Anda di halaman 1dari 14

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Identifikaasi Pasien
B. Pengkajian
I. Identitas data
a. Nama : Sdr. I
b. Ruang : Teratai 12
c. No. Register : 1910481
d. Umur : 23 tahun
e. jenis Kelamin : Laki-laki
f. Agama : Islam
g. Suku Bangsa : WNI
h. Bahasa : Indonesia
i. Alamat : Keling Kediri
j. Pekerjaan : SWASTA
k. Pendidikan : SD
l. Tanggal MRS :28 Agustus 2019
m. Tanggal Pengkajian : 29 Agustus 2019
n. Dx Medis : DHF
II. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mengeluh badan panas.

Alasan masuk Rumah Sakit


Pasien mengatakan demam naik turun sejak 6 hari ini (22 Agustus 2019), mual-
muntah 2x dan nyeri perut sebelah kanan bawah dan nyeri ulu hati.

III. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah opname

B. Riwayat Kesehatan Sekarang

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular atau
keturunan dari keluarganya

IV. Riwayak Kesehatan Lingkungan

V. Riwayat Psikososial

VI. Pola Kebiasaan Sehari Hari


a. Pola Pemenuhan Nutrisi
1) Sehat : Frekuensi : 3x
Jenis : Nasi lauk (tempe, tahu, ikan) sayur
Porsi : 1 piring nasi, 1 potong lauk, 1 mangkok sayur
Keluhan :Tidak ada
2) Sakit : Frekuensi : 2x
Jenis : Bubur, lauk (tempe, tahu, ikan) sayur
Porsi : ½ piring nasi, 1 potong lauk, ½ mangkok sayur
Keluhan : Nafsu makan menurun dan terasa mual

b. Pola Tidur
1) Sehat : Jumlah jam tidur siang : 1 jam
Jumlah jam tidur malam : ± 4-6 jam sehari
Gangguan tidur :-
2) Sakit : Jumlah jam tidur siang :± 1-2 jam sehari
Jumlah jam tidur malam : ± 4-7 jam sehari
Gangguan tidur : Cemas

c. Pola aktivitas/Latihan/Olah raga/Bermain/Hobi


Sebelum sakit pasien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri dan
kadang meminta bantuan orang lain dan sejak sakit pasien merasa lemah

d. Pola Kebersihan diri


e. Pola Eliminasi
1) BAB, Sehat : Frekuensi : 1-2x sehari
Konsistensi : Lembek
Bau : Khas
Warna : Kuning kecoklatan
Sakit : Frekuensi : 2x sehari
Konsistensi : Agak cair
Bau : Khas
Warna : Kuning kecoklatan

2) BAK, Sehat : Frekuensi : 4-5 x sehari


Pancaran : Kuat, banyak
Jumlah : ± 100 ml
Bau : Amoniak
Warna : Kuning jernih
Sakit : Frekuensi : 2-3 x sehari
Pancaran : Kuat, banyak
Jumlah : ± 50 ml
Bau : Amoniak
Warna : Kuning jernih

f. Kebiasaan Lain
VII. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
TD : 100/60mmhg
Nadi : 100x/ Menit
Pernapasan : 20x/ Menit
Suhu : 39,5º C
b. TB/BB : 56 kg
c. Kepala
I : Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam dan bersih
P : Tidak ada benjolan
P :
A :
d. Mulut : Mukosa bibir lembab
e. Leher
I : Warna kulit kecoklatan, bentuk simetris
P : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe serta pelebaran
vena jugularis
P :
A :

f. Thorax
I : Simetris ki/ka, tidak ada tarikan dinding dada, gerakan nafas
abdominal torakal, Suara nafas vesikuler
P : Tidak fremitus kiri dan kanan
P : Sonor
A : Rhonki -/-, wheezing -/-
g. Jantung
I :Bunyi jantung normal, irama teratur.
P : Ictus cordis tidak teraba
P : Batas jantung normal
A : Bunyi jantung teratur
h. Abdomen
I : Ptekie Spontan
A : Dising usus normal 14 x /menit
P : Distensi ada
P : Perut kembung
i. Punggung
Bentuk normal, tidak ada tanda-tanda kelainan kongenital
j. Ekstremitas
Akral Hangat basah pucat, terlihat bintik-binti merah pada kedua lengan. CRT
< 3 detik
k. Genetalia
BAB tidak ada perdarahan
l. Kulit
Ptekie spontan (+) terdapat Ras Reconvalensence, turgor bagus
cepat kembali, kulit terasa lembab.
m. Pemeriksaan Neurologis

VIII. Pemeriksaan Penunjang


a. Laboratorium Darah Lengkap
Tgl 28
HB : 13,9
Lekosit : 11740
Hematokrit : 38,4
Trombosit : 69000
Tgl 30
HB : 12,7
Lekosit : 14160
Hematokrit : 34,5
Trombosit : 108000

IX. Penatalaksanaan
Pemberian Therapi Oral : Paracetamol 3 x 1 tab

Terapi Parental : Infus Rl 20 tpm


Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp
Dexamethasone 3 x 1 amp
Cefotaxime 2 x 1 gr
k/p Santagesik 1 amp (jika panas)
C. Perumusan Masalah
Diagnosa yang pertama adalah hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
(Thypoid). Data yang menunjang dengan diagnosa tersebut adalah data subyektif pasien
mengeluh badan terasa panas. pasien mengatakan pasien mengalami demam naik turun
sejak 6 hari ini (22 Agustus 2019), mual-muntah 2x dan nyeri perut sebelah kanan bawah
dan nyeri ulu hati.. Data obyektif kulit pasien teraba hangat, kulit tampak kemerahan,
suhu tubuh 39,5ºC.
Diagnosa yang ke dua adalah resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif.Data yang menunjang dari diagnosa yang ke tiga adalah data
subyektif pasien mengatakan mengalami muntah 2 kali, dan buang air besar agak cair 2
kali. Data obyektifnya adalah suhu tubuh 39,50C, pasien pagi ini baru minum air putih 2
gelas.

D. Perencanaan
Intervensi atau rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan berdasarkan ONEK (

Observasi, Nursing, Edukasi, Kolaborasi). Rencana tindakan keperawatan pada diagnosa

yang pertama hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (Thypoid), penulis

mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam masalah

keperawtan hipertermi dapat teratasi dengan criteria hasil suhu tubuh dalam

rentangnormal (36,50 C- 37,50 C), nadi dalam rentang normal, pernafasannormal, kulit

tidak kemerahan, kulit tidak teraba hangat. Rencana tindakan dalam mengatasi masalah

keperatawan hipertermia adalah observasi suhu tubuh klien, rasional mengukur suhu

tubuh pasien merupakan acuan untuk mengetahui keadaan pasien. Monitor tanda- tanda
vital klien, rasional merupakan acuan untuk mengetahui keadaan pasien. Monitor warna

kulit, rasional warna kulit dapat menjadi tanda dari ganguan suhu tubuh. Berikan water

tepid sponge, rasional water tepid sponge menyebabkan pembuluh darah tepi

melebar dan mengalami vasodilatai sehingga pori-pori akan membuka dan

mempermudah pengeluaran panas. Anjurkan pada pasien untuk minum air putih cukup,

rasional peningkatan suhu tubuh menyebabkan peningkatan penguapan pada tubuh

sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang cukup.Anjurkan pada klien

untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, rasional menjaga

kenyamanan pasien dan mengurangi penguapan tubuh.Berikan penjelasan pada pasien

dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh, rasional pasien dan keluarga perlu

mengetahui tentang peningkatan suhu tubuh dan membantu mengurangi rasa

cemas.Berikan terapi sesuai advice(kolaborasi pemberian antipiretik), rasional

meneruskan pengobatan yang sudah diberikan, antipiretik sebagai tindakan farmakologi

untuk menurunkan suhu tubuh.

Intervensi atau rencana tindakan keperawatan untuk diagnosa yang ke tiga resiko

kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, penulis

mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

masalah keperawatan resiko kekuranganvolume cairan dapat teratasi dengan kriteria

hasil membrane mukosa lembab, turgor kulit elastis, suhu tubuh normal, intake minum

tercukupi, pasien tidak mengalami muntah dan buang air besar cair. Rencana tindakan

keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan resiko kekurangan volume

cairan antara lain yaitu monitor status hidrasi, rasional memantau status hidrasi

klien. Monitor tanda- tanda vital, rasional tanda- tanda vital sebagai tolak ukur
untuk mengetahui keadaan klien. Anjurkan pada klien untuk makan dan minum sedikit

tapi sering, rasional memenuhi kebutuhan nutrisi klien dengan baik. Berikan terapi

sesuai advice (Pemberian terapi cairan intravena), rasional meneruskan pengobatan yang

sudah diberikan dan mencegah kehilangan cairan.

E. Implementasi

Implementasi keperawatan atau tindakan keperawatan dilakukan selama tiga hari.

Tanggal 29 Agustus 2019 pada pukul 09.15 WIB mengobservasi suhu tubuh klien,

respon subyektif pasien mengatakan badan terasa panas, respon obyektif suhu tubuh

39,50 C. Perawat memonitor tanda- tanda vital pasien pada pukul 09.30 WIB,

respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk diperiksa tanda- tanda vitalnya,

respon obyektif suhu 39,50 C nadi 100 kali per menit, pernafasan 24 kali per

menit. Selanjutnya perawat memonitor warna kulit pada pukul 09.35 WIB, respon

subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di periksa, respon obyektif warna kulit

tampak kemerahan. Perawat memonitor status hidrasi pada pukul 09.40 WIB, respon

subyektif pasien mengatakan mengalami muntah 2 kali dan BAB cair 2 kali, respon

obyektif membran mukosa lembab, suhu 39,50 C, turgor kulit elastis. Selanjutnya

perawat memberikan water tepid sponge pada pukul 09.55 WIB, respon subyektif Sdr. I

mengatakan bersedia untuk diberikan water tepid sponge, respon obyektif pasien tampak

tenang, pasien berkeringat, suhu tubuh turun dari 39, 50 C menjadi 37, 60 C. Perawat

menganjurkan klien untuk minum air putih yang cukup pada pukul 10.30 WIB,

respon subyektif pasien mengatakan akan minum air putih yang cukup, respon obyektif

pasien tampak minum air putih 200 cc setiap 2 jam.


Perawat mengobservasi suhu tubuh klien pada pukul 10.50 WIB, respon subyektif

pasien mengatakan badan terasa panas, respon obyektif suhu tubuh pasien 38,50 C.

Perawat memberikan water tepid sponge pada pukul 10.55 WIB, respon subyetif

pasien mengatakan bersedia untuk diberikan water tepid sponge, respon obyektif saat

di berikan water tepid sponge pasien tampak tenang, pasien berkeringat, suhu tubuh

turun dari 380 C menjadi 37,40 C. Selanjutnya perawat memonitor tanda- tanda vital

pada pukul 11.15 WIB, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk diperiksa
0
tanda- tanda vitalnya, respon obyektif suhu 37,4 C, nadi 140 kali per menit,

pernafasan 24 kali per menit. Perawat menganjurkan pada klien untuk memakai

pakaian yang tipis dan menyerap keringat pada pukul 11.20 WIB, respon subyektif

pasien mengatakan akan memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat, respon

obyektif pasien tampak mengganti pakaiannya dengan pakaian yang tipis dan

menyerap keringat. Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga

tentang peningkatan suhu tubuh pada pukul 11.30 WIB, respon subyektif pasien dan

keluarga mengatakan mengerti dengan apa yang telah dijelaskan, respon obyektif

pasien dan keluarga tampak mengerti dengan apa yang telah dijelaskan.

Selanjutnya pada pukul 13.30 WIB perawat memonitor suhu tubuh pasien, respon

subyektif pasien mengatakan bersedia untukk diperiksa suhu tubuhnya, respon obyektif

suhu tubuh pasien 370 C. Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pada pukul

15.30 WIB, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu

tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 37,40 C. Selanjutnya perawat memonitor

tanda-tanda vital pada pukul 16.30 WIB, respon subyektif pasien mengatakan

bersedia untuk di periksa tanda- tanda vitalnya, respon obyektif suhu tubuh 36,70 C,
nadi 120 kali per menit, pernafasan 24 kali per menit. Perawat mengobservasi suhu

tubuh pasien kembali pada pukul 18.30 WIB, respon subyektif pasien mengatakan

bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 36,60 C. Pukul

21.00 WIB mengobservasi suhu tubuh pasien, respon subyektif pasien mengatakan

bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 36,70 C.

Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien lagi pukul 23.00 WIB, respon subyektif

pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu

tubuh 36,50 C.

Implementasi hari ke dua tanggal 30 Agustus 2019 pukul 01.00 WIB mengobservasi
suhu tubuh pasien, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu
tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 36,40 C.
Selanjutnya perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pada pukul 03.00 WIB,
respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon

obyektif suhu tubuh 360 C. Perawat memonitor tanda-tanda vital pukul 05.00 WIB,
respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di periksa tanda- tanda vitalnya,

respon obyektif suhu tubuh 360 C, nadi 100 kali per menit, pernafasan 24 kali per
menit. Perawat memonitor status hidrasi pada pukul 07.00 WIB, respon subyektif
pasien mengatakan sudah tidak mengalami buang air besar cair dan muntah lagi, respon

obyektif membran mukosa lembab, suhu 360 C, akral hangat, turgor kulit elastis.
Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pada pukul 07.30 WIB, respon subyektif
pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh

36,2 0 C. Perawat menganjurkan klien minum air putih yang cukup pada pukul
08.30 WIB, respon subyektif pasien mengatakan sudah minum 4 gelas pagi ini, respon
obyektif pasien minum 4 gelas air putih pagi ini.
Perawat memonitor tanda- tanda vital klien pada pukul 11.00 WIB, respon subyektif

pasien mengatakan bersedia untuk di periksa tanda- tanda vitalnya, respon obyektif suhu
tubuh 36,5 0 C, nadi 110 kali per menit, pernafasan 24 kali per menit. Selanjutnya

perawat mengobsevasi suhu tubuh pada pukul 13.00 WIB, respon subyektif pasien

mengatakan bersedia untuk diukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 360 C.

Perawat menganjurkan pasien untuk istirahat 13.10 WIB, respon subyektif pasien

mengatakan akan mengikuti yang telah disarankan, respon obyektif pasien tampak

berbaring untuk istirahat. Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pukul 15.00 WIB,

respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon

obyektif suhu tubuh 360 C. Pearawat mengobservasi suhu tubuh pasien kembali pada

pukul 17.00 WIB, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu

tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 36,10 C. Perawat mengobservasi suhu tubuh

pasien lagi pada pukul

19.00 WIB, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya,
respon obyektif suhu tubuh 36,40 C.

Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien ada pukul 20.00 WIB, respon subyektif pasien

mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 360 C.

Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien, pada pukul 22.00 WIB, respon subyektif

pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh

36,60 C. Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pada pukul 24.00 WIB, respon

subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif

suhu tubuh 36,30 C.

Implementasi pada tanggal 31 Agustus 2019 pukul 02.00 WIB

perawat mengobservasi suhu tubuh pasien, mengobservasi suhu tubuh pasien, respon
subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif

suhu tubuh 360 C. Perawat memonitor tanda- tanda vital klien pada pukul 05.00 WIB,
respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di periksa tanda- tanda vitalnya,

respon obyektif suhu tubuh 36,5 0 C, nadi 100 kali per menit, pernafasan 24 kali per
menit. Sealanjutnya perawat memonitor status hidrasi pada pukul 07.00 WIB, respon
subyektif pasien mengatakan sudah tidak mengalami buang air beasar cair dan muntah

lagi, respon obyektif membran mukosa lembab, suhu 36 0 C, akral hangat, turgor kulit
elastis. Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pada pukul 07.10 WIB, respon
subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif

suhu tubuh 360 C. Perawat menganjurkan klien minum air putih yang cukup pada pukul
08.30 WIB, respon subyektif pasien mengatakan sudah minum 4 gelas pagi ini, respon
obyektif pasien minum 4 gelas air putih pagi ini.Perawat mengobsevasi suhu tubuh
pada pukul 09.00 WIB, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk diukur suhu

tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 360 C.


Implementasi pada pukul 11.00 WIB memonitor tanda- tanda vital klien,

respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di periksa tanda- tanda vitalnya,

respon obyektif suhu tubuh 360 C, nadi 100 kali per menit, pernafasan 24 kali per

menit. Perawat mengobservasi tanda- tanda vital pada pukul 13.00 WIB, respon

subyektif pasien mengatakan bersedia untuk diukur tanda- tanda vitalnya, respon

obyektif suhu tubuh 36,50 C.

F. Evaluasi

Evaluasi diagnosa pertama hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (thypoid)

pada tanggal 29 Agustus 2019 jam 21.00 WIB, subyektif pasien mengatakan badan

sudah tidak terasa panas lagi. Obyektif turgor kulit elastis, kulit teraba hangat, kulit

tidak kemerahan lagi, nadi 120 kali permenit, suhu 360 C. Analisa masalah teratasi

sebagian.Planning intervensi dipertahankan, observasi suhu tubuh klien, monitor


tanda- tanda vital, monitor warna kulit, berikan water tepid sponge jika suhu

tubuh diatas normal, anjurkan pada klien untuk minum air putih yang cukup,

anjurkan pada klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap jika suhu

tubuh diatas normal. berikan terapi sesuai advice.

Evaluasi untuk diagnosa keperawatan yang ke dua resiko kekurangan volume cairan

berhubungan dengan kehilangan cairan aktif pada tanggal 29 Agustus 2019 jam 21.20

WIB yaitu subyektif pasien mengatakan sudah tidak mengalami muntah dan buang air

besar cair. Obyektif turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, suhu tubuh 360 C.

Analisa masalah teratasi.Planning pertahankan intervensi, monitor status hidrasi,

monitor tanda- tanda vital, anjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit tapi

sering, berikan terapi sesuai advice.

Evaluasi diagnosa pertama hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (thypoid)

pada tanggal 30 Agustus 2019 jam 21.00 WIB, subyektif pasien mengatakan badan

sudah tidak terasa panas lagi. Obyektif turgor kulit elastis, kulit teraba hangat, kulit

tidak kemerahan lagi, nadi 100 kali per menit, suhu 370 C. Analisa masalah teratasi

sebagian.Planning intervensi dipertahnkan, observasi suhu tubuh klien, monitor tanda-

tanda vital, monitor warna kulit, berikan water tepid sponge jika suhu tubuh diatas

normal, anjurkan pada klien untuk minum air putih yang cukup, anjurkan pada klien

untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerapa keringat jika suhu tubuh

diatas normal, berikan terapi sesuai advice.

Evaluasi untuk diagnosa keperawatan yang kedua resiko kekurangan volume cairan

berhubungan dengan kehilangan cairan aktif pada tanggal 30 Agustus 2019 jam 21.20

WIB yaitu subyektif pasien mengatakan sudah tidak mengalami muntah dan buang air
besar cair. Obyektif turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, suhu tubuh 36 0 C.

Analisa masalah teratasi.Planning pertahankan intervensi, monitor status hidrasi,

monitor tanda- tanda vital, anjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit tapi

sering, berikan terapi sesuai advice.

Evaluasi diagnosa pertama hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (thypoid)

pada tanggal 31 Agustus 2019 jam 21.00 WIB, subyektif pasien mengatakan badan

sudah tidak terasa panas lagi. Obyektif turgor kulit elastis, kulit teraba normal/ lembab,

kulit tidak kemerahan lagi, nadi 100 kali per menit, suhu 36 0 C.Analisa masalah

teratasi.Planning intervensi dihentikan.

Evaluasi untuk diagnosa keperawatan yang kedua resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif pada tanggal 31 Agustus 2019 jam 21.20
WIB yaitu subyektif pasien mengatakan sudah tidak mengalami muntah dan buang air

besar cair. Obyektif turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, suhu tubuh 36 0 C.
Analisa masalah teratasi.Planning hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai