangan terdapat pada
sebagian besar lemak,
hydrazine
pada jamur,
solanin
pada kentang yang berwarna hijau,
aflatoksin
pada jagung,
benzoapyrene
pada makanan yang diawetkan denganpengasapan,
sakarin
dan
siklamat
juga ditenggarai memicu kanker secara mutagen.Sedangkan karsinogen dari bahan non-
pangan yaitu pada asap rokok, polusi udarayang mengandung timbal atau karbon monoksida,
kandungan merkuri pada kosmetika,pengaruh alkohol, penggunaan obat kimia yang tidak
semestinya, dan sebagainya.
Daftar zat karsinogenik pada makanan
1.Monosodium Glutamat, banyak terdapat pada makanan ringan2. sakarin/siklamat (pemanis
buatan), biasanya dimasukan dalam produk minuman3.NaBenzoat, mi instant (kanker
usus)4.formalin,borax,bleng,fizer > pembuatan baso5.Rodamin B (pewarna), minuman/
makanan yg berwarna warni6.Nitrosamin, makanan yang dibakar dan diasapkan ( sate
dll)7.lemak jenuh dan minyak jelantah
List sayuran yang kaya antioksidan :
1.

Brokoli/ sawi hijau2.

Seledri / kenikir3.

Daun papaya, kalau bias 100g /hari4.

Pare5.

Tomat, wortel6.

Bawang putih7.

Kemiri8.

Kacang panjang / lobak


PENDAHULUAN
Limfoma atau disebut juga kanker kelenjar getah bening adalah sejenis kanker yang tumbuh akibat
mutasi sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal. Hal ini berakibat sel abnormal
nenjadi ganas. Seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada berbagai organ
dalam tubuh termasuk kelenjar getah bening, limpa, sum-sum tulang, darah maupun organ lainnya
contoh saluran cerna, paru, kulit dan tulang
Limfoma juga sering dikaitkan dengan paparan zat karsinogenik. .1

Dalam kepustakaan yang lain disebut bahwa Limfoma adalah setiap kelainan neoplastik jaringan
limfoid2. Limfoma juga disebut sebagai penyakit limfosit yang menyerupai kanker. Disebut penyakit
limfosit karena menyerang sel darah putih sehingga berkembang (membelah) abnormal dengan
cepat dan menjadi ganas. Limfosit abnormal yang semakin banyak ini (kemudian disebut limfoma)
sering terkumpul di kelenjar getah bening dan membuat bengkak.3 Karena sistem limfatik
menyerupai peredaran darah yang bersikulasi ke seluruh tubuh membawa getah bening, maka
penyakit limfoma juga dapat terbentuk di mana saja. Tak mesti di satu bagian tubuh saja3.
Limfoma pada otak jarang dialami oleh orang dengan kadar sel CD4 yang tinggi. Gejala utama dari
limfoma susunan saraf pusat (SSP) adalah sakit kepala dan demam. Perasaan seperti meningkatnya
tekanan di dalam kepala atau bahkan serangan sakit kepala yang hebat juga sering terjadi. Sepertiga
orang yang mengalami limfoma SSP merasakan gangguan bicara (aphasia), pandangan kabur dan
gangguan kepekaan atau pun koordinasi gerakan pada satu sisi tubuh1.
Menurut klinik Mayo, tanda awal limfoma SSP bisa dideteksi di mata. 11% dari orang yang
belakangan diketahui terserang limfoma SSP ternyata mengalami uveitis (radang pada selaput
pelangi mata dan bagian di sekeliling mata) yang didahului dengan gejala lainnya selama berbulan-
bulan sampai tahunan. Jika terapi kortikosteroid tidak menyembuhkan uveitis, maka diperlukan
sebuah biopsi cairan vitreus pada mata yang akan menunjukkan adanya infiltrasi (radang sel dan
puing) sehingga diagnosa limfoma SSP dengan secepatnya diketahui dan dapat segera diobati
dengan memeriksakan mata secara rutin. Maka limfoma SSP akan lebih cepat dideteksi
dibandingkan dengan pemeriksaan khusus yang bisa saja terlambat. Lagipula pemeriksaan mata
tidaklah begitu menakutkan bila dibandingkan dengan biopsi otak3.
Menurut Herzberg 2007, pasien Limfoma memiliki peluang untuk sembuh dan produktif, meski tak
semua orang mampu dan memiliki akses terhadap pengobatan. Dengan diagnosis yang tepat,
pengobatan juga bisa spesifik dan tak makan biaya dibandingkan berobat tanpa arah2,3.
Limfoma umumnya dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu : Limfoma non-hodgkin
(LNH) dan Limfoma hodgkin. Sekitar 85% dari keganasan tersebut adalah NHL4.
SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik adalah bagian penting sistem kekebalan tubuh yang memainkan peran kunci dalam
pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Pembuluh limfe berisi cairan limfatik putih
mirip susu yang mengandung protein, lemak dan limfosit (sel darah putih) yang semuanya mengalir
ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfatik. Ada dua macam sel limfosit yaitu: Sel B dan Sel T. Sel B
membantu melindungi tubuh melawan bakteri dengan jalan membuat antibodi yang menyerang dan
memusnahkan bakteri
LIMFOMA NON-HODGKIN (LNH)
Limfoma non-hodgkin adalah kelompok keganasan primer imfosit yang dapat berasal dari limfosit B,
limfosit T dan kadang (amat jarang) berasal dari sel NK (natural killer) yang berada dalam sistem
limfe; yang sangat heterogen, baik tipe histologist, gejala, perjalanan klinis, respon terhadap
pengobatan, maupun prognosis4,5.
Pada LNH sebuah sel limfosit berproliferasi secara tak terkendali yang mengakibatkan terbentuknya
tumor. Seluruh sel LNH berasal dari satu sel limfosit, sehingga semua sel dalam tumor pasien LNH
sel B memiliki immunoglobulin yang sama pada permukaan selnya5.
Kasus LNH terjadi sekitar 50.000 kasus/tahun dengan usia biasanya > 50 tahun dan predominan
pada laki-laki. Saat ini sekitar 1,5 juta orang di dunia saat ini hidup dengan LNH dan tiap tahun
sekitar 300.000 orang meninggal karena penyakit ini5.
Etiologi
Etiologi sebagian besar LNH tidak diketahui. Namun terdapat beberapa fakkor resiko terjadinya
LNH, antara lain :

1. Imunodefisiensi : 25% kelainan heredier langka yang berhubungan dengan terjadinya LNH
antara lain adalah : severe combined immunodeficiency, hypogammaglobulinemia, common
variable immunodeficiency, Wiskott Aldrich syndrome dan ataxia-telangiectasia. Limfoma
yang berhubungan dengan kelainan-kelainan tersebut seringkali dihubugkan pula
dengan Epstein Barr Virus (EBV) dan jenisnya beragam.
2. Agen infeksius : EBV DNA ditemukan pada limfoma Burkit sporadic. Karena tidak pada
semua kasus limfoma Burkit ditemukan EBV, hubungan dan mekanisme EBV terhadap
terjadinya limfoma Burkit belum diketahui.
3. Paparan lingkungan dan pekerjaan : Beberapa pekerjaan yang sering dihubugkan dengan
resiko tinggi adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan adanya
paparan herbisida dan pelarut organik.
4. Diet dan Paparan lsinya : Risiko LNH meningkat pada orang yang mengkonsumsi makanan
tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena paparan UV4,5.

Jenis LNH
Terdapat lebih dari 30 sub-tipe NHL yang berbeda (90 persennya dari jenis sel B), yang dapat
dikelompokkan menurut beberapa panduan klasifikasi. Klasifikasi tersebut mempertimbangkan
beberapa faktor seperti penampakan di bawah mikroskop, ukuran, kecepatan tumbuh dan organ
yang terkena.
Secara umum dapat dikenali beberapa bentuk NHL yaitu amat agresif (tumbuh cepat), menengah
dan indolen (tumbuh lambat). Penentuan ini dilakukan dengan mikroskop oleh dokter patologi di
laboratorium2,3.
Diagnosis
Dimulai dari anamnesis, keadaan penderita secara umum :

1. Pembesaran kelenjar getah bening dan malaise umum : Berat badan menurun 10% dalam
waktu 6 bulan, demam tinggi 38oC selama 1 minggu tanpa sebab, keringat malam.
2. Keluhan anemia.
3. Keluhan organ (misalnya lambung, nasofaring).

Pada pemeriksaan fisik didapati : Adanya pembesaran kelenjar getah bening, kelainan/pembesaran
organ. Tumor LNH dapat terjadi pada tulang, perut, hati, otak atau bagian tubuh yang lain6.
Stadium Penyakit
Penetapan stadium penyakit harus selalu dilakukan sebelum pegobatan dan setiap lokasi jangkitan
harus didata dengan cermat, digambar secara skematik dan didata tidak hanya jumlah juga
ukurannya. Hal ini sangat penting dalam menilai suatu pengobatan.
Stadium berdasarkan kesepakatan Ann Arbor :

 Stadium I : Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) hanya 1 regio.


o I E : jika hanya terkena 1 organ ekstra limfatik tidak difus/batas tegas.
 Stadium II : Pembesaran 2 regio KGB atau lebih, tetapi masih satu sisi diafragma.
o II 2 : pembesaran 2 regio KGB dalam 1 sisi diafragma
o II 3 : pembesaran 3 regio KGB dalam 1 sisi diafragma
o II E : pembesaran 1 regio atau lebih KGB dalam 1 sisi diafragma dan 1 organ
ekstra limfatik tidak difus/batas tegas
 Stadium III : Pembesaran KGB di 2 sisi diafragma
 Staduium IV : Jika mengenai 1 organ ekstra limfatik atau lebih tetapi secara difus6

Faktor Prognostik
LNH dapat dibagi kedalam 2 kelompok prognostik : Indolent Limfoma dan Agresif Limfoma. LNH
Indolent memiliki prognosis yang relatif baik, dengan median survival 10 tahun, tetapi biasanya
tidak dapat disembuhkan pada stadium lanjut. Tipe Limfoma agresif memiliki perjalanan alamiah
yang lebih pendek, namun lebih dapat disembuhkan secara signifikan dengan kemoterapi kombinasi
intensif5,6.
Pengobatan
Pengobatan inti LNH saat ini meliputi kemoterapi, terapi antibodi monoklonal, radiasi, terapi
biologik dan cangkok sum-sum tulang. Penentuan jenis terapi yang diambil amat bergantung kondisi
individual pasien dan bergantung pada 3 faktor utama :

1. Stadium
2. Ukuran
3. Derajat keganasan

Limfoma Agresif (intermediate/derajat keganasan tinggi) cepat tumbuh dan menyebar dalam tubuh
dan bila dibiarkan tanpa pengobatan dapat mematikan dalam 6 bulan. Angka harapan hidup rata-
rata berkisar 5 tahun dengan sekitar 30-40% sembuh. Pasien yang terdiagnosis dini dan langsung
diobati lebih mungkin meraih remisi sempurna dan jarang mengalami kekambuhan. Karena ada
potensi kesembuhan, maka biasanya pengobatan lebih agresif. Standar terapi dahulu meliputi
kemoterapi standar CHOP dan/atau kemoterapi dosis tinggi dan cangkok sum-sum. Tetapi terapi
tersebut dianggap masih memiliki tingkat kekambuhannya 31,5 % sampai 56,8 % dimana Complete
Response dan survival rate yang rendah. Pada saat ini sebagai first line treatment digunakan
rituximab yang dikombinasi dengan CHOP. Rituximab ( suatu monoklonal antibodi/ antibodi anti
CD20 ) yang bisa mengatasi kasus-kasus relaps LNH terhadap agen kemoterapi. Sehingga baru-baru
ini, penggunaan rituximab plus kemoterapi standar telah direkomendasikan oleh para peneliti Eropa
yang mengobati NHL agresif berdasarkan uji klinisi yang menunjukkan perpanjangan harapan hidup
pasien ketika diobati dengan Rituximab ditambah CHOP dibandingkan hanya CHOP6,7.
Limfoma Indolen (derajat keganasan rendah) tumbuh lambat sehingga diagnostik awal menjadi
lebih sulit. Pasien dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun dengan penyakit ini, tetapi standar
pengobatan yang ada tidak dapat menyembuhkannya. Biasanya, pasien memberikan respon yang
baik pada terapi awal, tetapi sangat mungkin kanker tumbuh kembali. Pasien dengan limfoma
indolen bisa mendapatkan terapi sebanyak lima sampai enam kali sepanjang hidup mereka.
Meskipun demikian, pasien biasanya memberikan respon terapi yang semakin rendah. Angka
harapan hidup pada limfoma jenis ini, dimana seringkali pasien terkalahkan oleh penyakit ini atau
komplikasi yang timbul, berkisar antara enam tahun6,7.
LIMFOMA HODGKIN (HODGKIN DISEASE)
Penyakit Hodgkin termasuk dalam keganasan limforetikular yaitu : limfoma malignum yang terbagi
dalam limfoma malignum Hodgkin dan limfoma malignum non Hodgkin. Kedua penyakit tersebut
dibedakan secara histopatologis, dimana pada limfoma Hodgkin ditemukan sel Reed Sternberg2,3.
Analisis PCR menunjukkan bahwa sel Reed Sternberg berasal dari folikel sel B yang mengalami
gangguan struktur pada immunoglobulin, sel ini juga mengandung suatu faktor transkripsi inti sel.
Kedua hal tersebut menyebabkan gangguan apoptosis.
Di Amerka Serikat terdapat 7500 kasus baru penyakit Hodgkin setiap tahunnya, rasio kekerapan
antara laki-laki dan perempuan adalah 1,3-1,4 berbanding 1. Terdapat distribusi umur bimodal,
yaitu pada usia 15-34 tahun dan usia diatas 55 tahun5.
Etiologi
Penyebab yang pasti dari penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Pada penyakit ini beberapa
faktor resiko yang diperkirakan dapat menyebabkan terjadinya limfoma Hodgkin adalah infeksi
virus; infeksi virus onkogenik diduga berperan dalam menimbulkan lesi genetik, virus
memperkenalkan gen asing ke dalam sel target. Virus-virus tersebut adalah Epstein-Barr,
Sitomegalovirus, HIV, HHV-6. Faktor yang lain adalah defisiensi imun, misalnya pada pasien
transplantasi organ dengan pemberian obat imunosupresif 6.
Klasifikasi
WHO mengklasifikasikan limfoma Hodgkin ke dalam 2 jenis yaitu :

1. Nodular Lymphobcyte predominance Hodhkin Lymphoma (Nodular LPHL) : Tipe ini


mempunyai sel limfosit dan histiosit, CD 20 positif tetapi tidak memberikan gambaran
sel Reed-Stenberg.
2. Classic Hodgkin Lymphoma
8.

Diagnosis
Diagnosis pada penderita dilihat dari riwayat penyakit, gejala klinis, dan pemeriksaan penunjang.
Pada riwayat penyakit didapati pada penderita umumnya terdapat pembesaran kelenjar getah
bening yang tidak nyeri. Gejala sistenik berupa demam, berkeringat malam hari, penurunan berat
badan, dan pruritus, terdapat hepatosplenomegali juga adanya neuropati7,8.
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap, fungsi
hati, fungsi ginjal, juga dilakukan pemeriksaan elektrolit. Selain itu dilakukan pemeriksaan biopsi
sumsum tulang juga pemeriksaan radiologis8.
Stadium Penyakit
Penentuan staging sangat penting untuk terapi dan menilai prognosis. Staging dilakukan menurut
Cotswolds (1990) yang merupakan modifikasi dan klasifikasi Ann Arbor (1971).

 Stadium I : Keterlibatan suatu region kelenjar geah bening atau struktur


jaringan limfoid (limpa, timus, cincin waldeyer) atau keterlibatan
satu organ ekstralimfatik.

 Stadium II : Keterlibatan ≥ 2 regio kelenjar getah bening pada sisi diafragma

yang sama.

 Stadium III : Keterlibatan regio kelenjar getah bening pada kedua sisi

diafragma.

 Stadium IV : Keterlibatan difus/diseminata pada satu atau lebih organ

ekstranodal atau jaringan dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar


getah bening8.
Pengobatan
Di dalam pengobatan Limfoma Hodgkin langkah pertama yang harus dilakukan adalah penentuan
stadium penyakit.

 Dipastikan dengan biopsi eksisi kelenjar getah bening.


 Anamnesis dan pemeriksaan fisik
 Evaluasi laboratorium: pemeriksaan darah lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal,
urinalisis.
 Rontgen foto toraks, CTscan toraks, abdomen, dan pelvis.
 Biopsi sumsum tulang
 Laparotomi dengan splenektomi untuk menentukan stadium

Setelah dilakukan penentuan stadium barulah dilakukan pengobatan sesuai dengan stadium yang
ada. Stadium I dan IIA: dapat dilakukan radiasi, stadium III dan IV: kemoterapi (seperti: “ABVD” –
doksorubisin [Adriamisin], bleomisin, vinblastin.dan dakarbazin)6,7.
Prognosis
Pada penyakit ini ,jika masih terbatas maka memiliki angka kesembuhan ± 80%; sedang penyakit
lanjut memiliki angka kesembuhan 50-70% 5.

Anda mungkin juga menyukai