Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU

PENANGANAN DISMENORE DI SMA


NEGERI 7 MANADO

Abstrack: Introduction adolescence is a period of transition from childhood to adult. In


teenage girl there is a physical change in reproductive organs changes that characterized by
menstruation. Menstruate in some women can cause pain that is called dysmenorrhea.
Dysmenorrhea is one of the gynecology issues that most common women experience it in all
ages. The incidence of dysmenorrhea in the world is very large. In average, more than 50%
women in the world experience it. The method that used in this research is analytic survey
method with approach of time cross sectional. The population in this research are 239 peoples.
The sampling method using purposive sampling and obtained 66 respondents. The result of
this research using Chi Square test with alpha ≤ 0,05. The results, there are 36 (54,45%) of
teenage girls with a less knowledge and 33 (50,0%) of teenage girls with a less behavior
management of dysmenorrhea. The probability value obtained p = 0,000. The conclusion
there is a correlation between knowledge and behavior management of dysmenorrhea in
Senior High School 7 Manado. Suggestion for this study can be used as input and information
to increase knowledge and behavior management of dysmenorrhea.
Keywords: Dysmenorrhea, Knowledge, Behavior, Adolescence
Bibligraphy : 17 book (2004-2013), 12 Journals

Abstrak: Pendahuluan masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Pada remaja putri terjadi suatu perubahan fisik yaitu perubahan organ-organ
reproduksi yang ditandai dengan datangnya menstruasi. Pada sebagian wanita yang
mengalami menstruasi akan timbul nyeri yang disebut dismenore. Dismenore adalah nyeri di
perut dan area pelvis yang dialami oleh seorang wanita sebagai suatu akibat dari periode
menstruasinya. Dismenore merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling umum
dialami wanita dari berbagai tingkat usia. Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar.
Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap dunia mengalaminya. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini berjumlah 239 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 66 responden. Penelitian ini
menggunakan uji chi square dengan alpha 0,05. Hasil penelitian didapatkan remaja putri
terbanyak memiliki pengetahuan kurang sebanyak 36 orang (54,5%) dan perilaku penanganan
dismenore kurang sebanyak 33 orang (50,0%). Nilai probabilitas diperoleh 0,000.
Kesimpulan maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku penanganan dismenore di SMA Negeri 7 Manado. Saran agar penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi untuk menambah pengetahuan dan perilaku
penanganan dismenore.
Kata Kunci : Dismenore, Pengetahuan, Perilaku, Remaja
Daftar Pustaka : 17 buku (2004-2013), 12 Jurnal
1
PENDAHULUAN kehilangan kesempatan kerja, mengganggu
Masa remaja ialah periode waktu individu kegiatan belajar di sekolah dan kehidupan
beralih dari fase anak ke fase dewasa keluarga (Paramita, 2010).
(Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2012). Penelitian sebelumnya yang
Setiap manusia pasti akan mengalami masa dilakukan dilakukan oleh Releghea, 2012
remaja. Pada remaja putri terjadi suatu yang menunjukan bahwa dari 133
perubahan fisik yaitu perubahan organ- responden didapatkan data sebanyak 44%
organ reproduksi yang ditandai dengan memiliki pengetahuan cukup tentang
datangnya menstruasi. (Kumalasari dan dismenore dan sebanyak 45,1% memiliki
Andhyantoro, 2012). perilaku tidak baik dalam mengatasi
Menstruasi adalah perdarahan dismenore.
vagina secara berkala akibat terlepasnya Berdasarkan data awal yang
lapisan endometrium uterus. Usia normal diperoleh di SMA Negeri 7 Manado jumlah
bagi seorang wanita mendapat menstruasi siswa di SMA Negeri 7 adalah 1.123.
untuk pertama kalinya pada usia 12 atau 13 Terdiri dari 466 siswa laki-laki dan 657
tahun. Tetapi ada juga yang mengalaminya siswi perempuan. Berdasarkan wawancara
lebih awal, yaitu pada usia 8 tahun atau yang dilakukan peneliti pada beberapa siswi
lebih lambat yaitu usia 18 tahun. Menstruasi terdapat 20 siswi yang pernah mengalami
akan berhenti dengan sendirinya pada saat dismenore dan kurang mengerti tentang
wanita sudah berusia 40-50 tahun, yang dismenore dan cara penanganan dismenore.
dikenal dengan istilah menopause (Sukarni Sehingga sering kali siswi tersebut meminta
dan Margareth, 2013). izin untuk pulang atau beristirahat di ruang
Pada sebagian wanita yang unit kesehatan sekolah karena mengalami
mengalami menstruasi akan timbul nyeri dismenore sehingga tidak bisa mengikuti
saat menstruasi yang biasanya disebut kegiatan belajar.
dismenore. Dysmenorrhea berasal dari Dari latar belakang diatas, maka
bahasa Yunani: dys yang berarti sulit, nyeri, penulis melakukan penelitian tentang
abnormal, meno berarti bulan, dan rrhea hubungan pengetahuan remaja putri tentang
berarti aliran. Dysmenorrhea atau dismenore dengan perilaku penanganan
dismenore dalam bahasa Indonesia berarti dismenore di SMA Negeri 7 Manado.
nyeri pada saat menstruasi. Hampir semua
wanita mengalami rasa tidak enak pada METODOLOGI PENELITIAN
perut bagian bawah saat menstruasi. Desain penelitian yang digunakan dalam
Namun, istilah dismenore hanya dipakai penelitian ini adalah metode penelitian
bila nyeri begitu hebat sehingga survey analitik dengan pendekatan waktu
mengganggu aktivitas dan memerlukan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan
obat-obatan (Sukarni dan Margareth, 2013). di SMA Negeri 7 Manado pada bulan juni
Dismenore atau menstruasi yang 2014. Sampel dalam penelitian ini
menimbulkan nyeri merupakan salah satu berjumlah 66 orang. Metode pengambilan
masalah ginekologi yang paling umum sampel menggunakan teknik purposive
dialami wanita dari berbagai tingkat usia. sampling.
Angka kejadian dismenore di dunia sangat
besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan Pengetahuan
di setiap dunia mengalaminya. Dari hasil Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian di Amerika Serikat persentase penelitian ini adalah kuesioner sebagai alat
kejadian dismenore sekitar 60%, Swedia pengumpulan data. Untuk mengukur
72% dan di Indonesia 55%. Penelitian di pengetahuan yaitu dengan bentuk
Amerika Serikat menyebutkan bahwa pertanyaan berupa multiple choice yang
dismenore dialami oleh 30-50% wanita usia mana dari beberapa jawaban yang
reproduksi dan 10-15% diantaranya disediakan responden hanya memilih satu

2
diantaranya yang sesuai dengan valid. Untuk mengetahui reliabilitas dengan
pendapatnya. Kuesioner ini berisi membandingkan nilai cronbach’s alpha
pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan dengan nilai r tabel. Bila nilai alpha > r
tentang dismenore yang terdiri dari 10 tabel maka pertanyaan tersebut reliabel.
pertanyaan. Apabila jawaban responden Dari hasil uji didapatkan nilai alpha = 0,853
benar diberi nilai 1 (satu) dan apabila > 0,361. Ini menunjukan bahwa untuk
jawaban responden salah diberi nilai 0 pertanyaan pengetahuan dinyatakan
(nol). Ada 3 kategori kelas dalam reliabel.
pengetahuan yaitu kurang, cukup, dan baik. Dari 20 item pertanyaan perilaku
Kurang = dari 10 pertanyaan, responden yang diuji, terlihat bahwa nila r hitung > r
menjawab dengan benar hanya 0-3 tabel. Ini menunjukan bahwa untuk
pertanyaan. pertanyaan perilaku dinyatakan valid.
Cukup = dari 10 pertanyaan, responden Untuk mengetahui reliabilitas dengan
menjawab dengan benar hanya 4-7 membandingkan nilai cronbach’s alpha
pertanyaan. dengan nilai r tabel. Bila nilai alpha > r
Baik = dari 10 pertanyaan, responden tabel maka pertanyaan tersebut reliabel.
menjawab dengan benar hanya 8-10 Dari hasil uji didapatkan nilai alpha = 0,925
pertanyaan. > 0,361. Ini menunjukan bahwa untuk
pertanyaan perilaku dinyatakan reliabel.
Perilaku
Untuk mengukur perilaku penanganan Pengumpulan Data
dismenore yaitu dengan cara mengisi Proses pengumpulan data dalam penelitian
kuesioner dengan menggunakan skala ini akan dilaksanakan sebagai berikut:
Guttman. Kuesioner ini berisi pertanyaan 1. Peneliti meminta izin kepada institusi
untuk mengetahui perilaku penanganan pendidikan Program Studi Ilmu
dismenore yang terdiri dari 20 pertanyaan. Keperawatan Universitas Sam
Apabila jawaban responden Ya diberi nilai 1 Ratulangi dan SMA Negeri 7 Manado
(satu) dan apabila jawaban responden Tidak untuk melakukan penelitian
diberi nilai 0 (nol). Ada 3 kategori kelas 2. Melakukan survey awal di sekolah
dalam perilaku penanganan dismenore yaitu tempat penelitian
kurang, cukup, dan baik. 3. Menentukan sampel
Kurang = dari 20 pertanyaan, responden 4. Mengambil data awal dengan
menjawab dengan benar hanya 0-7 melakukan wawancara pada siswi
pertanyaan. 5. Menjelaskan tujuan penelitian kepada
Cukup = dari 20 pertanyaan, responden siswi, dan memberikan lembar
menjawab dengan benar hanya 8-13 informed consent kepada siswi yang
pertanyaan. bersedia menjadi responden
Baik = dari 20 pertanyaan, responden 6. Memberikan kuesioner kepada siswi
menjawab dengan benar hanya 14-20 yang bersedia menjadi responden
pertanyaan. 7. Menjelaskan kepada siswi cara
pengisian kuesioner
Uji Validitas dan Reliabilitas 8. Memberikan waktu kepada siswi untuk
Kuesioner yang digunakan dalam instrumen mengisi kuesioner
penelitian ini pernah digunakan oleh 9. Mengumpulkan kuesioner yang telah
peneliti sebelumnya namun telah dilakukan diisi oleh siswi untuk diolah
uji validitas oleh peneliti di SMA Negeri 1 10. Mengolah data dari hasil lembar
Manado. Dari 10 item pertanyaan kuesioner yang diisi oleh siswi ke
pengetahuan yang diuji, terlihat bahwa nilai dalam program komputer.
r hitung > r tabel. Ini menunjukan bahwa
untuk pertanyaan pengetahuan dinyatakan

3
Pengolahan Data Tabel 5.6Distribusi Kategori
Prosedur pengolahan data yang dilakukan Pengetahuan
melalui tahap editing (penyuntingan data), Pengetahuan n %
coding sheet (membuat lembaran kode), Kurang 36 54,5
data entry (memasukan data), dan cleaning Cukup 20 30,3
(pembersihan data). Baik 10 15,2
Total 66 100,0
Etika Penelitian Sumber : Data Primer, 2014
Etika dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Informed Consent (lembar Tabel 5.7 Distribusi kategori perilaku
persetujuan), Anonimity (tanpa nama), dan penanganan dismenore
Confidentialy (kerahasiaan). Perilaku Penanganan n %
Dismenore
HASIL dan PEMBAHASAN Kurang 33 50,0
A. Hasil Penelitian Cukup 22 33,3
Analisis Univariat Baik 11 16,7
Total 66 100,0
Tabel 5.3 Distribusi menurut umur
Sumber : Data Primer, 2014
Umur n %
14 tahun 4 6,1
Analisis Bivariat
15 tahun 40 60,6
Tabel 5.8 Hubungan Pengetahuan
16 tahun 22 33,3
Dengan Perilaku Penanganan Dismenore
Total 66 100,0
Sumber : Data Primer, 2014 Pengetahuan Perilaku Total X² P
Penanganan
Dismenore
Tabel 5.4 Distribusi menurut sumber Baik Cukup Kurang
informasi
Sumber Informasi n % n n n n %
Tenaga Kesehatan 8 12,1
Teman 7 10,6 Baik 10 0 0 10 15,2 93,522 0,000
Orang Tua 22 33,3 Cukup 1 17 2 20 30,3
Media 29 43,9 Kurang 0 5 31 36 54,5
Total 66 100,0 Total 11 22 33 66 100,0
Sumber : Data Primer, 2014

B. Pembahasan
Tabel 5.5 Distribusi menurut tingkat Analisis Univariat
pendidikan orang tua Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
Tingkat Pendidikan n % SMA Negeri 7 Manado diperoleh sampel
Orang Tua sebanyak 66 orang yang bersedia menjadi
SMA 36 54,5 responden selama penelitian pada bulan
S1 26 39,4 Juni 2014. Hasil penelitian yang dilakukan
S2 4 6,1 terhadap 66 orang responden diketahui
Total 66 100,0 jumlah responden terbanyak menurut umur
Sumber : Data Primer, 2014 adalah berumur 15 tahun yaitu sebanyak 40
orang (60,6%), umur 16 tahun sebanyak 22
orang (33,3%), dan umur 14 tahun
sebanyak 4 orang (6,1%).

4
Periode masa remaja dibagi kedalam penanganan dismenore dengan baik agar
tiga tahap yaitu tahap awal, menengah, dan aktivitas remaja putri tidak terganggu ketika
akhir. Semakin tinggi tahap mengalami dismenore. Berbagai informasi
perkembangannya, semakin besar kesiapan dari banyak pihak luar penting untuk
untuk menerima tanggung jawab diri sendiri menambah pengetahuan remaja putri
dan orang lain. Remaja tahap awal (10-14 tentang penanganan dismenore baik dari
tahun) hanya memiliki pemahaman yang media, orang tua, tenaga kesehatan,
samar tentang dirinya. Mereka tidak mampu maupun dari teman. Informasi memberikan
mengaitkan perilaku mereka dengan pengaruh terhadap pengetahuan seseorang.
konsekuensi perilaku tersebut. Remaja Seseorang yang mempunyai banyak
tahap menengah (15-16 tahun) bergumul informasi akan mempunyai pengetahuan
dengan perasaan tergantung versus mandiri yang luas (Notoatmodjo, 2007).
karena kawan-kawan sebaya menggantikan Selain itu peneliti berasumsi bahwa
kedudukan orang tua. Mereka memiliki pengetahuan juga dipengaruhi oleh latar
kecenderungan lebih besar untuk belakang tingkat pendidikan orang tua
menunjukan variasi emosi mereka yang responden yang berbeda. Dari hasil
luas. Remaja tahap awal dan menengah penelitian diperoleh paling banyak remaja
belajar dan menerima informasi tetapi tidak putri yang memiliki tingkat pendidikan
mampu menerapkan informasi tersebut orang tua SMA yaitu sebanyak 36 orang
dalam kehidupan mereka. Remaja tahap (54,5%), S1 sebanyak 26 orang (39,4%),
akhir (17-21 tahun) memahami dirinya dan S2 sebanyak 4 orang (6,1%). Tingkat
dengan baik dan dapat mengaitkan dengan pendidikan orang tua mempengaruhi
jelas informasi yang abstrak ke dalam pengetahuan remaja putri karena orang tua
hidupnya (Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, merupakan orang yang paling terdekat
2012). Menurut penelitian Purwani, dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua
Herniyatun, dan Yuniar, 2010 remaja putri juga sangat bereperan dalam memberikan
terbanyak mengeluh tentang dismenore pendidikan kepada anak agar anak tersebut
pada umur 15 tahun. dapat memperoleh pengetahuan yang baik
Berdasarkan sumber informasi yang tentang dismenore.
diperoleh remaja putri banyak memperoleh Berdasarkan hasil penelitian pada
informasi tentang dismenore dari media tabel 5.6 distribusi kategori pengetahuan
yaitu sebanyak 29 orang (43,9%), orang tua diperoleh jumlah responden terbanyak yang
sebanyak 22 orang (33,3%), tenaga memiliki pengetahuan kurang yaitu
kesehatan sebanyak 8 orang (12,1%), dan sebanyak 36 orang (54,5%), pengetahuan
teman sebanyak 7 orang (10,6%). cukup sebanyak 20 orang (30,3%), dan
Kebanyakan remaja putri memperoleh jumlah responden paling sedikit yang
informasi mengenai dismenore lewat media memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak
elektronik seperti internet. Jarang remaja 10 orang (15,2%). Hasil data penelitian ini
putri yang pergi ke petugas kesehatan untuk menggambarkan remaja putri terbanyak
memeriksa ketika mengalami dismenore. memiliki pengetahuan kurang tentang
Menurut remaja putri ketika mereka dismenore. Sesuai dengan teori menurut
mengalami dismenore lebih baik Notoatmodjo, 2012 bahwa pengetahuan
beristirahat ke ruang unit kesehatan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
sekolah. Oleh karena itu remaja putri sering setelah orang melakukan pengindraan
meminta izin pada saat jam pelejaran untuk terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
beristirahat ke ruang unit kesehatan sekolah terjadi melalui pancaindra manusia, yakni
bahkan ada yang minta izin untuk indra penglihatan, pendengaran,
beristirahat pulang ke rumah. Padahal, penciuman, rasa, dan raba. Walaupun disini
pentingnya memperoleh informasi dari sumber informasi remaja putri cukup baik
petugas kesehatan mengenai cara yaitu terbanyak mendapatkan informasi dari

5
media elektronik namun sedikit yang remaja putri tentang dismenore. Hal ini
memperoleh informasi tentang dismenore sesuai dengan teori menurut Fitriani, 2011
dan cara penanganannya dari petugas yang menyatakan bahwa dari pengalaman
kesehatan, orang tua, dan teman. Menurut dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
hasil penelitian Nafiroh dan Indrawati, 2013 didasari oleh pengetahuan akan lebih
diketahui bahwa mayoritas responden langgeng dari pada perilaku yang tidak
memiliki pengetahuan kurang tentang didasari oleh pengetahuan.
dismenore yaitu sebanyak 36 siswi (78,3%) Kurangnya perilaku remaja putri
karena pada kenyataannya dalam penelitian dalam menangani dismenore ketika
ini responden belum mendapatkan menstruasi terjadi karena kurangnya
informasi dan pendidikan tentang kesadaran remaja putri mengetahui
dismenore di sekolah. Hal ini sesuai dengan penyebab, gejala, dan cara penanganannya,
teori menurut Notoatmodjo, 2007 sehingga remaja putri tidak pernah
pendidikan, umur, informasi, dan memeriksanya ke petugas kesehatan.
pengalaman merupakan faktor-faktor yang Selaian itu kurangnya ketertarikan untuk
mempengaruhi pengetahuan. Dimana mencari berbagai informasi mengenai
responden remaja putri dalam penelitian ini dismenore sehingga remaja putri kurang
masih berada pada remaja tahap menengah mengetahui perilaku penanganan dismenore
rata-rata berumur 15 tahun, sehingga remaja yang baik.
putri harus banyak mencari informasi dari
berbagai pihak selain dari media ada juga Analisis Bivariat
petugas kesehatan, orang tua, dan teman Hubungan Pengetahuan Dengan
yang dapat memberikan informasi yang Perilaku Penanganan Dismenore
berguna dan dapat menambah wawasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 66
pengetahuan remaja putri tentang orang responden di SMA Negeri 7 Manado
dismenore. diperoleh dari 36 remaja putri yang
Berdasarkan hasil penelitian pada memliki pengetahuan kurang dengan
tabel 5.7 distribusi kategori perilaku perilaku penanganan dismenore kurang
penanganan dismenore diperoleh jumlah yaitu sebanyak 31 orang, cukup sebanyak 5
responden terbanyak yang memiliki orang, dan baik tidak ada. Dari 20 remaja
perilaku kurang yaitu sebanyak 33 orang putri yang memiliki pengetahuan cukup
(50,0%), perilaku cukup sebanyak 22 orang dengan perilaku penanganan dismenore
(33,3%), dan jumlah responden yang paling kurang yaitu sebanyak 2 orang, cukup
sedikit memiliki perilaku baik yaitu sebanyak 17 orang, dan baik sebanyak 1
sebanyak 11 orang (16,7%). Hasil data orang. Sedangkan remaja putri yang
penelitian ini menggambarkan remaja putri memiliki pengetahuan baik dengan perilaku
terbanyak memiliki perilaku penanganan penanganan dismenore kurang tidak ada,
dismenore kurang. Hal ini sesuai dengan cukup tidak ada, dan baik sebanyak 10
teori menurut Fitriani, 2011 bahwa perilaku orang. Hasil penelitian ini menggunakan uji
adalah semua kegiatan atau aktivitas chi square diperoleh nilai p = 0,000 dengan
manusia baik yang dapat diamati langsung tingkat kemaknaan α = 0,05 maka p < 0,05.
maupun yang tidak dapat diamati oleh Sehingga hasil penelitian ini menunjukan
pihak luar. bahwa terdapat hubungan yang signifikan
Menurut penelitian Releghea, 2012 antara pengetahuan dengan perilaku
bahwa dari 133 responden didapatkan penanganan dismenore, maka Ha diterima
sebanyak 45,1% memiliki perilaku tidak dan Ho ditolak.
baik dalam mengatasi dismenore. Perilaku Menurut penelitian Paramita, 2010
penanganan dismenore yang dilakukan menunjukan bahwa tingkat pengetahuan
remaja putri tergolong kurang karena tentang dismenore pada siswi sebagain
kurangnya pengetahuan yang diperoleh besar berada pada kategori cukup yaitu
sebanyak 50 orang dengan perilaku
penanganan dismenore sebagaian besar
6 berada pada kategori baik yaitu sebanyak 40
orang. Ini berarti bahwa semakin baik tingkat
pengetahuan seseorang maka semakin baik
perilakunya.
Selain itu menurut penelitian yang dilakukan
oleh Yuniarti, Rejo, dan Handayani
menunjukan bahwa sebagian besar responden
mempunyai tingkat pengetahuan tentang
menstruasi dengan kategori baik yaitu
sebanyak 61 orang (80,3%) dengan perilaku
penanganan dismenore baik yaitu sebanyak
67 orang (88,2%). Hasil penelitian ini
berbeda karena tidak ada hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan
mahasiswa semester I tentang menstruasi
dengan perilaku penanganan dismenore.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
hubungan pengetahuan dengan perilaku
penanganan dismenore di SMA Negeri 7
Manado maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Remaja putri di SMA Negeri 7 Manado
terbanyak memiliki pengetahuan kurang.
2. Remaja putri di SMA Negeri 7 Manado
terbanyak memiliki perilaku penanganan
dismenore kurang.
3.Ada hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku penanganan dismenore di SMA
Negeri 7 Manado.

Anda mungkin juga menyukai