Anda di halaman 1dari 26

Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

BAB IV
ANALISA DATA

4.1Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman

4.1.1 Kebutuhan Air Tanaman untuk Penggunaan Konsumtif


Kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk
mengganti air yang hilang akibat penguapan. Air yang menguap dapat
melalui permukaan air bebas di muka bumi (evaporasi), atau melalui daun-
daun tanaman (transpirasi). Bila kedua proses tersebut berjalan bersamaan,
maka terjadilah apa yang disebut evapotranspirasi. Besar kebutuhan air
tanaman dinyatakan dalam penggunaan konsumtif (mm/hari), yang
besarnya :

Cu = k . ETo

dengan :

k = koefisien tanaman
 ETo = Evapotranspirasi Potensial
 Cu juga dinyatakan dengan Etc.

Besar k dipengaruhi jenis, varietas dan umur pertumbuhan tanaman.


Besar ETo dipengaruhi oleh faktor iklim, yaitu : suhu, kelembaban relatif,
kecerahan matahari dan kecepatan angin.

Usaha memperkecil kebutuhan air tanaman tidak dapat dilakukan


dengan memperkecil nilai ETo (karena berhubungan dengan faktor iklim),
namun hanya dapat dilakukan dengan memperkecil nilai k. Mengubah
faktor k berarti mengubah jenis, varietas atau umur pertumbuhan tanaman.

Syafril Achmad R/ 1731310101 32


Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

4.1.2 Koefisien Tanaman


Notasi k adalah koefisien tanaman (sering juga disebut koefisien
evapotranspirasi tanaman). k merupakan angka pengali untuk menjadikan
evaporasi potensial (ET0) menjadi evaporasi sebenarnya (Etc). Besarnya
koefisien tanaman berhubungan dengan:

1. Jenis tanaman (contoh : padi, palawija)


2. Varietas tanaman (contoh : padi PB 5, padi IR 12)
3. Umur pertumbuhan tanaman
Usaha memperkecil kebutuhan air tanaman, tidak dapat dilakukan
dengan memperkecil nilai Eto (karena berhubungan dengan iklim) namun
hanya dapat dilakukan dengan memperkecil nilai k. Mengubah faktor k
berarti mengubah jenis, varietas atau umur pertumbuhan tanaman.
Beberapa caranya diantaranya dengan mengubah jenis tanaman
(menggunakan jagung sebagai pengganti padi) atau mengubah saat tanam
pada bulan-bulan tertentu.

Tabel 4 1 Tabel Koefisien Tanaman Padi Menurut FAO

Umur
k
(hari)
0 1.10
10 1.10 Umur
k
20 1.10 (hari)
30 1.10 0 1.10
40 1.07 15 1.10
50 1.05 30 1.10
60 1.05 45 1.05
70 0.98 60 1.05
80 0.63 75 0.95
90 0.00 90 0.00

Syafril Achmad R/ 1731310101 33


Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Tabel 4 2 Tabel Koefisien Tanaman Buncis Menurut FAO

Umur
k
(hari)
0 0.2
10 0.3
20 0.4 Umur
k
30 0.64 (hari)
40 0.85 15 0.35
50 0.91 30 0.64
60 0.91 45 0.88
70 0.8 60 0.91
80 0.6 75 0.7
90 0.34 90 0.34
100 0.2 105 0.13

Tabel 4 3 Tabel Koefisien Tanaman Jagung Menurut FAO

Umur
k
(hari)
0 0.2
10 0.3
20 0.47 Umur
k
30 0.64 (hari)
40 0.8 15 0.385
50 0.91 30 0.64
60 0.91 45 0.855
70 0.84 60 0.91
80 0.73 75 0.785
90 0.6 90 0.6
100 0.5 105 0.45

Syafril Achmad R/ 1731310101 34


Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Tabel 4 4 Tabel Koefisien Tanaman Kedelai Menurut FAO

Umur
k
(hari)
0 0.12
10 0.2
20 0.25 Umur
k
30 0.3 (hari)
40 0.42 15 0.225
50 0.56 30 0.3
60 0.7 45 0.49
70 0.8 60 0.7
80 0.7 75 0.75
90 0.6 90 0.6
100 0.5 105 0.45

Tabel 4 5 Tabel Koefisien Tanaman Kacang-kacangan Menurut FAO

Umur
k
(hari)
0 0.12
10 0.24
20 0.34 Umur
k
30 0.44 (hari)
40 0.53 15 0.29
50 0.6 30 0.44
60 0.64 45 0.565
70 0.64 60 0.64
80 0.6 75 0.62
90 0.46 90 0.46
100 0.3 105 0.22

4.1.3 Kebutuhan Air Tanaman untuk Pembibitan


Air untuk pembibitan diberikan bersamaan dengan air untuk
pengolahan tanah, yaitu 20-30 hari sebelum penanaman. Kebutuhan airnya
5-7 mm/hari.

4.1.4 Kebutuhan Air untuk Pergantian Lapisan Air


Diberikan 1-2 bulan setelah penanaman, sebesar 50 mm selama 50 hari.

Jadi WLR (Water Level Requirement) yang dibutuhkan

Syafril Achmad R/ 1731310101 35


Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

50
untuk periode harian adalah sebesar  1,250mm/ hari .
40

50
Dan dalam periode 10 harian sebesar  5mm / hari
10

4.1.5 Perhitungan Curah Hujan Efektif


Untuk menentukan curah hujan efektif digunakan cara :

1. mencari hujan andalan dengan metode Basic Year

Dengan cara :

Rumus :

R80 = n/5 + 1

Dengan :

R80 = curah hujan yang terjadi dengan tingkat kepercayaan 80 %

R90 = curah hujan yang terjadi dengan tingkat kepercayaan 90 %

Syafril Achmad R/ 1731310101 36


Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Tabel 4 6 Perhitungan CH Andalan


Curah Hujan (mm) Hujan Rerata Terurut
No. Tahun
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Tahunan CH Andalan Tahun
1 2000 270 209 290 231 128 91 0 7 99 342 515 108 2290 1848 2009
2 2001 538 240 332 188 77 222 65 0 99 456 236 165 2618 2005 2008
3 2002 362 374 504 323 116 0 0 0 0 0 247 713 2639 2290 2000
4 2003 355 312 283 106 81 45 0 2 4 17 375 742 2322 2322 2003
5 2004 581 603 801 105 59 1 12 0 59 21 548 541 3329 2364 2007
6 2005 374 398 457 179 6 118 22 10 32 102 309 564 2570 2454 2006
7 2006 644 364 460 234 160 22 0 0 0 0 103 467 2454 2570 2005
8 2007 104 392 376 437 41 66 5 0 0 2 354 587 2364 2618 2001
9 2008 239 286 473 75 62 42 0 0 4 236 307 281 2005 2639 2002
10 2009 392 298 195 252 361 14 14 17 2 41 177 85 1848 3329 2004
JUMLAH 3859 3476 4171 2130 1091 621 118 36 299 1217 3171 4253

Sumber : Hasil Perhitungan

2. mencari hujan efektif Metode PU

a. Curah hujan harian yang telah dirangking dengan metode R80 pada tiap
bulan, kemudian diambil datanya tiap bulan dan dijumlah menurut
pembagian pola tanam ( 10 harian / 15 harian )

b. Curah hujan harian yang telah dijumlah menurut pembagian pola tata
tanam kemudian dicari curah hujan efektifnya dengan rumus :

CHeff padi = (R80 x 0.7)/n

CHeff Palawija = (R80 x 0.5)/n

dimana :

CHeff = Curah hujan efektif

n = pembagian pola tata tanam

contoh perhitungan bulan November:


n = 10 harian
R80 periode 1 bulan November = 67 mm/10 hari
CH efektif Padi periode 1 bulan November = (67 x 0.7)/10 = 4,2 mm/hari
CH efektif Palawija periode 1 bulan November = (67 x 0.5)/10 = 3 mm/hari

Syafril Achmad R/ 1731310101 37


Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Perhitungan selanjutnya ditabelkan sebagai berikut :


Tabel 4 7 Tabel Perhitungan CH Efektif Untuk Tanaman Padi dan Palawija
Andalan CH Efektif
Bulan
(mm/10ha Palawija(mm/hari) Padi (mm/hari)
100 5 7
Januari 84 4,2 5,88
86 4,3 6,02
36 1,8 2,52
Februari 101 5,05 7,07
72 3,6 5,04
15 0,75 1,05
Maret 82 4,1 5,74
193 9,65 13,51
37 1,85 2,59
April 125 6,25 8,75
69 3,45 4,83
88 4,4 6,16
Mei 17 0,85 1,19
23 1,15 1,61
41 2,05 2,87
Juni 50 2,5 3,5
0 0 0
0 0 0
Juli 0 0 0
0 0 0
0 0 0
Agustus 0 0 0
7 0,35 0,49
0 0 0
September 21 1,05 1,47
78 3,9 5,46
0 0 0
Oktober 194 9,7 13,58
148 7,4 10,36
228 11,4 15,96
November 243 12,15 17,01
44 2,2 3,08
5 0,25 0,35
Desember 103 5,15 7,21
0 0 0

Sumber : Hasil Perhitungan

Syafril Achmad R/ 1731310101 38


Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

4.1.6 Perhitungan Evapotranspirasi Metode Penmann

Contoh perhitungan (untuk bulan November)

1. Diketahui :
- Letak Lintang (LL): 5oLS
- Suhu rata-rata bulan November :
T = 27,6 oC + (0,1* no.absen)
= 27,6 oC + (0,1 * 21)
= 23,10 oC
- Elevasi = + 200 m
- RH = 83 % + (0,1* no.absen)
= 83 % + (0,1 * 21)
= 78%
-u = 2,4 + (0,1* no.absen)
= 2,4 + (0,1 * 21)
= 0,06 km/jam
- n/N = 49%

2. Dari tabel Hubungan Suhu (t) dengan Nilai ea (mbar), W dan f(t) .
Pada Suhu = 23,10 ˚C dan elevasi +200 di dapat:
ea = 28,21 mbar
w = 0,73  1 – w = 0,27
f (t) = 15,175
3. Kelembaban rata-rata untuk bulan November : 78 %
 RH rerata 
ed = ea 
 100 
= 28,21 ( 78/100)
= 21,98 mbar
Syafril Achmad R/ 1731310101 39
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

2. ea – ed = 28,21 – 21,98 = 6,24


3. nilai angot Ra, Utuk LS = 5 adalah 15,65
4. Kecerahan matahari untuk bulan November (n/N) = 49,9 %
Nilai Rs dapat diketahui berdasarkan Ra dan n/N, yaitu:
Rs = (0,25 + 0,54 (n/N)) Ra
= (0,25 + 0,54 (49,9%)) 15,65
= 8,13 mm/hari
5. Jadi nilai f(ed) adalah
f(ed) = 0,34 – 0,044 (ed)0,5
= 0,34 – 0,044 (21,98)0,5
= 0,13
6. Berdasar nilai L = 5 oLS pada tabel PN.2 didapat:
Ra = 15,65 mm/hari
7. Kecerahan matahari untuk bulan November (n/N) = 49,9 %
8. Jadi nilai f (n/N) adalah :
f (n/N) = 0,1 + 0,9 (n/N)
= 0,1 + 0,9 (49,9%)
= 0.55
9. Diketahui kecepatan angin rata-rata untuk bulan November :
u = 0,2 km/ jam
= 0,2 x 10/36
= 0,06 m / dt
Jadi nilai f (U) adalah :
f (u) = 0,27 x (1+0,864 x u)
= 0,27.1 x (1+0,864 x 0,06)
= 0,28

Syafril Achmad R/ 1731310101 40


Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

10. Berdasrkan nilai f(t), f(ed) dan f(n/N) maka harga Rn1 adalah
Rn 1 = f (t) x f (ed) x f (N/n)
= 15,175 x 0,13 x 0,55 = 1,11 mm / hr
Rn = 0,75 x Rs – Rn1
= 0,75 x 8,13 – 1,11 = 4,988 mm / hr
11. Harga koreksi : c = 1,15
12. Eto* = (w x ((0,75. Rs) – Rn 1)) + ((1 – w) x f (u) x (ea – ed)
= (0,73 x (( 0.75 x 8.13 ) – 1,11)) + ((0,27) x 0,28 x (6,24)
= 4,11 mm / hari
13. Eto = Eto* x c
= 4,11 x 1,15
= 4,73 mm / hari

Syafril Achmad R/ 1731310101 41


Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Tabel 4. 8 Perhitungan Evapontranspirasi


Bulan
No Keterangan Simbol Satuan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 Suhu rata-rata T °C 24,10 25,50 23,60 25,80 29,10 27,50 25,60 28,60 26,40 24,70 23,10 22,10
2 Tekanan uap jenuh ea mmbar 30,03 32,64 29,12 33,22 40,09 36,72 32,83 39,14 38,7 31,13 28,21 26,40
3 w 0,74 0,75 0,73 0,75 0,78 0,74 0,76 0,76 0,76 0,74 0,73 0,71
4 (1 - w) 0,27 0,25 0,27 0,25 0,22 0,26 0,24 0,24 0,24 0,26 0,27 0,29
5 f(t) 15,43 15,75 15,18 15,85 16,52 16,18 15,80 16,42 15,98 15,58 15,175 14,93
6 Kelembaban relatif RH % 77,90 80,90 84,90 67,90 64,90 75,90 68,90 85,90 73,90 84,90 77,90 76,90
7 Tekanan uap nyata ed 23,39 26,41 24,72 22,56 26,02 27,87 22,62 33,62 28,60 26,43 21,98 20,30
8 f(ed) mmbar 0,13 0,11 0,12 0,13 0,12 0,11 0,13 0,08 0,10 0,11 0,13 0,14
9 ea - ed mmbar 6,64 6,23 4,40 10,66 14,07 8,85 10,21 5,52 10,10 4,70 6,24 6,10
10 Nilai angot Ra mmbar 15,65 15,90 15,60 14,80 13,60 13,00 13,25 14,15 15,05 15,65 15,65 15,55
11 Kecerahan matahari n/N % 41,90 42,90 39,90 48,90 34,90 35,90 37,90 31,90 41,90 32,90 49,90 30,90
12 Radiasi gelombang pendek Rs mm/hari 7,45 7,66 7,26 7,61 5,96 5,77 6,02 5,97 7,17 6,69 8,13 6,48
13 f(n/N) 0,48 0,49 0,46 0,54 0,41 0,42 0,44 0,39 0,48 0,40 0,55 0,38
14 Usiang km/jam 0,40 0,30 0,00 0,80 1,00 0,70 0,50 0,90 0,60 0,50 0,20 0,00
15 Kecepatan angin Usiang m/dt 0,11 0,08 0,00 0,22 0,28 0,19 0,14 0,25 0,17 0,14 0,06 0,00
16 f(U) 0,30 0,29 0,27 0,32 0,33 0,32 0,30 0,33 0,31 0,30 0,28 0,27
17 Radiasi bersih gelombang panjang RN1 mm/hari 0,94 0,87 0,84 1,12 0,79 0,74 0,91 0,54 0,80 0,70 1,11 0,80
18 Faktor penyesuaian c 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
19 Evapotranspirasi ETo* mm/hari 3,94 4,10 3,68 4,30 3,90 3,38 3,48 3,43 4,22 3,57 4,11 3,37
20 Evapotranspirasi potensial ETo mm/hari 4,34 4,51 3,68 4,30 3,71 3,21 3,48 3,43 4,65 3,92 4,73 3,88

Sumber : Hasil Perhitungan

4.1.7 Perhitungan Pola Tata Tanam Metode Water Balance


Kebutuhan air irigasi di sawah :

Untuk tanaman Padi :

NFR = Cu + Pd + NR + P – Re

Untuk tanaman Palawija :

NFR = Cu – Re

Dimana :

10.000
NFR = kebutuhan air di sawah (1 mm/hari x ) = 1 lt/dt/ha
24  60  60

Cu = kebutuhan air tanaman (mm/hari)

Pd = kebutuhan air untuk kebutuhan tanah (mm/hari)

NR = kebutuhan air untuk pembibitan (mm/hari)

P = kehilangan air karena perkolasi (mm/hari)


Syafril Achmad R/ 1731310101 42
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Re = hujan efektif (mm)

Data yang diketahui :

 Tanaman Padi I berumur 90 hari, Kedelai berumur 90 hari, dan


Buncis berumur 90 hari.

 Penanaman dimulai pada tanggal 1 November

 Sistem Pembagian Pola Tata Tanam 10 harian

 Waktu Penggantian Air (WLR) = 40 hari

 WLR dimulai pada hari ke - 30 setelah masa tanam

Perhitungan :

1. Menggambar PTT sesuai dengan jenis tanaman dan waktu mulai tanam
2. Menentukan koefisien tanaman padi sesuai dengan grafik periode umur
tanaman.
3. Rerata koefisien tanaman dengan rumus :
Rerata = jumlah koefisien / n
= 1,110 / 1
= 1,110
4. Memasukkan harga evapotranspirasi potensial dari hasil perhitungan Blaney-
Criddle Modifikasi Empiris x periode.
Untuk bulan November = 4,73mm/hr x 10 = 47,3 mm/hr.
5. Menghitung penggunaan air konsumtif untuk tanaman PAK dengan rumus
PAK = Eto x c
= 47,3 x 1,110
= 5,20 mm/hr
6. Perkolasi dapat diketahui berdasarkan jenis tanah x periode, yaitu Loam
dengan perkolasi sebesar 3 mm/hr x 10 = 30 mm/hr.
7. Rasio Perkolasi = 0,50
Syafril Achmad R/ 1731310101 43
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

8. Perkolasi dengan rasio luas didapat dengan rumus :


Perkolasirasio luas = perkolasi x rasio luas
= 3 x 0,50
= 15,00 mm/hari
9. Dari PTT dapat diketahui Rasio Luas Tanaman = 0,50
10. Kebutuhan air tanaman dihitung dengan rumus :
Kebutuhan air tanaman = [ PAK + perkolasi ] x rasio luas tanaman
= ( 5,20 + 30) x 0,50
= 10,10 mm/hari
11. Besarnya pembibitan diketahui 5 s/d 7, diambil 5 x periode.
Jadi besarnya pembibitan = 5 x 10 = 50,000 mm.
12. Besarnya rasio luas pembibitan diketahui 3 % s/d 5%, diambil 3 %. Jadi
besarnya rasio luas pembibitan dihitung dengan rumus :
Rasio luas pembibitan = 3% x ( 1 – rasio luas tanaman )
= 3% x ( 1 – 0,50 )
= 0,015
13. Kebutuhan air untuk pembibitan dihitung dengan rumus :
Kebutuhan air untuk pembibitan = pembibitan x rasio luas pembibitan
= 50 x 0,015
= 0.75 mm/hari
14. Besarnya pengolahan lahan diketahui 5 s/d 10, diambil 5.
Besarnya pengolahan lahan x periode = 5 x 10 = 50,000 mm/hari
15. Besarnya rasio luas pengolahan lahan dihitung dengan rumus :
Rasio luas LP = ( 1 – rasio luas tanaman – rasio luas pembibitan )
= ( 1 – 0,50 – 0,015 )
= 0,49
16. Kebutuhan air untuk pengolahan lahan dihitung dengan rumus :
Kebutuhan air untuk LP = LP x rasio luas LP
= 13,10 x 0,49

Syafril Achmad R/ 1731310101 44


Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

= 6,35 mm/hari
17. Kebutuhan air kotor dihitung dengan rumus :
Kebutuhan air kotor = kebutuhan air tanaman + kebutuhan air untuk
pembibitan + kebutuhan air untuk LP
= 10,10 + 0,75 + 6,35
= 17,20 mm/hari
18. Dari PTT diperoleh Rasio Luas Total = 1,00
19. Curah Hujan Efektif diperoleh dari hasil perhitungan Curah Hujan Efektif
Metode PU pada bulan November (Minggu I) sebesar 15,96 mm/hr.
20. Kebutuhan air bersih dihitung dengan rumus :
NFR = [ kebutuhan air kotor – ( rasio luas total x curah hujan efektif )] x
[10000 / (24 x 3600 x periode )]
= [ 17,20 – ( 1 x 15,96)] x [ 10000/( 24 x 3600 x 10 )]
= 2,83 lt/dt/ha
21. Efisiensi Irigasi diketahui 90%, 88%, dan 80%. Maka dapat dihitung :
Efisiensi irigasi = efisiensi primer x efisiensi sekunder x efisiensi tersier
= 90 % x 88 % x 80 %
= 0,60
22. Kebutuhan air irigasi di intake dapat dihitung dengan rumus :
IR = NFR / Efisiensi Irigasi
= 2,83 / 0,60
= 0,04 mm/hari

Syafril Achmad R/ 1731310101 45


Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Tabel 4. 9 Tabel Perhitungan Pola Tata Tanam

Bulan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
No. Satuan
Periode I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III

1 Pola Tata Tanam PL PADI WLR PADI PL PADI WLR PADI BERO BUNCIS BUNCIS BUNCIS
PL PL
PADI WRL PADI BERO PADI WRL PADI PL KEDELAI
1,1 1,1 1,1 1,1 1,07 1,05 1,05 0,98 0,63 0 1,1 1,1 1,1 1,1 1,07 1,05 1,05 0,98 0,63 0 0,2 0,3 0,4 0,64 0,85 0,91 0,91 0,8 0,6 0,34
2 Koefisien Tanaman k 1,1 1,1 1,1 1,1 1,07 1,05 1,05 0,98 0,63 0 1,1 1,1 1,1 1,1 1,07 1,05 1,05 0,98 0,63 0 0,2 0,3 0,4 0,64 0,85 0,91 0,91 0,8 0,6 0,34
1,1 1,1 1,1 1,1 1,07 1,05 1,05 0,98 0,63 0 1,1 1,1 1,1 1,1 1,07 1,05 1,05 0,98 0,63 0 0,2 0,3 0,4 0,64 0,85 0,91 0,91 0,8 0,6 0,34
3 Rata-rata koefisien tanaman 1,10 1,10 1,10 1,10 1,09 1,07 1,06 1,03 0,89 0,54 0,32 0,00 1,10 1,10 1,10 1,10 1,09 1,07 1,06 1,03 0,89 0,54 0,32 0,00 0,20 0,25 0,30 0,45 0,63 0,80 0,89 0,87 0,77 0,58 0,47 0,34
4 Evaporasi potensial mm/hr 4,73 4,73 4,73 3,88 3,88 3,88 4,34 4,34 4,34 4,51 4,51 4,51 3,68 3,68 3,68 4,30 4,30 4,30 3,71 3,71 3,71 3,21 3,21 3,21 3,48 3,48 3,48 3,43 3,43 3,43 4,65 4,65 4,65 3,92 3,92 3,92
5 Kebutuhan air konsumtif mm/hr 5,20 5,20 5,20 4,26 4,23 4,16 4,58 4,45 3,84 2,42 1,42 0,00 4,04 4,04 4,04 4,73 4,69 4,61 3,92 3,81 3,29 1,72 1,01 0,00 0,70 0,87 1,04 1,53 2,16 2,74 4,14 4,06 3,58 2,28 1,84 1,33
6 Perkolasi mm/hr 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
7 Rasio Perkolasi 0,17 0,50 0,83 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,83 0,50 0,17 0,17 0,50 0,83 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,83 0,50 0,17
8 Perkolasi dengan Satuan Luas mm/hr 5,00 15,00 25,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 25,00 15,00 5,00 5,00 15,00 25,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 25,00 15,00 5,00
9 Rasio Luas Tanaman 0,17 0,50 0,83 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,83 0,50 0,17 0,17 0,50 0,83 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,83 0,50 0,17 0,17 0,50 0,83 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,83 0,50 0,17
10 Kebutuhan Air Tanaman mm/hr 1,70 10,10 25,17 34,26 34,23 34,16 34,58 34,45 33,84 22,85 8,21 0,83 1,51 9,52 24,20 34,73 34,69 34,61 33,92 33,81 33,29 22,27 8,01 0,83 0,12 0,44 0,87 1,53 2,16 2,74 4,14 4,06 3,58 1,90 0,92 0,22
11 Pembibitan mm/hr 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
12 Rasio Luas Pembibitan 0,025 0,015 0,005 0,005 0,015 0,025 0,025 0,015 0,005 0,005 0,015 0,025
13 Kebutuhan Air untuk Pembibitan mm/hr 1,25 0,75 0,25 0,25 0,75 1,25 1,25 0,75 0,25 0,25 0,75 1,25
14 Penyiapan Lahan mm/hr 13,10 13,10 13,10 12,94 12,94 12,94 12,35 12,35 12,35 12,52 12,52 12,52
15 Rasio Luas Penyiapan Lahan 0,81 0,49 0,16 0,16 0,49 0,81 0,81 0,49 0,16 0,16 0,49 0,81
16 Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan mm/hr 10,59 6,35 2,12 2,09 6,28 10,46 9,98 5,99 2,00 2,02 6,07 10,12
17 Kebutuhan Air Kotor mm/hr 13,54 17,20 27,53 34,26 34,23 34,16 34,58 34,45 33,84 25,19 15,24 12,54 12,74 16,26 26,45 34,73 34,69 34,61 33,92 33,81 33,29 22,27 8,01 0,83 0,12 0,44 0,87 1,53 2,16 2,74 4,14 4,06 3,58 4,17 7,74 11,59
18 Rasio Luas Total mm/hr 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,83 0,50 0,17 0,17 0,50 0,83 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
19 Curah Hujan Efektif mm/hr 15,96 17,01 3,08 0,35 7,21 0,00 7,00 5,88 6,02 2,52 7,07 5,04 1,05 5,74 13,51 2,59 8,75 4,83 6,16 1,19 1,61 2,87 3,50 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,49 0,00 1,47 5,46 0,00 13,58 10,36
20 Kebutuhan Air di Sawah lt/dt/ha -0,28 0,02 2,83 3,93 3,13 3,95 3,19 3,31 3,22 2,62 0,95 0,87 1,35 1,22 1,50 3,72 3,00 3,45 3,21 3,78 3,67 2,25 0,52 0,10 0,01 0,05 0,10 0,18 0,25 0,26 0,48 0,30 -0,22 0,48 -0,68 0,14
21 Efisiensi Irigasi % 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60
22 Kebutuhan Air Beruh di Intake l/dt/ha -0,47 0,04 4,74 6,58 5,24 6,63 5,35 5,54 5,40 4,40 1,58 1,46 2,27 2,04 2,51 6,23 5,03 5,78 5,38 6,33 6,14 3,76 0,87 0,16 0,02 0,08 0,17 0,30 0,42 0,44 0,80 0,50 -0,36 0,81 -1,13 0,24
23 q max 6,626

Syafril Achmad R 49
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

4.2 Perencanaan Hidrolis Saluran

4.2.1 Kecepatan Maksimum


Kecepatan maksimum pada saluran berdasarkan jenis pasangan yang
digunakan menurut kriteria yang ditetapkan pada KP-03 adalah sebagai berikut :

Pasangan batu : kecepatan maksimum 2 m/dt

Pasangan beton : kecepatan maksimum 3 m/dt

Ferrocemen : kecepatan maksimum 3 m/dt

Kecepatan minimum yang diperbolehkan pada saluran adalah kecepatan


terendah yang tidak akan menyebabkan pengendapan partikel dengan diameter
maksimum yang diijinkan (0.088 mm).

Adapun koefisien strickler yang disarankan pada KP-03 untuk berbagai jenis
pasangan adalah

Tabel 4. 10 Besar Nilai K Menurut Strickler

Macam Dasar Saluran K


Saluran dengan dinding tidak teratur 36
Sungai dengan dinding tidak teratur 38
Saluran tersier dengan tangkis baru 40
Saluran baru tidak bertangkis 43.5
Saluran induk dan sekunder dengan debit dibawah 7.5 45 - 47.5
m3/dt
Saluran terpelihara dengan debit di atas 10m3/dt 50
Saluran dengan pasangan batu belah dan plesteran baik tau 60
beton yangtidak di plester
Beton licin atau papan kayu 90

Syafril Achmad R 50
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Tabel 4. 11 Koefisien Strikcler Untuk Saluran Irigasi Tanah

Untuk potongan melintang dengan kombinasi berbagai macam bahan pasangan,


kekasaran masing-masing permukaan akan berbeda-beda (bervariasi). Koefisien
kekasaran campuran dihitung dengan rumus berikut:

𝑛 − 23
2⁄ 𝑃𝑗
𝑘=𝑝 3 (∑ )
1
𝑘𝑗 1.5

Dimana

K = koefisien kekasaran strickler untuk potongan melintang, (m1/3/dt)

P = keliling basah, (m)

Pj = keliling basah bagian I dari potongan melintang, (m)

Kj = koefisien kekasaran bagian I dari potongan melintang, (m1/3/dt)

Untuk perencanaan ruas, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap,dan untuk itu
diterapkan rumus Strickler.

Syafril Achmad R 51
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Untuk perencanaan ruas, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap,dan


untuk itu diterapkan rumus Strickler.

Q = v.A
2⁄ 1
v = K.𝑅 3 . 𝐼𝑜 ⁄2

A = (b + m x h) h2

P = h (b + 2 1  m2 )
𝐴
R = 𝑃

dengan :

v = Kecepatan aliran (m/det).


K = Koefisien kekasaran strickler (m1/3/dt).
I = Kemiringan dasar saluran.
R = Jari-jari hidrolis (m).
A = Luas penampang basah saluran (m2).
P = Keliling basah saluran (m).
m = Kemiringan talut saluran.

Syafril Achmad R 52
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Tabel 4. 12 Perhitungan A, P dan R Pada Berbagai Penampang Saluran

Gambar Penampang Saluran Jenis Penampang Saluran


Penampang saluran trapesium
1 A = ( b + m.h ). h
h
m P  b  2h 12  m 2
b
A
R
P
Penampang saluran segiempat
A=b.h
P  b  2h
h
A
R
b P

Penampang saluran lingkaran


 1 
A  r 2    sin 2 
 2 
P  2 r
D 2
h  r (1  cos  )
r
h A
R
P

 dalam radian
Sumber :Kriteria Perencaaan 04, Departemen Pekerjaan Umum

Dimana :

A = Luas penampang basah (m2)

P = Keliling basah saluran (m)

R = Jari-jari hidrolis (m)

b = Lebar dasar saluran (m)

h = Kedalaman air di saluran (m)

Syafril Achmad R 53
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

d = Diameter saluran (m)

m = Kemiringan talut saluran

4.2.2 Kemiringan Talut


Untuk menekan biaya pembebasan tanah dan penggalian, talut saluran
direncana securam mungkin. Bahan tanah, kedalaman saluran dan terjadinya
rembesan akan menentukan kemiringan maksimum untuk talut yang stabil.

Tabel 4. 13 Besarnya K dan m (Kemiringan Talut)

Q 𝐛 v Talud
K
(m3/dt) 𝐡 (m/dt) (m)
0 – 0.15 1 0.25 – 0.3 1
0.15 – 0.3 1 0.3 – 0.35 1
0.3 – 0.4 1.5 0.35 – 0.4 1
0.4 – 0.5 1.5 0.4 – 0.45 1
45
0.5 – 0.75 2 0.45 – 0.5 1
0.75 – 1.5 2 0.5 – 0.55 1
1.5 – 3 2.5 0.55 – 0.6 1
3 – 4.5 3 0.65 – 0.7 1.5
4.5 – 6 3.5 0.7 1.5
6 – 7.5 4 0.7 1.5
47.5
7.5 – 9 4.5 0.7 1.5
9 – 11 5 0.7 1.5
11 – 15 6 0.7 1.5
15 – 25 8 0.7 2
50
25 – 40 10 0.75 2
40 – 80 12 0.8 2
Sumber: Rumus-Rumus Perencanaan Saluran Irigasi

4.2.3 Tinggi Jagaan


Tinggi jagaan berguna untuk :

 Menaikkan muka air di atas tinggi muka air maksimum


 Mencegah kerusakan tanggul saluran

Syafril Achmad R 54
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Tinggi jagaan minimum untuk saluran primer dan sekunder dikaitkan


dengan debit rencana saluran, lihat tabel berikut :

Tabel 4. 14 Tinggi Jagaan Minimum Untuk Saluran Pasangan


Pasangan (F1)
Tanggul (F)
Q (m3/Det) (m)
(m)
< 0,5 0,40 0,20

0,5 – 1,5 0,50 0,20

1,5 – 5,0 0,60 0,25

5,0 – 10,0 0,75 0,30

10,0 –15,0 0,85 0,40

> 15,0 1,00 0,50

Sumber : Kriteria Perencaaan 03, Departemen Pekerjaan Umum

4.2.4 Lebar Tanggul


Untuk tujuan-tujuan eksploitasi, pemeliharaan dan inspeksi akan
diperlukan tanggul di sepanjang saluran dengan lebar minimum seperti yang
disajikan pada tabel 4.10

Tabel 4. 15 Lebar Minimum Tanggul

Debit rencana Tanpa jalan inspeksi Dengan jalan inspeksi


(m3/det) (m) (m)
Q<1 1,00 3,00

1<Q<5 1,50 5,00

5 < Q ≤ 10 2,00 5,00

10 < Q ≤ 15 3,50 5,00

Q > 15 3,50 5,00

Sumber: Kriteria Perencanaan 03, Departemen Pekerjaan Umum

Syafril Achmad R 55
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

4.2.5 Perencanaan Saluran


Perhitungan Debit Saluran
q. A
QTersier =
 Tersier
q. A
QSekunder =
 Sekunder
Dimana
Q = Debit rencana (m3/dt)
q = Kebutuhan air irigasi
A = Luas lahan yang di beri irigasi
Tersier = Efisiensi saluran tersier
Sekunder = Efisiensi saluran sekunder

Contoh perhitungan:
Saluran ST LD 5
qmax = 0,00663 m3/dt/ha
Tersier = 78%
Sekunder = 80%
Luas lahan P5 = 12,745 ha
Luas lahan P4 = 11,842 ha
Luas lahan P2 = 8,616 ha
𝑞𝑚𝑎𝑥 x (ALD5)
QST.LD7 = Tersier
0,00663 x 12,74
= 0.78

= 0.108 m3/dt

𝑞𝑚𝑎𝑥 x (ALD4)
QST.LD6 = Tersier
0,00663 x 11,84
= 0.78

Syafril Achmad R 56
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

= 0.1006 m3/dt

𝑞𝑚𝑎𝑥 x (ALD2)
Q STLD5 = Tersier
0,00663 x 8,616
= 0.78

= 0.073 m3/dt
Qrencana = 0.282 m3/dt

Dari tabel di dapat:


b/h = 1 (dari Tabel)
m = 1 (dari Tabel)
Vijin = 0.3 m/dt
k = 45 (dari Tabel)
A = Q/v
= 0,282 /0.35
= 0.805 m2

A = ( b + m.h ). h
0.635 = (h + 1.h).h
0,127 = 2h2
0.635/2 = h2
0.317 = h2
√0.317 =h
0.563 =h

b/h = 1
b =h
b = 0.635 m
w = 1/3 h

Syafril Achmad R 57
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

= 1/3 x 0.635
= 0.395 m

P  b  2h 12  m 2

P = 0.635 + [2 x 0.635 √1 + (12 ) ]


= 2,430 m

𝐴 0.806
R = 𝑃 = 2,430 = 0.332 m

T = (2 x m x h) + b
= (2 x 1 x 0.635) + 0.635
= 1.904 m

𝑇 1,904
D = 𝐴 = 0,806 = 0.423 m

𝑣 0.3
Fr = = = 0.172
√𝑔𝐷 √9.81×0.357

2 2
𝑣 0,35
I =[ 2 ] =[ 2 ] = 0.0003
𝐾×𝑅 ⁄3 45×0,332 ⁄3

IR0,5 = 𝐼√𝑅 = 0.0003 × √0.332 = 0.0002


Vhit = (k x R)2/3 x (I)0,5
= (45 x 0,332)2/3 x (0,0003)0,5
= 0,35

Syafril Achmad R 58
Laporan Tugas Besar Irigasi JTS Polinema

Syafril Achmad R 59

Anda mungkin juga menyukai