Anda di halaman 1dari 27

-1-

BUPATI LOMBOK TIMUR


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR


NOMOR 10 TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI
NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK TIMUR,


Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanya beberapa yang hal
belum terakomodir dalam kebijakan akuntansi Pemerintah
Kabupaten Lombok Timur, maka untuk tertib administrasi
pengelolaan keuangan dan aset berbasis akrual perlu
dilakukan penegasan kebijakan khususnya menyangkut
penyusutan aset tetap;
b. bahwa Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 38 Tahun
2014 tentang Kebijakan Akuntansi Kabupaten Lombok
Timur, sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan
sehingga perlu dirubah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan hururf b, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 38
Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Kabupaten
Lombok Timur;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
-2-

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 310);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013
tentang Penerapan Stándar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor …);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 7
Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah di Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Lombok Timur Nomor … Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah di
Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2015 Nomor …, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor …);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 11
Tahun 2015 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2015
Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Timur Nomor 8);
-3-

13. Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 38 Tahun 2014


tentang Kebijakan Akuntansi Kabupaten Lombok Timur
(Berita Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014
Nomor 38).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN ATAS


PERATURAN BUPATI NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG
KEBIJAKAN AKUNTANSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR.

Pasal I
Ketentuan dalam Lampiran XI huruf K Peraturan Bupati
Lombok Timur Nomor 38 Tahun 2014 tentang Kebijakan
Akuntansi Kabupaten Lombok Timur (Berita Daerah Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2014 Nomor 38) diubah, sehingga
Lampiran XI berbunyi sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.
Pasal II
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Lombok Timur.

Ditetapkan di Selong
pada tanggal 20 April 2016
BUPATI LOMBOK TIMUR,

ttd

MOCH. ALI BIN DACHLAN


Diundangkan di Selong
pada tanggal 20 April 2016
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN LOMBOK TIMUR,

ttd

ROHMAN FARLY

BERITA DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2016 NOMOR 10


-4-

LAMPIRAN XI
PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR
NOMOR 10 TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI
NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG
KEBIJAKAN AKUNTANSI KABUPATEN
LOMBOK TIMUR

KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP


A. UMUM
1. Definisi
a. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan
untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
b. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang telah dan
yang masih wajib dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang telah
dan yang masih wajib diberikan untuk memperoleh suatu aset pada
saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam
kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
c. Masa manfaat adalah:
a) Periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas
pemerintahan dan/atau pelayanan publik; atau
(b) Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari
aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik.
d. Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada
akhir masa manfaat suatu aset setelah dikurangi taksiran biaya
pelepasan.
e. Nilai tercatat (carrying amount) aset adalah nilai buku aset, yang dihitung
dari biaya perolehan suatu aset setelah dikurangi akumulasi
penyusutan.
f. Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar
pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi
wajar.
g. Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap
yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset
yang bersangkutan.
2. Klasifikasi
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau
fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah
sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai.
-5-

b. Peralatan dan Mesin


Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor,
alat elektonik, inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan
dalam kondisi siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang
dibangun oleh pemerintah daerah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh
pemerintah daerah dan dalam kondisi siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan
ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan
untuk kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap
dipakai.
f. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam
proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum
selesai seluruhnya.
g. Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional
pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di
pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

B. PENGAKUAN
1. Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh
dan nilainya dapat diukur secara handal. Untuk dapat diakui sebagai aset
tetap harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Berwujud
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
2. Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mempunyai manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa
depan yang dapat diberikan oleh aset tetap tersebut, baik langsung maupun
tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah. Manfaat tersebut
dapat berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi
pemerintah. Manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke suatu entitas
dapat dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan
menerima risiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika manfaat
dan risiko telah diterima entitas tersebut. Sebelum hal ini terjadi, perolehan
aset tidak dapat diakui.
3. Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh
pemerintah dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan
dimaksudkan untuk dijual.
-6-

4. Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya
berpindah.
5. Saat pengakuan aset akan dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa
telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara
hukum, misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan kendaraan
bermotor. Apabila perolehan aset tetap belum didukung dengan bukti
secara hukum dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang
diharuskan, seperti pembelian tanah yang masih harus diselesaikan proses
jual beli (akta) dan sertifikat kepemilikannya di instansi berwenang, maka
aset tetap tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti bahwa
penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah, misalnya telah terjadi
pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik
sebelumnya.

C. PENGUKURAN
1. Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai
aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
2. Pengukuran dapat dipertimbangkan andal bila terdapat transaksi
pertukaran dengan bukti pembelian aset tetap yang mengidentifikasikan
biayanya. Dalam keadaan suatu aset yang dikonstruksi/dibangun sendiri,
suatu pengukuran yang dapat diandalkan atas biaya dapat diperoleh dari
transaksi pihak eksternal dengan entitas tersebut untuk perolehan bahan
baku, tenaga kerja dan biaya lain yang digunakan dalam proses
konstruksi.
3. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi
biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung
termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga
listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan
dengan pembangunan aset tetap tersebut.
4. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah
sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.
5. Pengukuran Aset Tetap memperhatikan Peraturan Bupati Nomor 17 tahun
2012 tentang Kebijakan Akuntansi Penyusutan Aset Tetap dan Piutang
Kabupaten Lombok Timur dan Nomor 25 Tahun 2012 tentang Pedoman
Batas Minimal Kapitalisasi Aset Tetap dalam Sistem Akuntansi
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur yaitu sebesar Rp 500.000,00 (lima
ratus ribu rupiah) per unit aset tetap.
Jika nilai perolehan Aset Tetap di bawah nilai satuan minimum
kapitalisasi maka atas Aset Tetap tersebut tidak dapat diakui dan
disajikan sebagai Aset Tetap, namun tetap diungkapkan dalam Catatan
Atas Laporan Keuangan.
-7-

D. KOMPONEN BIAYA
1. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau
konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi
yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan.
2. Adapun komponen biaya perolehan berdasarkan jenis aset tetap adalah
sebagai berikut:
Jenis Aset Tetap Komponen Biaya Perolehan
Tanah harga perolehan atau biaya pembebasan tanah, biaya
yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak,
biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dll.
Peralatan dan pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta
Mesin biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan
mempersiapkan sampai peralatan dan mesin
tersebut siap digunakan.
Gedung dan harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk
Bangunan biaya pengurusan IMB, notaris, dan pajak.
Jalan, Jaringan, biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-
& Instalasi biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, jaringan,
dan instalasi tersebut siap pakai.
Aset Tetap seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
Lainnya aset tersebut sampai siap pakai.

E. KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN


Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati
satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut
digolongkan dan dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai
dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai.
F. PEROLEHAN SECARA GABUNGAN
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan.
G. PERTUKARAN ASET
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atau pertukaran
sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya. Biaya dari pos
semacam itu diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperolehya itu nilai
ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan
jumlah setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang
ditransfer/diserahkan.
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang
serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang
serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan
kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan
dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh
dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas.
-8-

H. ASET DONASI
Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai
wajar pada saat perolehan. Perolehan aset tetap dari donasi diakui sebagai
pendapatan operasional.

I. PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN


Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang
masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di
masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau
peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang
bersangkutan.
Kriteria seperti pada paragraf diatas dan/atau suatu batasan jumlah biaya
(capitalization thresholds) tertentu digunakan dalam penentuan apakah suatu
pengeluaran harus dikapitalisasi atau tidak mengacu pada Peraturan Bupati
No.25 tahun 2012 tentang Pedoman Batas Minimal Kapitalisasi Aset dalam
Sistem Akuntansi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

J. PENGUKURAN BERIKUTNYA TERHADAP PENGAKUAN AWAL


Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut
dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang
memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan
penyesuaian pada masing-masing akun aset tetap dan akun ekuitas.

K. PENYUSUTAN
1. Definisi
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang
dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan.
Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang
nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan
operasional.

2. Ruang lingkup penyusutan


Penyusutan dilakukan terhadap asset tetap berupa:
a. Gedung dan bangunan;
b. Peralatan dan mesin;
c. Jalan, irigasi, dan jaringan; dan
d. Asset tetap lainnya berupa asset tetap renovasi dan alat musik modern.
Asset tetap yang direklasifikasikan sebagai asset lainnya dalam neraca berupa
asset kemitraan dengan pihak ketiga, disusustkan sebagaimana layaknya
asset tetap.
Penyusutan tidak dilakukan terhadap:
a. aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah
dan telah diusulkan kepada pengelolan barang untuk dilakukan
penghapusannya; dan
b. aset tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan
kepada pengelola barang untuk dilakukan penghapusan.
-9-

Aset tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang syah
dan telah diusulkan kepada pengelola barang untuk dilakukan
penghapusannya, direklasifikasi kedalam aset lainnya;
Dalam hal keputusan penghapusan mengenai aset tetap yang hilang telah
diterbitkan oleh Bupati maka aset tersebut dihapus.
Dalam hal aset tetap yang dinyatakan hilang dan sebelumnya telah diusulkan
penghapusannya kepada pengelola barang dikemudian hari ditemukan, maka
terhadap aset tetap tersebut :
a. direklasifikasikan dari aset lainnya ke akun aset tetap; dan
b. disusutkan sebagaimana layaknya aset tetap.
Terhadap aset tetap yang dinyatakan hilang dan sebelumnya telah diusulkan
penghapusannya kepada pengelola barang dikemudian hari ditemukan
tersebut:
a. dalam hal memiliki bukti kepemilikan, maka atas aset tetap tersebut perlu
dilakukan penilaian setelah aset tetap yang bersangkutan ditemukan
kembali;
b. dalam hal tidak memiliki bukti kepemilikan, maka nilai akumulasi
penyusutan atas aset tetap tersebut disajikan sebesar nilai akumulasi
penyusutan saat sebelum dilakukan reklasifikasi ke aset lainnya dan
akumulasi penyusutan selama periode dimana aset tetap bersangkutan
dicatat pada aset lainnya.

3. Prasyarat Penyusutan
Prasyarat Penyusutan untuk dilakukannya penyusutan yaitu:
a. Diketahui nilai buku yang dapat disusutkan;
b. Identifikasi aset yang nilainya menurun;
c. Harus diketahui masa manfaatnya; dan
d. Diketahui Kondisi yang menyebabkan penurunan aset tetap (misalnya
yang mudah obsolet).

4. Nilai yang dapat disusutkan


a. Penyusutan pertama kali
1) Nilai yang dapat disusutkan pertama kali merupakan nilai buku per 31
Desember 2014 untuk Aset Tetap yang diperoleh sampai dengan 31
Desember 2014.
2) Nilai buku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan nilai yang
tercatat dalam pembukuan.
b. Penyusutan secara periodik
1) Untuk Aset Tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2014, nilai yang
dapat disusutkan merupakan nilaiperolehan.
2) Dalam hal nilai perolehan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
diketahui, digunakan nilai wajar yang merupakan nilai estimasi.
Nilai yang dapat disusutkan adalah nilai perolehan
Dalam hal nilai perolehan asset tidak diketahui, digunakan nilai wajar yang
merupakan nilai estimasi.
Dalam hal terjadi perubahan nilai Aset Tetap sebagai akibat penambahan atau
pengurangan kualitas dan/atau nilai asset tetap, maka penambahan atau
pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan.
- 10 -

Penambahan atau pengurangan kualitas dan/atau nilai asset tetap dimaksud


meliputi penambahan atau pengurangan yang memenuhi kriteria
memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi
manfaat ekonomi dimasa yang akan datang dalam bentuk:
a. kapasitas;
b. mutu produksi ; atau
c. peningkatan standar kinerja
Dalam hal terjadi perubahan nilai Aset Tetap sebagai akibat koreksi nilai
Aset Tetap yang disebabkan oleh kesalahan dalam pencantuman nilai yang
diketahui di kemudian hari, maka dilakukan penyesuaian terhadap
Penyusutan Aset Tetap tersebut yang meliputi penyesuaian atas :
a. nilai yang dapat disusutkan ; dan
b. nilai akumulasi penyusutan.
Penentuan nilai yang dapat disusutkan dilakukan untuk setiap unit aset tetap
tanpa ada nilai residu yang merupakan nilai buku suatu aset tetap pada akhir
masa manfaat.
Penentuan nilai yang dapat disusutkan dilakukan untuk setiap unit aset tetap
tanpa ada nilai residu.
Nilai residu merupakan nilai buku suatu aset tetap pada akhir masa manfaat.
Nilai yang dapat disusutkan didasarkan pada nilai buku tahunan, kecuali
untuk penyusutan pertama kali setelah ditetapkannya Peraturan Bupati ini,
didasarkan pada nilai buku akhir tahun pembukuan sebelum
diberlakukannya penyusutan berdasarkan Peraturan Bupati ini.
5. Masa Manfaat
Penentuan masa manfaat aset tetap dilakukan dengan memperhatikan faktor-
faktor prakiraan :
a. daya pakai; dan
b. tingkat keausan Fisik dan/atau keusangan, dari aset tetap yang
bersangkutan.
Penetapan masa manfaat aset tetap pada awal penerapan penyusutan
dilakukan sekurang-kurangnya untuk setiap kelompok aset tetap sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kodefikasi
Barang Milik Daerah.
Masa manfaat aset tetap tidak dapat dilakukan perubahan, kecuali dalam hal:
a. terjadi perubahan karakteristik Fisik/penggunaan aset tetap;
b. terjadi perbaikan aset tetap yang menambah masa manfaat atau kapasitas
manfaat; atau
c. terdapat kekeliruan dalam penetapan masa manfaat aset tetap yang baru
diketahui dikemudian hari.

Perbaikan terhadap asset tetap yang menambah masa manfaat atau kapasitas
manfaat, mengubah masa manfaat asset tetap yang bersangkutan yang
meliputi:
a. Renovasi
b. Restorasi; atau
c. Overhaul.
- 11 -

Keterangan:
a.1. Renovasi
Renovasi merupakan kegiatan penambahan, perbaikan, dan/atau
penggantian bagian asset tetap dengan maksud meningkatan masa manfaat,
kualitas dan/atau kapasitas.

Aset renovasi adalah renovasi atas aset tetap bukan milik suatu satuan
kerja/satuan kerja pemerintah daerah yang memenuhi persyaratan
kapitalisasi aset tetap.

a.1.1. Renovasi asset tetap bukan milik dalam lingkup entitas pelaporan
Renovasi semacam ini pada SKPD yang melakukan renovasi tidak tercatat
sebagai penambahan nilai perolehan asset tetap terkait karena kepemilikan
asset tetap tersebut ada pada pihak lain.
Renovasi tersebut apabila telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan,
akan dibukukan sebagai asset tetap lainnya-asset renovasi.
Apabila sampai dengan tanggal pelaporan, renovasi tersebut belum selesai
dikerjakan atau ssudah selesai pengerjaannya, namun belum
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai konstruksi dalam pengerjaan.

a.1.2. Renovasi asset tetap bukan milik di luar entitas pelaporan


Renovasi semacam ini pada SKPD yang melakukan renovasi tidak tercatat
sebagai penambahan nilai perolehan asset tetap terkait karena kepemilikan
asset tetap tersebut ada pada pihak lain.

a.2. Restorasi
Restorasi merupakan kegiatan perbaikan aset tetap yang rusak dengan tetap
mempertahankan arsitekturnya.

a.3. Overhaul
Overhaul merupakan kegiatan penambahan, perbaikan, dan/atau
penggantian bagian peralatan mesin dengan maksud meningkatkan masa
manfaat, kualitas dan/atau kapasitas.
Masa manfaat asset tetap dapat diusulkan untuk diubah oleh pengguna
barang dengan mempertimbangkan kesesuaian sisa masa manfaat asset tetap
dengan kondisi asset tetap.
Usulan perubahan dalam rangka kesesuaian sisa masa manfaat aset tetap
dengan kondisi aset tetap, dilakukan dalam hal terjadi sebab-sebab yang
secara normal dapat diperkikan menjadi penyebab sisa masa manfaat aset
tetap tidak sesuai dengan kondisi aset tetap.
Perubahan masa manfaat aset tetap ditetapkan oleh Bupati setelah terlebih
dahulu berkoordinasi dengan instansi terkait.
Perubahan masa manfaat asset tetap akibat adanya perbaikan, dilakukan
dengan berpedoman pada masa manfaat aset tetap akibat perbaikan.
Masa manfaat aset tetap ditentukan untuk setiap unit aset tetap.
Penentuan masa manfaat aset tetap dilakukan dengan berpedoman pada
masa manfaat aset tetap untuk setiap aset tetap adalah seperti tabel 1 sebagai
berikut:
- 12 -

Tabel 1
MASA
KODE BARANG URAIAN MANFAAT
(TAHUN)
ASET TETAP
PERALATAN DAN MESIN
3.01.01 ALAT-ALAT BESAR DARAT 10
3.01.02 ALAT-ALAT BESAR APUNG 8
3.01.03 ALAT-ALAT BANTU 7
3.02.01 ALAT ANGKUTAN DARAT BERMOTOR 7
ALAT ANGKUTAN DARAT TAK
3.02.02 BERMOTOR 2
3.02.03 ALAT ANGKUT APUNG BERMOTOR 10
3.02.05 ALAT ANGKUT APUNG TAK BERMOTOR 3
3.02.06 ALAT ANGKUT BERMOTOR UDARA 20
3.03.01 ALAT BENGKEL BERMESIN 10
3.03.02 ALAT BENGKEL TAK BERMESIN 5
3.03.03 ALAT UKUR 5
3.04.01 ALAT PENGOLAHAN PERTANIAN 4
ALAT PEMELIHARAAN TANAMAN/ALAT
3.04.02 PENYIMPAN PERTANIAN 4
3.05.01 ALAT KANTOR 5
3.05.02 ALAT RUMAH TANGGA 5
PERALATAN KOMPUTER 4
MEJA DAN KURSI KERJA/RAPAT
PEJABAT 5
3.06.01 ALAT STUDIO 5
3.06.02 ALAT KOMUNIKASI 5
3.06.03 PERALATAN PEMANCAR 10
ALAT KEDOKTERAN 5
ALAT KESEHATAN 5
UNIT ALAT LABORATORIUM 8
ALAT PERAGA/PRAKTEK SEKOLAH 10
UNIT ALAT LABORATORIUM KIMIA
NUKLIR 15
ALAT LABORATORIUM FISIKA
NUKLIR/ELEKTRONIKA 15
ALAT PROTEKSI RADIASI/PROTEKSI
LINGKUNGAN 10
RADIATION APLICATION AND NON
DESTRUCTIVE TESTING LABORATORY
(BATAM) 10
ALAT LABORATORIUM LINGKUNGAN
HIDUP 17
PERALATAN LABORATORIUM
HIDRODINAMIKA 15
SENJATA API 10
PERSENJATAAN NON SENJATA API 3
ALAT KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN 5
GEDUNG DAN BANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG TEMPAT KERJA 50
BAGUNAN GEDUNG TEMPAT TINGGAL 50
BAGUNAN MENARA 40
BANGUNAN BERSEJARAH 50
TUGU PERINGATAN 50
- 13 -

CANDI 50
MONUMEN/BANGUNAN BERSEJARAH 50
TUGU PERINGATAN LAIN 50
TUGU TITIK KONTROL/PASTI 50
RAMBU-RAMBU 50
RAMBU-RAMBU LALU LINTAS UDARA 50
JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN
JALAN 10
JEMBATAN 50
BANGUNAN AIR IRIGASI 50
BANGUNAN AIR PASANG SURUT 50
BANGUNAN AIR RAWA 25
BANGUNAN PENGAMANAN SUNGAI DAN
PENANGGULANGAN BENCANA ALAM 10
BANGUNAN PENGEMBANGAN SUMBER
AIR DAN AIR TANAH 30
BANGUNAN AIR BERSIH/BAKU 40
BANGUNAN AIR KOTOR 40
BANGUNAN AIR 40
INSTALASI AIR MINUM/AIR BERSIH 30
INSTALASI AIR KOTOR 30
INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH 10
INSTALASI PENGOLAHAN BAHAN
BANGUNAN 10
INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK 40
INSTALASI GARDU LISTRIK 40
INSTALASI PERTAHANAN 30
INSTALASI GAS 30
INSTALASI PENGAMANAN 20
JARINGAN AIR MINUM 30
JARINGAN LISTRIK 40
JARINGAN TELPON 20
JARINGAN GAS 30

Penambahan masa manfaat atas pengeluaran setelah perolehan awal


adalah penambahan masa manfaat yang melebihi 100% mempergunakan
penambahan masa manfaat paling lama pada tabel 2 masa manfaat.

Tabel 2.
Persentase
Renovasi/Resto
PENAMB
rasi/Overhaul
AHAN
dari nilai
KODE BARANG URAIAN JENIS MASA
Perolehan
MANFAAT
(Diluar
(TAHUN)
Penyusutan)

3.01.00.00.000 ALAT BESAR


3.01.01.00.000 ALAT BESAR DARAT Overhaul > 0% s.d. 30% 1
> 30% s.d. 45% 3
> 45% s.d. 65% 5

3.01.02.00.000 ALAT BESAR APUNG Overhaul > 0% s.d. 30% 1


> 30% s.d. 45% 2
- 14 -

> 45% s.d. 65% 4


3.01.03.00.000 ALAT BANTU Overhaul > 0% s.d. 30% 1
> 30% s.d. 45% 2
> 45% s.d. 65% 4

3.02.00.00.000 ALAT ANGKUT


ALAT ANGKUT DARAT
1
3.02.01.00.000 BERMOTOR Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 2
> 50% s.d. 75% 3
> 75% s.d.
4
100%

ALAT ANGKUT DARAT


0
3.02.02.00.000 TAK BERMOTOR Renovasi > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 1
> 75% s.d.
1
100%

ALAT ANGKUT APUNG


2
3.02.03.00.000 BERMOTOR Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 3
> 50% s.d. 75% 4
> 75% s.d.
6
100%

ALAT ANGKUT APUNG


1
3.02.04.00.000 TAK BERMOTOR Renovasi > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 1
> 75% s.d.
2
100%

ALAT ANGKUT
3
3.02.05.00.000 BERMOTOR UDARA Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 6
> 50% s.d. 75% 9
> 75% s.d.
12
100%
ALAT BENGKEL DAN
3.03.00.00.000 ALAT UKUR
ALAT BENGKEL
1
3.03.01.00.000 BERMESIN Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 2
> 50% s.d. 75% 3
> 75% s.d.
4
100%

ALAT BENGKEL TAK


0
3.03.02.00.000 BERMESIN Renovasi > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 0
> 50% s.d. 75% 1
> 75% s.d.
1
100%
- 15 -

3.03.03.00.000 ALAT UKUR Overhaul > 0% s.d. 25% 1


> 25% s.d. 50% 2
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
3
100%
3.04.00.00.000 ALAT PERTANIAN
3.04.01.00.000 ALAT PENGOLAHAN Overhaul > 0% s.d. 20% 1
> 21% s.d. 40% 2
> 41% s.d. 75% 5
ALAT KANTOR &
3.05.00.00.000 RUMAH TANGGA
3.05.01.00.000 ALAT KANTOR Overhaul > 0% s.d. 25% 0
> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
3
100%

3.05.02.00.000 ALAT RUMAH TANGGA Overhaul > 0% s.d. 25% 0


> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
3
100%

ALAT STUDIO,
KOMUNIKASI DAN
3.06.00.00.000 PEMANCAR
3.06.01.00.000 ALAT STUDIO Overhaul > 0% s.d. 25% 1
> 25% s.d. 50% 2
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
3
100%

3.06.02.00.000 ALAT KOMUNIKASI Overhaul > 0% s.d. 25% 1


> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
3
100%

3.06.03.00.000 ALAT PEMANCAR Overhaul > 0% s.d. 25% 2


> 25% s.d. 50% 3
> 50% s.d. 75% 4
> 75% s.d.
5
100%

PERALATAN
2
3.06.04.00.000 KOMUNIKASI NAVIGASI Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 5
> 50% s.d. 75% 7
> 75% s.d.
9
100%
ALAT KEDOKTERAN
3.07.00.00.000 DAN KESEHATAN
3.07.01.00.000 ALAT KEDOKTERAN Overhaul > 0% s.d. 25% 0
> 25% s.d. 50% 1
- 16 -

> 50% s.d. 75% 2


> 75% s.d.
3
100%

ALAT KESEHATAN
0
3.07.02.00.000 UMUM Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
3
100%

3.08.00.00.000 ALAT LABORATORIUM


UNIT ALAT
2
3.08.01.00.000 LABORATORIUM Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 3
> 50% s.d. 75% 4
> 75% s.d.
4
100%

UNIT ALAT
LABORATORIUM KIMIA 3
3.08.02.00.000 NUKLIR Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 5
> 50% s.d. 75% 7
> 75% s.d.
8
100%

ALAT LABORATORIUM
FISIKA 3
3.08.03.00.000 NUKLIR/ELEKTRONIKA Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 5
> 50% s.d. 75% 7
> 75% s.d.
8
100%

ALAT PROTEKSI
RADIASI/PROTEKSI 2
3.08.04.00.000 UNGKUNGAN Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 4
> 50% s.d. 75% 5
> 75% s.d.
5
100%

RADIATION
APPLICATION & NON
2
DESTRUCTIVE
3.08.05.00.000 TESTING Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 4
> 50% s.d. 75% 5
> 75% s.d.
5
100%

ALAT LABORATORIUM
1
3.08.06.00.000 LINGKUNGAN Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 2
> 50% s.d. 75% 3
- 17 -

> 75% s.d.


4
100%

PERALATAN
LABORATORIUM 3
3.08.07.00.000 HYDRODINAMICA Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 5
> 50% s.d. 75% 7
> 75% s.d.
8
100%

ALAT LABORATORIUM
STANDARSASI
2
KALIBRASI &
3.08.08.00.000 INSTRUMENTASI Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 4
> 50% s.d. 75% 5
> 75% s.d.
5
100%

3.09.00.00.000 ALAT PERSENJATAAN


3.09.01.00.000 SENJATA API Overhaul > 0% s.d. 25% 1
> 25% s.d. 50% 2
> 50% s.d. 75% 3
> 75% s.d.
4
100%

PERSENJATAAN NON
0
3.09.02.00.000 SENJATA API Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 0
> 50% s.d. 75% 1
> 75% s.d.
1
100%
3.09.03.00.000 SENJATA SINAR Overhaul > 0% s.d. 25% 0
> 25% s.d. 50% 0
> 50% s.d. 75% 0
> 75% s.d.
2
100%

ALAT KHUSUS
1
3.09.04.00.000 KEPOLISIAN Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
2
100%

3.10.00.00.000 KOMPUTER
3.10.01.00.000 KOMPUTER UNIT Overhaul > 0% s.d. 25% 1
> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
2
100%

PERALATAN
1
3.10.02.00.000 KOMPUTER Overhaul > 0% s.d. 25%
- 18 -

> 25% s.d. 50% 1


> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
2
100%

3.11.00.00.000 ALAT EKSPLORASI


ALAT EKSPLORASI
1
3.11.01.00.000 TOPOGRAFI Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 2
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
3
100%

ALAT EKSPLORASI
2
3.11.02.00.000 GEOFISIKA Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 4
> 50% s.d. 75% 5
> 75% s.d.
5
100%

3.12.00.00.000 ALAT PENGEBORAN


ALAT PENGEBORAN
2
3.12.01.00.000 MESIN Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 4
> 50% s.d. 75% 6
> 75% s.d.
7
100%

ALAT PENGEBORAN
0
3.12.02.00.000 NON MESIN Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 1
> 75% s.d.
2
100%

ALAT PRODUKSI,
PENGOLAHAN DAN
3.13.00.00.000 PEMURNIAN
3.13.01.00.000 PERALATAN SUMUR Renovasi > 0% s.d. 25% 0
> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 1
> 75% s.d.
2
100%

3.13.02.00.000 PERALATAN PRODUKSI Renovasi > 0% s.d. 25% 0


> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 1
> 75% s.d.
2
100%

PENGOLAHAN DAN
3
3.13.03.00.000 PEMURNIAN Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 5
> 50% s.d. 75% 7
- 19 -

> 75% s.d.


8
100%

ALAT BANTU
3.14.00.00.000 EKPLORASI
ALAT BANTU
2
3.14.01.00.000 EKPLORASI Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 4
> 50% s.d. 75% 6
> 75% s.d.
7
100%

ALAT BANTU
2
3.14.02.00.000 PRODUKSI Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 4
> 50% s.d. 75% 6
> 75% s.d.
7
100%

ALAT KESELAMATAN
3.15.00.00.000 KERJA
3.15.01.00.000 ALAT DETEKSI Overhaul > 0% s.d. 25% 1
> 25% s.d. 50% 2
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
3
100%

3.15.02.00.000 ALAT PELINDUNG Renovasi > 0% s.d. 25% 0


> 25% s.d. 50% 0
> 50% s.d. 75% 1
> 75% s.d.
2
100%

3.15.03.00.000 ALAT SAR Renovasi > 0% s.d. 25% 0


> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 1
> 75% s.d.
1
100%
ALAT KERJA
2
3.15.04.00.000 PENERBANGAN Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 3
> 50% s.d. 75% 4
> 75% s.d.
6
100%

3.16.00.00.000 ALAT PERAGA


ALAT PERAGA
PELATIHAN DAN 2
3.16.01.00.000 PERCONTOHAN Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 4
> 50% s.d. 75% 5
> 75% s.d.
5
100%

3.17.00.00.000 PERALATAN
- 20 -

PROSES/PRODUKSI
UNIT PERALATAN
2
3.17.01.00.000 PROSES/PRODUKSI Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 3
> 50% s.d. 75% 4
> 75% s.d.
4
100%

3.18.00.00.000 RAMBU-RAMBU
RAMBU-RAMBU LALU
1
3.18.01.00.000 LINTAS DARAT Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 2
> 50% s.d. 75% 3
> 75% s.d.
4
100%

RAMBU-RAMBU LALU
1
3.18.02.00.000 LINTAS UDARA Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 2
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
4
100%

RAMBU-RAMBU LALU
2
3.18.03.00.000 LINTAS LAUT Overhaul > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 5
> 50% s.d. 75% 7
> 75% s.d.
9
100%

PERALATAN OLAH
3.19.00.00.000 RAGA
PERALATAN OLAH
1
3.19.01.00.000 RAGA Renovasi > 0% s.d. 25%
> 25% s.d. 50% 1
> 50% s.d. 75% 2
> 75% s.d.
2
100%

4.01.00.00.000 BANGUNAN GEDUNG


BANGUNAN GEDUNG
5
4.01.01.00.000 TEMPAT KERJA Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65% 15
> 65% s.d.
50
100%

BANGUNAN GEDUNG
5
4.01.02.00.000 TEMPAT TINGGAL Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65% 15
> 65% s.d.
50
100%
- 21 -

4.02.00.00.000 MONUMEN
CANDI/TUGU
PERINGATAN/PRASAST 5
4.02.01.00.000 I Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65% 15

4.03.00.00.000 BANGUNAN MENARA


BANGUNAN MENARA
5
4.03.01.00.000 PERAMBUAN Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65% 15

TUGU TITK
4.04.00.00.000 KONTROL/PASTI Renovasi
4.04.01.00.000 TUGU/TANDA BATAS > 0% s.d. 30% 5
> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65% 15

5.01.00.00.000 JALAN DAN JEMBATAN Renovasi


5.01.01.00.000 JALAN > 0% s.d. 30% 2
> 30% s.d. 60% 5
> 60% s.d.
10
100%

5.01.02.00.000 JEMBATAN Renovasi > 0% s.d. 30% 5


> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65% 15

5.02.00.00.000 BANGUNAN AIR


BANGUNAN AIR
2
5.02.01.00.000 IRIGASI Renovasi > 0% s.d. 5%
> 5% s.d. 10% 5
> 10% s.d. 20% 10

BANGUNAN
PENGAIRAN PASANG 2
5.02.02.00.000 SURUT Renovasi > 0% s.d. 5%
> 5% s.d. 10% 5
> 10% s.d. 20% 10

BANGUNAN
PENGEMBANGAN 1
5.02.03.00.000 RAWA DAN POLDER Renovasi > 0% s.d. 5%
> 5% s.d. 10% 3
> 10% s.d. 20% 5

BANGUNAN
PENGAMAN
SUNGAI/PANTAI & 1
PENANGULANGAN
5.02.04.00.000 BENCANA Renovasi > 0% s.d. 5%
> 5% s.d. 10% 2
> 10% s.d. 20% 3
- 22 -

BANGUNAN
PENGEMBANGAN
1
SUMBER AIR DAN AIR
5.02.05.00.000 TANAH Renovasi > 0% s.d. 5%
> 5% s.d. 10% 2
> 10% s.d. 20% 3

BANGUNAN AIR
5
5.02.06.00.000 BERSIH/AIR BAKU Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65% 15

5.02.07.00.000 BANGUNAN AIR KOTOR Renovasi > 0% s.d. 30% 5


> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65%
15
5.03.00.00.000 INSTALASI
INSTALASI AIR
2
5.03.01.00.000 BERSIH/AIR BAKU Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 7
> 45% s.d. 65% 10

5.03.02.00.000 INSTALASI AIR KOTOR Renovasi > 0% s.d. 30% 2


> 30% s.d. 45% 7
> 45% s.d. 65% 10

INSTALASI
1
5.03.03.00.000 PENGOLAHAN SAMPAH Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 3
> 45% s.d. 65% 5

INSTALASI
PENGOLAHAN BAHAN 1
5.03.04.00.000 BANGUNAN Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 3
> 45% s.d. 65% 5

INSTALASI
5
5.03.05.00.000 PEMBANGKIT LISTRIK Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65% 15

INSTALASI GARDU
5
5.03.06.00.000 LISTRIK Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65% 15

INSTALASI
1
5.03.07.00.000 PERTAHANAN Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 3
> 45% s.d. 65% 5

5.03.08.00.000 INSTALASI GAS Renovasi > 0% s.d. 30% 5


> 30% s.d. 45% 10
- 23 -

> 45% s.d. 65% 15

5.03.09.00.000 INSTALASI PENGAMAN Renovasi > 0% s.d. 30% 1


> 30% s.d. 45% 1
> 45% s.d. 65% 3

5.03.10.00.000 INSTALASI LAIN Renovasi > 0% s.d. 30% 1


> 30% s.d. 45% 1
> 45% s.d. 65% 3

5.04.00.00.000 JARINGAN
5.04.01.00.000 JARINGAN AIR MINUM Overhaul > 0% s.d. 30% 2
> 30% s.d. 45% 7
> 45% s.d. 65% 10

5.04.02.00.000 JARINGAN LISTRIK Overhaul > 0% s.d. 30% 5


> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65% 15

5.04.03.00.000 JARINGAN TELPON Overhaul > 0% s.d. 30% 2


> 30% s.d. 45% 5
> 45% s.d. 65% 10

5.04.04.00.000 JARINGAN GAS Overhaul > 0% s.d. 30% 2


> 30% s.d. 45% 7
> 45% s.d. 65% 10

ASET TETAP DALAM


6.07.00.00.000 RENOVASI
PERALATAN DAN
MESIN DALAM 2
6.07.02.01.001 RENOVASI Overhaul > 0% s.d. 100%

GEDUNG DAN
BANGUNAN DALAM 5
6.07.03.01.001 RENOVASI Renovasi > 0% s.d. 30%
> 30% s.d. 45% 10
> 45% s.d. 65% 15

JALAN IRIGASI DAN


JARINGAN DALAM Renovasi/ 5
6.07.04.01.001 RENOVASI overhaul > 0% s.d. 100%

6. Metode Penyusutan
Penyusutan aset tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus
yang dilakukan dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari
aset tetap secara merata, setiap tahun selama masa manfaat. Dalam
perhitungan penyusutan ini yang digunakan adalah perhitungan tahunan.
Perhitungan penyusutan tahunan adalah penyustan dapat dihitung satu
tahun penuh meskipun baru diperoleh satu atau dua bulan, bahkan dua
atau satu hari (hari terakhir tahun berkenaan).
- 24 -

Formula penghitungan penyusutan barang milik daerah adalah sebagai


berikut:

Nilai yang dapat disusutkan


Pernyusutan per Periode =
Masa Manfaat

Keterangan formula adalah sebagai berikut:


a. Penyusutan per periode merupakan nilai penyusutan untuk aset tetap
suatu periode yang dihitung pada akhir tahun;
b. Nilai yang dapat disusutkan merupakan nilai buku per 31 Desember
2014 untuk Aset Tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember
2014. Untuk Aset Tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2014
menggunakan nilai perolehan; dan
c. Masa manfaat adalah periode suatu Aset Tetap yang diharapkan
digunakan untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik
atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari
aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik.
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap
disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.

7. Penghitungan dan pencatatan Penyusutan


Perhitungan dan pencatatan penyusutan asset tetap dilakukan pada tingkat
pengguna barang.
Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan untuk setiap
aset tetap, kecuali penghitungan dan pencatatan aset tetap diperlakukan
sebagai satu (1) unit aset tetap sepanjang aset tersebut hanya dapat
dipergunakan bersamaan dengan aset tetap lain.
Penghitungan dan pencatatan terhadap aset tetap yang sebelumnya
diperlakaukan sebagai satu unit aset tetap tersebut), dalam hal akan dicatat
secara sendiri-sendiri, nilai buku beserta akumulasi penyusutannya
dialokasikan secara proporsional berdasarkan nilai masing-masing aset tetap,
untuk dijadikan nilai yang adapat disusutkan selama sisa masa manfaat.
Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan setiap akhir
tahun tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penghitungan dan pencatatan aset tetap dilakukan dalam satuan mata uang
rupiah dengan pembulatan hingga satuan rupiah terkecil
Penghitungan penyusutan aset tetap dilakukan sejak diperolehnya aset tetap
sampai dengan berakhirnya masa manfaat aset tetap.
Pencatatan penyusutan aset tetap dalam neraca dilakukan sejak diperolehnya
aset tetap sampai dengan aset tetap tersebut dihapuskan.
- 25 -

8. Penyajian dan Pengungkapan Penyusutan


Penyusutan aset tetap setiap tahun disajikan sebagai akumulasi penyusutan
di neraca periode berjalan berdasarkan standar akuntansi pemerintahan.
Penyusutan aset tetap diakumulasikan setiap tahun yang disajikan dalam
akun akumulasi penyusutan.
Akumulasi penyusutan tersebut merupakan pengurang pos aset tetap dan
pengurang nilai pos diinvestasikan dalam aset tetap di neraca.
Informasi mengenai penyusutan aset tetap diungkapkan dalam catatan atas
laporan barang dan catatan atas laporan keuangan yang sekurang-kurangnya
memuat:
a. nilai penyusutan;
b. metode penyusutan yang digunakan;
c. masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; dan
d. nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode
Aset tetap yang seluruh nilainya telah disusutkan dan secara tehnis masih
dapat dimanfaatkan tetap disajikan di neraca dengan menunjukkan nilai
perolehan dan akumulasi penyusutannya, dicatat dalam kelompok aset tetap,
dan diungkapkan dalam catatan atas laporan barang dan catatan atas laporan
keuangan.

9. Aset Tetap yang telah disusutkan


Aset tetap yang seluruh nilainya telah disusutkan tidak serta merta dilakukan
penghapusan.
Penghapusan terhadap aset tetap yang seluruh nilainya telah disusutkan
mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang pengelolaan
BMD.
Aset tetap yang diperoleh sebelum tahun 2014 yang telah disusutkan sebelum
Peraturan Bupati ini ditetapkan, dikenakan koreksi penyusutan asset tetap
dengan cara:
a. Diperhitungkan sebagai penambah/pengurang nilai akun akumulasi
penyusutan dan penambah/pengurang nilai ekuitas pada neraca;
b. Diperhitungkan sebagai transaksi koreksi pada periode diberlakukannya
penyusutan
c. Dikecualikan untuk asset tetap yang sudah dihapuskan pada akhir tahun
sebelum diberlakukannya peraturan Bupati ini.

L. ASET BERSEJARAH
Aset bersejarah harus disajikan dalam bentuk unit, misalnya jumlah unit
koleksi yang dimiliki atau jumlah unit monumen, dalam Catatan atas Laporan
Keuangan dengan tanpa nilai.
Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi harus
dibebankan dalam laporan operasional sebagai beban tahun terjadinya
pengeluaran tersebut. Beban tersebut termasuk seluruh beban yang
berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan
lokasi yang ada pada periode berjalan.
- 26 -

M. PENGHENTIAN DAN PELEPASAN


Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset
secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi
masa yang akan datang.

N. PENYAJIAN
Persediaan disajikan sebagai bagian dari aset lancar. Berikut ini adalah
contoh penyajian persediaan dalam Neraca Pemerintah Daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR


NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

Kode
Uraian 20X1 20X0
Akun
1 ASET
1.1. ASET LANCAR
1.1.1. Kas dan Setara Kas
1.1.2. Investasi Jangka Pendek
1.1.3. Piutang Pendapatan
1.1.4. Piutang Lainnya
1.1.5. Penyisihan Piutang xxx xxx
1.1.6. Beban Dibayar Dimuka xxx xxx
1.1.7. Persediaan xxx xxx
Jumlah Aset Lancar xxx xxx
1.2. INVESTASI JANGKA PANJANG
1.2.1. Investasi Jangka Panjang Non Permanen
1.2.1. Investasi Jangka Panjang Permanen
Jumlah Investasi Jangka Panjang xxx xxx
1.3. ASET TETAP
1.3.1. Tanah xxx xxx
1.3.2. Peralatan dan Mesin xxx xxx
1.3.3. Gedung dan Bangunan xxx xxx
1.3.4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx
1.3.5. Aset Tetap Lainnya xxx xxx
1.3.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan xxx xxx
1.3.7. Akumulasi Penyusutan xxx xxx
Jumlah Aset Tetap xxx xxx
1.4. DANA CADANGAN
1.4.1. Dana Cadangan xxx xxx
Jumlah Dana Cadangan xxx xxx
1.5. ASET LAINNYA
1.5.1. Tagihan Jangka Panjang
1.5.2. Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx
1.5.3. Aset Tidak Berwujud xxx xxx
1.5.4. Aset Lain-lain xxx xxx
Jumlah Aset Lainnya xxx xxx
JUMLAH ASET xxx xxx
Keterangan : Akun Aset Tetap
- 27 -

O. PENGUNGKAPAN
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah mengungkapkan:
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;
2. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses
produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat; dan
3. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.

BUPATI LOMBOK TIMUR,

ttd

MOCH. ALI BIN DACHLAN

Anda mungkin juga menyukai