Jtptunimus GDL Arihartant 6729 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Arihartant 6729 2 Babii PDF
KONSEP DASAR
A. Pengertian
disebabkan oleh virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 atau, DEN-4 (baca : virus
dengue tipe 1-4) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue
menimbulkan kematian.
B. Etiologi
6
menunjukan bentuknya yang karakteristik meliputi struktur genome dan
C.Anatomi Fisiologi
darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaanya tidak tetap
Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernapas,dan zat ini sangat
Viskositas atau kekentalan darah lebih kental daripada air yang mempunyai BJ
pompa jantung. Selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer,
tersebut sedikit obat anti pembekuan/sitras natrikus. Dan keadaan ini sangat
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-
kira⅟13 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah
tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan,
7
Darah terdiri dari 4 baguan utama yaitu plasma darah, sel darah merah,
1. Plasma Darah
plasma plasma darah terdiri dari air, plasma darah ini memiliki fungsi
dari sel ke tempat pembuangan, plasma darah ini juga bermanfaat untuk
darah merah, sal darah putih,dan sel pembeku darah juga sebagai media
transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu organ atau jaringan.
f. Antibodi/antitoksin(Syaifuddin,2006).
8
Gambar 1.Plasma darah
Sel darah merah (SDM) atau eritrosit adalah cakram bikonfak tidak
berinti yang kira-kira berdiameter 8 µm, tebal bagian tepi 2μm dan
karang. Karena lunak dan lentur maka salama melewati mikrosirkulasi sel-
nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi
Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang banyak
dalam hawan bertulang belakang. Sel darah merah adalah salah satu
contoh sel yang tidak berinti.Sel darah merah berbentuk pipih dan cekung
darah merah berjumlah sekitar 5 juta sel/mm² darah pada laki-laki dan 4
juta sel/mm² darah pada perempuan. Pada orang dewasa sel darah merah
dibentuk dalam sumsum tulang pipih, sedangkan pada janin sel darah
9
merah dibentuk dalam hati dan limfa.Setelah berumur 120 hari, sel darah
merah akan mati dan diubah menjadi bilirubin atau zat pewarna empedu.
dari limfa, hati, kura dan sumsum merah pada tulang pipih, sel darah
pembuatan eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat
Jumlah normal pada orang dewasa kira-kira 11,5-15gr dalam 100cc darah.
(Syaifuddin,2006).
Sel darah putih atau lekosit adalah sel yang membentuk komponen
darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan
berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel
darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid,
10
manusia dewasa yang sehat atau sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam
kasus leukimia, jumlahnya dapat meningkat hingga 500000 sel per tetes.
oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak
jumlah leukosit yang ada dalam darah akan lebih banyak dari biasanya.
leukopenia (Syaifuddin,2006).
11
4. Keping darah
flagmen sel yang tersirkulasi dalam darah yang terlibat dalam mekanisme
tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah
keping/mm³ darah.
dalam pembekuan darah, jika ada orang yang terkena demam berdarah,
maka jumlah trombosit ini akan semakin sedikit sehingga darah semakin
banya. (Syaifuddin,2006).
Fungsi Darah
melalui paru-paru.
12
c. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
Jika darah dilihat begitu saja maka ia merupakan zat cair yang
disebut plasma. Jadi nyatalah bahwa darah terdiri dari dua bagian
yaitu :
a. Sel-sel darah
D. Patofisiologi
13
tekanan darah. Volume darah menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus
penderita sudah stabil dan mulai sembuh, cairan ekstravasasi diabsorsi dengan
meskipun pada anak yang kurang gizi, hati juga sudah teraba. Bila terjadi
akan membentuk kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan
14
endotel dinding tersebut sehingga akan terjadi kebocoran plasma, dan
menurun pada suhu turun yaitu setelah sakit ketiga penurunan jumlah trombosit
<100.000/mm3 atau kurang dari 1-2 trombosit atau pandangan besar (Ipb)
E. Manifestasi Klinik
beragam, mulai dari demam tidak spesifik (sindrom infeksi virus), demam
dengue, demam berdarah dengue (DBD), hingga yang terberat, yaitu sindrom
syok dengue.
Kriteria klinis :
1. Demam tinggi yang berlangsung dalam waktu singkat, yakni antara 2-7
hari, yang dapat mencapai 40⁰C. Demam sering disertai gejala tidak
15
spesifik, seperti tidak nafsu makan (anoreksia), lemah badan (malaise),
nyeri sendi atau tulang, serta rasa sakit di darah belakang bola mata (retro
perdarahan pada kulit seperti tes Rumpleede (+), ptekiae dan ekimosis,
4. Kegagalan sirkulasi darah, yang ditandai dengan denyut nadi yang teraba
lemah dan cepat, ujung-ujung jari tersasa dingin serat disertai penurunan
Kriteria laboratoris :
laboratoris (Ginanjar,2008).
F. Klasifikasi DHF
Tabel di bawah ini menyajikan empat derajat keparahan dari penyakit DBD.
1. Derajat 1
Panas badan selama 5-7 hari, gejala umum tidak khas, tes Rumpeleede (+)
16
2. Derajat 2
3. Derajat 3
lemah dan cepat (>120x/menit), tekanan nadi (selisih antara tekanan darah
nadi terasa tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung
4. Derajat 4
Uji ELISA
serum tunggal dapat untuk mendeteksi IgG maupun IgM anti-Dengue. Uji
ini bersifat kuantitatif, biasanya hasil yang dibaca berupa abrsorbans yang
17
Prinsip uji ELISA untuk deteksi antibodi terhadap virus Dengue,
ELISA.
Capterd ELISA yang dapat mendeteksi IgG ati-Dengue serta IgM anti-
Dengue dalam serum penderita. MAC ELISA adalah istilah dari singkatan
IgM Captured ELISA, dengan prinsip dasar goat atau robbit antihuman
G. Komplikasi
Risiko terjadi komplikasi pada anak dengan difteri ini dapat terjadi
miokarditis, komplikasi pada sistem saraf, pada ginjal yang disebabkan oleh
18
keperawatannya adalah mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut dengan
H. Penatalaksanaan
jam diulang jika simtom panas masih nyata diatas 38,5⁰C. Obat panas salisilat
asidosis. Sebagian besar kasus DBD yang menunjukkan manifestasi panas hari
19
Kasus DBD derajat I dan II
dengan tetesan berdasarkan tatanan 7,5,3. Pada saat fase panas penderita
dianjurkan banyak minum air buah atau oralit yang biasa dipakai untuk
mengatasi diare. Apabila hematokrit meningkat lebih dari 20% dari harga
dirawat di ruang observasi di pusat rehidrasi selama kurn waktu 12-24 jam.
Penderita DBD yang gelisah dengan ujung ekstremitas yang teraba dingin,
nyeri perut, dan produksi air kemih yang kurang sebaiknya dianjurkan rawat
dalam kurun waktu 2-3 jam pertama dan selanjutnya tetesan diatur kembali
dalam waktu 24-48 jam saat kebocoran plasma terjadi. Pemeriksaan hematokrit
secara seri ditentukan 4-6 jam dan mencatat data vital dianjurkan setiap saat
yang cukup dan cegah pemberian tranfusi berulang. Petunjuk pemberian cairan
20
Jumlah cairan yang dibutuhkan adalah volume minimal cairan
Jenis Cairan
1. Kristaloid
Ringer Laktat
2. Koloidal
Plasma
<7 220
7-11 165
12-18 132
` >18 88
21
Kebutuhan Cairan untuk dehidrasi sedang
10 100 per kg BB
20kg)
(Soegijanto, 2006).
I. Tumbuh Kembang
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
22
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk perkembangan
J. Pengkajian Fokus
utama dalam hal yang penting untuk dilakukan, baik disaat penderita pertama
kali masuk rumah maupun selama penderita dalam masa perawatan. Data
yang diperoleh dapat digolongkan menjadi 2 yaitu data besar dan data khusus.
1. Data dasar
saat menelan
b. Pola eliminasi
lanjut)
Tanda : Dipsnea, pola nafas tidak tidak efektif karena efusi pleura
menggigil
23
Tanda : Nadi cepat dan lemah, dispnea, sesak nafas karena efusi
Gejala : Nyeri ulu hati, nyeri otot atau sendi pegal-pegal seluruh
tubuh
g. Sirkulasi
dari 100.000/kilometer
h. Keamanan
hati/limfa (Syaifullah,1999).
2. Pemeriksaan fisik
24
b. Kesadaran : composmentis, apatis, somnolen,
(petekie)
Data khusus :
Data khusus digolongkan menjadi dua yaitu data subyektif dan data obyektif.
1. Data subyektif
Pada pasien DHF data subyektif yang sering ditemukan adalah : lemas,
panas atau demam, sakit kepala, anoreksia (tidak nafsu makan, mual, sakit
saat makan), nyeri ulu hati, nyeri pada otot dan sendi, pegal-pegal pada
2. Data obyektif
25
c. Tampak bintik merah pada kulit (ptikiae) uji tornikuet positif,
hematemesis, melena
3. Pemeriksaan penunjang
radiologi
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah
hiponatremia, hipokalmia
26
h) Waktu pendarahan memanjang
2) Pemeriksaan urine
dibutuhkan dua bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut dan pada
vena 2-5 ml
b. Pemeriksaan radiologi
1) Foto thorak
2) Pemeriksaan USG
d) Pandai bicara
27
f) Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
j) Menganal 4 warna
dan kecil
4 tahun) dan intuitif (4-7 tahun). pola berfikir yang egosentris yaitu
28
K. Pathways Keperawatan
DBD
Viremia
Hidayat, 2006
29
L. Diagnosa Keperawatan
(Hidayat, 2006)
L. Fokus Intervensi
b. Suhu 36,80C-37,50C
30
Intervensi:
jam
dokter
Rasional :
pasien
yang banyak
31
Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
a. TD 120/80 mmHg
b. RR 16-24 x/mnt
Intervensi:
mukosa
32
Rasional:
takikardi
dehidrasi.
program pengobatan.
kebutuhan cairan
33
a. TD 120/80 mmHg
b. RR 16-24 x/mnt
Intervensi :
Rasional:
34
e. Untuk menggantikan volume darah serta komponen darah yang
hilang
dengan kriteria :
Intervensi:
35
Rasional:
kebutuhan terapeutik
pulang
d. Suhu 36,80C-37,50C
36
Intervensi:
kenyamanan
Rasional:
perkembangan/resolusi komplikasi
pasien relaksasi.
37