Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM PENGAMAN TENAGA

PROTEKSI MOTOR

DOSEN : Ir. Ali Basrah Pulungan, S.T.,M.T.

DISUSUN OLEH :

RYAN WAHYU HIDAYAT 16130051

AIFIAYU 16130062

HARMENSHO ASHARI 16130075

PELANGI DWI FATHONAH 16130086

ZIKRI AWALDI 16130101

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang
Proteksi Motor pada mata kuliah Sistem Pengaman Tenaga.

Dengan sepenuh hati penyususn menyadari dan merasakan betapa besar bantuan dari
berbagai pihak manapun. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyususn ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang setulusnya.

Dalam penyusunan makalah ini, peyusun menyadaru masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu penyususn sangat mengharapkan masukan dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah ini penyususn buat, semoga dapat
bermanfaat bagi semua yang membaca.

Padang, Oktober 2018

Penyususn
BAB I

PENDAHULUAN

Sistem proteksi motor listrik dipasang untuk melindungi motor listrik yang sedang
bekerja dari kerusakan akibat beban lebih (overload), arus lebih (over current), akibat adanya
hubungan singkat dan kadang kadang adanya tegangan hilang maka di perlukan pengaman
motor yang memadai

Rele proteksi adalah susunan peralatan pengaman yang dapat merasakan atau mengukur
adanya gangguan atau ketidastabilan sistem yang kemudian secara otomatis dapat
memberikan respon berupa sinyal untuk menggerakkan sistem mekanisme pemutus tenaga
untuk memisahkan sistem yang terganggu sehingga sistem lainnya dapat beroperasi secara
norma.

Rele proteksi biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan pada sistem tenaga
listrik terutama untuk :

1. Memberikan tanda bahaya atau membuka Cicuit Breaker (CB) sehingga memisahkan
sebagian dari sistem tersebut selama terjadinya kondisi yang tidak normal
2. Memisahkan bagian sisstem yang tidak normal sehingga mencegah kesalahan yang
berikutnya.
3. Melepas tenaga apabila di anggap berbahaya bagi peralatan – peralatan listrik seperti :
generator, motor, trafo dan sebagainya.

Proteksi terdiri dari perangkat peralatan yang merupakan sistem yang terdiri dari
komponen - -komponen berikut :

1. Rele : sebagai alat perasa untuk mendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya
memberi perintah trip kepada Pemutu Tenaga (PMT)
2. Trafo arus dan trafo tegangan ; sebagai alat yang menstransfer besaran listrik primer
dari sistem yang diamankan ke Relai (besaran listrik sekunder)
3. Pemutus tenaga ; Untuk memisahkan bagian sistem yang terganggu.
4. Caru daya (Battery)AC dan DC ; sebagai sumber tenaga untuk bekerjanya relai,
peralatan bantu untuk triping.
5. Pengawatan (wiring) yang terdiri dari sirkit sekunder (arus atau tegangan), sirkit
triping dan sirkit peralatan bantu.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGAMANAN MOTOR


Fungsi pengaman motor adalah mencegah timbulnya gangguan, dan jika terjadi
gangguan, membatasi akibatnya terhadap motor, alat yang digerakkan maupun jaringan
suplay.
Bentuk pengamanan yang paling sederhana ialah dengan pengaman lebur. Akan teteapi
penggunaan pengaman ini saja tidak cukup.
Untuk motor – motor yang aru asutnya besar, harus digunakan pengaman – pengaman
lebur yang jauh lebih besar dari pada arus nominal motor – motor ini. Pengaman motor
listrik pada pengontrolan motor listrik terdiri atas 3 macam, yaitu sebagai berikut.

1. Pengaman Hubungan Singkat


Arus hubungan singkat dalam suatu rangkaian motor terjadi karena adanya hubungan
singkat. Baik hubungan singkat dalam lilitan motor maupun hubungan dari
komponen-komponen pada rangkalan motornya. Arus hubungan singkat pada
rangkaian tersebut menimbulkan panas yang berlebihan pada motor dan komponen-
komponen lain, yang dapat menimbulkan kerusakan. Maka, untuk melindungi motor
listrik digunakan alat pengaman. Macam alat pengaman yang digunakan, yaitu :
sekring dan pengaman otomatis.

2. Pengaman Beban Lebih


Berbicara masalah beban dalam rangkaian listrik, akan teringat pada beban fisik yang
berupa lampu-lampu, tahanan, beban mekanik dari motor listrik dan sebagainya.
Apabila motor mengangkat beban yang lebih berat, maka arus yang mengalir pada
motor itu akan bertambah besar.
Suatu motor listrik dikatakan mempunyai beban lebih, apabila arus yang mengalir
melebihi arus nominalnya.
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa motor yang berbeban lebih akan menyerap arus
yang berlebihan, sehingga timbul panas yang tinggi. Panas yang tinggi dan terus-
menerus akan menyebabkan kerusakan pada lilitan motor, yang akhirnya dapat
membakar lilitan motor.
Besar panas yang dihasilkan oleh arus listrik dinyatakan dengan persamaan:
Pev = e. I2. R. t
di mana : e = Konstanta Joule

Dari sini ternyata panas itu merupakan kuadrat dari arus. Apabila arus itu naik
menjadi 2 kali, maka panasnya naik menjadi 4 kali. Oleh karena itu, untuk melindungi
atau mengamankan motor dari panas yang berlebihan, maka dipasanglah relay suhu
beban lebih. Dalam perdagangan, dikenal dengan nama Thermal Overload
Relays (TOR).

3. Pengaman hubungan singkat dan beban lebih


Alat yang dapat melindungi motor listrik terhadap adanya hubungan singkat dan
beban lebih dalam perdagangan dikenal dengan nama "Pengaman Pemutus Rangkaian
Motor atau Motor Protection Circuit Breaker (MPCB).
Di dalam MPCB terdapat dua buah relay yaitu relay magnet dan relay thermis. Relay
magnet akan memutuskan rangkaian apabila terjadi hubungan singkat, sedangkan
relay therrnis akan memutuskan rangkaian apabila terjadi beban lebih pada motor.
Konstruksi MPCB ada yang dilengkapi dengan pengaman terhadap tegangan rendah,
ada yang tidak. Apabila motor listrik dikontrol langsung dengan menggunakan
MPCB, maka gunakanlah MPCB yang dilengkapi dengan relay pelindung terhadap
tegangan rendah.
Sebaliknya apabila motor dikontrol dengan menggunakan kontaktor magnet, maka
gunakanlah MPCB yang tidak dilengkapi dengan relay pelindung terhadap tegangan
rendah, sebab kontaktor magnet itu sendiri sudah dapat melindungi sendiri terhadap
adanya penurunan tegangan.

2.2 KOMPONEN PROTEKSI MOTOR LISTRIK


2.2.1 Circuit Breaker (CB)
CB adalah alat yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus pada rangkaian
instalasi motor yang di lengkapi dengan pengaman yang akan trip, apabila terjadi
hubung singkat. Biasanya CB yang digunakan untuk motor listrik adlah CB magnetic.
2.2.2 Fuse (Sekering)
Alat ini merupakan pengaman motor dari gangguan arus lebih apabila terjadi hubung
singkat pada rangkaian instalasi motor. Kawat fuse akan memutuskan rangkaian
apabila nilai arusnya melebihi batas kemampuan fuse itu sendiri.

2.2.3 Overload
Alat ini berfungsi mengamankan motor dari kerusakan akibat adanya beban lebih
(overload). Proteksi ini akan bekerja membatasi arus pada motor listrik saat
beroperasi.
2.2.4 Grounding (Sistem Pembumian)
Selain alat pengaman diatas pada motor listrik juga harus dipasang pembumian, hal
ini penting untuk menjaga keselamatan jiwa manusia dan peralatan listrik terhadap
bahaya sentuh jika terjadi arus bocor pada motor tersebut

2.2.5 Sistem Kontrol Motor Listrik


Sistem control motor listrik adlah system yang berfungsi untuk mengkontrol pada saat
start ataupun pada saat stop, sistem kontrol motor bertujuan untuk motor listik jika
terjadi gangguan.

2.3 PENGAMAN HUBUNG SINGKAT


Sekring (fuse) berguna untuk memutuskan atau membuka rangkaian pengontrolan motor
listrlk apabila terjadi hubungan singkat. Sekring mempunyai kelebihan dan kekurangan
dibanding alat pengaman lain.
Kelebihan sekring adalah :
1) mempunyai kesanggupan untuk membatasi arus, sehingga apabila rangkaian
mengalami gangguan, dapat diputuskan sebelum arus melebihi harga maksimum,
2) mempunyai konstruksi yang lebih sederhana.

Kekurangan sekring adalah tidak dapat diganti dengan yang baru apabila kawat leburnya
putus. Oleh sebab itu, sekring hanya dlpakai untuk pengaman transformator kecil,
transformator tegangan, motor 1 fasa, motor 3 fasa yang berdaya kecil, dan pengaman
saluran cabang.
Berdasarkan konstruksinya, sekring dapat dibagi dalam 3 macam, yaitu :
1) Sekring tipe ulir
Sekring ini mempunyai satu kawat tunggal yang kecil, pendek dan mudah mencair
atau meleleh.
Kawat tunggal merupakan elemen lebur yang biasanya terbuat dart bahan logam
perak, tembaga, aluminium, seng, dan timah putih. Logam perak adalah bahan
yang paling baik dan banyak dipergunakan sebagai elemen lebur sekring. Hal ini
karena logam perak mempunyal kemampuan menghantarkan arus yang cukup
besar, titik lebur atau cair yang rendah dan tidak mudah teroksidasi oleh udara
sehingga proses pemutusannya konstan dan dalam waktu yang cukup lama.
Kawat sekring atau elemen lebur dlitempatkan dalam patrun yang terbuat dari
bahan porselin. Jika kuat arus melampaul batas tertentu, kawat meleleh atau
melebur, maka rangkalan terbuka open/off. Pasir yang ada di dalam
digunakan untuk memadamkan bunga api yang terjadi pada saat pemutusan arus
tersebut. Selain itu serbuk pasir berfungsi juga sebagai pendingin, karena dapat
menyerap panas.
Agar segera dapat diketahui besarnya ampere patrun sekring dan sekrup kontak,
maka pada mata patrun diberi tanda berwama sebagai berikut :
6A : hijau,
20A biru,
25A kuning,
10A merah,
35A hitam,
15A abu-abu,
50A putih,
60A : kuning emas.
Besar sekring dalam suatu rangkaian harus disesuaikan dengan besarnya alat
pemakat listrik yang ada dalam rangkaian Itu. Arus sekring harus lebih besar atau
sama dengan arus nominal alat pernakai listrik. Apabila ditulis dengan rumus:
I sekring > I nominal atau
I sekring = 20 % sampa 30 % > nominal
Misalnya arus nominal motor listrik besarnya 4A, maka besarnya arus
sekring yang dipergunakan 20%.
I=In + [(20% - 30%) In]
=4A + (20% — 30%) 4 A]
=4A + (0,8 A — 1,2 A)
= 4,8A sd 5,2A

Kapasitas arus sekring untuk Instalasi tenaga atau instalasi listrik yang ada di
pasaran minimum besamya 6 A, oleh karena itu untuk mengamankan motor listrik
diambil sekring yang besarnya 6 A dengan jenis sekring lambat.

2) Sekering tipe tabung


Sekring ini mempunyai elemen lebur yang ditempatkan dan dilindungi oleh
tabung kertas fiber dan kedua ujungnya ditutup dengan kontak cincin perunggu.
Kedua ujung elemen leburnya disambungkan kepada kontak cincin perunggu
tersebut, sehingga apabila di antara kedua ujung cincin perunggu diukur dengan
ohmmeter akan menunjukkan adanya hubungan.

3) Sekering tipe pisau


Sekring ini mempunyai konstruksi yang tertutup sehingga dapat memutuskan arus
hubungan singkat yang sangat besar tanpa menimbulkan ledakan. Oleh karena itu,
sekring ini dipergunakan untuk pengaman instalasi listrik di atas 63A.
Patrun atau tabung terbuat dari bahan porselen yaitu jenis paduan bahan yang
sangat kuat. Kedua ujung patrunnya ditutup dengan pelat logam, sehingga tercipta
suatu ruangan pemadam yang aman.
Sekring pisau juga dilengkapi dengan alat pemegang yang di dalamnya terdapat
pegas penahan, demikian pula pada patrun pisaunya terdapat pinggulan yang
menyerupai anak kunci dan dapat masuk ke dalam alat pemegangnya. Apabila
patrun pisau ditarik oleh alat pemegang, maka pegas penahan akan mengunci
pinggulan tersebut sehingga patrun pisaunya tidak lepas.
Bagian lain dan sekring pisau adalah tempat patrun yang terbuat dani bahan
porselen. Pada tempat porselen terdapat kontak-kontak pegas yang terbuat dari
logam baja dilapisi perak. Kontàk pegas berfungsi untuk menjepit kontak pisau di
mana patrun pisaunya ditempatkan.
Perlu diketahui bahwa jenis sekring yang dipergunakan untuk pengaman
hubungan singkat pada motor listrik adalah jenis sekring lambat, sedangkan
sebagai pengaman instalasi penerangan dipergunakan jenis sekring cépat.
Jika motor diamankan dengan sekring cepat maka sekringnya akan putus setiap
motor itu dijalankan, sebab pada,saat start, motor akan mengambil arus yang
besarnya mencapai 4 sampai 6 kali arus nominalnya.
Kawat atau elemen lebur sekring lambat, terbuat dari bahan tembaga yang dilapisi
perak untuk mencegah terjadinya oksidasi. Pada elemen lebur diberi beberapa
lubang udara dengan maksud untuk memperbesar tahanan elemen leburnya dan
menambah pendinginan. Dengan diberinya lubang-luhang udara, maka panas yang
terjadi pada elemen lebur akan berkurang, karena adanya sebagian panas yang
diradiasikan melalui lubang udara tadi. Akibatnya temperatur menjadi berkurang
Sehingga untuk memutuskan elemen lebur memerlukan waktu yang cukup lama.
Perlu diingat bahwa pada porselen sekring lambat terdapat tanda T.
Cara pemakaian sekring pada rangkaian motor listrik adalah dengan memasang
sekring atau pengaman tersebut pada kawat fasa (-),
Sekring akan segera memutuskan arus ke motor, apabila terjadi hubungan singkat
antara kawat fasa dengan kawat nol, hubungan singkat antara lilitan dengan badan
motor atau hubungan singkat antara lilitan motor itu sendiri.

2.4 PENGAMAN BEBAN LEBIH


Thermal Overload Relay (TOR) adalah pengaman beban lebih atau overload yang
digunakan pada instalasi beban motor listrik adalah TOR. Jika arus yang melaui
penghantar yang menuju motor listrik melebihi kapasitas atau seting TOR,maka TOR
drop atau terputus sehingga rangkain yang menuju motor listrk terputus.

TOR dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama (untuk seri magnet kontaktor
tertentu).Rotasi kontak utamanya adalah 2,4,6 sebelum beban atau motor listrik.
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih :
1. Beban mekanik pada motor listrik terlalu besar
2. Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai atau motor listrik
berhenti secara mendadak
3. Terjadi hubungan singkat pada motor listrik antara fasa dengan fasa,atau antara fas
dengan body
4. Motor listrik bekerja hanya dengan duaa fasa atau terbukanya salah satu fasa dari
motor listrik tiga fasa.
Prinsip kerja termal beban berdasarkan panas atu temperature yang ditimbulkan oleh
arus yang mengalir melalui elemn-elemen pemanas bimetal.Jika panas berlebihan maka
salah satu logam bimetal melengkung dan menggerakkan kontak mekanis pemutus
rangkaian listrik(untuk bimetal seri tertentu) notasinya 95,96.

Prinsip Kerja Bimetal pada TOR

Jika terjadi beban lebih maka arus menjadi besar dan menyebabkan penghantar
panas.panas pada penghantar melewati bimetal sehingga bimetal melengkung dan
selanjutnya aliran listrik yang menuju motor listrik terputus dan motor listrik belitannya
tidak sampai terbatas.

Diagram Kontak-Kontak pada TOR

Diagram Pemasangan TOR pada Magnetic Contactor


Cara kerja Overload pada suatu rangkaian motor listrik.Apabila terjadi beban lebih
pada motor maka TOR atau Overload,akan menarik kontak-kontaknya secara otomatis
yang tadinya 97,92 NO akan terhubung ke 95,96 NC dan sebaliknya.Jika,pada rangkain
motor dipasang pada kondisi 95,96 dan terjadi beban lebih maka 95,96 kembali keposisi
awal.Semua pengontrol mati dan kontaktor-kontaktor tidak hidup dan motornya juga
mati,dan jika dilengkapi dengan aplikasi seperti bell,atau lampu pada TOR pada kontak
97,98 maka bell dan lampu akan hidup ketika terjadi beban lebih.

2.5 PROTEKSI STATOR (STATOR PROTECTION)


Hubung-singkat stator dapat terjadi baik salah satu fasa ke tanah mapun antara fasa ke
fasa. Proteksi dari gangguan-gangguan ini dilengkapi dengan bantuan perlengkapan
pengetripan arus lebih tipe cawan (pot), garis (dash) atau termal yang memberikan suatu
karakteristik waktu-arus terbalik dan biasanya menyediakan pengetripan sesaat pada arus
yang tinggi. Rele-rele arus lebih sesaat diperlengkapi untuk motor-motor dengan rating
yang lebih besar (biasanya lebih dari 50 HP).
Proteksi gangguan fase disediakan oleh dua elemen rele sesaat setelan tinggi (high
set); setelan (setting) itu dipilih sedemikian sehingga tepat di atas arus starting
maksimum. Proteksi gangguan tanah untuk motor yang beroperasi pada sistim netral
ditanahkan disediakan oleh rele sesaat yang sederhana yang mempunyai setting kira-kira
30% dari arus beban penuh motor di dalam rangkaian sisa dari tiga CTs. Operasi rele
dalam kaitan dengan kejenuhan CT selama arus starting yang tinggi pada permulaannya
harus dihindarkan.
Ini biasanya dicapai dengan meningkatkan setting tegangan rele dengan menyisipkan
suatu tahanan penstabil yang seri dengannya. Rincian dari satu skema seperti itu berlaku
untuk semua motor induksi yang ditunjukkan di dalam Gambar (8). Ketika motor
beroperasi pada rele gangguan tanah (Earth Fault) sistim netral tak ditanahkan maka
peralatan pergeseran netral harus dipakai. Selain itu proteksi diferensial kadang-kadang
disediakan pada motor-motor yang sangat besar dan penting dalam hal sistem netral tidak
ditanahkan.
2.6 PROTEKSI ROTOR
Bentuk apapun dari ketidak-seimbangan salah satu di dalam suplai tegangan atau di
dalam pola pembebanan akan menyebabkan arus-arus urutan negatif mengalir di dalam
stator yang akan menginduksikan arus-arus frekuensi tinggi di dalam rotor. Frekuensi
arus-arus ini di dalam rotor adalah (2-S) kali frekuensi nominal dari suplai. Pemanasan
rotor karena komponen urutan positif dari arus stator adalah sebanding dengan nilai
tahanan dc sedangkan pengaruh pemanasan pada belitan rotor dari komponen urutan
negatif adalah sebanding dengan (2-S)f atau kira-kira 100 Hz. Pengaruh pemanasan dari
arus urutan fasa negatif adalah lebih besar dari arus urutan fasa positif. Proteksi motor
oleh karena itu harus mempertimbangkan hal ini jika itu adalah untuk memutuskan secara
benar apakah beban motor itu dapat mewakili suatu tingkat yang diberikan dari ketidak-
seimbangan tegangan tanpa pemanasan lebih. Tipe-tipe proteksi yang diperlengkapi
tegangan-tegangan tidak seimbang akan dibahas sesudah itu. Pada mesin-mesin rotor
belitan beberapa tingkat proteksi terhadap gangguan-gangguan di dalam belitan rotor
dapat diperoleh oleh rele arus lebih sesaat yang mengukur arus stator.
Selain itu karena rotor langsung terhubung dengan beban, maka persoalan mekanik dapat
menjadi penyebab timbulnya gangguan pada motor tersebut. Mislanya; kopel yang terlalu
besar atau beruba-ubah maupun pengasutan atau pengereman yang terlalu sering.

2.7 PROTEKSI KETIDAK SEIMBANGAN DAN MEMFASA TUNGGAL


Suplai tiga fasa yang tidak seimbang menyebabkan arus urutan negatif mengalir di
dalam motor yang mungkin menyebabkan pemanasan lebih belitan mesin. Beban-beban
tidak seimbang atau pembukaan satu fasa yang kebetulan dari suplai (memfasa tunggal)
tergantung pada beban masih memelihara jalannya motor, meski kondisi seperti itu juga
menyebabkan arus urutan negatif mengalir di dalam motor.
Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya untuk motor-motor terhubung bintang (star),
proteksi beban lebih dan memfasa tunggal yang lengkap dapat disediakan dengan
pengepasan (fitting) dua elemen beban lebih. Karakteristik dari elemen-elemen beban
lebih adalah sedemikian sehingga motor itu diizinkan berjalan dengan suplai pada hanya
dua fasa hingga waktu sedemikian karena ada resiko kerusakan termal. Untuk motor-
motor terhubung delta, pengaturan seperti itu memberikan proteksi yang memuaskan
ketika motor itu sedang berjalan dengan lebih dari 70% dari beban penuh. Untuk
mendeteksi kondisi memfasa tunggal suatu skema yang lebih baik menyediakan suatu
rele keseimbangan fasa atau rele-rele bimetal.
Kadang-kadang dengan proteksi termal motor-motor yang lebih penting dan besar dengan
thermistor-thermistor disediakan. Ketika pemanasan yang berlebihan terjadi karena beban
lebih atau memfasa tunggal, thermistor-thermistor yang menempel di dalam stator
menyebabkan pengetripan sebagai hasil perubahan di dalam tahanan.

Thermistor-thermistor cukup kecil untuk ditempelkan di dalam dan dalam kontak


langsung dengan motor dan belitan dan mereka mempunyai tanggapan termal yang baik.
Penggunaannya sebagai sensor-sensor temperatur, oleh karena itu menghapuskan
penundaan di dalam mentransfer panas ke elemen-elemen perasa yang sesungguhnya.

Tiga termistor koefisien termal negatif (NTC) ditempatkan pada bintik-bintik panas
(hot spots) di permukaan-permukaan dari ke tiga fasa belitan stator (satu pada masing-
masing fasa) dan secara elektris dihubungkan ke dalam rangkaian perasa temperatur.
Sinyal dari rangkaian perasa temperatur dicatu ke suatu switching amplifier yang
menyebabkan suatu rele beroperasi ketika sinyal-sinyal ini sama atau melebihi suatu
tingkatan yang ditetapkan lebih dulu. Suatu kontak normal-tertutup (N/C) dari rele ini
dihubungkan di dalam rangkaian kendali. Selama beban-beban normal sinyal dari sensor-
sensor temperatur adalah di bawah nilai yang ditetapkan lebih dulu dan rele tidak bekerja.
Kontak N/C-nya memelihara rangkaian kendali energized dan kontaktor tertutup. Ketika
temperatur mencapai batas atas sinyal dari rangkaian perasa temperatur menyebabkan
satu keluaran di dalam amplifier dan rele beroperasi untuk membuka kontaknya.
Rangkaian kendali menjadi deenergized dan kontaktor membuka untuk memutuskan
motor dari suplai.

2.8 PROTEKSI TEGANGAN KURANG


Pengoperasian motor pada tegangan kurang secara umum akan menyebabkan arus
lebih dan dengan demikian dapat diproteksi oleh peralatan beban lebih atau peralatan
peka temperatur. bagaimanapun, suatu relay tegangan kurang elemen tunggal yang
terpisah yang diberi tenaga (energized) dengan fasa-tanah atau tegangan fasa-fasa dapat
disediakan untuk memproteksi terhadap jatuh tegangan tiga fasa atau suatu percobaan
men-start dengan tegangan rendah pada semua fasa. suatu penundaan waktu biasanya
disatukan untuk mencegah pengetripan oleh jatuh tegangan transien.
2.9 PROTEKSI FASA TERBALIK
Arah perputaran motor berubah jika urutan fasa diubah. Dalam beberapa aplikasi motor
tipe proteksi ini boleh menjadi suatu fitur penting dari proteksi motor. Suatu cakram
induksi, relay tegangan fasa banyak digunakan untuk memproteksi motor-motor dari
starting dengan satu fasa membuka atau dengan urutan fasa yang terbalik. Hubungan-
hubungan relay seperti itu ditunjukkan di dalam Gambar (13), torsinya adalah sebanding
dengan produk sinus dari kedua tegangan line-to-line. Relay itu tidak akan menutup
kontak-kontaknya dan karenanya motor itu tidak akan start kecuali jika semua ke-tiga
fasa ada dan di dalam urutan yang benar.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Motor listrik adalah perangkat elektromagnetis yang bekerja berdasarkan perubahan


energi gerak(mekanis),yang secara umum terbagi dua,yaitu motor arus searah (DC) dan
motor arus bolak balik(AC).

Ada tiga proteksi yang sangat penting terhadap proteksi listrik , yaitu proteksi
mekanis dibantu dengan medium pelumas untuk mengurangi gesekan, proteksi termal
dibantu dengan Airfun(kipas angin) untuk terjadinya pertukaran udara, dan proteksi terhadap
beban dibantu dengan menggunakan rangkaian proteksi yang dilengkapi komponen
relay,skring,dan saklar. Proteksi motor memanfaatkan konsep fisika gaya gesek, suhu,
pemuaian, dan listrik.

Fungsi pengaman motor adalah mencegah timbulnya gangguan, dan jika terjadi
gangguan, membatasi akibatnya terhadap motor, alat yang digerakkan maupun jaringan
suplay.
REFERENSI

http://pdtmstemba.blogspot.com/2012/09/pengaman-motor-listrik.html
http://kangandreas.blogspot.com/2011/07/motor-listriksimpel-1.html
http://pdtmstemba.blogspot.com/2012/09/pengaman-hubungan-singkat-sekring.html
http://agungnugrohonews.blogspot.com/2012/10/pengaman-hubungan-singkat-dan-
beban.html

Anda mungkin juga menyukai