Anda di halaman 1dari 30

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI KOPERASI

SERBA USAHA MADANI DI LASEM KABUPATEN REMBANG

A. Penegasan Judul

Judul yang penulis pilih adalah “Pemberdayan Ekonomi Masyarakat

Melalui Koperasi Serba Usaha Madani Di Lasem Kabupaten Rembang”.

Untuk menghindari kesalahfahaman dalam menafsirkan judul yang di

maksud, maka penulis perlu mempertegas beberapa istilah yang terkandung

dalam judul tersebut sehingga dapat diperoleh pemahaman yang utuh tentang

judul skripsi ini.

1. Pemberdayaan

Secara terminologi pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang

maksudnya adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu atau kemampuan

untuk bertindak.1Sedangkan pemberdayaan maksudnya adalah upaya

untuk membangun daya itu dengan mendorong, memotivasi,dan

membagkitkan kesadaran akan potensi yang dimlikinya serta berupaya

untuk mengembangkannya. Upaya itu harus diikuti dengan memperkuat

potensi dan daya yang dimiliki oleh masyarakat.2

Pemberdayaan yang dimaksud dalam penelitian disini adalah

upaya KSU Madani dalam rangka membantu meringankan beban hidup

masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi, sehingga melalui upaya

1
Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1993), hal. 213
2
Ginandjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat, (Jakarta: PT Pustaka
CIDESINDO, 1996), hal.145

1
2

pemberdayaan yang dilakukan oleh KSU Madani, diharapkan masyarakat

dapat hidup dengan layak.

2. Ekonomi

Kata ekonomi biasanya dipakai untuk motif-motif yang

menyangkut usaha mencari nafkah, akumulasi kekayaan, dan sebagainya.3

Sedangkan pemberdayaan ekonomi adalah upaya untuk

memotivasi, mengarahkan sumber daya yang ada dengan segenap potensi

untuk mencapai tujuan.4 Adapun maksud dalam pemberdayan ekonomi

disini adalah sebuah upaya yang secara langsung memberi dan mendorong

masyarakat untuk mengembangkan potensi dalam meningkatkan

perekonomian yang didukung oleh pemerintah daerah dengan adanya

modal untuk dipinjamkan lewat koperasi kepada anggota-anggotanya.

3. Masyarakat

Dalam kamus bahasa Indonesia kata”masyarakat” mengandung

pengertian pergaulan hidup manusia (sehimpun orang yang hidup bersama

dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu).5

Adapun masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

masyarakat yang berada di desa Lasem Kabupaten Rembang yang

bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang.

3
James Drever, Kamus Psikologi, Pnj. Nancy Simanjuntak, (Jakarta: PT. Bina Aksara,
Cet.II, 1988), hal. 126
4
Ma’ruf WS, Muhammadiyah dan Pemberdayaan Rakyat, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1995), hal.23
5
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1982),
hal.764
3

4. Koperasi Serba Usaha Madani

Secara etimologis koperasi berasal dari kata “co” dan “operation”

yang berarti bekerja sama untuk mencapai tujuan.6 Menurut istilah

koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,

beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas

asas kekeluargaan.7Sedangkan KSU atau Koperasi Serba Usaha adalah

suatu badan hukum koperasi yang menjalankan beberapa fungsi baik

sebagai koperasi produksi, koperasi konsumsi maupun sebagai koperasi

kredit.8

KSU Madani adalah singkatan dari Koperasi Serba Usaha Madani

Masyarakat Pedagang dan Petani. Koperasi Serba Usaha Madani

berkedudukan di jalan jatirogo No. 33 Lasem Kabupaten Rembang.

KSU Madani adalah sebuah badan usaha yang bergerak dalm

bidang perekonomian dan bertujuan untuk memajukan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat Lasem pada umumnya serta

membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar1945. Adapun landasan koperasi ini adalah

Pancasila dan Undang-Undang Dasar1945 serta berdasarkan atas asas

6
Pandji Anoraga & Dra. Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi Teori dan Praktek,
(Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995), hal. 8
7
Drs. G. Karta Sapoetra, dkk., Praktek Pengelolaan Koperasi, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), hal. 137
8
Ibid.,hal. 3
4

kekeluargaan. Dalam Koperasi Serba Usaha Madani menyelenggarakan

kegiatan usaha antara lain sebagai berikut:9

a. Kegiatan usaha di bidang perdagangan

b. Usaha di bidang pelayanan kebutuhan para petani(saprotan)

c. Usaha di bidangkebutuhan akat-alat nelayan

d. Usaha di bidang jasa ataujasa rekaan atau pemborong

e. Usaha lainnya yang menguntungkan koperasi

Berdasarkan uraian istilah-istilah diatas, maka yang dimaksud judul

”PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI

KOPERASI SERBA USAHA MADANI DI LASEM KABUPATEN

REMBANG” garis-garis besar yang ada dalam judul ini adalah masyarakat

yang ada di Lasem Kabupaten Rembang yang rata-rata bermatapencaharian

sebagai pedagang dan petani. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat

pedagang dan petani KSU Madani adalah badan yang sesuai untuk menjawab

tantangan yang di hadapi dalam rangka membantu meringankan beban hidup

masyarakat di Lasem Kabupaten Rembang melalui unit usaha pertokoan, unit

usaha simpan pinjam, unit usaha perkreditan barang, sehingga melalui upaya

pemberdayaan yang dilaksanakan oleh KSU Madani di harapkan masyarakat

dapat hidup layak serta dapat hidup mandiri.

9
Akta Pendirian Koperasi Serba Usaha Madani
5

B. Latar Belakang Masalah

Pembangunan sangat urgen bagi suatu bangsa, bukan karena ia di

perlukan sehingga dilaksanakan melainkan karena pembangunan itu sendiri

merupakan bagian dari geraka maju perikehidupan manusia. Selama terjadi

proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, selama itu pula proses

membangun diri menyertainya. Oleh karena itu pembangunan merupakan

proses perubahan yang terus menerus berlangsung.

Pembangunan adalah proses perubahan menuju kepada tatanan

kehidupan masyarakat yang lebih baik. Proses perubahan ini bersifat

multidimensional yang mencakup perubahan-perubahan penting didalam

struktur sosial, sikap-sikap rakyat, lembaga-lembaga nasional, dan juga

percepatan pertumbuhan ekonomi yang berimplikasi pada berkurangnya

kesenjangan dan kemiskinan absolut.

Bangsa Indonesia sudah sejak lama mencanangkan suatu gerak

pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional.

Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan nasional,

seperti termaktub dalam pembukaan UUD1945 alenia IV, yaitu melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial.10

Dari tujuan pembangunan tersebut menjelaskan bahwa pemerintah

berkewajiban dalam peningkatan kesejahteraan rakyat di berbagai aspek


10
Undang-Undang Dasar 1945
6

kehidupan bangsa. Peningkatan kesejahteraan rakyat dapat di mungkinkan jika

tingkat pendapatan mengalami kenaikan yang cukup berarti sehingga rakyat

mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Hal ini dapat di artikan bahwa

kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan

sebagainya tersedia dan terjangkau oleh setiap golongan masyarakat sehingga

jumlah penduduk yang hidup di garis kemiskinan akan semakin berkurang.

Substansi kemiskinan adalah kondisi deprevasi terhadap sumber-

sumber pemenuh kebutuhan dasar yang berupa sandang, pangan, papan,

pendidikan, dasar. Dalam syariat Islam, ukuran kemiskinan adalah kurang

lebih satu hisaf zakat. Apalagi seseorang berada di bawah ukuran satu hisaf

zakat, maka seseorang tersebut sulit memenuhi kebutuhan dasar. Maka

masalah kemiskinan adalah masalah pemenuhan kebutuhan dasar.11 Masalah

kemiskinan sampai sekarang masih banyak dibicarakan orang, apalagi setelah

Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan, maka jumlah

penduduk miskin meningkat. Krisis ekonomi tidak hanya berpengaruh pada

sektor ekonomi saja tetapi berpengaruh juga pada sektor-sektor yang lain.

Krisis ekonomi berdampak negatif pada kehidupan bangsa. Adanya

ketidakselarasan dalam masyarakat, karena adanya sebagian kecil masyarakat

dengan kedudukan ekonomi yang lebih kuat mendominasi sebagian kecil

masyarakat dengan kedudukan ekonomi yang lebih kuat mendominasi

sebagian terbesar kehidupan nasional, sedangkan di lain pihak masih terdapat

masyarakatyang ekonominya lemah dan tak berdaya belum pernah dapat

11
M. Amin Rais, Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit
Aditya Media, 1995), hal. 11
7

menjalankan peranannya dalam pembangunan nasional. Penyebab dari

ketidakselarasan tersebut salah satunya adalah kurangnya modal usaha pada

masyarakat ekonomi lemah.

Istilah masyarakat yang ekonominya lemah adalah biasanya usaha-

usaha mereka berskala kecil seperti buruh tani, tani miskin, pedagang kaki

lima, warung-warung kecil dan lain-lain. Pendekatan yang paling tepat dalam

mengentaskan kemiskinan adalah dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat

lemah dalam bentuk ekonomi bersama.

Keberdayaan masyarakat adalah unsur dasar yang memungkinkan

suatu masyarakat bertahan dan dalam pengertian yang dinamis

mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Adapun arti memberdayakan

masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan

masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri

dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain

memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.12

Untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana termaktub

dalam alenia II pembukaan UUD 1945 yaitu tercapainya negara Indonesia

yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Pemerintah malaksanakan

berbagai macam kebijakan. Salah satu kebijakan pemerintah adalah dengan

mendirikan badan usaha yang bergerak dalam bidang ekonomi sebagai upaya

pemberdayaan ekonomi masyarakat.

12
Mubyarto, Pengembangan Ekonomi Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan, (Jakarta:
Kumpulan Karangan, 1996), hal. 21
8

Salah satu alternatif upaya mengatasi kemiskinan adalah dengan

berkoperasi. Kenapa pilihan pada koperasi? Karena untuk mendirikan aktivitas

usaha koperasi tidak harus menggunakan modal yang besar dengan kata lain

disesuaikan dengan kemampuan anggotanya dan aktivitas yang dilakukan

disesuaikan dengan masalah yang dihadapi anggota itu sendiri. Bagi orang

yang mempunyai kemampuan terbatas baik dalam arti uang maupun keahlian

tentunya akan sulit jika mendirikan usaha sendiri, sehingga akan lebih baik

jika melakukan usaha bersama dalam bentuk koperasi.13 Koperasi adalah salah

satu wadah yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Definisi koperasi

menurut Hudiyanto adalah sebuah wadah persatuan orang-orang miskin dan

lemah ekonominya untuk bekerjasama memperbaiki nasib dan meningkatkan

taraf hidupnya.14 Dalam wadah koperasi salah satu fungsi dan peran koperasi

adalah membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan

pendapatan dalam kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Oleh karena itu

dengan adanya koperasi ada kemudahan bagi masyarakat khususnya anggota

untuk mendapatkan modal. Permodalan merupakan unsur yang sangat penting

dalam mendukung peningkatan produksidan taraf hidup masyarakat baik di

pedesaan maupun di perkotaan.

KSU Madani merupakan suatu usaha bersama yang patut

dikembangkan dalam menjawab tantangan pembangunan sosial ekonomi

13
Ari Sutrishhastini, Koperasi Alternatif Mengatasi Kemiskinan, (Kedaulatan Rakyat:
Jum’at 11 juli 2003), hal. 4
14
Hudiyanto, Sistem Koperasi dan Pengelolaan, (Yogyakarta: UII Pres, cet. I, 2002), hal.
50
9

nasional. KSU sabagai corak kehidupan demokrasi ekonomi pancasila, di

harapkan mampu menjadi bentuk pemenuhan kebutuhan sosial lainnya.

Sehingga KSU dapat sebagai sokoguru ekonomi masyarakat pedesaan maupun

perkotaan.

Adapun tujuan dari koperasi yang terkandung dalam pasal 3 UU No.

25 / 1992 meliputi 3 hal yakni:15

1. Untuk memajukan

kesejahteraan anggotanya agar dapat meningkatakan pendapatan dan taraf

hidupnya.

2. Untuk memajukan

kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang ekonomi dengan cara

memberikan pinjaman modal yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

3. Turut serta membangun

tatanan perekonomian masyarakat terutama yang ekonominya lemah.

Koperasi dapat menumbuhkan sikap kesetiakawanan, gotong-royong

dan tolong menolong antar sesama karena pada dasarnya koperasi berasaskan

kekeluargaan dan gotong-royong.

Berangkat dari latar belakang masalah itulah, maka penulis sangat

tertarik untuk mengadakan penelitian tersebut, sehingga akan diketahui

bagaimanakah upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat petani dan pedagang

serta akan dapat diketahui faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Koperasi Serba Usaha Madani.


15
Ibid, hal.40
10

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan

suatu masalah yang perlu diteliti dan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui

Koperasi Serba Usaha Madani di Lasem Kabupaten Rembang?

2. Apa faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Koperasi Serba Usaha Madani

di Lasem Kabupaten Rembang?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan upaya

pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Koperasi Serba Usaha

Madani.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan

pendukung dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di Lasem

Kabupaten Rembang.

E. Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka hasil penelitian

mempunyai kegunaan sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini di harapkan akan memperkaya wacana

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat khususnya bidang ekonomi


11

dalam dialektika kritis dengan wacana kontemporer lainnya. Sehingga

dapat memiliki pemahaman tentang pengembangan dan pemberdayaan

masyarakat yang substansial, analisis, progresif, kontekstual, faktual dan

aktual. Satu diskripsi tentang koperasi dalam wacana pengembangan dan

pemberdayaan ekonomi masyarakat yang di harapkan dapat memberi

masukan terutama dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat di jadikan acuan data awal untuk mendapatkan

data-data lainnya yang lebih komprehensif di dalam penelitian masalah

yang sama atau penelitian yang berasinggungan dengan pokok-pokok

bahasan yang ada dalam penelitian ini.

b. Bagi Koperasi

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi

bagi koperasi dalam mengembangkan ekonomi masyarakat.

F. Kerangka Teoritik

1. Tinjauan Tentang Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat

a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata dasar “daya”

kemudian menjadi berdaya yang berarti mempunyai kemampuan,


12

kekuatan dan kekuasaan.16 Kata pemberdayaan (empowerment)

mengesankan arti adanya sikap mental yang tangguh atau kuat.

Pemberdayaan rakyat di definisikan sebagai upaya memberi

daya atau kekuatan atau kemampuan (daya), potensi, sumber daya

rakyat agar mampu membela dirinya sendiri. Hal yang paling penting

dalam pemberdayaan adalah peningkatan kesadaran. Rakyat yang

sadar adalah rakyat yang memahami hal-hal dan tanggung jawab

secara politik, ekonomi dan budaya. Sehingga sanggup membela

dirinya dan menentang ketidak adilan yang terjadi padanya.17

Definisi lain tentang pemberdayaan rakyat yang dikemukakan

oleh K.H.Sahal Mahfudh adalah pemberdayaan rakyat atau

pengembangan masyarakat adalah proses dari serangkaian kegiatan

yang mengarah kepada peningkatan taraf hidup atau kesejahteraan

masyarakat.18 Dari pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa

pemberdayaan masyarakat adalah proses dari serangkaian kegiatan

yang dapat menumbuhkan kekuatan, kemampuan, dalam

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Proses

tersebut mengandung kegiatan yang diharapkan dapat merubah sikap,

gaya hidup, pola fikir,serta meningkatkan motivasi dan kesadaran

masyarakat.

16
Petter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 1991), hal. 323
17
Esrom Aritonang dkk, Pembinaan Komunitas Pedesaan (Jakarta: Sekretariat Bina
Desa, 2001), hal. 8
18
K. H. Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqh Sosial, (Yogyakarta: LKIS dan Pustaka Pelajar,
1994), hal. 109
13

Menurut Quraisy Shihab terdapat empat daya manusia yang

dianugerahi Allah, yaitu: Pertama, daya tubuh yaitu yang menunjang

kekuatan fisik manusia (berfungsinya organ tubuh dan panca indera).

Kedua, daya hidup yaitu yang menjadikan manusia mempunyai

kemampuan untuk mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan

lingkungan, dengan menghadapinya untuk mempetahankan hidup.

Ketiga, daya akal yaitu yang memungkinkannya mempunyai

pengetahuan dan ketrampilan. Keempat, daya kalbu yaitu daya di mana

manusia biasa merasakan bermoral dan keindahan.19

Sedangkan menurut Srilatha Bathawala, daya yang ada dalam

diri manusia meliputi aset material, sumber-sumber intelektual dan

ideology. Pertama material, biasanya aset ini berhubungan dengan

tubuh dan kebutuhan manusia seperti kebutuhan hidup, makan, minum,

dan kesehatan. Kedua intelektual, yaitu berupa pengetahuan, informasi

ataupun ide. Ketiga ideologi, yaitu kemampuan untuk

mengembangkan, menyebarkan, mempertahankan dan mempranatakan

perangkat-perangkat tertentu dari kepercayaan, nilai, sikap, dan

perilaku. Sehingga dapat menentukan persepsi masyarakat (manusia)

dan fungsinya dalam lingkungan sosial, ekonomi dan politik. 20 Usaha

memberdayakan manusia ini karena tidak semata-mata manusia tidak

berdaya dengan sendirinya. Akan tetapi ketidakberdayaan dapat

ditimbulkan oleh beberapa pihak manusia dan sistem yang ada di

19
Quraisy Shihab, Membumikan Al Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), hal. 281
20
Mely G. Tan, Perempuan dan Pemberdayaan, (Jakarta: Penerbit Obor, 1997), hal. 9
14

sekitarnya, seperti masyarakat yang ekonominya lemah karena sistem

ekonomi yang ada di dominasi oleh masyarakat ekonomi kuat.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk

mengentaskan kemiskinan, maka masyarakat harus di berdayakan agar

dapat meningkatkan taraf hidupnya. Kemiskinan adalah kondisi serba

kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia, yaitu

kebutuhan akan pendidikan dasar bagi anak-anak penduduk miskin

“tidak berdaya” dalam memenuhi kebutuhannya, tidak saja karena

mereka tidak mempunyai aset sebagai sumber pendapatan, tetapi juga

karena struktur sosial, ekonomi, sosial budaya dan sosial politik tidak

membuka peluang orang miskin keluar dari lingkaran kemiskinan yang

tak berujung pangkal. Untuk itu upaya pemberdayaan (empowering)

masyarakat harus semakin kuat, di mana partisipasi langsung

masyarakat harus semakin menonjol.21

Ekonomi rakyat adalah ekonominya rakyat, yang

mengembangkan sistem ekonomi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk

rakyat. Membangun ekonomi rakyat berarti meningkatkan kemampuan

rakyat dengan cara mengembangkan dan mendinamisasikan

potensinya, dengan kata lain memberdayakannya.

Upaya pengerahan sumber daya untuk mengembangkan potensi

ekonomi rakyat akan meningkatkan produktivitas rakyat, sehingga

baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam di sekitar rakyat

21
Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, (Yogyakarta: Aditya Media, cet. I,1996),
hal. 25
15

dapat ditingkatkan produktivitasnya. Dengan demikian rakyat dan

lingkungan mampu berpartisipatif menghasilkan dan menumbuhkan

nilai tambah yang meningkatkan kemakmuran dan kesenjangan

mereka. Rakyat miskin atau yang belum termanfaatkan secara penuh

potensinya akan meningkat bukan hanya ekonominya, tetapi juga

harkat, martabat, rasa percaya diri, dan harga diri. Pengembangan

ekonomi rakyat dapat dilihat dari tiga sisi:22

1. Menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang.

2. Memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki oleh

masyarakat itu.

3. Mengembangkan ekonomi rakyat juga mengandung

arti melindungi rakyat dan mencegah terjadinya persaingan yang

tidak seimbang dan kesenjangan masyarakat yang ekonominya

kuat dengan masyarakat ekonomi lemah.

b. Faktor-faktor Penyebab Ketidakberdayaan

Menurut Dr. Sunyoto Usman, ketidakberdayaan dan

keterbelakangan adalah produk dari situasi yang komplek. Situasi

yang komplek itu merupakan akumulasi dan interelasi dari berbagai

macam faktor, seperti: latar belakang histories, yang lazimnya faktor

ketidakberdayaan tersebut dikaitkan dengan kolonialisme atau

eksploitasi pada zaman penjajahan, dimana kekayaan masyarakat

dirampas oleh pihak kolonialisme. Masalah produktifitas dan


22
Ibid, hal. 29
16

ketenagakerjaan, adanya gejala tanah yang semakin tidak produktif,

sehingga hasil produksi tergantung pada pupuk kimiawi dan obat-

obatan. Ketergantungan pada sektor pertanian, keterbatasan akses

pada input produksi serta kondisi struktur sosial masyarakat, rata-rata

pemilikan tanah relatif kecil, bahkan cukup besar jumlah anggota

masyarakat yang tidak mempunyai tanah (landless).23

Jadi pemberdayaan adalah merupakan pengembangan seluruh

aspek potensi yang ada dalam diri manusia secara optimal, dan tetap

menempatkan manusia sebagai sasaran dalam pemberdayaan.

Pemberdayaan bukan saja dilakukan secara individu tetapi

pemberdayaan juga dapat dilakukan secara kolektif. Pemberdayaan

dapat dilakukan dengan baik secara individu maupun kolektif.

2. Tinjauan Tentang Koperasi

a. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah suatu perkumpulan yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan.Menurut Dra. Ninik Widiyanti, koperasi adalah;

“Suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau


badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar
sebagai anggota; dengan bekerja sama secara kekeluargaan
menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya”.

Pengertian tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut;

a. Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal

(bukan akumulasi modal), akan tetapi persekutuan sosial. Koperasi

23
Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset, 1998),hal.37
17

bukan merupakan perkumpulan modal yang sebesar-besarnya

tetapi koperasi perkumpulan yang mementingkan kebutuhan

anggota-anggotanya.

b. Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran agama,

maksudnya adalah anggota tidak dibatasi memeluk satu aliran atau

agama tertentu.

c. Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggotan-

anggotanya dengan kerjasama secara kekeluargaan.24

Pada dasarnya koperasi merupakan tulang punggung

perekonomian Indonesia karena koperasi mengisi baik tuntutan

pembangunan dan perkembangan dalam merangkum aspek-aspek

kehidupan yang sifatnya menyeluruh.

Dari beberapa pengertian di atas maka koperasi adalah suatu

badan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan anggota yang

berdasarkan atas asas kekeluargaan. Oleh karena itu koperasi adalah

sebagai wadah gerakan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang ekonominya lemah. Dengan adanya koperasi

masyarakat yang ekonominya lemah dapat bergabung untuk

meningkatkan taraf hidup mereka yang lebih baik.

b. Landasan Koperasi

24
Dra. Ninik Widiyanti dan Y. W. Sinindhia, SH., Koperasi dan Perekonomian Indonesia,
(Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989), hal. 1
18

Suatu Persekutuan yang bergerak dalam bidang sosial-

ekonomi, maka koperasi pasti mempunyai landasan dalam

menjalankan usahanya, adapun landasan tersebut adalah;

1. Landasan Idiil adalah adalah landasan yang digunakan dalam usaha

untuk mencapai cita-cita koperasi. Adapun landasan koperasi adalah

Pancasila dengan kelima silanya yaitu Ketuhanan yang Maha Esa;

Kemanusian yangadil dan beradab; Persatuan Indonesia;

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan; Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

2. Landasan Stuktural dan Gerak Koperasi adalah tempat berpijak

koperasi dalam susunan hidup bermasyarakat. Dalam suatu negara

terdapat Undang-Undang Dasar 1945 dan landasan geraknya adalah

pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 beserta penjelasanya

“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasaratas asas

kekeluargaan.

Dalam pasal 33 yang menjelaskan bahwa produksi

dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan dan

pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran

masyarakatlah yang di utamakan bukan kemakmuran perorangan.

Yang sesuai dengan landasan tersebutadalah koperasi. Dimana

koperasi di bentuk karena adanya kesamaan kepentingan antar

anggota yang berdasar atas asas kekeluargaan.


19

3. Landasan Mental adalah setia kawan dan kesadaran pribadi. Sikap

setia kawan sejak dulu sudah ada dalam masyarakat. Yaitu terbukti

dengan adanya gotong-royong dan tolong menolong. Dengan

adanya dua unsur tersebut maka koperasi akan dapat menaikkan

derajat hidup dan kemakmuran masyarakat manusia. 25

c. Tujuan Koperasi

Tujuan koperasi menurut Mohammad Hatta adalah

“memperbaiki orang-orang yang lemah ekonominya dengan jalan

bekerja sama.”26 Pada dasarnya koperasi adalah untuk meningkatkan

taraf hidup dan kesejahteraan bagi masyarakat yang lemah

ekonominya. Dengan adanya koperasi masyarakat lemah ekonominya

dapat memperbaiki nasib mereka melalui koperasi.

d. Peranan dan Tugas Koperasi Dalam Rangka Pembangunan

Ekonomi

Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang

dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan

ekonominya.27

Peranan koperasi sebagai wadah berbagai pemberdayaan

kegiatan anggota, dan partisipasi lainnya dapat dibangun dengan cara

saling membantu dan saling mendorong tumbuhnya kekuatan

25
Pandji Anoraga & Dra. Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi teori dan Praktek,
Op.Cit., hal. 24 & 25
26
Mohammad Hatta,Koperasi (Jakarta: PT. Pembangunan Jakarta, 1954), hal. 2
27
Hendrojogi, Koperasi, (PT. Raja Grafinda Persada, 1998), hal. 21
20

persaudaraan yang satu dengan yang lain. Dengan koperasi anggota

dapat berinteraksi dan berkomunikasi.

Dalam rangka pembangunan ekonomi bangsa Indonesia

koperasi mempunyai kedudukan dan fungsi (peran dan tugas). Adapun

fungsi dan tugas koperasi adalah sebagai berikut:28

1. Mempersatukan, mengarahkan dan

mengembangkan daya kreasi, daya cipta serta daya usaha rakyat.

2. Meningkatkan pendapatan dan menimbulkan

pembagian yang adil dan merata antar anggota.

3. Mempertinggi taraf hidup dan kecerdasan bangsa

Indonesia.

4. Membina kelangsungan perkembangan demokrasi

ekonomi.

5. Menciptakan atau membuka peluang lapangan

kerja baru.

e. Jenis-Jenis Koperasi

Koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha untuk

memperbaiki kehidupan. Karena banyak macamnya kebutuhan dan

usaha untuk memperbaiki kehidupan itu, maka lahirlah pula berjenis-

jenis koperasi. Adapun jenis koperasi tersebut dibagimenjadi lima

golongan, yaitu:

1. Koperasi Konsumsi

28
Drs. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Op. Cit., hal. 4
21

Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang mengusahakan

atau menyediakan kebutuhan sehari-hari yang di butuhkan

anggotanya. Tujuan koperasi konsumsi adalah agar anggota-

anggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan

kualitas yang baik dan harga yang layak dan terjangkau oleh

masyarakat ekonomi lemah.

Koperasi Konsumsi lebih bersifat terbuka bagi masyarakat

lain bukan hanya di khususkan untuk anggotanya saja. Koperasi

Konsumsi hanya memiliki satu usaha. Bentuk usaha yang

dilakukan koperasi ini adalah penyelenggaraan toko konsumsi,

yang melayani masyarakat terbuka. Adapun usaha-usaha yang

dilakukan koperasi konsumsi sebagai berikut:

a. Membeli barang-barang konsumsi keperluan sehari-hari dalam

jumlah yang besar sesuai dengan kebutuhan anggota.

b. Menyalurkan barang-barang konsumsi para anggota dengan

harga yang layak. Barang-barang yang ada di Koperasi

Konsumsi harganya lebih murah dari harga pasar agar

terjangkau oleh masyarakat ekonomi lemah.

c. Berusaha membuat sendiri barang-barang konsumsi untuk

keperluan anggota.

2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam ialah

koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal

melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-


22

menerus umtuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota

dengan cara mudah, murah, cepat, dan tepat untuk tujuan produktif

dan kesejahteraan.

Koperasi Kredit dan Koperasi Simpan Pinjam

mengkhususkan untuk anggota. Apabila masyarakat lain mau

menjadi anggota koperasi ini harus memiliki simpanan wajib

(pokok) lebih dulu agar dapat memberikan pinjaman.

Tujuan Koperasi Kredit adalah:

a. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat

membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan;

b. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara

teratur sehingga membentuk modal sendiri supaya tidak terus-

menerus bergantunr pada Koperasi Kredit;

c. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan

sebagian dari pendapatan mereka;

d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

3. Koperasi Produksi

Koperasi Produksi yaitu koperasi yang bergerak dalam

bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang

baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun

orang-orang anggota koperasi.

Koperasi Produksi anggotanya adalah terdiri dari orang-

orang yang mampu menghasilkan sesuatu barang dan jasa.


23

Kebanyakan yang menjadi anggota dari koperasi ini adalah kaum

buruh dan pengusaha kecil karena mereka memiliki suatu

ketrampilan atau keahlian tertentu. Masyarakat yang tidak

memiliki ketrampilan dan keahlian tidak dapat menjadi anggota.

Bersama-sama mereka mengumpulkan modal (simpanan) dan

bekerja sama untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Yang

termasuk Koperasi Produksi seperti perusahaan kerajinan atau

industri atau perusahan pertanian atau peternakan.29

4. Koperasi Jasa

Koperasi jasa yaitu koperasi yang berusaha di bidang

penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat

umum. Koperasi jasa didirikan untuk memberikan pelayanan (jasa)

kepada para anggotanya.

5. Koperasi Serba Usaha (KSU)

Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang

menyelenggarakan usaha lebih dari satu mcam kebutuhan ekonomi

atau kepentingan ekonomi para anggotanya. Koperasi Serba Usaha

bukan hanya melakukan satu macam usaha tetapi koperasi ini

melakukan bermacam-macam usaha yang sesuai dengan kebutuhan

dan keperluan masyarakat.30

G. METODE PENELITIAN

29
Pandji Anoraga & Dra. Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi Teori dan Praktek,
Op.Cit., hal. 31 & 33
30
Ibid., hal. 35 & 37
24

Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

pengkajian dalam mempelajari peraturan-peratuan yang terdapat dalam

penelitian.31 Adapun metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif

yaitu hany semata-mata melukiskan obyek atau peristiwanya tanpa suatu

maksud untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara

umum.32

1. Metode Penentuan Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk

variabel melekat dan yang dipermasalahkan.33 Subyek penelitian dalam hal

ini adalah berupa dokumen, arsip dan sebagainya tempat peneliti membaca

dan mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan data-data penelitian.

Juga informan yang akan dimintai informasinya tentang obyek yang akan

diteliti, Para key informan itu adalah para pengurus dan anggota Koperasi

Serba Usaha Madani di Lasem Kabupaten Rembang.

Sedangkan obyek penelitian adalah apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian.34 Sebagai obyek penelitiannya adalah usaha

kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pedagang dan petani oleh

KSU Madani dalam bidang ekonomi yang berupa unit usaha pertokoan,

unit usaha simpan pinjam, unit perkreditan barang.

2. Metode Pengumpulan Data

31
Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 42
32
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi, 2002), hal. 3
33
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hal. 16
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pengantar, (Jakarta: Bina Aksara,
1988), hal. 91
25

Untuk mengumpulkan data penelitian penulis menggunakan data

sebagai berikut:

a. Metode

Observasi

Metode Observasi adalah metode pengambilan data melalui

pengamatan dan pencatatan secara sistematis.35 Metode ini digunakan

untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keterangan

yang dimiliki tentang masalah yang diteliti. Dengan metode ini

diharapkan akan dapat mengetahui tentang kondisi KSU Madani dalam

upaya memberdayakan ekonomi masyarakat di Lasem Kabupaten

Rembang.

b. Metode

Interview atau Wawancara

Metode Interview adalah metode pengumpulan data denagan jalan

tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan

berlandaskan pada tujuan penelitian.36 Interview yang peneliti gunakan

adalah interview bebas terpimpin, maksudnya dalam pelaksanaan

interview informan yang di wawancarai diberi kebebasan untuk

memberi jawaban namun tidak terlepas dari ruang lingkup

permasalahan yang penulis teliti. Metode ini digunakan sebagai alat

bantu untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya KSU Madani

serta data yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan

oleh KSU Madani di Lasem Rembang.


35
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas UGM,
1987), hal. 85
36
Ibid., hal. 132
26

c. Metode

Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari

data mengenai hal-hal yang variabel berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya.37

Dengan teknik ini penulis berusaha mengumpulkan data dengan

menyalin dari sumber-sumber yang ada, khususnya dari dokumentasi

KSU Madani. Mencakup dokumentasi-dokumentasi yang erat

kaitannya dengan data-data geografi dan struktur organisasi serta

sejarah historis KSU Madani di Lasem Rembang.

3. Jenis Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari

Koperasi Serba Usaha Madani di Lasem Kabupaten Rembang.

b. Data sekunder, yaitu semua informasi yang berkaitan

dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat baik berupa buku-buku

penunjang, pendapat tokoh, maupun karya-karya lain yang menunjang

4. Metode Analisis Data

Analisis data adalah usaha menyelidiki dan menyusun data yang

telah terkumpul, kemudian disimpulkan.

Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

Deskriptif Kualitatif yaitu setelah yang berkaitan dengan penelitian

terkumpul, lalu disusun dan diklasifikasikan, selanjutnya di analisa dan di

37
Suharsimi Arikunto, Praktek Prosedur Penelitian , Suatu Pendekatan, (Jakarta: Bina
Aksara,1983), hal. 94
27

interpretasikan dengan kata-kata untuk menggambarkan obyek penelitian

di saat penelitiaan itu dilaksanakan.38

H. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan yang ada dalam skripsi ini, terlebih

dahulu akan dikemukakan sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar,

yaitu terdiri empat bab:

BAB I : Pendahuluan berisi penegasan judul, latar belakang, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian yang

dipakai, kerangka teoritik dean sistematika pembahasan.

BAB II : Memuat tentang obyek yang akan diteliti yaitu Koperasi Serba

Usaha Madani Di Lasem Rembang, yang terdiri dari letak

geografis, tinjauan historis (sejarah dan tujuan berdirinya), stuktur

anggota.

BAB III : Menjelaskan tentang upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat

melalui unit usaha pertokoan, unit usaha simpan pinjam, unit

perkreditan barang.

BAB IV : Penutup, yang berisi Kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.

38
Winarno Surakhmad, Pengantar Metodologi ilmiah (Research) dan Metodologi Teknik,
(Bandung: CV. James, 1990), hal. 139
28

DAFTAR PUSTAKA

Akta Pendirian Koperasi Serba Usaha Madani

Ari Sutrishhastini, Koperasi Alternatif Mengatasi Kemiskinan, Kedaulatan rakyat:


Jum’at 11 juli 2003

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Jakarta: Balai Pustaka 1993

Drs. G. Karta Sapoetra, dkk, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka


Cipta,1991

Ninik Widiyanti dan Y. W. Sinindhia, SH, Koperasi dan Perekonomian Indonesia,


Jakarta: PT. Bina Aksara

Esrom Aritonang , dkk, Pembinaan Komunitas Pedesaan, Jakarta: Sekretariat


Bina Desa, 2001

Ginandjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat, Jakarta: PT. Pustaka


CIDESINDO, 1996

Hendrojogi, Koperasi, PT. Raja Grafida Persada, 1998

Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 1996

Hudiyanto, Sistem Koperasi dan Pengelolaan, Yogyakarta: UII Pres, cet I, 2002
29

James Drever, Kamus Psikologi, Pnj. Nancy Simanjuntak, Jakarta: PT.Bina


Aksara, cet II, 1988

K. H. Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqh Sosial, Yogyakarta: LKIS dan Pustaka Pelajar
1994

Ma’ruf WS, Muhammadiyah dan Pemberdayaan Rakyat, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar 1995

M. Amin Rais, Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia, Yogyakarta: Penerbit


Aditya Media, 1995

Mely G. Tan, Perempuan dan Pemberdayaan, Jakarta: Penerbit Obor 1997

Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, Yogyakarta: Aditya Media,


cet.I,1996

Mohammad Hatta, Koperasi, Jakarta: PT.Pembangunan Jakarta, 1954

Mubyarto, Pembangunan Ekonomi Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan,


Jakarta: Kumpulan Karangan, 1996

Pandji Anoraga dan Dra. Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi Teori dan
Praktek, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995

Petter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa IndonesiaKontemporer, Jakarta:


Modern English Press, 1991

Quraisy Shihab, Membumikan Al Qur’an, Bandung: Mizan, 1994

Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar Offset, 1998

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, Jakarta: Bina


Aksara,1988

Suharsimi Arikunto, Praktek Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan, Jakarta:


Bina Aksara 1983

Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Yogyakarta: Andi, 2002

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas


UGM 1987
30

Undang-Undang Dasar 1945

W. J. S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai


Pustaka,1982

Winarno Surakhmad, Pengantar Metodologi Ilmiah (Research) dan Metodologi


Teknik, Bandung: CV. James, 1990

Anda mungkin juga menyukai