Anda di halaman 1dari 2

analisis tari

BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Tari Pogala


Pogalla artinya penari galah, yaitu suatu tarian perang yang mempergunakan senjata
galah (semacam tombak). Tarian ini merupakan tari tradisional daerah Muna, yang selalu
dipertunjukan pada upacara penyambutan tamu-tamu negri.
Menurut Wa ode Zainab Halik, menjelaskan bahwa menurut pendapat orang-orang
tua di Muna, tari pogala ini lahir di masa pemerintahan Laode Husen gelar Omputo Sangia di
Muna, karena dalam zaman pemerintahan beliau inilah kedudukan adat daerah Muna semakin
mengalami pendekatan. Sejak itulah upacara adat mendapatkan peranan yang sangat penting,
dimana pertunjukan tarian adat merupakan bagian dari upacara adat itu.
Sampai sekarang tari pogala ini tetap dipertahankan funsi dan kedudukannya oleh
suku Muna sebagai pendukung dan pewaris tarian tersebut. Penari-penarinya terdiri dari lima
orang pria yang masing-masing mempunyai tugas. Susunan penarinya diatur sebagai berikut:
a. Pemegang bendera berwarna merah, berada di barisan paling depan.
b. Barisan pengawal bendera sebanyak empat orang, berbaris di belakang pemegang
bendera.
c. Pembesar (tamu) bersama raja, bi belakng barisan penari yang beriring menuju tempat
peristrahatan.
Di dalam melakukan tarian, pemegang bendera mengibarkan sambil melambai-
lambaikan benderanya. Pemegang tombak dan kelewang menari-nari, melompat, menyerang
sambil memekikkan suaranya. Selanjutnya pemegang tombak dan kelewang mengacungkan
senjata mereka kearah khalayak ramai dengan maksud mengatur ketertiban di jalan agar
tamu yang dipertuan dapat berjalan dengan aman dan tidak mendapat gangguan maupun
rintangan dari penjemput. Pemegang ganda (gendang) menabuh gendangnya, mengiringi tari
pogala itu. Perlengkapan pertunjukan tarian ini terdiri :
a. Musik pengiring yaitu sebuah ganda (gendang).
b. Satu batang pandanga (gala atau tombak)
c. Satu buah kampue (kelewang)
d. Satu buah ghani (perisai)
e. Satu helai bendera berwarna merah.
Apabila tarin ini dipertunjukan di atas panggung, maka dibutuhkan perlengkapan
panggung. Tidak memerlukan dekorasi. Pakaian penrinya dari pakaian perang, yaitu celana
berwarna merah sampai dilutut, baju yang tak berkerah dan sehelai destar yang diikatkan di
kepala. Tempat pertunjukan tari pogala, biasanya diprtunjukan di arena. Namun pada akhir-
akhir ini setelah tari tersebut meningkat menjadi tari hiburan, maka tari pogalla ini telah
sering dipertunjukan di atas panggung.waktu pertunjukan kurang lebih 10 menit.
3.2 Analisis Tari Pogala
Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan tari pogala adalah pendekatan antropologi
atau kajian antropologi.kajian antropologi tari berlandaskan metodologi dan teori-teori
antropologi yang diterapkan untuk meneliti tari sebagai objek penelitian. Dalam hal ini tari
dilihat sebagai sebuah unsur di dalam suatu kebudayaan yang utuh. Dalam tulisan berbahasa
inggris bidang ilmu ini disebut Ethnochorcology atau Anthropology of Dance.Arah penelitian
dalam bidang ini bisa bermacam-macam, yang secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu:
1. Penelitian yang bersifat etnografis, artinya mendeskripsikan keseluruhan kebudayaan
dengan secara khusus menyoroti posisi tari di dalamnya. Dapat pula kajian itu difokuskan
pada salah satu sendi saja dalam jaringan sosial-budaya, misalnya pada fungsi, pada nilai
budaya, pada struktur, pada proses,dan sebagainya.
2. Penelitian yang bersifat komparatif. Dalam hal ini yang diperbandingkan bisa tari pada
berbagai kelompok sosial di dalam satu kesatuan budaya, bisa pula berupa perbandingan tari
antara satu kebudayaan dan kebudayaan lain, serta dapat pula berupa perbandingan lintas-
budaya yang melibatkan tari dalam banyak kebudayaan. Dalam suatu kajian lintas-budaya
peneliti terlebih dahulu harus mnyiapkan suatu struktur data yang kokoh sebagai sarana untuk
memperbandingkan.
Berdasarkan pembahasan tari pogala diatas maka pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan antropologi karena tari pogala ini lahir di masa pemerintahan La Ode Husein
gelar Omputo Sangia di Muna,dalam zaman pemerintahan beliau kedudukan adat daerah
Muna semakin mengalami peningkatan.tari pogala ini merupakan kebudayaan suku Muna
yang dipertunjukan pada upacara penyambutan tamu-tamu negeri.
Teori yang digunakan dalam tari pogala ini adalan teori yang dikemukakan oleh M. Jazuli
bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah tari. hubunganya
seperti yang dikutip pada tari pogala pemegang bendera megibarkan sambil melambai-
lambaikan benderanya.pemegang tombak dan kelewang menari-nari,melompat,menyerang
sambil memekikan suaranya.

Anda mungkin juga menyukai