Anda di halaman 1dari 42

BEHAVIORAL SETTING

PERTEMUAN

https://pezcame.com/b3V0ZG9vcnMgbGluZSBkcmF3aW5ncw/

TEORI ARSITEKTUR | DA5213


23 NOVEMBER 2018
1
LATAR
BELAKANG
ARSITEKTUR PERILAKU
3
LATAR BELAKANG

- Pruitt Igoe (1954-1970an),


bangunan yang menerima
award namun akhirnya
dihancurkan karena dianggap
tidak berfungsi dengan baik,
diperkirakan karena tidak
mempertimbangkan
pengguna

https://www.businessinsider.com/pruitt-igoe-myth-public-housing-project-2013-5/?IR=T
3
LATAR BELAKANG

Berkembangnya studi hubungan Buku oleh Rapoport (1977)


antara arsitektur lingkungan dan (Mathematical Psycologist)
perilaku (1960-1970an): “Human Aspect of Urban
Form Toward a Man
• Topik khusus pada jurnal
Environment Approach to
• Buku-buku Urban Form & Design”
• Tokoh: William Kirk (geografi)
• Berkembang tokoh dari Berkembangnya studi
psikologi lalu dari arsiktektur hubungan antara arsitektur
lingkungan dan perilaku di
kampus arsitektur di
Indonesia (1980an)

https://en.wikipedia.org/wiki/Anatol_Rapoport

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010)
2
KAJIAN
UTAMA
ARSITEKTUR PERILAKU
2
KAJIAN UTAMA


1. Bagaimana manusia membentuk lingkungannya, bagaimana
karakteristik individu dan masyarakat berperan dalam
membentuk suatu lingkungan terbangun yang spesifik?
2. Bagaimana dan seberapa besar suatu lingkungan terbangun
memberikan efek pada manusia, seberapa jauh perilaku manusia
dipengaruhi oleh lingkungan atau sistem settingnya?
3. Mekanisme-mekanisme seperti apakah yang memungkinkan
berlangsungnya interaksi timbal balik antara manusia dan
lingkungannya?


Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 5
Setting
Manusia: Fisik/
Karakteristik Lingkungan
khusus

Perilaku
Mekanisme: tertentu
Faktor-
faktor
2
KAJIAN
UTAMA
ARSITEKTUR PERILAKU
2
KAJIAN UTAMA


1. Bagaimana manusia membentuk lingkungannya, bagaimana
karakteristik individu dan masyarakat berperan dalam
membentuk suatu lingkungan terbangun yang spesifik?
2. Bagaimana dan seberapa besar suatu lingkungan terbangun
memberikan efek pada manusia, seberapa jauh perilaku manusia
dipengaruhi oleh lingkungan atau sistem settingnya?
3. Mekanisme-mekanisme seperti apakah yang memungkinkan
berlangsungnya interaksi timbal balik antara manusia dan
lingkungannya?


Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 5
3 PENDEKATAN
ARSITEKTUR PERILAKU
3
PENDEKATAN

A. ECOLOGICAL APPROACH
B. FUNCTIONAL ECONOMICAL
APPROACH
C. SOCIO-POLITICAL APPROACH

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 11
3
PENDEKATAN

A. ECOLOGICAL APPROACH

Hubungan komponen-komponen ruang


dipandang sebagai hubungan mekanistis
seperti sebuah ekosistem terturup yang
dapat dimodelkan secara matematis. Namun
begitu, pendekatan ini cenderung
mengesampingkan kondisi ekonomi, sosial,
politis, dan ruang.

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 11
3
PENDEKATAN

B. FUNCTIONAL ECONOMICAL APPROACH

Menekankan pada ruang sebagai wadah fungsional


sebuah kegiatan. Faktor jarak dan lokasi menjadi
penting.
Pendekatan ini menghasilkan central place theory,
yakni bahwa pemanfaatan ruang didasarkan
pertimbangan jarak pusat atau konsentrasi kegiatan
yang akan berperan sebagai magnet kegiatan lain.
Pendekatan ini juga menekankan analisis ekonomi:
permintaan dan penawaran.

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 11
3
PENDEKATAN

C. SOCIO-POLITICAL APPROACH

Pendekatan ini menekankan pada aspek


penguasaan ruang atau teritorial. Konflik
ruang dipandang sebagai konflik sosial.
Pada pandangan ini, aspek distribusi
latau equity ruang menjadi persoalan
penting.

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 11
KERANGKA

4
STUDI
PERILAKU
ARSITEKTUR PERILAKU
4
KERANGKA STUDI PERILAKU

http://repository.petra.ac.id/15515/1/Perubahan_Setting_Ruang_dan_Pola_Aktivitas_Publik_di_Ruang_Terbuka.pdf

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 24
KONSEP
DALAM
ARISTEKTUR
5 PERILAKU
ARSITEKTUR PERILAKU
5
KONSEP DALAM ARSITEKTUR PERILAKU

A. SETTING PERILAKU / BEHAVIORAL


SETTING

Yaitu interaksi antara suatu kegiatan dengan tempat yang


spesifik.
Komponen:
• Sekelompok orang pelaku kegiatan
• Aktivitas dari pelaku
• Tempat aktivitas dilakukan
• Waktu spesifik saat kegiatan tersebut dilaksanakan

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 24
https://travel.kompas.com/read/2015/09/21/182100027/.Sunmor.Surga.Belanja.di.Yogyakarta
5
KONSEP DALAM ARSITEKTUR PERILAKU

B. PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN

Yaitu intepretasi tentang suatu seting oleh individu,


didasarkan dari latar belakang budaya, dan pengalaman
individu tersebut. Hal ini dapat juga menjadi cara penilaian
kualitas secara subyektif oleh individu atau kelompok,
pengguna atau perancang. Dengan konsep ini, pandangan
kekumuhan, kesumpekan, keintiman, kesakralan, dapat
dipandang berbeda tergantung individu.

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 24
Dokumentasi Pribadi: Stefani N.S. 2015
Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB (Devi H. Sugianti, Stefani Sabatini, Prinka Victoria , 2015)
https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/11/TI2015-E-179-186-Penilaian-Kinerja-Ruang-Terbuka-Sunken-Court-ITB1.pdf
5
KONSEP DALAM ARSITEKTUR PERILAKU

C. LINGKUNGAN YANG TERPERSEPSIKAN


(PERCEIVED ENVIRONMENT)

Merupakan produk atau bentuk persepsi seseorang atau


sekelompok orang. Apabila berbicara mengenai persepsi
lingkungan, berarti berbicara mengenai
• aspek kognisi /cognitive (penerimaan, pemahaman,
pemikiran)
• Afeksi / affection (perasaan, emosi, keinginan, nilai)
• Kognasi / cognative yaitu tindakan sebagai respon kognisi
maupun afeksi.

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 24
CONTOH: SUNKEN COURT
• Terlihat kemungkinan bahwa responden yang memiliki kaitan
langsung dengan Sunken-Court seperti: mengunjungi Sunken-Court
tidak hanya untuk tujuan lewat saja, merupakan anggota UKM,
merupakan anggota UKM yang berada di Sunken-Court), strata S1
(S2 jarang beraktivitas di Sunken-Court),
cenderung memiliki nilai Variabel Kualitas Penggunaan, Variabel
Kualitas Fisik, dan Variabel Keberhasilan yang lebih tinggi dari pada
kelompok yang tidak memiliki kaitan langsung dengan Sunken-Court

Kemungkinan karena Place Attachment


• Relph, E. (1976). Place and placelessness. London: Pion.
Sense of place, which is the ability to recognize places and their identities can
be created and develop through long-time connections between users and
places.
• Shamai, S. (1991). Sense of Place: an Empirical Measurement.
Geofmm, 22, 347-358.
It means that the long-term relationship between place and people
establishes identities and meanings with physical environments that create
sense of place.
Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB (Devi H. Sugianti, Stefani Sabatini, Prinka Victoria , 2015)
https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/11/TI2015-E-179-186-Penilaian-Kinerja-Ruang-Terbuka-Sunken-Court-ITB1.pdf
https://shopping.line.me/exhibition/48545?utm_source=LINETL%2C%20digest&utm_medium=Woman&utm_campaign=1524
https://shopping.line.me/exhibition/48545?utm_source=LINETL%2C%20digest&utm_medium=Woman&utm_campaign=1524
https://livianindy.wordpress.com/2012/03/26/unit-pelayanan-pusat-ukdw/
5
KONSEP DALAM ARSITEKTUR PERILAKU

D. KOGNISI LINGKUNGAN, CITRA, SKEMATA

Yaitus uatu proses memahami (knowing, understanding)


dan memberi arti (meaning) kepada lingkungan. Manusia
sebagai makluk berbudaya berupaya menstrukturkan,
memahami, dan memaknai lingkungannya. Proses kognisi
lingkungan ini menjadi penting dalam pertimbangan
perubahan lingkungan. Srtruktur dan rangkuman subjektif
pengetahuan dan pemaknaan terhadap suatu lingkungan
disebut sebagai schemata, atau proses coding yang
memungkinkan individu menyerap, memahami, dan
mengartikan lingkungan yang dihadapinya.

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 24
5
KONSEP DALAM ARSITEKTUR PERILAKU

D. KOGNISI LINGKUNGAN, CITRA, SKEMATA

Kata kunci:
- Schemata
- Image
- Mind map
- Landmark

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 24
http://martinandjuliejohnson.com/2017/10/23/4-things-to-do-in-yogyakarta/
5
KONSEP DALAM ARSITEKTUR PERILAKU

E. Pemahaman Lingkungan (Environmental


Learning)

Bahwa persepsi seseorang dapat berubah dan bersifat


dinamis akibat memahami suatu lingkungan yang baru.
Rapoport menawarkan unsur penting yang berperan dalam
proses pengartian lingkungan:
• tingkat kompleksitas objek • Tanda / signage
• Urban grain & textures • Tingkat aktivitas
• Skala, tinggi, dan kepadatan • Pemanfaatan ruang
bangunan • Tingkat kebisingan,
• Warna, material, dan detail • Unsur alami
• Manusia: bahasa, gaya • Bau dan kebersihan
Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 24
5
KONSEP DALAM ARSITEKTUR PERILAKU

F. Kualitas lingkungan

Konsep ini merupakan hasil environmental learning. Hasilnya


adalah evaluasi terhadap optimalitas kualitas lingkungan.
Meski kualitas dapat bersifat perseptual dan subyektif,
beberapa kualitas dapat dinilai secara objektif misalnya bila
berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana.

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 24
5
KONSEP DALAM ARSITEKTUR PERILAKU

G. Teritori

Dapat diartikan sebagai batas organisme hidup menentukan


tuntutannya, menandai, serta mempertahankannya,
terutama dari intervensi pihak lain. Konsep ini menyangkut
pula dengan perceived environment dan imaginary
environment.

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 24
boundary

http://www.justdogswithsherri.com/blog/2010/05/boundary-training.html
http://architectureireland.ie/theory-investigating-the-link-between-architecture-and-the-social-sciences
http://architectureireland.ie/theory-investigating-the-link-between-architecture-and-the-social-sciences
https://www.arsitag.com/project/labo-the-mori-1
5
KONSEP DALAM ARSITEKTUR PERILAKU

G. Ruang personal dan kesumpekan


(crowding)

Personal space adalah batas tak tampak di sekitar seseorang


di mana orang lain tidak boleh atau merasa enggan
memasukinya. Kondisi ketika seseorang tidak mampu
mempertahankan ruang privatnya disebut crowding
(kesumpekan). Faktor utama crowding adalah
densitas/kepadatan manusia, namun kadang tidak hanya
bersifat fisik namun juga psikologis.

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 24
https://www.telegraph.co.uk/news/picturegalleries/worldnews/11758089/Benidorms-beaches-crowded-
with-hordes-of-British-tourists-in-pictures.html
https://www.dailymail.co.uk/news/article-2411812/Men-cheer-dancing-half-naked-women-Amsterdams-red-light-district-shocked-anti-trafficking-ad.html
Moriya, an unmarried man, and
his mother, Yoko, live in a house
that's built on 30 square meters,
that's the same as the size of a
parking space for one car.

Moriya has lived in his ultra-


small home for six months.
Privacy has proven a challenge,
he says, since he and his mother
can't exactly escape each other
in their super small house.
"That's indeed a problem. For
now, I simply appreciate the fact
that we have built our house on
this land. The privacy issue will
be our next task to solve," he
says.
http://edition.cnn.com/2010/WORLD/asiapcf/11/12/japan.ultra.tiny.home/index.html
5
KONSEP DALAM ARSITEKTUR PERILAKU

H. Tekanan, Stres, dan Strategi


Penanggulangannya

Yaitu bagaimana meminimalisir stres dan tekanan melalui


perubahan ruang.

Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Pengantar ke Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Haryadi B. Setiawan, 2010), hal 24

Anda mungkin juga menyukai