Anda di halaman 1dari 22

Makalah

ANALISIS FARMASI II
“POTENSIOMETRI”
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah analisis farmasi ii)

OLEH
KELAS : C – S1 FARMASI 2017
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ANGGOTA : 1. Ading Alamsyah (821417144)
2. Erfin Ningo (821417126)
3. Hafipah Indasari (821417142)
4. Muhammad Fajri Labdul (821417146)
5. Widi Syafira Bau (821417152)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Analisis Farmasi II yang berjudul “Potensiometri”.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, baik
dalam sisitematika penyusunan, maupun penggunaan kata-kata. Kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai cerminan kami dalam
penyusunan makalah berikutnya. Hanya kepada Allah SWT kami serahkan
segala-galanya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi kelompok
kami dan umumnya bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, September 2019

Kelompok 4 C-S1 Farmasi 2017


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3
2.1 Pengertian ......................................................................................... 3
2.2 Prinsip Kerja Potensiometri .............................................................. 3
2.3 Elemen-Elemen Yang Digunakan Dalam Potensiometri .................. 4
2.4 Metode Analisis Potensiometri ......................................................... 7
2.5 Jenis-Jenis Titrasi Potensiometri ....................................................... 8
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Analisis Potensiometri .......................... 8
2.7 Pengaplikasian Potensiometri ........................................................... 9
BAB 3 PENUTUP........................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar metode analitik didasari pada sifat-sifat elektrokimia
larutan. Teknik analisis elektrokimia merupakan salah satu analisis instrumental,
disamping teknik analisis spektroskopi. Sistem pengukuran dalam analisis
elektrokimia didasarkan pada signal-signal listrik yang timbul sebagai hasil
interaksi antara materi dengan listrik. Baik berupa potensial maupun hantaran
listrik. Beragam teknik analisis elektrokimia telah banyak dipakai dalam
laboratorium sebagai alat-alat instrumen dasar. Berbagai metode elektroanalitik
adalah potensiometri.
Potensiometri adalah metode analisa kimia untuk menentukan potensial
listrik dengan menggunakan elektroda. Potensiometri merupakan aplikasi
langsung dari persamaan Nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda
tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol.
Dasar metode potensiometri adalah membuat sel elektrik dari analat suatu
larutan sehingga perbedaan potensial sel tersebut berkaitan dengan konsentrasi
larutan. Dengan pengukuran potensial suatu elektroda, maka perhitungan
aktivitas atau konsentrasi suatu komponen dapat dilakukuan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari analisis potensiometri?
2 Bagaimana prinsip kerja Potensiomteri?
3 Apa saja Elemen dan jenis jenis elektroda dalam analisis potensiometri?
4 Apa saja jenis metode analisis potensiometri?
5 Bagaimana jenis-jenis titrasi potensiometri?
6 Bagaimana keunggulan dan kekurangan analisis secara potensiometri?
7 Bagaimana Aplikasi Metode Analisis Potesiometri ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari analisis potensiometri.
2. Mengetahui prinsip kerja Potensiomteri.
3. Mengetahui Elemen dan jenis jenis indikator dalam analisis potensiometri.
4. Mengetahui jenis metode analisis potensiometri.
5. Mengetahui jenis-jenis titrasi potensiometri.
6. Mengetahui keunggulan dan kekurangan analisis secara potensiometri.
7. Mengetahui aplikasi Metode Analisis Potesiometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Potensiometri merupakan metode analisis kimia berdasar hubungan antara
potensial elektroda relatif dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel kimia.
Metode ini berguna untuk menentukan titik setara suatu titirasi secra instrumental
sebagai pengganti indikator visual (Suyanta, 2004).
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda
potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Pada potensiometri mempelajari
hubungan antara konsentrasi dengan potensial. Metode ini digunakan untuk
mengukur potensial, pH suatu larutan, menentukan titik akhir titrasi dan
menentukan konsentrasi ion-ion tertentu dengan menggunakan elektroda selektif
ion.
2.2 Prinsip Potensiometri (Underwood, Day. 1986.)
Prinsip potensiometri didasarkan pada pengukuran potensial listrik antara
elektroda indikator dan elektroda yan dicelupkan pada larutan. Untuk mengukur
potensial pada elektroda indikator harus digunakan elektroda standar yaitu
berfungsi sebagai pembanding yang mempunyai harga potensial tetap selama
pengukuran. Elektroda indikator ini sebagai indikator pengukur dan elektroda
yang dicelupkan merupakan elektroda yan potensialnya bergantun pada
konsentrasi ion yang akan ditetapkan pada proses pemilihannya berdasarkan jenis
senyawa yan hendak ditemukan (Gandjar, 2007).
Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisik kimia yang
menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda, besarnya
potensial elektroda ini tergantung pada kepekatan ion–ion tertentu dalam larutan,
karena itu dengan memakai persamaan Nernst :
E = Eo + K log (c)
Dimana :
E = sel potensial yang diukur
Eo = konstan selama pemberian suhu
C = konsentrasi yang ditentukan
K = RT log ( 10 ) / n F
Dimana:
R = gas konstan
T = suhu absolut
F = suhu faraday konstan
N = nomer dari elektron atau diambil dari satu molekul yang ditentukan
Potensial suatu elektroda tidak dapat diukur tersendiri, tetapi dapat
ditentukan dengan menggunakan elektroda indikator dengan elektroda
pembanding yang hanya memiliki harga potensial yang tetap selama pengukuran.
2.3 Elemen-Elemen Yang Digunakan Dalam Potensiometri (Khopkar,
S.M. 1990 ; Skoog,D.A.,West, M.D., and Holler, F.J., 1996)
1. Elektroda pembanding
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu
elektroda dengan harga potensial setengah sel yang diketahui, konstan, dan sama
sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang diselidiki. Suatu
elektrode yang memenuhi persyaratan diatas disebut elektrode
pembanding (refference electrode ). Ada dua jenis elektrode pembanding yang
akan diuraikan berikut ini;
a. Elektroda pembanding primer
Contoh dari elektroda jenis ini adalah elektroda hidrogen standar. Elektroda
ini terbuat dari platina hitam agar penyerapan gas hidrogen pada permukaan
elektroda dapat terjadi secara maksimal. Dapat berlangsung dengan cepat
dan reversible. Potensial setengah sel dari elektroda pembanding primer adalah
nol volt. Elektroda standar hidrogen jarang digunakan dalam proses analisis,
tetapi hal ini penting karena elektroda standart yang digunakan untuk menentukan
standart potensial sel pada standart setengah sel elektrokimia.
b. Elektroda pembanding sekunder
Elektroda standart sekunder adalah elektroda yang sering digunakan dan
banyak terdapat di pasar, karena penggunaannya yang lebih praktis. Ada dua
macam elektroda standart sekunder yaitu elektroda kalomel dan elektroda perak /
perak klorida.
1) Elektroda kalomel
Elektroda ini terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang ± 10
cm dan garis tengah 0,5 - 1 cm yang dicelupkan ke dalam air raksa yang
kontak dengan lapisan pasta Hg / HgCl2 yang terdapat pada tabung bagian dalam
yang berisi campuran Hg, Hg2Cl2 dan KCl jenuh dan dihubungkan dengan
larutan KCl jenuh melalui lubang kecil.
2) Elektroda perak
Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda calomel, terdiri dari
suatu elektroda perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan
dengan AgCI. Jika dibandingkan dengan elektroda kalomel, elektroda perak lebih
unggul dalam temperatur yang tinggi. Namun, elektroda perak/perak klorida
mempunyai kecenderungan untuk bereaksi dengan larutan membentuk kompleks
perak yang tidak larut yang memungkinkan menyumbat jembatan garam yang
menghubungkan larutan dan elektroda.
2. Elektroda indikator
Elektroda indikator dibagi menjadi dua kategori, yaitu : elektroda logam dan
elektroda membran. Elektroda logam dapat dikelompokkan ke dalam elektroda
jenis pertama (first kind), elektroda jenis kedua (second kind), elektroda jenis
ketiga (third kind).
a. Elektroda logam
Potensial dari elektroda logam ditentukan dari posisi reaksi redoks ketika
elektroda dan larutan bertemu.terdapat tiga macam elektroda logam yaitu
elektroda logam jenis pertama, elektroda logam jenis kedua, dan elektroda logam
jenis ketiga.
1). Elektroda jenis pertama
Elektroda jenis pertama adalah elektroda yang langsung berkeseimbangan
dengan kation yang berasal dari logam tersebut .Contoh,elektroda tembaga.
2). Elektroda jenis kedua
Elektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya bergantung
pada konsentrasi suatu anion yang dengan ion yang berasal dari elektroda endapan
suatu ion kompleks yang stabil. Contoh elektroda perak untuk halide.
3). Elektroda jenis ketiga
Elektroda jenis ketiga adalah elektroda logam yang harga potensialnya
bergantung pada konsentrasi ion logam lain. Contoh, elektroda Hg dapat
digunakan untuk menentukan konsentrasi Ca2+ , Zn2+ ,atau Cd2+ yang terdapat dal
am larutan.
b. Elektroda membran
Elektroda membran telah digunakan dan dikembangakan cukup luas, karena
dapat menentukan ion tertentu. Elektroda membran biasa disebut dengan
elektroda selektif ion (ion selective electrode). Elektroda membran
juga digunakan untuk penentuan pH dengan mengukur perbedaan potensial
antara larutan pembanding yang keasamannya tetap dan larutan yang dianalisis.
Elektroda membran dibagi empat macam yaitu elektroda membran kaca, elektroda
membrane cairan, elektroda padatan dan elektroda penunjuk gas.
1). Elektroda membran kaca
Kualitas paling bagus yang dijual dipasaran untuk elektroda membran kaca
terbuat dari Corning 015, sebuah kaca yang terdiri dari 22% Na20, 6% CaO, dan
72% SiO. Ketika dicelupkan ke dalam larutan berair, maka pada bagian luar dari
membran akan terhidrat sampai 10 nm sampai beberapa jam. Hasil hidrasi dari
membran menghasilkan muatan negatif, hal ini merupakan bagian dari fungsi
kerja membran silika. Ion natrium, yang mampu bergerak menembus lapisan
hidrat berfungsi sebagai ion penghitung. Ion hidrogen dari larutan berdifusi
kedalam membran dan membentuk ikatan yang lebih kuat dengan membran
sehingga mampu menggeser keberadaan ion Na+ yang mengakibatkan konsentrasi
ion H+ meningkat pada membran .
Elektroda membran kaca sering dijual dalam bentuk kombinasi antara
indikator dan elektroda pembanding. Penggunaan satu elektroda sangat
bermanfaat untuk pengukuran pH.
Kelebihan elektroda kaca antara lain sebagai berikut :
 Larutan uji tidak terkontaminasi
 Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi & tereduksi tidak berinteferensi
 Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk disisipkan dalam volume larutan
yang sangat kecil.
 Tidak ada permukaan katalitis yang kehilangan aktivitasnya oleh
kontaminasi seperti platina pada elektroda hidrogen.
Kelemahan elektroda kaca yaitu pada kondisi pH yang sangat tinggi (misal
NaOH 0,1M dengan pH = 13) berakibat :
 Spesifisitas untuk H+ hilang
 Ketergatungan tegangan pH berkurang
 Potensial menjadi tergantung pada aNa+
2). Elektroda membran padat
Elektroda ini menggunakan polikristal yang terdiri dari satuan kristal garam
anorganik. Elektroda selektif ion polikristal ini dibentuk dari pelet tipis Ag2S
atau campuran dari Ag2S dan garam perak atau logam sulfida.
3). Elektroda membran cair
Elektroda membran cair adalah suatu fasa cair spesifik yang dibatasi oleh
suatu dinding yang berpori inert. Cairan spesifik tersebut terdiri atas senyawa
organik dengan berat molekul yang tinggi,tidak larut dalam air dan memiliki
struktur yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion antara ion bebas dalam
larutan yang diukur dengan ion-ion yang terletak pada pusat kedudukan molekul
cairan spesifik tersebut contoh: Na+ , K ,Ca2+ , Pb2+
4). Elektroda penunjuk gas
Elektroda ini dirancang untuk mendeteksi konsentrasi gas yang terlarut
dalam larutan.
2.4 Metode Analisis Potensiometri (Day, R.A., dan A.L., Underwood. 1986).
Dalam melaksanakan analisis potensiometri, terdapat metode yang mungkin
dipilih yaitu potensiometri langsung (direct potentiometry) dan titrasi
potensiometri.
a. Potensiometri lansung
Metode Potensiometri Langsung beradasarkan pada adanya
perbedaan potensial yang terjadi saat suatu elektroda indikator dicelupkan ke
dalam larutan uji dan saat elektroda indikator dicelupkan ke dalam larutan
standar.Berdasarkan persamaan Nerst dan data hasil pengukuran kedua potensial
tersebut makan dapat ditentukan aktivitas atau konsentrasi spesi kimia dalam
larutan uji.Dibandingkan metode analisis potensiometri lainnya, metode analisis
potensiometri langsung ini memiliki kelebihan yaitu pemberian perlakuannya
tak merusak komposisi larutan uji.Meskipun begitu, terkadang metode ini sulit
untuk diberlakukan sebab sangat sulit mendapatkan potensial stabil dari
pengukuran dengan voltmeter.

2. Titrasi Potensiometri
Analisis sistem titrasi potensiometri pada prinsipnya menggabungkan antara
pengukuran potensial dan volume titran.Prinsip ini sangat berbeda dengan sistem
potensiometri lansung yang hanya dengan pengukuran potensial langsung. Untuk
melakukan analisis secara titrasi potensiometri dapat menggunakan alat yang
sifatnya manual maupun dengan sistem rangkaian yang otomatis.Berikut ini
merupakan rangkaian alat titrasi potensiometri secara manual.
Dengan alat tersebut pada prinsipnya kita akan mengukur potensial setiap
penambahan sejumlah volume titran. Sistem pengukuran potensial ini dapat
dilakukan langsung maupun dengan sistem tidak langsung.
Secara umum menurut Evan Alum (1987), teknik potensiometri
menggunakan cara dan peralatan yang pada dasarnya dapat dilihat pada gambar.

Komponen sel potensiometri bersifat sederhana yaitu terdiri dari sebuah


elektroda acuan, elektroda indikator, rangkaian jembatan garam, dan pengukur
tegangan (voltmeter). Dari skema pada gambar tampak jelas bahwa apabila kita
akan mengukur suatu analit dalam larutan maka diperlukan suatu elektroda kerja
yang spesifik dan selektif. Besarnya potensial (emf) diukur dengan
membandingkan dengan elektroda pembanding. Besarnya emf ini dicatat dengan
alat voltmeter atau potensiometer.
2.5 Jenis-Jenis Titrasi Potensiometri (Basset, 1994).
 Titrasi Potensiometri Netralisasi
Titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda
gelas. Tetapan ionisasi harus kurang dari 10-8.
 Titrasi Potensiometri Pembentukan kompleks dan pengendapan
Pembentukan endapan atau kompleks akan membebaskan ion terhidrasi
dari larutan. Biasanya digunakan elektroda Ag dan Hg. Berbagai logam
dapat dititrasi dengan EDTA.
 Titrasi Potensiometri Redoks
Elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks.
Oksidator kuat (KMnO4, K2Cr2O7, Co(NH3)3) membentuk lapisan logam-
oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer.
 Titrasi Potensiometri Pemgemdapan
Menggunakan sisrem elektroda. Dimana Elektroda sebagai penunjuk
untuk titrasi pengendapan seringkali berupa logam dari kation yang diukur.
Elektroda membran utnuk kation atau anion tertentu juga dapat digunakan.Kawat
perak seringkali dipakai pada titrasi pengendapan.Sedangkan perak nitrat
merupakan reagen yang banyak digunakan untuk titrasi pengendapan.
2.6 Kelebihan Dan Kekurangan Analisis Potensiometri (Suyanta,
Susanto I.R, Buchari, Indra N, 2004)
 Kelebihan metode potensiometri
1. Bisa dilakukan untuk semua titrasi
2. Kurva titrasi berhubungan antara potensial terhadap volume titran
3. Digunakan bila :
· Tidak ada indikator yang sesuai
· Daerah titik equivalen sangat pendek
 Kekurangan metode potensiometri
1. Diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun
sampel yang akan diukur.
2. Diperlukan perhitungan yang lebih rumit.
3. Konsentrasi sampel harus diketahui.
2.7 Aplikasi Potensiometri (I Made Sukarna, 1995)
Aplikasi Titrasi PotensiometriTitrasi potensiometri banyak digunakan untuk
titrasi pengendapan,pembentukan kompleks, netralisasi dan redoks.
1. Titrasi pengendapan
Campuran halida dapat ditentukan dengan titrasi argentometri.Perubahan
potensialnya dapat dideteksi oleh elektroda indikator perak atau elektroda
membran perak sulfida yang sensitif terthadap ion Ag+. Pada permulaan titrasi,
hanya AgI yang kelarutannya kecil teramati. Setelah semua I- terendapkan, Br -
mengendap sebagai AgBr dan akhirnya AgCl terbentuk paling akhir (kelarutannya
paling besar).
2. Titrasi Kompleksometri
Misalnya titrasi ion Hg2+dengan ion EDTA. Elektroda indikator logam raksa
dan elektroda pembanding kalomel digunakan pada titrasi ini. Harga potensial sel
diukur berdasarkan reaksi reduksi ion Hg2+ pada elektroda indikator raksa.
 Salah satu contoh aplikasi potensiometri di bidang industry
Dalam metode potensiometri, informasi mengenai komposisi yang terdapat
dalam sampel diperoleh melalui perbedaan antara dua elektroda. Metode ini telah
dikenal sejak abad 20 dan penggunaanya menjadi sangat luas sejak 25 tahun
belakangan ini dan telah digunakan untuk sejumlah aplikasi analitik yang
dikembangkan dengan menggunakan elektroda selektif ion (ESI) yang sifat
elektroniknya lebih sensitive dan stabil. Potensiometri dipergunakan di bidang
industri seperti analisis klorida dalam pulp dan kertas, di bidang kontrol bahan
makanan seperti analisis NO3−,F−,Br−,Ca2+ dalam minuman, susu, daging atau jus
buah.
CONTOH APLIKASI POTENSIOMETRI

“PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SERBUK UO2 DARI


YELLOW CAKE SECARA POTENSIOMETRI DAN GRAVIMETRI”

Telah dilakukan penentuan kadar uranium dalam serbuk UO2 dari yellow
cake yang berasal dari Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir (PTBGN). Serbuk
UO2 yang ditentukan kadar uraniumnya merupakan hasil konversi yellow cake
melalui jalur amonium diuranat (ADU) dan amonium uranil karbonat (AUK).
1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan adalah seperangkat alat potensiometer merk Metler
Toledo T90, beaker gelas, labu ukur, corong, pengaduk magnet, pemanas listrik,
timbangan analitik, pipet, cawan porselin, tungku, desikator, dan sendok.
Peralatan potensiometri yang digunakan untuk menganalisis kandungan uranium
berada di laboratorium IEBE seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut.

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah serbuk UO2 dari yellow cake
PTBN yan diperoleh melalui jalur ADU dan AUK, standar U3O8, asam nitrat pekat,
asam fosfat pekat, asam sulfat pekat, asam amido sulfonat, ferro sulfat, amonium
heptamolibdat, vanadil sulfat, kalium bikarbonat dan air destilasi.
2. Metode Kerja
a. Preparasi larutan pereaksi.
 Dibuat larutan asam sulfamat 1,5 M denan cara menimban 15 gr asam sulfat
yang kemudian dilarutkan dengan air destilat menjadi 100 ml.
 Dibuat larutan ferro sulfat 1 M dengan cara menimbang 28 gr serbuk ferro
sulfat, ditambah 10 ml asam sulfat pekat, kemudian volume ditepatkan menjadi
100 ml denan air destilasi.
 Dibuat larutan amonium heptamolibdat 0,4% denan cara menimbang 0,4 gr
amonium heptamolibdat, ditambah 50 ml asam nitrat pekat, kemudian
ditepatkan volumenya menjadi 100 ml dengan air destilat.
 Dibuat larutan vanadil sulfat 0,1% dengan cara menimbang 1,25 gr, ditambah 5
ml asam sulfat pekat, dan ditepatkan volumenya menjadi 100 ml dengan air
destilasi.
 Dilakukan pembuatan larutan 0,027 N kalium bikromat dengan cara
menimbang 1,324 gr kalium bikromat kemudian dilarutkan dalam 1 liter air
destilasi.
b. Pembuatan larutan standar U308 larutan serbuk UO2 yellow cake PTBGN
melalui jalur ADU dan AUK.
 Dibuat larutan masing-masing dengan cara menimbang ± 0,1 gr, ditambah 5 ml
asam nitrat pekat, kemudian dipanaskan hingga larut sempurna dan ditepatkan
volumenya menjadi 10 ml dengan menambahkan air destilasi.
c. Analisis kadar uranium menggunakan alat potensiometer.
 Kedalam masing-masing 7 beaker gelas diisikan 1 ml larutan uranil nitrat dari
standar U3O8, serbuk UO2 yellow cake PTBGN, ditambahkan 1 ml asam sulfat
1 M, kemudian dipanaskan sampai kering untuk menghilankan unsur-unsur
pengotornya. Setelah kering, dilarutkan denan 1 ml asam nitrat pekat, lalu
dipanaskan sampai tisat. Setelah dingin ditambahkan asam sulfamat dan asam
fosfat pekat, diaduk hingga berwarna putih keruh, kemudian ditambahkan
larutan ferro sulfat dan amonium heptamolibdat sambil diaduk hingga larutan
yan semula berwarna coklat tua berubah menjadi jernih. Setelah larutan jernih,
ditambahkan larutan vanadil sulfat. Larutan kemudian dititrasi dengan
menggunakan kalium bikarbonat konsentrasi 0,025 N.
3. Penentuan Kadar Uranium Secara Potensiometri
Metode potensiometri secara umum digunakan untuk menentukan konsentrasi
suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan, dan titik akhir titrasi. Metode
titrimetri potensiometri yang digunakan untuk menganalisis kadar uranium ialah
potensiometri Davies-Gray. Metode ini digunakan untuk menentukan unsur-unsur
kimia dalam larutan secara kuantitatif. Potensiometer ini dilengkapi dengan
potensiometer titraliser yang berfungsi untuk mengetahui perubahan potensial secara
elektronik hingga terjadinya titik ekivalen secara akurat dapat ditentukan.
Bahan serbuk UO2 dalam bentuk ion UO2+ direduksi menjadi ion U4+ dengan
penambahan ion Fe2+ dalam jumlah berlebihan di dalam medium asam fosfat pekat.
Kelebihan ion Fe2+ dioksidasi secara selektif oleh asam nitrat dengan bantuan
molibdenum sebagai katalisator. Ion U4+ dioksidasi dengan larutan standar K2Cr2O7,
sebelum titrasi dilakukan ditambahkan vanadium. Elektroda yang digunakan dalam
potensiometer ini adalah elektroda platina (Pt). Setelah titik ekivalen dicapai, yang
ditandai dengan terjadinya perubahan potensial yang cepat (400-600 mV), titrasi secara
otomatis akan berhenti. Hasilnnya diperoleh dari pencatatan alat dalam gram/liter
uranium.
Tahap-tahap reaksi yan terjadi adalah

UO22+ + 2Fe2+ + 4H+ U4+ + 2Fe3+ + 2H2O


NH2SO3H

3Fe2+ + NO3 + 4H+ 3Fe3+ + NO + H2O


NH2SO3H

Fe2+ + NO3- + 2H Fe3+ + NO2 + H2O

Cr2O7 + 3U+ + 2H+ 2Cr3+ + 3UO22+ + H2O

Kadar uranium dapat diketahui langsung dari pembacaan pada alat berdasarkan
Persamaan:

dengan:
U = kadar uranium, g/L
V = volume titran K2Cr2O7, ml
N = Normalitas K2Cr2O7, g/L F = faktor koreksi alat
Vc = volume sampel, ml
Fp = faktor pemekatan
119 = bobot ekivalen dari uranium, g/grek
4. Hasil

5. Pembahasan
Pada Tabel 5 terlihat bahwa hasil analisis kadar uranium dalam serbuk UO2
Yellow Cake menggunakan metode potensiometri memberikan hasil dengan rerata
87,4029 ± 0,7873 % (jalur ADU) dan 87,5579 ± 0,4775 % (jalur AUK).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Potensiometri merupakan metode analisis kimia berdasar hubungan antara
potensial elektroda relatif dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel kimia.
Metode ini berguna untuk menentukan titik setara suatu titirasi secra
instrumental sebagai pengganti indikator visual.
2. Prinsip potensiometri didasarkan pada pengukuran potensial listrik antara
elektroda indikator dan elektroda yan dicelupkan pada larutan.
3. Elemen-Elemen Yang Digunakan Dalam Potensiometri yaitu sebagai
berikut:
1. Elektroda pembanding
Ada dua jenis elektrode pembanding yang akan diuraikan berikut ini;
a. Elektroda pembanding primer
b. Elektroda pembanding sekunder
Ada dua macam elektroda standart sekunder yaitu
1. Elektroda kalomel
2. Elektroda perak
2. Elektroda indicator
Elektroda indikator dibagi menjadi dua kategori, yaitu : ketiga (third
kind).
a. Elektroda logam
Tiga macam elektroda logam yaitu
1). Elektroda jenis pertama
2). Elektroda jenis kedua
3). Elektroda jenis ketiga
3. Elektroda membran
Elektroda membran dibagi empat macam yaitu :
1). Elektroda membran kaca
2). Elektroda membran padat
3). Elektroda membran cair
4). Elektroda penunjuk gas
4. Metode analisis potensiometri yaitu potensiometri langsung (direct
potentiometry) dan titrasi potensiometri.
5. Jenis-jenis titrasi potensiometri
 Titrasi Potensiometri Netralisasi
 Titrasi Potensiometri Pembentukan kompleks dan pengendapan
 Titrasi Potensiometri Redoks
 Titrasi Potensiometri Pemgemdapan

6. Kelebihan dan kekurangan analisis potensiometri


o Kelebihan metode potensiometri
1. Bisa dilakukan untuk semua titrasi
2. Kurva titrasi berhubungan antara potensial terhadap volume titran
3. Digunakan bila :
· Tidak ada indikator yang sesuai
· Daerah titik equivalen sangat pendek
o Kekurangan metode potensiometri
1. Diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun
sampel yang akan diukur.
2. Diperlukan perhitungan yang lebih rumit.
3. Konsentrasi sampel harus diketahui.
7. Aplikasi Titrasi Potensiometri banyak digunakan untuk titrasi pengendapan,
pembentukan kompleks, netralisasi dan redoks.
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis dan Kuantitatif
Anorganik. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Day, R.A., dan A.L., Underwood. 1986. “Analisis Kimia Kualitatif (terjemahan)”.
Erlangga Jakarta.

Evan Alum, 1987, Potentiometry and Ion Selective Electrode, New York
: John Willey and Sons.
Gandjar, Golib Ibnu. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Yoyakarta;
Pustaka Pelajar
I Made Sukarna, 1995, Studi Selektivitas Pemisahan Lantanum dari
LogamTanah Jarang Serium, Neodinium, Samarium dan Galium
dalam Sistem Ekstraksi Pelarut Cair-cair, Tesis S2, ITB
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta;
Universitas Indonesia.
Skoog, D.A., West, M.D., and Holler, F.J., 1996, Fundamental of
Analytical Chemistry, Seventh Edition, New York: Sounders
College Publishing.
Suyanta, Susanto I.R, Buchari, Indra N, 2004, Kinerja Elektroda
Selektif ion Lantanum dengan Ionophore DACDA, Proseding
Semnas FMIPA UNY.
Underwood, Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta;
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai