BAB II Cemas
BAB II Cemas
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut WHO, Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang
mandiri. Anak usia pre school adalah anak yang berusia 3 sampai 6 tahun .
umum terdri dari tahapan prenatal (usia 0 sampai 28 hari), periode bayi (usia
28 hari sampai 12 bulan), masa anak – anak awal (terdiri atas usia 1 sampai 3
tahun disebut toddler dan usia 3 sampai 6 tahun disebut prasekolah), masa
dimulai pada periode ini. Perkembangan fisik lebih lambat dan relatif
semakin luwes, tetapi otot dan tulang belum begitu sempurna (Supartini,
2004).
terhadap apa yang ada disekelilingnya. Hasil akhir yang diperoleh adalah
bersalah akan muncul pada anak apabila anak tidak mampu berprestasi
sehingga merasa tidak puas atas perkembangan yang tidak tercapai. Anak usia
imajinasi yang aktif. Anak menggali dunia fisik dengan semua indra dan
kekuatanya.
tua membuat anak merasa bahwa imajinasi dan aktifitasnya tidak dapat
sumber actual yang tidak nyaman, rasa khawatir akan terjadinya sesuatu
(NANDA, 2007).
terikat pada suatu benda atau keadaan akan tetapi mengambang bebas.
disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
1. Faktor Predisposisi
a. Psikoanalitis
Cemas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen keribadian
norma budaya. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua
b. Interpersonal
yang berat.
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor Psikososial
Anak kecil, imatur dan tergantung pada tokoh ibu, adalah terutama rentan
kehilangan cinta ibu, takut cidera tubuh, takut akan impulsnya dan takut
besarkan bahaya.
c. Faktor Genetik
anak–anak.
a. Fisiologis
buruk, kritisme pada diri sendiri, menarik diri, kurang inisiatif, mencela
c. Kognitif
terlalu perhatian, orientasi pada masa lalu daripada kini atau masa depan.
dibagi menjadi :
spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan
4. Panik (panic)
kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi
tidak realistik pada anak tentang apa yang akan terjadi bila ia berpisah dengan
orang- orang yang berperan penting dalam hidupnya, misalnya orang tua.
Ketakutan itu mungkin berpusat pada apa yang mungkin terjadi dengan
individu yang berpisah dengan anak itu(misalnya orang tua yang akan
meninggal,atau tidak kembali karena suatu alasan. Atau apa yang terjadi
dengan anak itu bila terjadi perpsahan( ia akan diculik,disakiti, atau dibunug).
Karena alasan tersebut anak itu enggan untuk dipisahkan dengan orang lain,
dan mungkin karena itulah ia tidak mau tidur sendirian tanpa ditemani atau
berfungsi dengan baik karena ia tercekam oleh rasa takut terhadap apa yang
akan terjadi dengan dirinya atau terhadap orang- orang yang berpisah
tua. Ketika terlepas dari figur kelekatan, mereka sering perlu tahu di mana
orangtua mereka dan perlu untuk tetap berhubungan atau melihat mereka.
Beberapa saat menjadi sangat rindu ketika jauh dari rumah (Jeffery, 2003).
2.4 Skala Pengukuran Kecemasan pada Anak
kecemasan untuk mengukur kecemasan pada anak pada usia pra sekolah.
Skala ini terdiri dari 28 pertanyaan kecemasan. Skala ini dilengkapi dengan
Jumlah skore maximal pada skala kecemasan SCAS pre school adalah 112.
berikut : ringan (score < 28) sedang (score 28-56), berat (score 57-84) dan
Jumlah pertanyaan dalam instrumen ini terdiri dari 6 sub skala kecemasan
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting
permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang banyak membantu
2. Perkembangan Intelektual
pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Pada saat anak
kemampuan intelektualnya.
3. Perkembangan Sosial
tentang nilai sosial yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama
pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler
dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas
4. Perkembangan Kreativitas
semakin berkembang.
bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini penting peran orang tua
untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya dengan
6. Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari
orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan
bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan
mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab atas
kognitifnya, bagi anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media
memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting peran orang tua untuk
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan
sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
Terapi bermain adalah media komunikasi antara anak dengan orang lain,
sebagai berikut :
dan perkembangannya.
pikirannya.