Anda di halaman 1dari 71

Nama:ALIYYA MUIZZA ASIYAH NURJAYAHAMS

Kelas:X MIA 3
Mapel:SEJARAH INDONESIA
Materi:TERBENTUK NYAH KEPULAUAN INDONESIA
Narasumber:GOOGLE
Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia
Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia, Proses,
Faktor, Teori & Geografis :
adalah proses terbentuknya daratan yang terjadi di
Asia adalah akibat proses pergerakan anak benua
India ke utara yang bertabrakan dengan lempeng bumi.
Sejarah terbentuknya Kepulauan Indonesia
Pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia
mulai terbentuk sekitar 50 juta tahun lalu (Mya).Pada
Periode Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu-
sekarang) itulah proses utama pembentukan
kepulauan Indonesia.

sekitar 1 juta tahun yang lalu, pada saat Pulau Sumatra,


Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Borneo masih menyatu
dengan Semanjung Asia, disebut dengan “Paparan
Sunda”.
Indonesia dengan luas wilayah 1.990.250 Km2 yang
secara geografis terletak diantara dua benua (Benua
Asia dan Benua Australia) dan dua Samudra (samudra
Hindia dan samudra Pasifik).Indonesia juga
merupakan Negara kepulauan yang memiliki 13.478
buah pulau, jumlah tersebut adalah jumlah yang
didaftarkan ke PBB, yang diidentifikasi berdasarkan
metode dan definisi konvensi PBB.
Secara zoogeografi, Indonesia dipisahkan oleh garis
Wallace, garis ini memisahkan bagian barat (Oriental
region; Indo-malayan sub region) dan bagian timur
(Australian region; Austro-malayan subregion).
Garis ini terletak antara pulau Bali dan pulau Lombok
di selatan dan antara pulau Borneo dan pulau Sulawesi
di Utara. Bagian barat termasuk di; pulau Sumatra,
pulau Jawa dan pulau Borneo (wilayah Indonesia
disebut Kalimantan) serta pulau-pulau kecil di
sekitarnya,
sedangkan pada bagian timur terdapat; pulau
Sulawesi, Irian Jaya, pulau Sumbawa, pulau Flores,
pulau Sumba dan pulau-pulau kecil yang terdapat di
sekitarnya. Hal ini dikarenakan fauna yang terdapat
di Indonesia merupakan fauna yang sama tipenya
dengan fauna yang berasal dari benua Asia dan
benua Australia.
Sedangkan secara fitogeografi, Indonesia termasuk ke
dalam Paleotropical kingdom; Indo-malaysian
subkingdom; Malaysian region (Lincoln et al, 1998).
Perbedaan penyebaran fauna dan flora secara
geografis ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan
masing-masing dalam melakukan pemencaran dan
barriernya.

Hewan senantiasa memiliki suatu luas jelajah tertentu


dan terutama hewan terrestrial, yang dibatasi oleh
barrier-barrier geografis. Sedangkan tumbuhan memiliki
distribusi yang luas dengan cara pemencaran yang
beragam.
Hewan senantiasa memiliki suatu luas jelajah tertentu
dan terutama hewan terrestrial, yang dibatasi oleh
barrier-barrier geografis. Sedangkan tumbuhan
memiliki distribusi yang luas dengan cara
pemencaran yang beragam.
Paparan sunda ini terpisah oleh naiknya permukaan
air laut, mulai dari 20,000 tahun yang lalu sampai
sekarang, dengan permukaan air laut yang naik/turun
karena dipengaruhi oleh suhu Bumi dan Glacier,
beberapa kali pulalah Paparan sunda ini terpisah
menjadi beberapa pulau, kemudian menyatu kembali,
dan terpisah kembali secara berulang-ulang, sampai
kita lihat pada saat sekarang ini. Dengan demikian asal
usul dari pulau-pulau yang terdapat di Indonesia
berbeda-beda.
Pulau Papua yang berasal dari craton Australia
dahulunya, dan telah terbentuk beberapa juta tahun
lalu, sebelum terbentuknya pulau lain di Indonesia.
Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan
bagian dari craton China Utara, yang kemudian akibat
pergerakan kulit bumi membentuk daratan Asia, dan
pada Periode Tertiary, pulau Sumatra, Jawa dan Borneo
terpisah. Berdasarkan rekonstruksi ini, kita bisa melihat
dari mana asal Fauna dan Flora yang terdapat di
Indonesia.
Sedangkan pulau unik Sulawesi yang terbentuk dari
gabungan beberapa daratan Asia, Australia dan
beberapa pulau dari Samudara Pasifik, menyebabkan
pulau ini memiliki fauna yang unik dan khas.
Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di
Kepulauan Indonesia terletak di atas tungku api yang
bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut
bumi tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi.
Makin ke dalam tekanan dan suhunya semakin tinggi.
Pada suhu yang tinggi itu material-material akan
meleleh sehingga material di bagian dalam bumi
selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini terus
menerus bergejolak mempertahankan cairan sejak
jutaan tahun lalu. Ketika ada celah lubang keluar,
cairan tersebut keluar berbentuk lava cair.
Ketika lava mencapai permukaan bumi, suhu
menjadi lebih dingin dari ribuan derajat menjadi
hanya bersuhu normal sekitar 30 derajat. Pada suhu
ini cairan lava akan membeku membentuk batuan
beku atau kerak. Keberadaan kerak benua (daratan)
dan kerak samudera selalu bergerak secara dinamis
akibat tekanan magma dari perut bumi. Pergerakan
unsur-unsur geodinamika ini dikenal sebagai
kegiatan tektonis.
Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia
merupakan titik temu di antara tiga lempeng, yaitu
lempeng Indo-Australia di selatan, Lempeng Eurasia
di utara dan Lempeng Pasifik di timur.
Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa
subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi
(pergerakan lempeng ke bawah) dan kolisi (tumbukan
lempeng).
Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau
divergensi (tabrakan) lempeng-lempeng. Pergerakan
mendatar berupa pergeseran lempeng-lempeng
tersebut masih terus berlangsung hingga sekarang.
Perbenturan lempeng-lempeng tersebut menimbulkan
dampak yang berbeda-beda. Namun semuanya telah
menyebabkan wilayah Kepulauan Indonesia secara
tektonis merupakan wilayah yang sangat aktif dan labil
hingga rawan gempa sepanjang waktu.
Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua)
keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk
seperti sekarang ini. Di kala itu wilayah ini masih
merupakan bagian dari samudera yang sangat luas,
meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu
pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu,
kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan
lempenglempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.
Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa
laramy), sehingga menyebabkan daratan terpecah-
pecah. Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang
terpisah satu dengan lainnya. Sebagian di antaranya
bergerak ke selatan membentuk pulau-pulau Sumatra,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau di Nusa
Tenggara Barat dan Kepulauan Banda.
Rodinia (1200 Mya)
Pada 1200 juta tahun lalu, seluruh daratan yang ada di
bumi tergabung menjadi super benua yang dinamakan
dengan Rodinia.Rodinia berada pada Era Neoproterozoic.

Berdasarkan rekonstruksi ulang yang dilakukan oleh


beberapa ahli, Rodinia tersusun dari beberapa Craton;
Craton Amerika utara (yang nantinya akan terpisah dan
menjadi Laurasia), Craton ini dikelilingi oleh craton
lainnya, pada bagian tenggara craton Eropa Timur,
craton Amazonia dan craton Afrika barat.
Pada bagian selatan, Rio plato dan San Fransisco,
sedangkan pada bagian barat daya; craton Kongo dan
craton Kalahari. Pada bagian timur laut; craton
Australia, craton India dan craton Antartica.Sedangkan
untuk craton Siberia, craton china utara dan selatan,
para ahli memiliki perbedaan pendapat untuk
rekonstruksi craton ini.
Pada super benua Rodinia, kita melihat bahwa Australia
pada era ini, sudah mulai terpisah dari daratan lain,
sehingga dinamakan craton Australia.

Pada kala Pliosen sekitar lima juta tahun lalu, terjadi


pergerakan tektonis yang sangat kuat, yang
mengakibatkan terjadinya proses pengangkatan
permukaan bumi dan kegiatan vulkanis. Ini pada
gilirannya menimbulkan tumbuhnya (atau mungkin
lebih tepat terbentuk) rangkaian perbukitan struktural
seperti perbukitan besar (gunung), dan perbukitan
lipatan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang
gugusan perbukitan itu.
Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal
masa Pleistosen, yang dikenal sebagai kegiatan
tektonis Plio-Pleistosen. Kegiatan tektonis ini
berlangsung di seluruh Kepulauan Indonesia.

Gunung api aktif dan rangkaian perbukitan struktural


tersebar di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra,
berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke arah timur
hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan
Banda. Kemudian terus membentang sepanjang
Sulawesi Selatan dan Utara.
Pembentukan daratan yang semakin luas itu
merupakan proses terbentuknya Kepulauan Indonesia
pada kedudukan pulau-pulau seperti sekarang ini. Hal
itu telah berlangsung sejak kala Pliosen hingga awal
Pleistosen (1,8 juta tahun lalu).
Jadi pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia ini
masih terus bergerak secara dinamis, sehingga tidak
heran jika masih sering terjadi gempa, baik vulkanis
maupun tektonis.

Gondwana dan Laurasia (650 Mya)


Karena pergerakan kerak bumi, Rodinia terpisah menjadi
dua super benua yaitu Gondwana dan laurasia. Bagian-
bagian yang akan membentuk Indonesia termasuk ke
dalam super benua Gondwana, juga Australia. Pada
masa ini pulau Papua sudah terpisah dari Australia.
Sedangkan pulau-pulau lainnya dari Indonesia masih
tergabug dalam craton China Utara.
Pangea (306 Mya)
Juga merupakan super benua
yang terbentuk dari bersatunya
Gondwana dan Laurasia.pada era
Paleozoic, era setelah
Neoproteozoic. Saya ingin
membahas dalam tulisan
terpisah mengenai perbedaan
Rodinia dan Pangea.Sekitar tahun ini beberapa pulau
dari Indonesia sudah mulai terpisah dari craton China
Utara, para ahli menyebutnya dengan Malaya.Pada era
ini craton China Utara dan craton China Selatan masih
terpisah.
Periode Cretaceous (94 Mya)
Periode Cretaceous termasuk ke
dalam Era Mesozoic, pada periode
ini China utara dan China selatan
sedah menyatu dan mulai
membentuk Benua Asia.Begitu juga
dengan Malaya, juga bersatu ke
dalam Benua ini.
Periode Tertiary (50 Mya)

Periode ini juga termasuk ke dalam Era Cenozoic, pada


periode ini Indonesia mulai terbentuk. Pulau Sumatra,
Jawa dan Borneo masih terpisah jauh dengan pulau
Papua.

Bagaimana dengan Sulawesi, berdasarkan pendapat


para ahli, Pulau Sulawesi terbentuk dari pulau-pulau kecil
bagian dari daratan Asia, daratan Australia dan pulau-
pulau kecil yang awalnya berada pada samudra Pasifik,
yang disebabkan oleh pergerakan kulit bumi, pulau-pulau
ini kemudian membentuk Sulawesi.
Jadi, pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia
mulai terbentuk sekitar 50 juta tahun lalu (Mya).Pada
Periode Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu-
sekarang) itulah proses utama pembentukan
kepulauan Indonesia. sekitar 1 juta tahun yang lalu,
pada saat Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Bali,

Pulau Borneo masih menyatu dengan Semanjung Asia,


disebut dengan “Paparan Sunda”. Paparan sunda ini
terpisah oleh naiknya permukaan air laut, mulai dari
20,000 tahun yang lalu sampai sekarang, dengan
permukaan air laut yang naik/turun karena
dipengaruhi oleh suhu Bumi dan Glacier,
beberapa kali pulalah Paparan sunda ini terpisah
menjadi beberapa pulau, kemudian menyatu kembali,
dan terpisah kembali secara berulang-ulang, sampai
kita lihat pada saat sekarang ini.

Penjelasan ringkas ini, menggambarkan bahwa asal


dari pulau-pulau yang terdapat di Indonesia berbeda-
beda. Pulau Papua yang berasal dari craton Australia
dahulunya, dan telah terbentuk beberapa juta tahun lalu,
sebelum terbentuknya pulau lain di Indonesia.
Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan
bagian dari craton China Utara, yang kemudian akibat
pergerakan kulit bumi membentuk daratan Asia, dan
pada Periode Tertiary, pulau Sumatra, Jawa dan
Borneo terpisah.
Berdasarkan rekonstruksi ini, kita bisa melihat
darimana asal Fauna dan Flora yang terdapat di
Indonesia.sehingga Fauna yang terdapat pad pulau
Sumatra, Jawa dan Borneo memiliki karakter yang
sama dengan yang terdapat di benua Asia, begitu
juga denga pulau Papua yang berasal dari craton
Australia.
Sedangkan pulau unik Sulawesi yang terbentuk dari
gabungan beberapa daratan Asia, Australia dan
beberapa pulau dari Samudara Pasifik,
menyebabkan pulau ini memiliki fauna yang unik
dan khas.
Wallace menyatakan perbedaan antara bagian timur
dan Barat Indonesia dengan suatu garis, berdasarkan
kepada hal ini dan juga berdasarkan observasi dan
penelitian-penelitian yang dilakukannya.
Indonesia telah dikenal luas sebagai negara
kepulauan terbesar di dunia.2/3 wilayah negara ini
adalah lautan, berjajar di atasnya belasan ribu pulau
yang sambung menyambung dari Sabang sampai
Merauke.
Terhampar garis pantai yang amat panjang, hutan tropis
yang senantiasa menghijau karena terguyur hujan
sepanjang tahun dengan berbagai satwa cantik di
dalamnya dan puncak-puncak vulkanik yang mengintip d
berbagai penjuru.
Dalam berbagai literatur keilmuan, disebutkan bahwa
jumlah pulau yang dimiliki Indonesia sekitar 17.500
pulau. Dari sekian banyak pulau itu, pernahkah anda
berpikir untuk mengetahui bagaimana proses
pembentukannya?

Mengapa kita bisa memiliki penampang alam yang


sedemikian uniknya ini, yang jarang dimiliki oleh
banyak negara lain? Untuk itu kali ini saya akan
mengajak anda belajar bersama tentang proses
terbentuknya “Zamrud Khatulistiwa”.

Sebuah teori geologi kuno menyebutkan, proses


terbentuknya daratan yang terjadi di Asia belahan
selatan adalah akibat proses pergerakan anak
benua India ke utara yang bertabrakan dengan
lempeng bumi bagian utara. Pergerakan lempeng
bumi inilah yang kemudian melahirkan Gunung
Himalaya.
Sebuah teori geologi kuno menyebutkan, proses
terbentuknya daratan yang terjadi di Asia belahan
selatan adalah akibat proses pergerakan anak benua
India ke utara yang bertabrakan dengan lempeng bumi
bagian utara. Pergerakan lempeng bumi inilah yang
kemudian melahirkan Gunung Himalaya.
Konon proses yang terjadi pada 20-36 juta
tahun yang silam itu menyebabkan sebagian
anak benua di selatan terendam air laut,
sehingga yang muncul di permukaan adalah
gugusan-gugusan pulau (nusantara) yang
merupakan mata rantai gunung berapi.
Lalu bagaimana menurut teori geologi modern?
Menurut ilmu kebumian yang lazim saat ini,
pembentukan kepualuan Indonesia terkait dengan
teori tektonik lempeng.Teori tektonik lempeng
(tectonic plate) adalah teori yang menjelaskan
pergerakan di kulit bumi sehingga memunculkan
bentuk permukaan bumi seperti yang sekarang kita
diami.

Pergerakan diawali dengan menunjamnya lempeng


dasar samudera yang disebabkan oleh desakan
lempeng benua yang lebih tebal dan keras dan di
tempat inilah terbentuk palung laut (dasar laut yang
dalam dan memanjang).
Dampak dari pergerakan lempeng terhadap wilayah
Indonesia membuat wilayah Indonesia rawan akan
gempa bumi (namun juga kaya sumber daya mineral).
Padahal Indonesia terletak pada pertemuan empat
lempeng besar dunia (Lempeng Eurasia, Indo-
Australia, Filipina dan Pasifik).

Lempeng-lempeng itu selalu bergerak 5-9 cm per


tahun dan karena massa batuan yang bergerak besar
maka energi yang dihasilkan besar pula. Hal tersebut
berdampak bukan hanya pada banyaknya aktivitas
vulkanis dan tektonis di Indonesia, tapi juga tenaga
besar yang terjadi pada fenomena-fenomena tersebut.
Adanya pergerakan subduksi antara dua lempeng
kemudian menyebabkan terbentuknya deretan
gunung berapi dan parit samudera. Demikian pula
subduksi antara lempeng Indo-Australia dan
lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya
deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit
Barisan di Pulau Sumatera dan deretan gunung
berapi di sepanjang pulau Jawa, Bali dan Lombok,
serta parit samudera yang tak lain adalah Parit Jawa
(Sunda).
Lempeng tektonik terus bergerak hingga suatu saat
gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang
cukup keras.Fenomena seperti inilah yang dapat
menimbulkan gempa, tsunami dan meningkatnya
kenaikan magma ke permukaan bumi.
Setelah dijelaskan panjang lebar tentang dasar
keilmuannya, selanjutnya mari kita masuk ke
pembahasan inti. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar,
yaitu: Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Rangkaian pulau-pulau ini menjadi bagian utama dari
kepulauan Nusantara.Di dalamnya terdapat lebih dari
400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk
gunung berapi aktif.
Sebagian dari gunung berapi itu terletak di dasar laut
dan tidak terlihat dari permukaan laut (bahkan Indonesia
merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung
berapi aktif/Ring of Fire, sehingga terdapat puluhan
patahan aktif yang tersebar di berbagai wilayah
Indonesia). Lalu bagaimana proses pembentukan pulau-
pulau utama ini?
Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok hingga
kepulauan Nusa Tenggara:
Pulau-pulau tersebut
terbentuk karena adanya
aktivitas vulkanisme di bawah
permukaan bumi, hasil yang
dapat dirasakan di permukaan
bumi adalah adanya lava
(cairan larutan magma pijar
yang mengalir keluar dari
dalam bumi).
Lama kelamaan lava tersebut memadat
bertambah besar membentuk sebuah busur
pulau. Proses seperti ini dikenal sebagai Island
Arc.
Pulau Sulawesi :
Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng
Filipina, Indo-Australia, Eurasia dan lempeng mikro lain
di daerah tersebut.

Pulau Papua dan Kalimantan :


Keduanya memilki kesamaan proses terbentuknya,
mereka terbentuk dari pecahan super benua pada
awal terbentuknya permukaan bumi, sesuai teori Plate
Tectonic yang menyebutkan bahwa dahulu seluruh
daratan di muka bumi ini adalah satu daratan yang
maha luas bernama Pangea lalu terpecah menjadi
dua yaitu Godwana(di Selatan) dan Laurasia(di Utara).

Seiring waktu berjalan kedua lempeng besar tersebut


terpecah-pecah kembali menjadi pecahan benua-benua
seperti sekarang ini, Asia, Afrika, Amerika, Australia,
dulunya adalah satu pualu besar.Kalimantan sendiri
berada di atas lempeng benua Asia dan Irian Jaya
termasuk di dalam lempeng Australia.
Keduanya terbentuk dari pecahan super benua pada
awal terbentuknya permukaan bumi.Teori tektonik
lempeng menyebutkan bahwa dahulu seluruh
daratan di muka bumi ini adalah satu daratan yang
sangat luas bernama Pangea, kemudian induk
benua ini terpecah menjadi dua yaitu Godwana (di
Utara) dan Laurasia (di Selatan).Seiring berjalannya
waktu kedua lempeng besar tersebut terpecah-
pecah kembali menjadi benua-benua seperti
sekarang.
Pulau-pulau kecil :

Proses terbentuknya pulau-pulau ini lebih sederhana


dibanding yang lain. Mereka berasal dari endapan
pecahan kerang, koral dan binatang laut lainnya.
Semakin lama semakin besar dan akhirnya
terbentuklah sebuah pulau baru.

Demikianlah pembelajaran singkat kita mengenai


proses terbentuknya kepulauan Indonesia. Hal yang
dapat dipetik adalah bagaimana kita dapat menjaga
keindahan alam yang ada ini sebagai sebuah warisan
agung proses pembentukan muka bumi.
Kekayaan mineral yang ada di dalamnya bukanlah
benda tak berharga yang dapat digunakan tanpa
pertimbangan keseimbangan kehidupan. Selain itu
semoga proses yang telah dijelaskan di atas
menyadarkan kita untuk senantiasa siap menghadapi
berbagai bencana alam yang memang menjadi bagian
tak terpisahkan dari kepulauan nusantara.

Proses Terbentuknya Kepulauan Indonesia


Pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia
mulai terbentuk sekitar 50 juta tahun lalu (Mya).Pada
Periode Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu-
sekarang) itulah proses utama pembentukan
kepulauan Indonesia. sekitar 1 juta tahun yang lalu,
pada saat Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Bali,
Pulau Borneo masih menyatu dengan Semanjung
Paparan sunda ini terpisah oleh naiknya permukaan
air laut, mulai dari 20,000 tahun yang lalu sampai
sekarang, dengan permukaan air laut yang naik/turun
karena dipengaruhi oleh suhu Bumi dan Glacier,
beberapa kali pulalah Paparan sunda ini terpisah
menjadi beberapa pulau, kemudian menyatu kembali,
dan terpisah kembali secara berulang-ulang, sampai
kita lihat pada saat sekarang ini.

Proses terbentuknya kepulauan di Indonesia,


Berdasarkan pulau-pulau besar di Indonesia
Pulau Sumatra, Jawa, Bali,
Lombok, sampai kepulauan
di provinsi NTT dan NTB :
Pulau-pulau tersebut
terbentuk. Karena adanya
aktivitas vulkanisme di
bawah permukaan bumi,
makahasil yang dapat
dirasakan di permukaan
Bumi adalah adanya lava.
Lama kelamaan lava
tersebutmemadat
bertambah besar
membentuk sebuah gunung
deretan pegunungan busur
pulau.
Proses seperti ini kita kenal sebagai Island Arc
dalam istilah geologi.
Pulau Sulawesi : Pulau Sulawesi terbentuk akibat
pertemuan lempeng Filipina, Indo-Australia, Eurasia
dan lempeng mikro lain di daerah tersebut. Oleh
karenanya, pulau Sulawesi bentuknya anehgitu.

Pulau Irian Jaya dan Kalimantan : Keduanya memilki


kesamaan proses terbentuknya, merekaterbentuk
dari pecahan super benua pada awal terbentuknya
permukaan bumi,
sesuai teori Plate Tectonic yang menyebutkan bahwa
dahulu seluruh daratab di muka bumi ini adalah satu
daratan yang maha luas bernama Pangea lalu
terpecah menjadi dua yaitu Godwana(di Selatan) dan
Laurasia(diUtara).

Seiring waktu berjalan kedua lempeng besar tersebut


terpecah-pecah kembali menjadipecahan benua-benua
seperti sekarang ini, Asia, Afrika, Amerika, Australia,
dulunya adalah satupualu besar.
Pulau-pulau kecil, contonhnya Kep. Seribu dll : Proses
terbentuknya pulau-pulau ini, sangatsederhana
dibanding yang lain. Mereka berasal dari endapan
pecahan kerang, koral dan binatang lautlainnya.
Semakin lama semakin besar, dan akhirnya
terbentuklah sebuah pulau baru.

Teori Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Teori Terbentuknya Kepulauan Indonesia Ada


banyak teori dan penjelasan tentang penciptaan
bumi, mulai dari mitos sampai kepada penjelasan
agama dan ilmu pengetahuan.
Kali ini kamu belajar sejarah sebagai cabang keilmuan,
pembahasannya adalah pendekatan ilmu pengetahuan,
yakni asumsi-asumsi ilmiah, yang kiranya juga tidak
perlu bertentangan dengan ajaran agama.Salah satu di
antara teori ilmiah tentang terbentuknya bumi adalah
Teori “Dentuman Besar” (Big Bang), seperti dikemukaan
oleh sejumlah ilmuwan dan yang mutakhir seperti
ilmuwan besar Inggris, Stephen Hawking.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta mulanya
berbentuk gumpalan gas yang mengisi seluruh ruang
jagad raya. Jika digunakan teleskop besar Mount
Wilson untuk mengamatinya akan terlihat ruang jagad
raya itu luasnya mencapai radius 500.000.000 tahun
cahaya.
Gumpalan gas itu suatu saat meledak dengan satu
dentuman yang amat dahsyat. Setelah itu, materi yang
terdapat di alam semesta mulai berdesakan satu sama
lain dalam kondisi suhu dan kepadatan yang sangat
tinggi, sehingga hanya tersisa energi berupa proton,
neutron dan elektron, yang bertebaran ke seluruh arah.
Ledakan dahsyat itu menimbulkan gelembung-
gelembung alam semesta yang menyebar dan
menggembung ke seluruh penjuru, sehingga
membentuk galaksi-galaksi bintang-bintang,
matahari, planet-planet, bumi, bulan dan meteorit.

Bumi kita hanyalah salah satu titik kecil saja di


antara tata surya yang mengisi jagad semesta. Di
samping itu banyak planet lain termasuk bintang-
bintang yang menghiasi langit yang tak terhitung
jumlahnya.
Boleh jadi ukurannya jauh lebih besar dari planet
bumi.Bintang-bintang berkumpul dalam suatu
gugusan, meskipun antarbintang berjauhan letaknya
di angkasa.Ada juga ilmuwan astronomi yang
mengibaratkan galaksi bintang-bintang itu tak
ubahnya seperti sekumpulan anak ayam, yang tak
mungkin dipisahkan dari induknya.Jadi di mana ada
anak ayam di situ pasti ada induknya.
Seperti halnya dengan anak-anak ayam, bintang-
bintang di angkasa tak mungkin gemerlap sendirian
tanpa disandingi dengan bintang lainnya.Sistem alam
semesta dengan semua benda langit sudah tersusun
secara menakjubkan dan masing-masing beredar
secara teratur dan rapi pada sumbunya masing-masing.
Selanjutnya proses evolusi alam semesta itu
memakan waktu kosmologis yang sangat lama
sampai berjuta tahun. Terjadinya evolusi bumi sampai
adanya kehidupan memakan waktu yang sangat
panjang.Ilmu Paleontologi membaginya dalam enam
tahap waktu geologis.

Masing-masing ditandai oleh peristiwa alam yang


menonjol, seperti munculnya gunung-gunung,
benua dan makhluk hidup yang paling sederhana.
Proses evolusi bumi dibagi menjadi beberapa
periode sebagai berikut.
• Azoicum (Yunani: a = tidak; zoon = hewan), yaitu
zaman sebelum adanya kehidupan. Pada saat ini
bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif
tinggi. Waktunya lebih dari satu miliar tahun lalu.

• Palaezoicum, yaitu zaman purba tertua. Pada masa


ini sudah meninggalkan fosil flora dan fauna.
Berlangsung kira-kira 350.000.000 tahun.

• Mesozoicum, yaitu zaman purba tengah. Pada


masa ini hewan mamalia (menyusui), hewan
amfibi, burung dan tumbuhan berbunga mulai
ada. Lamanya kira-kira 140.000.000 tahun.
• Neozoicum, yaitu zaman purba baru, yang dimulai
sejak 60.000.000 tahun yang lalu. Zaman ini dapat
dibagi lagi menjadi dua tahap (Tersier dan Quarter)
, zaman es mulai menyusut dan makhluk-makhluk
tingkat tinggi dan manusia mulai hidup.
Merujuk pada tarikh bumi di atas, sejarah di Kepulauan
Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang dan
rumit. Sebelum bumi didiami manusia, kepulauan ini
hanya diisi tumbuhan flora dan fauna yang masih
sangat kecil dan sederhana.
Alam juga harus menjalani evolusi terusmenerus untuk
menemukan keseimbangan agar mampu menyesuaikan
diri dengan perubahan kondisi alam dan iklim, sehingga
makhluk hidup dapat bertahan dan berkembang biak
mengikuti seleksi alam.
Gugusan kepulauan ataupun wilayah maritim
seperti yang kita temukan sekarang ini terletak di
antara dua benua dan dua samudra, antara Benua
Asia di utara dan Australia di selatan, antara
Samudra Hindia di barat dan Samudra Pasifik di
belahan timur.

Faktor letak ini memainkan peran strategis sejak


zaman kuno sampai sekarang.Namun sebelum itu
marilah kita sebentar berkenalan dengan kondisi
alamnya, terutama unsur-unsur geologi atau
unsurunsur geodinamika yang sangat berperan
dalam pembentukan Kepulauan Indonesia.
Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan
Indonesia terletak di atas tungku api yang bersumber
dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi tersebut
berupa lava cair bersuhu sangat tinggi.Makin ke dalam
tekanan dan suhunya semakin tinggi.
Pada suhu yang tinggi itu material-material akan
meleleh sehingga material di bagian dalam bumi selalu
berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini terusmenerus
bergejolak mempertahankan cairan sejak jutaan tahun
lalu.Ketika ada celah lubang keluar, cairan tersebut
keluar berbentuk lava cair.

Ketika lava mencapai permukaan bumi, suhu menjadi


lebih dingin dari ribuan derajat menjadi hanya bersuhu
normal sekitar 30 derajat. Pada suhu ini cairan lava
Pada suhu ini cairan lava akan membeku membentuk
batuan beku atau kerak.

Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak samudra


selalu bergerak secara dinamis akibat tekanan magma
dari perut bumi.Pergerakan unsur-unsur geodinamika ini
dikenal sebagai kegiatan tektonis.

Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia merupakan


titik temu di antara tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-
Australia di selatan, Lempeng Eurasia di utara dan
Lempeng Pasifik di timur. Pergerakan lempenglempeng
tersebut dapat berupa subduksi (pergerakan lempeng
ke atas)
obduksi (pergerakan lempeng ke bawah) dan kolisi
(tumbukan lempeng).

Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau


divergensi (tabrakan) lempenglempeng. Pergerakan
mendatar berupa pergeseran lempenglempeng
tersebut masih terus berlangsung hingga sekarang.
Perbenturan lempeng-lempeng tersebut
menimbulkan dampak yang berbeda-beda.Namun
semuanya telah menyebabkan wilayah Kepulauan
Indonesia secara tektonis merupakan wilayah
yang sangat aktif dan labil hingga rawan gempa
sepanjang waktu.
Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua)
keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum
terbentuk seperti sekarang ini.Di kala itu wilayah ini
masih merupakan bagian dari samudra yang sangat
luas, meliputi hampir seluruh bumi.

Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa


Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan
tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan
lempenglempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.
Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa
larami), sehingga menyebabkan daratan terpecah-
pecah.Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang
terpisah satu dengan lainnya.
Sebagian di antaranya bergerak ke selatan
membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi serta pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat
dan Kepulauan Banda. Hal yang sama juga terjadi
pada Benua Australia. Sebagian pecahannya bergerak
ke utara membentuk pulau-pulau Timor, Kepulauan
Nusa Tenggara Timur dan sebagian Maluku Tenggara.

Pergerakan pulau-pulau hasil pemisahan dari kedua


benua tersebut telah mengakibatkan wilayah
pertemuan keduanya sangat labil.Kegiatan tektonis
yang sangat aktif dan kuat telah membentuk
rangkaian Kepulauan Indonesia pada masa Tersier
sekitar 65
juta tahun lalu.

Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan dan


Jawa telah tenggelam menjadi laut dangkal sebagai
akibat terjadinya proses kenaikan permukaan laut atau
transgresi.Sulawesi pada masa itu sudah mulai
terbentuk, sementara Papua sudah mulai bergeser ke
utara, meski masih didominasi oleh cekungan
sedimentasi laut dangkal berupa paparan dengan
terbentuknya endapan batu gamping.
Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal
masa Pleistosen, yang dikenal sebagai kegiatan
tektonis Plio-Pleistosen.Kegiatan tektonis ini
berlangsung di seluruh Kepulauan Indonesia. Gunung
api aktif dan rangkaian perbukitan struktural tersebar
di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra, berlanjut ke
sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga
Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan Banda.
Kemudian terus membentang sepanjang Sulawesi
Selatan dan Utara.Pembentukan daratan yang
semakin luas itu telah membentuk Kepulauan
Indonesia pada kedudukan pulau-pulau seperti
sekarang ini. Hal itu telah berlangsung sejak kala
Pliosen hingga awal Pleistosen (1,8 juta tahun lalu).
Jadi pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia ini
masih terus bergerak secara dinamis, sehingga tidak
heran jika masih sering terjadi gempa, baik vulkanis
maupun tektonis.

Letak Kepulauan Indonesia yang berada pada deretan


gunung api membuatnya menjadi daerah dengan
tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang sangat
tinggi. Kekayaan alam dan kondisi geografis ini telah
mendorong lahirnya penelitian dari bangsabangsa lain.
Dari sekian banyak penelitian terhadap flora dan
fauna tersebut yang paling terkenal di antaranya
adalah peneliti Alfred Russel Wallace yang membagi
Indonesia dalam dua wilayah yang berbeda
berdasarkan ciri khusus baik fauna maupun floranya.
Pembagian itu adalah Paparan Sahul di sebelah timur,
Paparan Sunda di sebelah barat.Zona di antara
paparan tersebut kemudian dikenal sebagai wilayah
Wallacea yang merupakan pembatas fauna yang
membentang dari Selat Lombok hingga Selat
Makassar ke arah utara.Fauna-fauna yang berada di
sebelah barat garis pembatas itu disebut dengan Indo-
Malayan region.Disebelah timur disebut dengan
Australia Malayan region. Garis itulah yang kemudian
kita kenal dengan Garis Wallacea.
Geografis Kepulauan Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia. Negara ini juga memiliki posisi geografis yang
unik sekaligus menjadikannya strategis. Hal ini dapat
dilihat dari letak Indonesia yang berada di antara dua
samudera dan dua benua sekaligus memiliki perairan
yang menjadi salah satu urat nadi perdagangan
internasional.
Posisi ini menempatkan Indonesia berbatasan laut dan
darat secara langsung dengan sepuluh negara di
kawasan. Keadaan ini menjadikan Indonesia rentan
terhadap sengketa perbatasan dan ancaman keamanan
yang menyebabkan instabilitas dalam negeri dan di
kawasan.
Letak geografis merupakan salah satu determinan
yang menentukan masa depan dari suatu negara
dalam melakukan hubungan internasional. Meski
untuk sementara waktu sedang diacuhkan, kondisi
geografis suatu negara akan menentukan peristiwa-
peristiwa yang memiliki pengaruh secara global.

Robert Kaplan menuturkan bahwa geografi secara


luas akan menjadi determinan yang mempengaruhi
berbagai peristiwa lebih dari pada yang pernah terjadi
sebelumnya (Foreign Policy, May/June, 09). Di masa
yang akan datang, keberadaan Indonesia akan
dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya. Maka
tata kelola sumber daya alam, wilayah perbatasan dan
pertahanan yang mumpuni sangat diperlukan.
Dikarenakan letaknya yang strategis semenjak dulu
Indonesia telah menjadi arena perebutan pengaruh
oleh pihak asing. Negara ini telah melalui beberapa
periodisasi penguasaan dan perebutan pengaruh,
mulai dari Portugal, Belanda, hingga Amerika
Serikat dan Uni Soviet ketika Perang Dingin.

Di masa mendatang tidak menutup kemungkinan


Indonesia akan kembali menjadi wilayah perebutan
pengaruh oleh negara-negara besar. Hal ini bisa
dilihat dengan kemunculan China sebagai hegemon
baru di kawasan yang telah menggeser
perimbangan kekuasaan sekaligus mengikis
pengaruh Amerika di kawasan.
Selain itu Indonesia dan kawasan sekitarnya dapat
menjadi daerah rawan sengketa. Sengketa ini bisa
terjadi mengingat Indonesia masih belum
menyelesaikan masalah-masalah semisal batas laut
dengan negara-negara seperti, Australia, Filipina,
Palau, Papua Nugini dan Timor Leste.

Proses perundingan perbatasan membutuhkan


waktu yang lama, sementara itu hal ini akan
menjadikan Indonesia rentan terhadap pengaruh
asing akibat kontrol di perbatasan yang lemah. Mulai
dari kejahatan transnasional hingga terorisme sangat
mungkin dilakukan di Indonesia yang sangat luas
dengan kondisi geografisnya dan pengawasan yang
terbatas.
Secara ringkas, hubungan antara posisi geografis yang
strategis dan keberadaan negara Indonesia di masa
mendatang akan ditentukan oleh dua hal. Pertama,
seberapa baik negara ini menyelesaikan proses
perundingan perbatasan.

Hasil dari perundingan perbatasan dengan negara lain


akan menentukan strategi pengelolaan perbatasan
dan pertahanan. Kedua, strategi yang akan dilakukan
Indonesia dalam mengantisipasi pengaruh China dan
negara besar lainnya di kawasan Asia Timur.
Penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia
bahwa letak dan kondisi geografis negara ini sangat
mempengaruhi keberadaanya di masa depan.
Masyarakat juga perlu untuk menyadari bahwa
menyandarkan pemerintah seorang diri untuk
mengahadapi tantangan atas fakta geografis dari
negara ini adalah hal yang keliru.

Pemerintah memiliki keterbatasan untuk mengatasi dan


menginisiasi tantangan di masa depan seorang diri. Kita
juga perlu untuk mendukung pemerintah dikarenakan
masa depan masyarakat Indonesia dipertaruhkan di sini.
Sudah saatnya masyarakat melihat kembali atlas
wilayah Indonesia untuk setidaknya mengetahui dimana
letak Palau berada dan pulau-pulau terluar negara ini.
Masa depan Indonesia tidak dapat dilepaskan dari letak
dan kondisi geografisnya. Patut diingat, masyarakat
banyak yang kecewa ketika Pulau Sipadan-Ligitan lepas
dari wilayah Indonesia meski awalnya mereka tidak
tahu atau bahkan peduli dengan keberadaan pulau
tersebut. Ketidak-pedulian dan ketidak-tahuan kita
terhadap wilayah dan geografi Indonesia akan berujung
bencana bagi diri sendiri.
Geografi akan menjadi determinan yang menentukan
masa depan Indonesia adalah hal yang tidak dapat
dipungkiri lagi. Namun perlu untuk digaris bawahi
bahwa keberadaan Indonesia di masa mendatang
terletak pada seberapa jauh masyarakat mengenali dan
memahami wilayah yang kita tinggali saat ini.
Terakhir, ada baiknya wawasan nusantara tidak lagi
dilihat sebagai hafalan ketika ujian kewarganegaraan

Apakah wawasan Nusantara itu? Secara konsepsional


wawasan nusantara (Wasantara) merupakan wawasan
nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan wawasan
nasional bangsa Indonesia yang selanjtnya disebut
Wawasan Nusantara itu merupakan salah satu
konsepsi politik dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia.
Sebagai Wawasan nasional dari bangsa Indonesia
naka wilayah Indonesia yang terdiri dari daratan, laut
dan udara diatasnya dipandang sebagai ruang hidup
(lebensraum) yang satu atau utuh.
Wawasan nusantara sebagai wawasan nasionalnya
bangsa Indonesia dibangunatas pandangan geopolitik
bangsa.

Pandangan bangsa Indonesia didasarkan kepada


konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang
menghasilakan konsepsi wawasan Nusantara. Jadi
wawasan nusantara merupakan penerapan dari teori
geopolitik bangsa Indonesia.
tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang,
cara melihat.

Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa


artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya
menunjukkan letak anatara dua unsur. Nusantara artinya
kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua,
yaitu benua Asia dan Australia dan dua samudera, yaitu
Samudera Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian
modern, kata “Nusantara” digunakan sebagai pengganti
nama Indonesia.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya sebagai
negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam. Atau cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia menganai diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayahh dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai visi


bangsa. Visi adalah keadaan atau rumusan umum
mngenai keadaan yang dinginkan. Wawasan nasional
merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam
menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia
sesuaidengan konsep wawasan Nusantara adalah
menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu

Anda mungkin juga menyukai