PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manajemen kesiswaan?
2. Apa tujuan dari manajemen kesiswaan?
3. Apa prinsip-prinsip dari manajemen kesiswaan?
4. Apa saja yang dilakukan dalam manajemen kesiswaan?
5. Bagaimana peranan guru dalam manajemen kesiswaan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari manajemen kesiswaan.
2. Mengetahui tujuan dari manajemen kesiswaan.
3. Mengetahui prinsip-prinsip dari manajemen kesiswaan.
4. Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan dalam manajemen pendidikan.
5. Mengetahui peranan guru dalam manajemen kesiswaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Kesiswaan
1. Pengertian manajemen kesiswaan
2
d. Dengan terpenuhi a, b, dan c di atas diharapkan siswa dapat mencapai
kebahagiaan, kesejahteraan hidup; lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan
tercapai cita-cita mereka.
3
menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan siswa ini
adalah: memberikan orientasi kepada siswa baru, mengatur dan atau
mencatat kehadiran siswa, mencatat prestasi dan kegiatan siswa, dan
mengatur disiplin siswa di sekolah.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan
siswa ini adalah:
1. Orientasi siswa baru.
2. Pengaturan kehadiran siswa. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk
melakukan pencatatan kehadiran siswa ini diantaranya adalah:
a) Papan absensi harian siswa (per kelas dan per sekolah)
b) Buku absensi harian siswa
c) Rekapitulasi absensi siswa.
3. Pencatatan siswa di kelas. Dalam rangka pembinaan siswa perlu juga
dilakukan pencatatan di kelas. Pencatatan itu dapat berupa: a) daftar
siswa di kelas, b) grafik prestasi belajar, dan c) daftar kegiatan siswa.
4. Pembinaan disiplin siswa. Disiplin merupakan suatu keadaan di mana
sikap, penampilan, dan tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai,
norma, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah dan kelas di
mana mereka berada.
5. Tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat yang
dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat
mempraktekkan disiplin di sekolah. Disiplin sekolah dapat diberikan
antara lain melalui ganjaran dan hukuman. Ganjaran adalah suatu yang
bersifat menyenangkan yang diterima siswa karena berprestasi, berusaha
dengan baik atau bertingkah laku yang dapat dijadikan contoh bagi yang
lain, sedangkan hukuman adalah sesuatu yang tidak menyenangkan yang
harus diterima atau dikerjakan siswa karena mereka bertingkah laku
yang tidak pada tempatnya. Kalau ganjaran diberikan untuk membuat
siswa melakukan hal yang positif, maka hukuman diberikan dengan
maksud agar siswa jera atau tidak ingin membuat lagi hal-hal negatif.
Hukuman diberikan kepada siswa dalam batas-batas yang wajar,
sehingga misi mendidik siswa tercapai.
6. Promosi dan mutasi. Promosi atau kenaikan kelas adalah perpindahan
siswa dari suatu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah
memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Promosi atau kenaikan kelas
dilaksanakan dengan berpedoman kepada norma-norma kenaikan kelas
yang ditetapkan bersama antara semua guru dan kepala sekolah dalam
rapat kenaikan kelas keputusan kenaikan kelas ini hendaknya di ambil
dari landasan yang mewakili sosok siswa secara utuh, baik ditinjau dari
ranah kognitif, afektif, Muaupun psikomotornnya. Promosi harus
dilaksanakan dengan sangat hati-hati dalam arti harus dipertimbangkan
beberapa prinsip dasar yang penting, yaitu bahwa:
4
a) Promosi harus dilaksanakan atas dasar pertimbangan keadaan siswa
secara pribadi.
b) Promosi harus mempertimbangkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor yang dicapai oleh siswa.
c) Promosi harus dipertimbangkan oleh laju perkembangan prestasi
yang dicapai siswa.
d) Promosi harus mempertimbangkan mata pelajaran yang akan
ditempuh siswa di kelas yang lebih tinggi. Mutasi merupakan
perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena
alasan-alasan tertentu.
Mutasi adalah hak setiap siswa, oleh karena itu sekolah harus dapat
memberi kesempatan kepada siswanya yang akan menggunakan haknya
itu. Mutasi harus dilakukan melalui prosedur tertentu dan dicatat oleh
kedua sekolah, sekolah asal dan sekolah tujuan.
c. Tamat Belajar
Apabila siswa telah menamatkan (selesai dan lulus) semua mata
pelajaran atau telah menempuh kurikulum sekolah dengan memuaskan,
maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala
sekolah. Dalam hal yang demikian, siswa sudah tidak mempunyai hak lagi
untuk tetap tinggal di sekolah yanng bersangkutan karena diangggap telah
menguasai semua mata pelajaran atau kurikulum sekolah.
Tamat belajar untuk sekolah menengah, pada dasarnya merupakan
pencapaian salah satu tangga untuk pendidikan lebih lanjut, atau pencapaian
suatu keterampilan yang dapat di pergunakan untuk menopang
kehidupannya di masyarakat.
5
dimungkinkan untuk bahan pertimbangan penilaian terhadap siswa,
misalnya sebagai pertimbangan dalam menetapkan kenaikan kelas.
d. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi, guru juga
harus mampu menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut. Hal ini
dapat mereka lakukan misalnya dengan membuat grafik prestasi belajar
siswa-siswanya.
e. Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, peranan guru
sangat penting karena guru dapat menjadi model. Untuk membuat siswa
mempunyai disiplin yang tinggi, maka guru harus mampu menjadi contoh
atau panutan bagi siswa-siswanya. Guru juga harus mampu menegakkan
disiplin dan tidak merusaknya sendiri. Disamping itu guru juga harus
mampu mengambil keputusan secara bijaksana dan konsisten untuk
memberikan ganjaran dan hukuman kepada para siswa yang pantas
mendapatkannya
6
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan
yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta
didk tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur
berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah
dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Kegiatan dalam manajemen kesiswaan dapat dipiih menjadi tiga bagian besar,
yaitu kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa, dan penamatan program siswa
di sekolah. Keterlibatan guru dalam manajemen kesiswaan tidak sebanyak
keterlibatannya dalam mengajar. Dalam manajemen kesiswaan guru lebih banyak
berperan secara tidak langsung.
B. Saran
Dalam lembaga pendidikan, siswa merupakan subjek didik yang dilayani
untuk mendapatkan pendidikan. Keberhasilannya dalam memperoleh layanan
pendidilan siswa tersebut tidak hanya bergantung pada layanan proses belajar
mengajar yang diberikan kepadanya, tetapi juga pengelolaan keberadaan siswa
sebagai subjek didik di lembaga pendidikan. Oleh karena itu mahasiswa diharapkan
dapat memahami segala aspek tentang maanjemen kesiswaan karena keberadaan
siswa di lembaga pendidikan perlu dikelola dengan sebaik-baiknya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan kelas dan siswa. Jakarta: Rajawali Pers, 1986.
Soetipja, Rafis Kosasi. Profesi Guru. Jakarta: PT. Rinneka Cipta, 2004.