Berdasarkan Ada dan Tidaknya Orang” yang disusun oleh kelompok 13 telah disetujui dan
Disetujui Oleh
Febilia Yusabriani
DAFTAR ISI
SAMPUL.....................................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................ii
RINGKASAN………………………………………………………………………………....v
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Hipotesis...............................................................................................................................6
3.7 Kesimpulan.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….....…….14
RINGKASAN
Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem kontrol penyalaan lampu ruang
berdasarkan pendeteksian ada dan tidaknya orang didalam ruangan. Selain itu
penelitian ini juga dapat memudahkan masyarakat dalam melakukan segala aktifitas
membuktikan apakah otomatisasi nyala lampu berdasarkan ada dan tidaknya orang
PENDAHULUAN
melakukan segala aktifitas yang mereka lakukan sehari-hari. Dalam hal ini
otomatisasi nyala lampu merupakan salah satu cara untuk memudahkan masyarakat
dalam kegiatan mereka sehari-hari. Otomatisasi nyala lampu berdasarkan ada dan
contoh dapat kita lihat pada lampu taman atau teras. Hal ini dikarenakan adanya
penggunaan otomatisasi pada lampu tersebut. Pada lampu-lampu taman atau teras
kemungkinan yang dapat terjadi pada sistem instalasi listriknya adalah menggunakan
sakelar otomatis. Contoh sakelar otomatis tersebut bisa saja photocell atau timer.
cahaya. Jika photocell bekerja dengan prinsip cahaya, maka timer bekerja dengan
prinsip berdasarkan waktu tertentu. Otomatisasi yang akan dibahas kali ini yaitu
otomatisasi nyala lampu berdasarkan ada dan tidaknya orang dalam suatu ruangan.
Jika ada salah satu orang yang memasuki ruangan tersebut maka lampu otomatis akan
menyala. Seiring perubahan zaman yang semakin maju kita tidak boleh tertinggal
oleh negara-negara maju yang rata-rata mereka sudah menggunakan sistem robotika
dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu penulis ingin membuktikan bahwa Bangsa
Indonesia juga bisa menciptakan suatu alat yang bermanfaat bagi masyarakat dalam
paling boros dalam pemakaian listrikdi ASEAN. Pemborosan dalam pemakaian listrik
itu umumnya terjadi di perkantoran atau bangunan publik. Contoh pemborosan
udara (air conditioner,AC) dan lampu yang tetap dihidupkan meski sedang tidak
diperlukan. Padahal, porsi konsumsi listrik AC dan lampu relatif besar, yakni di atas
45% (untuk AC) dan 30% (untuk lampu). Berdasarkan pengamatan yang penulis
kelas di MTs. Negeri 4 bahwa rata – rata AC dan lampu tetap menyala saat tidak
diperlukan. Hal ini disebabkan perilaku dan kesadaran manusia pengguna ruangan itu
yang cenderung tidak peduli (atau lupa) terhadap upaya penghematan energi listrik.
Ruang kelas sering terlihat tetap menyala meskipun sedang tidak digunakan. Dengan
kata lain, lampu atau AC di ruangan tersebut terlihat terus – menerus manyala sejak
1. Bagaimana cara kerja otomatisasi nyala lampu berdasrakan ada dan tidaknya
orang?
2. Mengapa memilih otomatisasi nyala lampu berdasarkan ada dan tidaknya orang,
otomatis?”
Lampu dapat menyala karena terdapat sensor PIR (Passive Infra Red) pada
otomatisasi tersebut. Sensor ini dapat mendeteksi keberadaan suatu benda (manusia)
dalam suatu ruangan. Sensor ini hanya dapat menangkap gelombang yang di
pancarkan manusia. Jadi, sensor ini dapat mengetahui kebaradaan benda (manusia)
Manfaat yang diharapkan dari penelitian karya tulis ini antara lain :
3. Menghemat waktu dan tenaga, sehingga dapat melakukan hal yang lebih
bermanfaat
4. Menjadi motivasi bagi siswa untuk membuat sesuatu yang bermanfaat bagi
secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan lagi
bekerja dengan sendirinya. Maksud dari pengertian diatas adalah sebuah perangkat /
alat yang bekerja secara otomatis atau sendiri sesuai dengan fungsinya, tanpa
menunggu perintah dari luar. Contoh sederhana ada dalam tubuh kita, yaitu lambung.
Pada saat tidak ada makanan maka lambung akan dalam keadaan diam. Ketika ada
makanan yang masuk, lambung secara otomatis akan bekerja dan tentu saja dengan
Contoh lainnya yang berkaitan dengan teknologi adalah Pintu Geser Otomatis, di
mana pada saat ada orang yang melewatinya maka pintu terbuka secara otomatis
kemudian akan menutup kembali jika oang tersebut sudah melewatinya dan akan
tertutup selama tidak ada yang melewatinya. Dari contoh – contoh diatas maka sebuah
perangkat otomat senantiasa akan memeriksa kondisi tertentu sesuai fungsinya dan
pengertian sebagai susunan beberapa unsur / perangkat yang secara teratur saling
berkaitan membentuk satu kesatuan secara totalitas. Contoh sebuah sistem juga ada
dalam tubuh kita seperti sistem pencernaan yang terdiri dari mulut, lambung, usus
halus, adan usus besar dimana masing – masing memiliki fungsi yang berbeda namun
menjadi satu kesatuan yang utuh. Contoh lainnya yang berhubungan dengan teknologi
adalah kendaraan dimana terdapat mesin, setir, roda, rem, dan lain - lain yang bekerja
menjadi satu kesatuan yang utuh. Jadi sistem otomasi dapat dinyatakan sebagai
susunan beberapa perangkat yang masing – masing memiliki fungsi yang berbeda
namun saling berkaitan membentuk satu kesatuan dengan secara terus menerus
pekerjaan sesuai dengan fungsinya secara otomatis atau dengan sendirinya. Beberapa
sistem kecil dapat digabungkan menjadi sebuah sistem yang lebih besar dan
berdasarkan keberadaan orang didalam ruangan. Sistem kontrol lampu akan menyala
selama ada orang di dalam ruangan. Keberadaan orang akan dideteksi oleh sensor
passive infrared (PIR). Jarak waktu respon dari sensor PIR KC7783R telah dicobakan,
dimana sensor hanya dapat mendeteksi objek selama 5,37 detik, namun dapat diatasi
Jarak maksimum yang dapat dideteksi sistem PIR adalah 4,3 meter pada sudut 0°
(lurus dari depan sensor), dan 2 meter pada sudut 30° (kekiri dan kekanan). Sensor
menhubungkan antara arus DC dan arus AC. Kata kunci : kontrol lampu, passive
seseorang yang masuk atau keluar ruangan itu digunakan sensor inframerah.
Informasi dari sensor diolah oleh mikrokontroler ATmega16 yang ada di ruang kelas
dan dikirim ke PC (personal computer) yang ada diruang kontrol melalui konektor
diruang kontrol. Kekurangan / kelemahan dalam penelitian ini adalah bahwa sistem
Jarak waktu respon dari sensor hanya dapat mendeteksi objek selama 5,37
detik. Jarak maksimum yang dapat dideteksi sistem PIR adalah 4,3 meter pada sudut
0° (lurus dari depan sensor), dan 2 meter pada sudut 30° (kekiri dan kekanan). Sensor
Mengatur software
Memindahkan program
Eksperimen
Minimum system
Downloader
Mikrokontroler
Relay
Lampu set
Power supply
Kabel
Sensor pir
Tang
b. Cara Kerja :
karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif
menghasilkan output.
menghasilkan panas, pantulan objek benda dari cermin dan suhu panas
misalnya, dari panel saklar kecil atau sirkuit elektronik berdaya rendah
Mereka juga sering terdapat pada mobil, di mana suplai tegangan 12V
perlu dibuat dalam bentuk saklar. Dalam hal ini, relay kecil
mensaklarkan daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan relay yang
jauh lebih besar, dan relay yang kedua mensaklarkan daya untuk
menggerakkan beban.
ATmega16 terdiri atas dua bagian utama, yaitu perancangan perangkat keras
terdiri dari rangkaian minimum mikrokontroler, rangkaian catu daya, dan juga
bahasa C.
minimum mikrokontroler, dan rangkaian relay. Sistem kontrol penyalaan lampu ruang
berdasarkan ada dan tidaknya orang berbasis mikrokontroler Atmega16 dibuat dengan
Kemudian rangkaian ini berfungsi untuk mengontrol aktif dan non aktif saat
mikrokontroler memberikan logika high maka arus akan mengalir sehingga dapat
digunakan untuk mengontrol lampu. Pengujian saklar menggunakan LED. LED akan
dari sensor. Dalam penelitian ini kemampuan sensor PIR yang dibutuhkan adalah
respon sensor terhadap kehadiran objek pada sudut dan jarak tertentu dari posisi
sensor.
Komponen yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian mikrokontroler adalah
satu buah IC Mikrokontroler ATmega16 sebagai pusat pengolah data dan pengendali
rangkaian secara keseluruhan, satu buah tombol reset, resitor sebagai hambatan, LED
sebagai indikator, dan satu buah catudaya. Perancangan perangkat lunak terdiri dari
pembuatan diagram alir sistem yang dimulai dengan masukan tegangan AC yang di
Sistem otomatisasi yang dirancang dalam penelitian ini memerlukan dua catu daya,
yaitu catu dya 5 V dan catu daya 6 V. Untuk itu digunakan transformator step down
1A yang akan menurunkan tegangan 220 V AC dari PLN menjadi tegangan 12 V AC.
\menghasilkan tegangan DC 6 V.
Dari percobaan yang dilakukan sensor PIR mampu mendeteksi objek hanya dalam
rentang sudut 60°, yaitu 30° ke kanan dan -30° ke kiri sensor pada arah horizontal dan
30° ke atas dan -30° ke bawah arah vertikal. Sedangkan pada sudut 40° sensor tidak
lagi mendeteksi objek. Hal ini ditandai dengan lampu yang tidak menyala pada sudut
40°.
Jarak maksimum yang mampu dideteksi sensor adalah 4 meter pada sudut 0°, yaitu
daerah tepat di depan sensor. Sedangkan jarak minimum deteksi sensor adalahpada
sudut 30° dan -30° yaitu sejauh 2 meter dari sensor. Jarak deteksi minimum sensor
berada di sisi terluar daerah deteksi sensor. Hal ini disebabkan karena berkurangnya
mendeteksi objek, melainkan ada rentang waktu yang diperlukan untuk pemanasan
sensor. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan oleh sensor yang
3.6 Pembahasan
rangkaian relay pada rangkaian sistem kontrol ruang, merupakan bagian yang paling
penyalaan lampu ruamg secara otomatis. Ketika sensor mendeteksi adanya sensor
infra merah dari objek, sensor akan memberikan logika high ke mikrokontroler
melalui port P0.1 untuk mengaktifkan relay secara otomatis yang kemuadian lampu
3.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dan analisis yang telah dilakukan maka dapat
ada tidaknya orang didalam ruangan dengan dengan menggunakan sensor PIR
(passive infrared) ini telah dapat bekerja sesuai dengan area jangkauan maksimum
sensor, yaitu 4,3 meter pada sudut 0° dan 2 meter pada posisi tepi (30° ke kiri dan 30°
ke kanan) dari posisi tengah. Sinyal sensor dapat menembus benda-benda tipis seperti
plastik,kertas, dan kain, tetapi tidak bisa menembus benda yang cukup tebal seperti
gabus, papan, dan kaca. Rentang waktu yang diperlukan untuk pemanasan adalah
25,52 detik dan lama waktu deteksi sensor saat obyek tidak bergerak rata-rata 5,37
detik.
DAFTAR PUSTAKA
Gifson, A. S., 2009, Sistem pemantauan Ruang Jarak Jauh dengan sensor Passife Infrared
Berbasis Mikrokontroler AT089S52, Telkomnika Vol. 7, No. 3, Jakarta SelatanSumber :
http://hardi-santosa.blog.ugm.ac.id/2012/06/22/mengenal-minimum-system-%E2%80%93-1/
https://cicink.wordpress.com/2011/07/16/pendeteksi-gerakan-manusia-menggunakan-sensor-
passive-infra-red-pir-dan-arduino/
http://perangkatcerdas.blogspot.com/2012/12/tentang-downloader-usbasp-
untuk.htmlhttp://www.elangsakti.com/2013/03/pengertian-fungsi-prinsip-dan-cara.html
http://jurnalsainunand.com/FilesJurnal/957400576V3N3%209%20NANDA%20RAHMAN.p
df
http://jurnalsainunand.com/FilesJurnal/754721493V2N4%206%20GALOEH%20OTOMO.p
df