EVOLUSI
KELOMPOK 10
ANGGOTA KELOMPOK :
Ada dua macam evolusi, yaitu evolusi progressif dan evolusi regressif. Evolusi progressif
merupakan proses evolusi yang menuju kemungkinan dapat bertahan hidup sehingga
menghasilkan spesies baru. Evolusi regressif merupakan evolusi menuju kemungkinan
mengalami kepunahan.
Charles Darwin dianggap sebagai pencetus teori evolusi sekalipun telah banyak ahli sebelum
Darwin yang mengemukakan gagasannya mengenai evolusi, antara lain Anaximander,
Empeclodes, Erasmus Darwin, Count de Buffon, dan Lamarck. Hal itu disebabkan karena dalam
mengemukakan pendapatnya Darwin menyertakan bukti dan alasan yang dapat diterima di
dunia ilmiah.
Sebagai pembanding dengan teori Lamarck, panjang leher jerapah dapat dijelaskan dengan
teori Darwin sebagai berikut. Nenek moyang jerapah punya variasi panjang leher, ada yang
berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Karena terjadi bencana kekeringan,
lingkunganpun berubah dan, berlangsunglah proses seleksi alam. Jerapah berleher pendek
tidak dapat mencari makan dengan menjangkau daun-daun di pohon sehingga tidak bisa
bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap dapat memperoleh makanan dari
daun-daun di pohon sehingga dapat bertahan hidup. Karena mampu bertahan hidup maka
jerapah tersebut mampu berbiak dan mewariskan sifat adaptif yaitu leher panjang pada
generasi berikut. Itulah sebabnya semua jerapah sekarang berleher panjang.
spesies yang ada sekarang ini berasal dari spesies yang hidup di masa lampau, dan
evolusi terjadi melalui proses seleksi alam
Perhatikan perubahan lingkungan yang terjadi. Gambar kiri sebelum Revolusi industri, kupu bersayap gelap
lebih gampang terlihat. Gambar kanan setelah Revolusi Industri, kupu bersayap terang yang lebih gampang
terlihat. Ini mempengaruhi pergeseran peluang predasi.
Sekitar tahun 1850 yaitu masa sebelum berkembangnya revolusi industri di Inggris, kupu
Biston berwarna cerah lebih banyak daripada yang berwarna gelap. Tetapi setelah
berlangsungnya revolusi industri, ternyata kupu yang berwarna gelap lebih banyak daripada
yang berwarna cerah. Hal ini dimungkinkan karena sebelum revolusi industri pohon di
habitatnya masih bersih, sehingga kupu berwarna cerah lebih adaptif, akibatnya sulit untuk
dilihat predator. Ketika berlangsung revolusi industri dan sesudahnya, pohon dan daun habitat
kupu tersebut tertutup oleh jelaga. Ini berakibat kupu berwarna gelap lebih adaptif sehingga
sulit dilihat predator.
Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan anak kembar
sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam satu
spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar individu
dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi adalah segala macam perbedaan yang terdapat
antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti
suhu, tanah, makanan, dan habitat.Seleksi yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu
spesies akan menyebabkan munculnya spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh
karena itu adanya variasi merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang menuju ke arah
terbentuknya spesies baru.
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah
mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu terjadi karena di
tempat yang baru makhluk hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya,
adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya
penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Dua tempat yang
dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna
yang berbeda sama sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain
disebabkan adanya isolasi geografis.
Perkembangan variasi paruh burung Finch. Terjadi karena terseleksi secara alami oleh jenis makanan yang
berbeda.
Contohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang ditemukan Darwin di
kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya tampak burung-burung Finch tersebut memiliki
bentuk paruh dan ukuran yang berbeda, dan menunjukkan mempunyai hubungan dengan
burung Finch yang ada di Amerika Selatan. Mungkin karena sesuatu hal burung itu bermigrasi
ke Galapagos. Mereka menemukan lingkungan yang baru yang berbeda dengan lingkungan
hidup moyangnya. Burung itu kemudian berkembangbiak dan keturunannya yang mempunyai
sifat sesuai dengan lingkungan akan bertahan hidup, sedang yang tidak akan mati. Karena
lingkungan yang berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang ada
di Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch yang berbeda dalam bentuk dan
ukuran paruhnya.
Fosil adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah membatu atau jejak-jejak yang
tercetak pada batuan. Darwin menyatakan bahwa fosil yang ditemukan pada lapisan batuan
muda berbeda dengan fosil yang terdapat pada lapisan batuan yang lebih tua, dan
menunjukkan suatu bentuk perkembangan.
Bagan yang menunjukkan perkembangan evolusi kuda
Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan dapat digunakan sebagai
petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang ditemukan oleh Marsh dan Osborn. Dari studi
yang dilakukan dapat dicatat beberapa perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang
hidup 58 juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern sekarang (Equus), yaitu:
tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar kuda sekarang
leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga bagian mata
menjadi makin jauh
perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang sesuai untuk makan
daun menjadi bentuk yang sesuai untuk makan rumput
bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai untuk berlari cepat, tetapi
bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh menurun.
adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang selanjutnya
memanjang, kemudian disokong teracak.
Untuk menetapkan umur fosil dapat dilakukan dengan dua cara : secara langsung dan tak
langsung. Secara langsung dengan menetapkan umur batuan tempat fosil ditemukan. Cara
yang ini kurang valid. Secara tak langsung dengan carbon dating menggunakan isotop C 14. Cara
yang kedua ini lebih valid.
Organ-organ berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian
berubah struktur sehingga fungsinya berbeda disebut organ yang homolog. Homologi organ
menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk yang bersangkutan. Makin banyak organ yang
homolog kemungkinan kekerabatannya makin dekat, yang artinya nenek moyangnya mungkin
sama.
Homologi organ: perhatikan bahwa anggota gerak pada makhluk di atas memiliki bentuk berbeda, tetapi pada
dasarnya memiliki bagian yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan fungsi.
Contohnya: tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog dengan sirip depan
paus yang digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar yang berguna untuk terbang
homolog dengan tungkai depan kucing yang berguna untuk berjalan.Lawan dari homolog
adalah organ yang analog, yaitu organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang fungsinya sama
tanpa memperhatikan bentuk asalnya. Bisa juga diartikan organ-organ tubuh dari berbagai
makhluk hidup yang fungsinya sama tetapi bentuk asalnya berbeda.
Perkembangan embrio berbagai spesies yang termasuk kelas vertebrata menunjukkan adanya
persamaan pada fase tertentu yakni pada fase morulla, blastula, dan gastrula/awal embrio. Hal
ini menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di antara hewan-hewan sesama vertebrata,
yang mungkin pula mereka memiliki satu nenek moyang.
Perbandingan perkembangan embrio pada ikan, ayam, babi, dan manusia. Mirip
Evolusi merupakan perubahan makhluk hidup secara perlahan lahan dalam waktu yang lama sekali.
Evolusi pertama kali diteliti oleh Charles Robert Darwin, yakni pada tanggal 27 Desember 1831 dengan
menggunakan kapal AL Kerajaan Inggris HMS “BEAGLE”, pergi meninggalkan pelabuhan Plymouth
menjelajah Lautan Pasifik dan pada akhir tahun 1835 terdampar di Kepulauan Galapagos.Dari hasil
pengamatan selama 3 minggu pada burung Finch di dapat hubungan antara Burung yang terdapat di
Pantai Barat Ekuador (Amerika Selatan). Hasil pengamatan tersebut dibuatlah suatu Hipotesis tentang
Evolusi yang dikenal dengan Hipotesis Darwin. Banyak temuan, simpulan, dan teori yang ternyata
menjadi dasar atau perhatian bagi munculnya teori evolusi. Perhatikan pokok-pokok pikiran dari teori
tentang makhluk hidup berikut ini.
1. Carolus Linnaeus (1707 1778), membuat sebuah ketentuan cara mencari keteraturan posisi
antarmakhluk hidup dengan mencari persamaan sifat, dan mengelompokkan yang mirip ke dalam satu
kelompok. Pengelompokan dilakukan secara berjenjang (diistilahkan dengan takson), mulai dari jenjang
yang paling rendah (takson spesies) sampai jenjang yang paling tinggi (takson kingdom). Jenjang
ditentukan dari pengelompokan dengan kemiripan sifat-sifat khusus, menempati takson terendah,
sampai pada jenjang untuk pengelompokan makhluk hidup dengan kategori sifat-sifat umum pada
takson yang paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu cara penamaan jenis makhluk hidup dengan
sistem Binomial nomenklatur. Dengan sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri
Taksonomi, suatu ilmu yang membahas tentang penamaan dan pengelompokan makhluk hidup yang
sangat beraneka ragam.
2. Georges Cuvier (1769 1832), seorang ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap paleontologi
(ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung teori Katastropi (catastrophism) yang menyatakan bahwa
makhluk hidup setiap strata tidak ada hubungan kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat
terjadinya bencana alam, seperti gempa, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika strata lenyap oleh
bencana, muncul strata baru lengkap dengan makhluk hidup baru, yang berpindah dari daerah lain. Dari
temuan fosil di lembah Paris, Cuvier menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun
berupa lapisan-lapisan (strata). Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik, berbeda
strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa makhluk modern di lapisan
bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di strata tua di lapisan bawah.
3. James Hutton (1726 1797), mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk
bumi dan lapisan-lapisannya merupakan hasil perubahan yang berlangsung secara bertahap, terus-
menerus, dan lambat (dalam waktu lama).
4. Charles Lyell (1797 1875), mengemukakan teori Uniformitarianisme (keseragaman). Menurut Lyell,
proses perubahan lapisan batuan dan bentuk permukaan bumi dari zaman ke zaman selalu sama atau
tidak berubah. Charles Darwin, terinspirasi oleh teori Hutton dan Lyell dengan membuat sebuah
pemikiran bahwa perubahan bumi secara lambat menunjukkan bumi sudah tua. Kemudian proses yang
lambat, tetapi terus-menerus dalam waktu lama pasti menghasilkan perubahan yang cukup besar.
5. Jean Baptiste Lamarck (1744 1829), melihat adanya kecenderungan makhluk sederhana berubah
menjadi makhluk yang lebih kompleks dengan prinsip adanya proses perubahan menuju kesempurnaan.
Perubahan menjadi sempurna ini menurut Lamarck karena harus beradaptasi pada lingkungannya.
Proses adaptasi ini dijelaskan Lamarck melalui dua hal. Pertama, adanya proses use (menggunakan) dan
disuse (tidak menggunakan) dari bagian-bagian tubuh organisme, bergantung pada kebutuhannya.
Contoh yang diberikan oleh Lamarck, yaitu otot bisep (otot lengan atas) yang digunakan terus-menerus,
dan otot leher jerapah yang digunakan untuk menggapai dedaunan pada pohon-pohon tinggi seperti
pada Gambar berikut.
Menurut Lamarck, organ tubuh yang digunakan secara luas untuk menghadapi lingkungan akan
berkembang lebih besar, sedangkan bagian tubuh yang kurang digunakan akan mengalami penyusutan.
Kedua, Lamarck berkeyakinan adanya pewarisan sifat-sifat yang diperoleh. Keadaan otot bisep yang
semakin besar akibat penggunaan terus-menerus akan diwariskan kepada keturunannya. Dengan kata
lain, keturunan akan lahir dengan sifat otot bisep besar dengan sendirinya.
Demikian pula, leher panjang jerapah akan terwaris dengan sendirinya kepada keturunannya.
Padahal perubahan organ tubuh tersebut hasil modifikasi, dan tidak ada bukti bahwa sifat-sifat yang
diperoleh dapat diwariskan. Suatu kehormatan bagi Lamarck, adanya pengakuan bahwa memang
adaptasi terhadap lingkungan merupakan produk evolusi.
a. Pada awalnya seluruh jerapah berleher pendek, sementara daun-daunan makanannya di pohon harus
dijangkau karena letaknya yang tinggi.
b. Karena sering menjangkau daun, leher jerapah semakin panjang sehingga jerapah generasi berikutnya
semakin tinggi.
c. Penyesuaian dan pewarisan hasil adaptasi ini berlanjut sehingga jerapah masa kini berleher panjang.
6. Charles Darwin (1809 1882), menjelaskan bahwa evolusi menghasilkan keanekaragaman hayati.
Makhluk hidup mengalami evolusi melalui mekanisme seleksi alam. Organisme yang kuatlah yang akan
melestarikan jenisnya. Darwin, mengemukakan pula adanya kemampuan adaptasi organisme agar
mampu melewati seleksi alam. Darwin menggambarkan fenomena ketiga hal ini melalui contoh yang
terkenal, yaitu gambar perkembangan leher jerapah.
Contoh ini menjadi komparatif terhadap contoh perkembangan leher jerapah dari Lamarck.
a. Populasi jerapah, panjang lehernya berbeda-beda, ada yang panjang ada yang pendek.
b. Terjadi seleksi alam dalam hal mendapatkan makanan. Jerapah berleher pendek mati.
7. Alfred Russel Wallace (1923-1913), mengembangkan teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar
teori wallace adalah penelitian Biologi perbandingan di Brasilia dan Hindia Belanda (sekarang Indonesia),
dan Malaya. Buku penelitiannya berjudul “On the tendency of varieties to depart indefinitely from the
original type”. Teorinya sama dengan yang dikembangkan Darwin.
8. August Weissman, menumbangkan teori Lamarck. Weismann memotong ekor tikus beberapa
generasi. Menurut teori Lamarck, hal tersebut akan menyebabkan timbulnya jenis tikus yang tidak
berekor. Namun, hasil percobaan Weismann menunjukkan bahwa sampai generasi terakhir ekor tikus
tetap sama panjangnya.