Anda di halaman 1dari 1

Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, tablet adalah sediaan padat mengandung

bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet adalah sediaan padat dibuat secara
kempa berbentuk cakram pipih atau gepeng, bundar, segitiga, lonjong, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Anonim, 2014). Seperti pada sediaan
lainnya formulasi tablet terdiri dari zat aktif dan eksipien. Eksipien yang biasanya digunakan
dalam tablet diantaranya adalah pelincir, antilekat, pelicin, pengisi, pengikat, penghancur,
absorben, dan pengawet. Penjelasan lebih lanjut mengenai eksipien pada formulasi tablet
diuraikan dibawah ini (Gad, 2008) :

1. Pengisi (Filler)
Pengisi digunakan untuk membuat tablet dengan ukuran yang cukup agar lebih mudah
diterima oleh pasien dan memudahkan pada proses produksi. Tablet yang mengandung zat
aktif yang sangat kuat akan sangat kecil tanpa eksipien pengisi. Pengisi yang baik akan
memiliki sifat kompaktabilitas, aliran yang baik, bersifat non-higroskopis dan lebih disukai
bersifat inert secara kimia. Pengisi yang mudah dipecah akan lebih menguntungkan, karena
dapat menangkal efek negatif dari penambahan pelumas pada formula.

2. Pengikat (Binder)
Eksipien dengan kemampuan ikatan tinggi yang dapat digunakan sebagai pengikat untuk
meningkatkan kekuatan bahan tablet saat dicampurkan. Binder biasanya merupakan bahan
yang rentan mengalami deformasi plastik (tidak dapat dikembalikan). Biasanya, pengikat
adalah bahan polimer dengan struktur solid-state yang tidak teratur.

3. Penghancur (Disintegrant)
Eksipien ini biasanya ditambahkan untuk memfasilitasi pecahnya ikatan dan disintegrasi
tablet selanjutnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan obat yang
terpapar cairan gastrointestinal. Disintegrasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan
absorpsi yang tidak sempurna pula atau dapat menghambat timbulnya efek dari obat.

4. Pelincir (Glidant), Antilekat (Antiadherent), dan Pelumas (Lubricant)


Ketiga eksipien ini ditambahkan dengan tujuan untuk meningkatkan kemudahan aliran
massa serbuk, mengurangi gesekan antarpartikulat, dan meningkatkan aliran serbuk pada
hopper dan cetakan mesin tablet. Antiadherent dapat ditambahkan untuk mengurangi
menempelnya serbuk ke wajah pukulan dan dinding cetakan selama pemadatan, dan
pelumas ditambahkan untuk mengurangi gesekan antara bubuk dan cetakan serta
memfasilitasi pengeluaran tablet dari cetakan. Namun, pada penambahan pelumas
terkadang dapat memiliki efek negatif pada kekuatan tablet, karena pelumas sering
mengurangi kemampuan ikatan antarpartikulat. Lebih lanjut, pelumas juga dapat
memperlambat proses pelarutan obat. Oleh karena itu, jumlah penggunaan pelumas harus
dijaga relatif rendah dan prosedur pencampuran yang dilakukan disarankan singkat untuk
menghindari distribusi pelumas yang homogen di seluruh massa bubuk.

5. Perasa (Flavor), Pemanis (Sweetener), dan Pewarna Colorant)


Perasa dan pemanis digunakan untuk meningkatkan atau menutupi rasa obat agar dapat
pula meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi obat khususnya oral. Tablet
berwarna juga memiliki nilai estetika dan dapat meningkatkan identifikasi tablet, terutama
ketika pasien menggunakan sejumlah tablet yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai