BAB III Pembahasan
BAB III Pembahasan
TINJAUAN KASUS
A. Identifikaasi Pasien
B. Pengkajian
I. Identitas data
a. Nama : Sdr. I
b. Ruang : Teratai 12
c. No. Register : 1910481
d. Umur : 23 tahun
e. jenis Kelamin : Laki-laki
f. Agama : Islam
g. Suku Bangsa : WNI
h. Bahasa : Indonesia
i. Alamat : Keling Kediri
j. Pekerjaan : SWASTA
k. Pendidikan : SD
l. Tanggal MRS :28 Agustus 2019
m. Tanggal Pengkajian : 29 Agustus 2019
n. Dx Medis : DHF
II. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mengeluh badan panas.
V. Riwayat Psikososial
b. Pola Tidur
1) Sehat : Jumlah jam tidur siang : 1 jam
Jumlah jam tidur malam : ± 4-6 jam sehari
Gangguan tidur :-
2) Sakit : Jumlah jam tidur siang :± 1-2 jam sehari
Jumlah jam tidur malam : ± 4-7 jam sehari
Gangguan tidur : Cemas
f. Kebiasaan Lain
VII. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
TD : 100/60mmhg
Nadi : 100x/ Menit
Pernapasan : 20x/ Menit
Suhu : 39,5º C
b. TB/BB : 56 kg
c. Kepala
I : Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam dan bersih
P : Tidak ada benjolan
P :
A :
d. Mulut : Mukosa bibir lembab
e. Leher
I : Warna kulit kecoklatan, bentuk simetris
P : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe serta pelebaran
vena jugularis
P :
A :
f. Thorax
I : Simetris ki/ka, tidak ada tarikan dinding dada, gerakan nafas
abdominal torakal, Suara nafas vesikuler
P : Tidak fremitus kiri dan kanan
P : Sonor
A : Rhonki -/-, wheezing -/-
g. Jantung
I :Bunyi jantung normal, irama teratur.
P : Ictus cordis tidak teraba
P : Batas jantung normal
A : Bunyi jantung teratur
h. Abdomen
I : Ptekie Spontan
A : Dising usus normal 14 x /menit
P : Distensi ada
P : Perut kembung
i. Punggung
Bentuk normal, tidak ada tanda-tanda kelainan kongenital
j. Ekstremitas
Akral Hangat basah pucat, terlihat bintik-binti merah pada kedua lengan. CRT
< 3 detik
k. Genetalia
BAB tidak ada perdarahan
l. Kulit
Ptekie spontan (+) terdapat Ras Reconvalensence, turgor bagus
cepat kembali, kulit terasa lembab.
m. Pemeriksaan Neurologis
IX. Penatalaksanaan
Pemberian Therapi Oral : Paracetamol 3 x 1 tab
D. Perencanaan
Intervensi atau rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan berdasarkan ONEK (
keperawtan hipertermi dapat teratasi dengan criteria hasil suhu tubuh dalam
rentangnormal (36,50 C- 37,50 C), nadi dalam rentang normal, pernafasannormal, kulit
tidak kemerahan, kulit tidak teraba hangat. Rencana tindakan dalam mengatasi masalah
keperatawan hipertermia adalah observasi suhu tubuh klien, rasional mengukur suhu
tubuh pasien merupakan acuan untuk mengetahui keadaan pasien. Monitor tanda- tanda
vital klien, rasional merupakan acuan untuk mengetahui keadaan pasien. Monitor warna
kulit, rasional warna kulit dapat menjadi tanda dari ganguan suhu tubuh. Berikan water
tepid sponge, rasional water tepid sponge menyebabkan pembuluh darah tepi
mempermudah pengeluaran panas. Anjurkan pada pasien untuk minum air putih cukup,
sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang cukup.Anjurkan pada klien
untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, rasional menjaga
dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh, rasional pasien dan keluarga perlu
Intervensi atau rencana tindakan keperawatan untuk diagnosa yang ke tiga resiko
hasil membrane mukosa lembab, turgor kulit elastis, suhu tubuh normal, intake minum
tercukupi, pasien tidak mengalami muntah dan buang air besar cair. Rencana tindakan
cairan antara lain yaitu monitor status hidrasi, rasional memantau status hidrasi
klien. Monitor tanda- tanda vital, rasional tanda- tanda vital sebagai tolak ukur
untuk mengetahui keadaan klien. Anjurkan pada klien untuk makan dan minum sedikit
tapi sering, rasional memenuhi kebutuhan nutrisi klien dengan baik. Berikan terapi
sesuai advice (Pemberian terapi cairan intravena), rasional meneruskan pengobatan yang
E. Implementasi
Tanggal 29 Agustus 2019 pada pukul 09.15 WIB mengobservasi suhu tubuh klien,
respon subyektif pasien mengatakan badan terasa panas, respon obyektif suhu tubuh
39,50 C. Perawat memonitor tanda- tanda vital pasien pada pukul 09.30 WIB,
respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk diperiksa tanda- tanda vitalnya,
respon obyektif suhu 39,50 C nadi 100 kali per menit, pernafasan 24 kali per
menit. Selanjutnya perawat memonitor warna kulit pada pukul 09.35 WIB, respon
subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di periksa, respon obyektif warna kulit
tampak kemerahan. Perawat memonitor status hidrasi pada pukul 09.40 WIB, respon
subyektif pasien mengatakan mengalami muntah 2 kali dan BAB cair 2 kali, respon
obyektif membran mukosa lembab, suhu 39,50 C, turgor kulit elastis. Selanjutnya
perawat memberikan water tepid sponge pada pukul 09.55 WIB, respon subyektif Sdr. I
mengatakan bersedia untuk diberikan water tepid sponge, respon obyektif pasien tampak
tenang, pasien berkeringat, suhu tubuh turun dari 39, 50 C menjadi 37, 60 C. Perawat
menganjurkan klien untuk minum air putih yang cukup pada pukul 10.30 WIB,
respon subyektif pasien mengatakan akan minum air putih yang cukup, respon obyektif
pasien mengatakan badan terasa panas, respon obyektif suhu tubuh pasien 38,50 C.
Perawat memberikan water tepid sponge pada pukul 10.55 WIB, respon subyetif
pasien mengatakan bersedia untuk diberikan water tepid sponge, respon obyektif saat
di berikan water tepid sponge pasien tampak tenang, pasien berkeringat, suhu tubuh
turun dari 380 C menjadi 37,40 C. Selanjutnya perawat memonitor tanda- tanda vital
pada pukul 11.15 WIB, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk diperiksa
0
tanda- tanda vitalnya, respon obyektif suhu 37,4 C, nadi 140 kali per menit,
pernafasan 24 kali per menit. Perawat menganjurkan pada klien untuk memakai
pakaian yang tipis dan menyerap keringat pada pukul 11.20 WIB, respon subyektif
pasien mengatakan akan memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat, respon
obyektif pasien tampak mengganti pakaiannya dengan pakaian yang tipis dan
tentang peningkatan suhu tubuh pada pukul 11.30 WIB, respon subyektif pasien dan
keluarga mengatakan mengerti dengan apa yang telah dijelaskan, respon obyektif
pasien dan keluarga tampak mengerti dengan apa yang telah dijelaskan.
Selanjutnya pada pukul 13.30 WIB perawat memonitor suhu tubuh pasien, respon
subyektif pasien mengatakan bersedia untukk diperiksa suhu tubuhnya, respon obyektif
suhu tubuh pasien 370 C. Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pada pukul
15.30 WIB, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu
tanda-tanda vital pada pukul 16.30 WIB, respon subyektif pasien mengatakan
bersedia untuk di periksa tanda- tanda vitalnya, respon obyektif suhu tubuh 36,70 C,
nadi 120 kali per menit, pernafasan 24 kali per menit. Perawat mengobservasi suhu
tubuh pasien kembali pada pukul 18.30 WIB, respon subyektif pasien mengatakan
bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 36,60 C. Pukul
21.00 WIB mengobservasi suhu tubuh pasien, respon subyektif pasien mengatakan
bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 36,70 C.
Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien lagi pukul 23.00 WIB, respon subyektif
pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu
tubuh 36,50 C.
Implementasi hari ke dua tanggal 30 Agustus 2019 pukul 01.00 WIB mengobservasi
suhu tubuh pasien, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu
tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 36,40 C.
Selanjutnya perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pada pukul 03.00 WIB,
respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon
obyektif suhu tubuh 360 C. Perawat memonitor tanda-tanda vital pukul 05.00 WIB,
respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di periksa tanda- tanda vitalnya,
respon obyektif suhu tubuh 360 C, nadi 100 kali per menit, pernafasan 24 kali per
menit. Perawat memonitor status hidrasi pada pukul 07.00 WIB, respon subyektif
pasien mengatakan sudah tidak mengalami buang air besar cair dan muntah lagi, respon
obyektif membran mukosa lembab, suhu 360 C, akral hangat, turgor kulit elastis.
Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pada pukul 07.30 WIB, respon subyektif
pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh
36,2 0 C. Perawat menganjurkan klien minum air putih yang cukup pada pukul
08.30 WIB, respon subyektif pasien mengatakan sudah minum 4 gelas pagi ini, respon
obyektif pasien minum 4 gelas air putih pagi ini.
Perawat memonitor tanda- tanda vital klien pada pukul 11.00 WIB, respon subyektif
pasien mengatakan bersedia untuk di periksa tanda- tanda vitalnya, respon obyektif suhu
tubuh 36,5 0 C, nadi 110 kali per menit, pernafasan 24 kali per menit. Selanjutnya
perawat mengobsevasi suhu tubuh pada pukul 13.00 WIB, respon subyektif pasien
mengatakan bersedia untuk diukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 360 C.
Perawat menganjurkan pasien untuk istirahat 13.10 WIB, respon subyektif pasien
mengatakan akan mengikuti yang telah disarankan, respon obyektif pasien tampak
berbaring untuk istirahat. Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pukul 15.00 WIB,
respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon
obyektif suhu tubuh 360 C. Pearawat mengobservasi suhu tubuh pasien kembali pada
pukul 17.00 WIB, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu
tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 36,10 C. Perawat mengobservasi suhu tubuh
19.00 WIB, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya,
respon obyektif suhu tubuh 36,40 C.
Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien ada pukul 20.00 WIB, respon subyektif pasien
mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh 360 C.
Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien, pada pukul 22.00 WIB, respon subyektif
pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif suhu tubuh
36,60 C. Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pada pukul 24.00 WIB, respon
subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif
perawat mengobservasi suhu tubuh pasien, mengobservasi suhu tubuh pasien, respon
subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif
suhu tubuh 360 C. Perawat memonitor tanda- tanda vital klien pada pukul 05.00 WIB,
respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di periksa tanda- tanda vitalnya,
respon obyektif suhu tubuh 36,5 0 C, nadi 100 kali per menit, pernafasan 24 kali per
menit. Sealanjutnya perawat memonitor status hidrasi pada pukul 07.00 WIB, respon
subyektif pasien mengatakan sudah tidak mengalami buang air beasar cair dan muntah
lagi, respon obyektif membran mukosa lembab, suhu 36 0 C, akral hangat, turgor kulit
elastis. Perawat mengobservasi suhu tubuh pasien pada pukul 07.10 WIB, respon
subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di ukur suhu tubuhnya, respon obyektif
suhu tubuh 360 C. Perawat menganjurkan klien minum air putih yang cukup pada pukul
08.30 WIB, respon subyektif pasien mengatakan sudah minum 4 gelas pagi ini, respon
obyektif pasien minum 4 gelas air putih pagi ini.Perawat mengobsevasi suhu tubuh
pada pukul 09.00 WIB, respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk diukur suhu
respon subyektif pasien mengatakan bersedia untuk di periksa tanda- tanda vitalnya,
respon obyektif suhu tubuh 360 C, nadi 100 kali per menit, pernafasan 24 kali per
menit. Perawat mengobservasi tanda- tanda vital pada pukul 13.00 WIB, respon
subyektif pasien mengatakan bersedia untuk diukur tanda- tanda vitalnya, respon
F. Evaluasi
pada tanggal 29 Agustus 2019 jam 21.00 WIB, subyektif pasien mengatakan badan
sudah tidak terasa panas lagi. Obyektif turgor kulit elastis, kulit teraba hangat, kulit
tidak kemerahan lagi, nadi 120 kali permenit, suhu 360 C. Analisa masalah teratasi
tubuh diatas normal, anjurkan pada klien untuk minum air putih yang cukup,
anjurkan pada klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap jika suhu
Evaluasi untuk diagnosa keperawatan yang ke dua resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif pada tanggal 29 Agustus 2019 jam 21.20
WIB yaitu subyektif pasien mengatakan sudah tidak mengalami muntah dan buang air
besar cair. Obyektif turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, suhu tubuh 360 C.
monitor tanda- tanda vital, anjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit tapi
pada tanggal 30 Agustus 2019 jam 21.00 WIB, subyektif pasien mengatakan badan
sudah tidak terasa panas lagi. Obyektif turgor kulit elastis, kulit teraba hangat, kulit
tidak kemerahan lagi, nadi 100 kali per menit, suhu 370 C. Analisa masalah teratasi
tanda vital, monitor warna kulit, berikan water tepid sponge jika suhu tubuh diatas
normal, anjurkan pada klien untuk minum air putih yang cukup, anjurkan pada klien
untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerapa keringat jika suhu tubuh
Evaluasi untuk diagnosa keperawatan yang kedua resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif pada tanggal 30 Agustus 2019 jam 21.20
WIB yaitu subyektif pasien mengatakan sudah tidak mengalami muntah dan buang air
besar cair. Obyektif turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, suhu tubuh 36 0 C.
monitor tanda- tanda vital, anjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit tapi
pada tanggal 31 Agustus 2019 jam 21.00 WIB, subyektif pasien mengatakan badan
sudah tidak terasa panas lagi. Obyektif turgor kulit elastis, kulit teraba normal/ lembab,
kulit tidak kemerahan lagi, nadi 100 kali per menit, suhu 36 0 C.Analisa masalah
Evaluasi untuk diagnosa keperawatan yang kedua resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif pada tanggal 31 Agustus 2019 jam 21.20
WIB yaitu subyektif pasien mengatakan sudah tidak mengalami muntah dan buang air
besar cair. Obyektif turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, suhu tubuh 36 0 C.
Analisa masalah teratasi.Planning hentikan intervensi