Anda di halaman 1dari 4

Nama : Juni Annida Lintang, Herla Rusmarilin, Linda Masniary Lubis

Nama Jurnal 1 : Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.1
Th. 2014
Topik Artikel : Aktivitas Antioksidan Ekstrak Umbi Bengkoang Pada Berbagai Umur
Panen Dengan Metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl)
Sebagai
Aspek Uraian Pokok
Pendukung
Bengkoang termasuk famili Fabaceae. Famili BAB II
fabaceae banyak dilaporkan mengandung
Kajian
fitoestrogen dan sangat memungkinkan
mengandung flavonoid. Bengkoang diduga Pustaka
Pendahuluan merupakan sumber antioksidan potensial
(Lukitaningsih, 2010). Bengkoang mengandung
vitamin C, vitamin B1, protein, dan serat kasar
relatif yang tinggi. Bengkoang merupakan diet
rendah kalori 39 kkal/100g karena mengandung
inulin (Noman, et al., 2007).
Penelitian mengenai antioksidan umbi bengkoang BAB III dan
menunjukkan hasil yang berbedabeda. Jumlah
BAB IV
antioksidan yang berbeda dapat dihubungkan
dengan ekstraksi dan jenis pelarut yang digunakan. Metodologi
Pendahuluan Penelitian Huerta (2005) menunjukkan total
dan
antioksidan status umbi bengkoang tertinggi
terdapat pada ekstraksi dengan pelarut metanol. Hasil
Selain jenis pelarut, umur panen umbi bengkoang
Penelitian
diduga memengaruhi jumlah antioksidan dan
komposisi proksimat kimia tepung bengkoang.
Tahap 1 Pembuatan Tepung Bengkoang. Tahap 2 BAB III
Metode Pembuatan Ekstrak Metanolik Bengkoang. Tahap 3
Metodologi
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanolik
Bengkoang Fraksi Eter/Air.
Nama : Agnis Pondinekaria Aditama, Mangestuti Agil, Hening Laswati
Nama Jurnal 2 : Trad. Med. J., September - December 2016 Vol. 21(3), p 116-123
Topik Artikel : Aktivitas Antiosteoporosis Ekstrak Etanol 96% Daun Abelmoschus
manihot L. Medik Secara In Vitro Menggunakan Sel Preosteoblas MC3T3-E1
Sebagai
Aspek Uraian Pokok
Pendukung
Mekanisme fitoestrogen secara in vitro untuk BAB I
pencegahan osteoporosis dengan merangsang Latar
aktivitas pembentukan sel osteoblas dan Belakang dan
menghambat pembentukan osteoklas (Branca., Tujuan
2003). Secara in vitro, fitoestrogen dapat Penelitian
merangsang osteoblas untuk menstimulasi sintesis
Pendahuluan
protein dan melepaskan alkaline phosphatase
(Yamaguchi and Sugimoto., 2000). Penggunaan
bahan alam yaitu tanaman yang memiliki
kandungan fitoestrogen bertujuan untuk
mengendalikan dan mengantisipasi kejadian
osteoporosis.
Alat yang digunakan yaitu : alat gelas untuk BAB III
maserasi, Microplate 24 well, cover slip, Alat dan
mikropipet, shaker, lamina air flow (LAF), Bahan
Metode inkubator CO2, Confokal Laser Scanning
Microscopy (CLSM) type Olympus FV1000.
rendemen biji pecah kulit, nisbah pupus akar,
indeks panen).
Preparasi sel preosteoblas sebelum pengamatan BAB III
dengan CLSM yaitu dengan melakukan proses Metodologi
fiksasi dengan penambahan paraformaldehyde
(PFA). Proses fiksasi bertujuan untuk membunuh
Metode
sel tanpa adanya kerusakan lanjutan pada sel yang
diperlukan agar dapat menganalisis sel pada waktu
yang tepat sesuai dengan yang diinginkan dan
mencegah adanya reaksi lanjutan.
Nama : Marizka Wimala, Yuni Retaningtyas, Lestyo Wulandari
Nama Jurnal 3 : Wimala, et al, Penetapan Kadar Inulin dalam Ekstrak Air Umbi
Bengkuang
Topik Artikel : Penetapan Kadar Inulin dalam Ekstrak Air Umbi Bengkuang
(Pachyrhizus erosus L.) dari Gresik Jawa Timur dengan Metode KLT Densitometri

Sebagai
Aspek Uraian Pokok
Pendukung
Inulin adalah polisakarida yang tergolong dalam BAB I
kelompok karbohidrat, terdiri dari rantai lurus D- Latar
Fruktosa dengan satu unit glukosa di setiap Belakang
ujungnya. Inulin memiliki banyak manfaat bagi
Pendahuluan tubuh diantaranya digunakan sebagai prebiotik
dengan mengurangi jumlah bakteri patogen dalam
usus, meningkatkan kekebalan tubuh, dan
mengurangi resiko osteoporosis dengan cara
meningkatkan absorpsi kalsium.
Ekstraksi inulin dilakukan sesuai optimasi metode BAB II dan
ekstraksi oleh Sandiya (2014) dengan prosedur BAB III
sebagai berikut: umbi bengkuang dibersihkan, Kajian
dikupas, dicuci dan dipotong kecilkecil, kemudian Pustaka dan
dicampur dengan air panas pada suhu 90° C Metodologi
menggunakan blender selama 1 jam. Bengkuang
yang telah dihaluskan kemudian dipanaskan di atas
waterbath selama ±1 jam sambil diaduk.
Metode
Selanjutnya disaring, dimana filtrat yang diperoleh
diendapkan pada suhu -20° C selama 18 jam.
Larutan didinginkan dan dicairkan pada 8° C
selama 42 jam. Konsentrat yang diperoleh
disentrifugasi pada 1500 rpm, selama 15 menit
hingga diperoleh endapan putih dan dipisahkan.
Endapan putih kemudian dikeringkan pada 60° C
dan ditumbuk atau dihaluskan sampai diperoleh
serbuk putih halus.
Kemurnian analit dalam sampel dapat dilihat BAB II dan
berdasarkan nilai r(s,m) dan r(m,e) yang BAB IV
menunjukkan korelasi antara spektra yang diambil Kajian
pada posisi awal/start (s), puncak/maximum (m), Pustaka dan
dan akhir/end (e). Dalam tabel 3 diketahui bahwa Pembahasan
nilai korelasi spektra inulin lebih dari 0,99 yang
berarti analit dalam sampel adalah murni. Identitas
Pembahasan analit dilihat berdasarkan nilai r(s,s) dan r(s,a) yang
menunjukkan korelasi spektra antara dua track
standar yang mempunyai konsentrasi yang sama
dan korelasi spektra antara track standar dan track
analit dalam sampel. Dari tabel 4 diketahui nilai
korelasi yang diperoleh lebih dari 0,99 yang berarti
analit dalam sampel murni dan identik dengan
standar.
Penetapan kadar inulin dilakukan sesuai penelitian BAB II dan
oleh Lestari (2013) menggunakan metode KLT BAB III
Densitometri dengan kondisi analisis pada Tabel 1, Kajian
Metode
dimana sebelumnya dilakukan uji identitas dan Pustaka dan
kemurnian untuk mengetahui ada atau tidaknya Metodologi
inulin dalam ekstrak dan kemurniannya.

Anda mungkin juga menyukai