Anda di halaman 1dari 2

Fajar Perdana Nasution

03411740000033
Kapita Selekta B
Batuan sedimen karbonat, seperti yang kita ketahui memiliki unsur kimia CaCO3,
dimana unsur ini hanya bisa terbentuk pada daerah laut dengan syaratsyarat seperti salinitas,
suplai cahaya matahari, kekeruhan, keadalaman dan arus air laut yang tenang dan batas zona
akhir terbentuknya unsur karbonat, atau yang disebut sebagai zona CCD (Carbonate
Compensation Depth), karena hal ini sangat berperan dalam pembentukan batuan sedimen
karbonat.
Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari 50 %
yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil
presipitasi langsung (Reijers & Hsu, 1986). Sementara itu, (Bates & Jackson, 1987)
mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen utamanya adalah mineral
karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan batugamping menurut definisi
(Reijers & Hsu, 1986) adalah batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95 %,
sehingga tidak semua batuan karbonat adalah batugamping, namun batugamping merupakan
bagian dari kelompok batuan karbonat.
Batuan karbonat terbentuk melalui proses biologis, biokimia dan presipitasi anorganik larutan
CaCO3 di dalam suatu cekungan (Scoffin, 1987). Menurut (Pirson, 1958), batuan karbonat
terbentuk pada lingkungan laut dangkal, dimana pada lingkungan tersebut tidak terjadi
pengendapan material asal daratan. Hal ini memungkinkan pertumbuhan organisme laut
misalnya koral, ganggang, bryozoa, dan sebagainya. Cangkang-cangkang dari organisme
tersebut mengandung mineral aragonit yang kemudian berubah menjadi mineral kalsit. Proses
pembentukan batuan karbonat akan terus berlangsung, bila keadaan laut relative dangkal. Hal
ini dapat terjadi bila ada keseimbangan antara pertumbuhan organisme dan penurunan dasar
laut tempat terbentuknya batuan tersebut, sehingga dapat menghasilkan batuan karbonat yang
tebal.
Sementara menurut (Landes, 1959), selain dipengaruhi oleh lingkungan laut
dangkal dan tanpa adanya pengendapan material asal daratan, pembentukan
batuan karbonat membutuhkan lingkungan pengendapan dengan syarat-syarat
khusus sebagai berikut:

1. Dasar laut yang relatif datar dan stabil.


2. Kedalaman laut yang dangkal.
3. Suhu air yang relatif hangat (± 38° C).
4. Ombak yang tidak begitu besar.
5. Tidak ada arus yang besar dan kuat.6. Kegaraman air laut sekitar 13% (permil).
Syarat-syarat kondisi yang ideal untuk pembentukan batuan karbonat antara lain
sebagai berikut:
a. Jernih
Batuan karbonat dihasilkan dari sekresi organisme laut dan presipitasi dari
air laut secara kimiawi. Hal ini mengandung arti bahwa pembentukan
batuan karbonat juga tergantung pada organisme. Sementara organisme laut
membutuhkan kondisi laut yang jernih agar sinar matahari dapat masuk
tanpa terganggu.
b. Dangkal
Dangkal disini diartikan sebagai batas sinar matahari dapat masuk ke laut.
Batas ini sering disebut zona fotik yaitu zona yang dapat ditembus oleh
matahari sebagai syarat utama untuk melakukan proses fotosintesis oleh
organisme. Batas kedalaman yang harus diperhatikan adalah carbonate
compensation depth (CCD) yaitu batas kedalaman untuk mineral karbonat
terendapkan.
c. Hangat
Organisme karbonat biasanya hidup pada temperatur ± 36° C. Kondisi yang
hangat ini berhubungan dengan syarat kedalaman yang masib bisa ditembus
oleh sinar matahari.
d. Salinitas
Batuan karbonat memiliki kisaran salinitas antara 22% - 40% namun
terbentuk pada kisaran 25% - 35%. Oleh sebab itu, lingkungan laut

Anda mungkin juga menyukai