Akalah Depresi Kel 8
Akalah Depresi Kel 8
“DEPRESI”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
A. Defenisi Depresi ........................................................................................
B. Epideiologi ................................................................................................
C. Patofisiologi ..............................................................................................
D. Tanda dan Gejala.......................................................................................
E. Faktor Penyebab ........................................................................................
F. Jenis-jenis Depresi ....................................................................................
G. Penatalaksanaan Terapi .............................................................................
BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN .............................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Pendahuluan
Setiap orang tentu akan menemukan kesulitan dan cobaan hidup. Mungkin
dia tidak merasa sedemikian berputus asa sehingga bunuh diri, tetapi dia
atau dicurahkan dalam beberapa bentuk, dan tak jarang membawa mereka
Banyak dari mereka berpikir tentang tingkat-tingkat depresi yang mereka sebut
”perasaan sedih” atau seperti yang dilakukan oleh wanita dengan menangis. Tapi
mereka sadar bahwa sekali waktu kehidupan mereka tidak bahagia. Jelaslah ada
bentuk depresi yang paling ringan akan menumpulkan ketajaman kehidupan yang
paling keras. Sehingga beberapa orang yang terjebak dalam kesedihan ataupun
kecemasan, dan kegelisahan. Sayangnya, masih saja ada orang yang berpikir
dibandingkan AIDS yang menjadi momok saat ini, stres dan depresi jauh lebih
memprediksikan bahwa pada tahun 2020 nanti depresi akan menjadi salah satu
penyakit mental yang banyak dialami dan depresi berat akan menjadi penyebab
kedua terbesar kematian setelah serangan jantung. Berdasarkan data WHO tahun
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Defenisi Depresi
Depresi tidak hanya terjadi pada orang dewasa. Anak-anak dan remaja
tertekan dan mengganggu aktifitas seorang anak atau remaja untuk berfungsi
pada suatu titik waktu tertentu. Anak-anak di bawah tekanan, pada saat belajar di
sekolah, berada pada risiko yang lebih tinggi untuk depresi. Depresi juga
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri (Kaplan, 2010).
Pendapat lain menyatakan bahwa depresi adalah suatu kondisi yang dapat
gangguan kejiwaan pada alam perasaan (affective/ mood disorder), yang ditandai
dan putus asa. Chaplin (2002) berpendapat bahwa depresi terjadi pada orang
normal dan depresi merupakan suatu kemurungan, kesedihan, kepatahan
semangat, yang ditandai dengan perasaan tidak sesuai, menurunnya kegiatan dan
B. Epidemiologi
Gangguan depresi dapat terjadi pada semua umur dengan riwayat keluarga
mengalami gangguan depresi, biasanya dimulai pada usia 15 dan 30 tahun. Usia
paling awal dikatakan 5-6 tahun sampai 50 tahun dengan rerata pada usia 30
Epidemiologi ini tidak tergantung ras dan tak ada korelasinya dengan
pada musim dingin. Gangguan depresif ada yang merupakan bagian gangguan
bipolar (dua kutub: kutub yang satu gangguan depresif, kutub lainnya mania).
Gangguan depresif berat adalah suatu gangguan dengan prevalensi seumur hidup
kecenderungan dua kali lebih besar mengalami gangguan depresif daripada laki-
laki karena masalah hormonal, dampak melahirkan, stressor dan pola perilaku
yang dipelajari. Gangguan depresif sangat umum terjadi, setiap tahun lebih dari 17
C. Patofisiologi
norepineprin (NE), serotonin (5-HT) dan dopamin (DA) dalam otak (Dipiro et
salah dalam pikiran, perasaan, dan perilaku. Oleh karena itu pada terapi
psikologik terjadi pada gangguan depresif ringan dan sedang, terutama gangguan
a. Tanta-tanda
tahun, seringkali tidak dikenali. Beberapa orang merasakan perasaan sedih dan
murung dalam jangka waktu cukup lama dengan latar belakang yang berbeda-
beda. Variasi tanda sangat luas dari satu orang ke orang lain, dari satu waktu ke
waktu pada diri seseorang. Gejalanya sering tersamar dalam berbagai keluhan
sehingga seringkali tidak disadari juga oleh dokter. Tanda gangguan depresif itu
adalah :
pikiran. Gangguan depresif mempengaruhi nafsu makan dan pola tidur, cara
seseorang merasakan dirinya, berpikir tentang dirinya dan berpikir tentang dunia
sekitarnya. Keadaan depresi bukanlah suatu kesedihan yang dapat dengan mudah
Mereka yang mengalami gangguan depresif tidak akan tertolong hanya dengan
membuat mereka bergembira dengan penghiburan. Tanpa terapi tanda dan gejala
2. Gejala
tidak mempunyai simptom fisik yang sama dan pasti pada satu orang dan
bervariasi dari satu orang ke orang lain. Keluhan yang banyak ditampilkan adalah
sakit, nyeri bagian atau seluruh tubuh, keluhan pada sistem pencernaan.
dalam kelompok terkait perubahan dalam cara pikir, perasaan dan perilaku.
dan terkesan sebagai sering lupa. Pikiran negatif sering menghinggapi pikiran
sendiri sampai melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain.
orang merasa tak lagi dapat menikmati apa-apa yang dulu disenanginya, dan
tak dapat merasakan kesenangan apapun. Motivasi menurun dan menjadi tak
peduli dengan apapun. Perasaan seperti berada dibawah titik nadir, merasa
mudah marah. Pada keadaan ekstrim khas dengan perasaan tidak berdaya dan
putus asa.
menjadi apatis. Menjadi sulit bergaul atau bertemu dengan orang, sehingga
menarik diri dari pergaulan. Nafsu makan berubah drastis, lebih banyak
semua hal, marah dan mengamuk. Minat seks sering menurun sampai hilang,
tak lagi mengurus diri, termasuk mengurus hal dasar seperti mandi,
lebih senang berada di tempat tidur tak melakukan apapun, mungkin tidur
banyak atau tidak dapat tidur. Mereka terbaring atau gelisah bangun ditengah
sampai beberapa tahun, dimana perasaan, pikiran dan perilaku berjalan demikian
sepanjang waktu setiap hari. Jika gejala ini terasa, terlihat dan teramati, maka
a. Faktor Biologis
b. Faktor Genetik
subyek normal oleh penderita deprsi.pada kembar homozigot untuk dapat terkena
c. Faktor Psikososial
mempengaruhi neurotrarumiter dan sistem intra neuron untuk jangka lama dan
menetap. Dengan dampak stres dalam kehidupan memegang peran penting dalam
ditujukkan kedalam diri sendiri sebagai identifikasi dengan obyek. Kaplan dkk,
adalah emosi yang timbul dari tekanan kedalam ego antara aspirasi dan realita.
Pada saat menyadari segala sesutau tidak sesuai yang diharapkan maka akan
Menurut Mardya (2009) Setidaknya ada lima faktor yang dapat diketahui sebagai
1) Faktor Psikologis
mengadakan introyeksi yang ambivalen dari obyek cinta tersebut atau rasa marah
diarahkan pada diri sendiri. Sementara Beck (1974) dengan model cognitive-
behavioral nya menyatakan bahwa depresi terjadi karena pandangan yang negatif
terhadap diri sendiri, interpretasi yang negatif terhadap pengalaman hidup dan
harapan yang negatif terhadap diri sendiri dan masa depan. Ketiga pandangan ini
menyebabkan timbulnya depresi, rasa tidak berdaya dan putus asa. Penyebab
depresi pada seseorang, biasanya karena triad cognitive yaitu: perasaan tidak
dan tidak ada harapan (hopelessness). Sedangkan menurut teori belajar “merasa
tidak berdaya” (learned helplessness model) depresi terjadi bila seorang individu
2) Faktor Biologis
Faktor ini terdiri atas faktor neuro-kimia dan neuro-endokrin. Faktor neurokimia,
dalam sistem penyaluran rangsang dari hipotalamus ke hipofise dan target organ
3) Faktor neuro-imunologis
sehingga lebih mudah terjadi infeksi pada susunan syaraf pusat. Kemungkinan
lain adalah bahwa zat-zat imunologis tersebut terlalu aktif sehingga menimbulkan
4) Faktor Genetik
Depresi bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Resiko untuk terjadinya depresi
terdapat insiden yang tinggi dari gejala depresi ini. Memiliki satu orangtua yang
mengalami depresi, meningkatkan resiko dua kali pada keturunannya. Resiko itu
depresi.
5) Faktor Psikososial
Seseorang dalam lingkungan keluarga yang broken home, jumlah saudara banyak,
F. Jenis-jenis Depresi
yaitu depresi ringan, depresi sedang, depresi berat. Adapun gejala utama atau
yang paling khas atau sering disebut dengan depresi mayor adalah sebagai berikut:
a. Depresi Ringan
Pada depresi ringan ini harus ada sekurang-kurangnya dua dari gejala depresi
yang khas, selain itu juga ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala depresi
yang lainnya dan tidak boleh ada gejala yang berat dalam depresi, biasanya
keadaan resah, serta sukar untuk melakukan pekerjaan dan kegiatan sosial, namun
pada depresi ringan ini seseorang atau individu masih mampu untuk melakukan
kegiatan.
b. Depresi Sedang
Harus ada sekurang-kurangnya dua dari gejala yang khas dari depresi, kemudian
gejala depresi sedang ini tampa terlihat atau menyolok. Lamanya dari depresi
sedang ini adalah minimal dua minggu. Pada penderita depresi sedang biasanya
individu sulit untuk melakukan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah
tangga.
c. Depresi Berat
Pada depresi berat ini biasanya individu mengalami ketegangan atau kegelisahan
yang amat nyata. Kehilangan harga diri dan perasaan dirinya tidak berguna sangat
nyata terlihat, dan bunuh diri merupakan hal yang sangat nyata dialami oleh
penderita depresi berat ini. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari uraian-uraian
diatas adalah pada tingkatan depresi harus ada gejala yang khas yaitu gangguan
perasaan (mood) yang depresif, kehilangan minat dan kesenangan, serta mudah
kurangna tiga dan pada depresi berat adanya keinginan untuk bunuh diri.
G. Penatalaksanaan Terapi
Banyak jenis terapi, efektivitas akan berbeda dari orang ke orang dari
terapi sangat bergantung pada hasil evaluasi riwayat kesehatan fisik dan mental
akan membantu meningkatkan suasana hati sehingga relatif penderita lebih mudah
oleh masalah pribadi kehidupan penderita. Jika mereka juga menggunakan napza
atau mempunyai ketergantungan pada hal lain, seringkali tanda dan gejala
gangguan depresif mengalami distorsi, atau menjadi diperbesar dan nampak tidak
dapat dipulihkan.
Terapi yang dapat dipercaya oleh penderita memberikan dorongan kuat untuk
membuat tidak berdaya maka perlu diketahui bahwa anti depresan tidak
gangguan depresif. Pola pikir negatif dan sikap pesimistik perlu digantikan
dengan menekankan bahwa mereka dapat ditolong dan diobati. Kebanyakan dari
mereka merasa putus asa dan merasa tidak berdaya. Hindari ketidak-empatian
Respon
Gambar 2. Algoritme Terapi Depresi Mayor Tanpa Komplikasi (Kando, 2005)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sedih dan muram serta terkait dengan gejala-gejala kognitif, fisik, dan
benda berharga atau status sosial. Dengan demikian, depresi dapat dipandang
sebagai suatu kontinum yang bergerak dari depresi normal sampai depresi klinis.
Gangguan depresif membuat seluruh tubuh sakit, juga perasaan dan pikiran.
Gangguan depresif mempengaruhi nafsu makan dan pola tidur, cara seseorang
merasakan dirinya, berpikir tentang dirinya dan berpikir tentang dunia sekitarnya.
dengan membuat mereka bergembira dengan penghiburan. Tanpa terapi tanda dan
Haryanto, Hartati D.W. Siti N. 2015. Sistem Deteksi Gangguan Depresi Pada
Anak-Anak Dan Remaja. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 14 (2).
Kaplan, H.I., Sadock, B.J. 1997. Sinopsis Psikiatri. Alih bahasa oleh Widjaja
Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara.
Meta Amelia Widya Saputri, Endang Sri Indrawati, 2011 . Hubungan Antara
Dukungan Sosial Dengan Depresi Pada Lanjut Usia Yang Tinggal Di
Panti Wreda Wening Wardoyo Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip
Vol. 9 (1).