Anda di halaman 1dari 2

Antibiotik untuk Mengatasi Flu, Tepatkah ?

Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh virus, yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari
penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk,
kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum. Walaupun sering tertukar dengan penyakit
mirip influenza lainnya, terutama selesma, influenza merupakan penyakit yang lebih berat
dibandingkan dengan selesma dan disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Apabila terkena
gejala flu ini segera ke apotik untuk membeli obat flu seperti Sanaflu, Ultraflu, atau Neozep dan
segera meminumnya. Akan tetapi banyak masyarakat yang berpendapat bahwa, apabila kita
terkena flu obat paling manjur adalah dengan obat antibiotik. Berdasarkan pendapat diatas
apakah dengan antibiotik tepat untuk mengobati flu?
Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, sedangkan antibiotik bekerja untuk
membunuh atau menghambat aktivitas bakteri. Bakteri dan virus merupakan 2 organisme yang
berbeda. Bakteri merupakan organisme yang bisa ditemukan di luar atau di dalam tubuh kita.
Ada berbagai jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit, contohnya bakteri penyebab
infeksi saluran nafas dan infeksi saluran kemih. Sedangkan virus memiliki ukuran yang lebih
kecil dari bakteri. Tidak seperti bakteri, virus hanya bisa hidup di dalam sel makhluk hidup.
Virus dapat menyebabkan penyakit dengan cara merusak kesehatan sel dan menggandakan diri
di dalam sel. Jadi, sebenarnya antibiotik tidak bisa membunuh virus penyebab flu. Konsumsi
antibiotik tanpa indikasi infeksi bakteri dapat mengakibatkan resistensi. Resistensi merupakan
kondisi dimana bakteri di dalam tubuh tidak mampu lagi dilumpuhkan lagi oleh antibiotik.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan resistensi antibiotik adalah pemakaian antibiotik yang
kurang tepat, seperti mengkonsumsi antibiotik terlalu lama, antibiotik yang diresepkan tidak
dihabiskan, atau mengkonsumsi antibiotik padahal tubuh tidak menderita infeksi bakteri. Jadi,
jangan sembarangan minum antibiotic supaya tidak terjadi resistensi.
Lalu, mengapa ada orang yang mengkonsumsi antibiotik ketika flu dan ternyata flu yang
dideritanya sembuh? Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor. Salah satu kemungkinannya,
terjadi efek placebo atau timbul kesembuhan karena pengaruh sugesti pada pasien tersebut (“saya
sudah minum antibiotik, pasti saya cepat sembuh”). Namun hal ini bisa juga disebabkan karena
kemampuan alami tubuh dalam membunuh virus penyebab flu. Flu yang biasa kita jumpai
sehari-hari merupakan salah satu self-limiting disease, yaitu penyakit yang bisa disembuhkan
oleh kekebalan tubuh kita. Jadi sebenarnya flu bisa sembuh tanpa obat, asal kekebalan tubuh kita
cukup kuat. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah
dengan meminum lebih banyak air putih, istirahat yang cukup serta meningkatkan asupan nutrisi.
Selain itu bisa juga dilakukan konsumsi suplemen yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
seperti vitamin C, zink, maupun suplemen herbal. Jika memang mengharuskan untuk minum
obat, pilihlah obat yang memang sesuai dengan gejala – gejala yang diderita. Obat flu yang
beredar di pasaran merupakan obat yang ditujukan untuk mengatasi gejala-gejala flu, bukan
membunuh virus penyebab flu. Misalnya untuk mengatasi demam yang diderita, kita bisa
mengkonsumsi parasetemol atau ibuprofen. Dekongestan seperti pseudoefedrin dapat
dikonsumsi untuk mengatasi hidung tersumbat. Beberapa obat flu juga mengandung zat anti
histamin seperti CTM untuk mengatasi hidung dan mata yang berair saat flu. Obat-obat flu ini
bisa dibeli tanpa resep di apotek. Jika gejala-gejala flu masih berlangsung selama lebih dari 3
hari, padahal penderita sudah minum obat dan berusaha meningkatkan kekebalan tubuh,
sebaiknya segera menghubungi dokter untuk mendapatkan diagnosa yang lebih tepat.

Anda mungkin juga menyukai