Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

KEYNOTE SPEECH

RUKIJO
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENGELOLAAN KEBIJAKAN FISKAL DAN KEUANGAN PUBLIK


YANG SEHAT, INKLUSIF, DAN BERKELANJUTAN

MUSRENBANG RKPD DKI JAKARTA TAHUN 2019


JAKARTA, 11 APRIL 2018
ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DKI JAKARTA

TANTANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL STRATEGI PENGELOLAAN


DAN PROV. DKI JAKARTA KEUANGAN DAERAH

STRATEGI DAN KEBIJAKAN FISKAL


TAHUN 2019

RNAAN - INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN - 2


PENDAHULUAN (1): ARTI PENTING DAN STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH
Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional untuk mewujudkan cita-cita bernegara, yaitu
masyarakat yang adil dan makmur.

www.kemenkeu.go.id
3
PENDAHULUAN (2): URGENSI OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI FISKAL
Desentralisasi Fiskal sebagai bagian dari pelaksanaan Otonomi Daerah, memiliki arti penting dalam
mewujudkan tujuan kebijakan fiskal.

www.kemenkeu.go.id
4
KEBIJAKAN FISKAL DAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA (1):
PERAN STRATEGIS KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal memiliki peran sentral dalam pengelolaan ekonomi makro yang kuat, sehat, inklusif, dan
berkelanjutan melalui penguatan fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Instrumen meningkatkan efisiensi, efektivitas,
dan produktivitas penggunaan dan alokasi
sumber daya antarbidang/program/ kegiatan
dan sektor.

ALOKASI
FUNGSI • Instrumen memelihara dan
mengupayakan keseimbangan
Instrumen mewujudkan KEBIJAKAN fundamental perekonomian.
pemerataan dan keadilan FISKAL • Instrumen meredam krisis,
menstabilkan fluktuasi
antarkelompok penghasilan
perekonomian, dan menjaga
masyarakat dan antarwilayah. stabilitas harga.
DISTRIBUSI STABILISASI

www.kemenkeu.go.id
5
KEBIJAKAN FISKAL DAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA (2): PERAN STRATEGIS APBN
APBN menjadi instrumen kebijakan fiskal yang efektif sebagai jangkar dalam menciptakan stabilitas makroekonomi dan
memberikan stimulus fiskal yang optimal bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

APBN YANG KREDIBEL, EFISIEN DAN


EFEKTIF, SERTA BERKESINAMBUNGAN Jangkar dalam
Optimalisasi menciptakan
Penerimaan stabilitas
Negara makroekonomi

Instrumen
Belanja kebijakan
Negara fiskal yang
yang Produktif
efektif
dan Berkualitas

Stimulus
Pengelolaan yang optimal
Menciptakan bagi
Pembiayaan
yang Prudent
Pertumbuhan Ekonomi pertumbuhan
yang Inklusif dan ekonomi
Berkelanjutan 6
www.kemenkeu.go.id
TANTANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL (1): PROYEKSI DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL

Dalam mengelola kebijakan fiskal dan keuangan publik yang sound, pemerintah perlu memerhatikan perkembangan
perekonomian global dan risikonya. Perekonomian global diproyeksikan terus membaik, dimana prediksi pertumbuhan
ekonomi dunia tahun 2018 dan 2019 telah direvisi naik 0,2% menjadi 3,9%.
Namun masih terdapat tantangan dan risiko yang harus dihadapi perekonomian domestik pada 2019.

www.kemenkeu.go.id
7
TANTANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL (2): TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM NEGERI

Pembangunan nasional masih menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan, baik


dibidang perekonomian, pelayanan publik, dan kesejahteraan.

TANTANGAN
PEMBANGUNAN Ketimpangan layanan Penurunan IPM yang masih PISA Score Ketimpangan Malnutrisi
NASIONAL publik antardaerah, a.l tingkat perlu Indonesia antarkelompok menjadi
akses sanitasi kemiskinan yang ditingkatkan. termasuk masyarakat dan masalah
Kota Pangkal Pinang (97%) melambat 70,18 rendah. wilayah. serius.
vs. Kab. Asmat (14%) 10,12% rank 62 of 69 0,39 27,6%

TANTANGAN Tingkat Kapasitas Infrastructure, Pasar


EKONOMI Inovasi Produksi technology, Keuangan
NASIONAL
Rendah Terbatas skill gap Dangkal

Produktivitas Rendah Daya Saing Rendah Ketimpangan & Kemiskinan

www.kemenkeu.go.id
8
TANTANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL (3): TANTANGAN PEMBANGUNAN JAKARTA

Kinerja perekonomian, pelayanan publik, dan kesejahteraan di Jakarta, jauh lebih baik dibandingkan dengan dengan rata-rata
kawasan perkotaan dan rata-rata nasional. Namun, ketimpangan pendapatan antarkelompok masyarakat masih perlu untuk
diperbaiki tingkat pemerataannya.

Indonesia Kawasan Jakarta Indonesia Kawasan Jakarta


Perkotaan* Perkotaan

Pertumbuhan Ekonomi 5,07 5,53 6,22 70,18 70,02 79,60


IPM
(%)

Akses Sanitasi Layak


67,80 68,22 91,13
Gini Ratio
0,39 0,34 0,409 (%)

PDRB/Kapita 51,89 51,83 232,34 Imunisasi Balita


60,0 59,7 66,8
(juta Rp) (%)

Tingkat Kemiskinan
10,12 11,00 3,77 71,1 71,0 92,4
Akses Air Minum
(%) (%)
Data 2017 (BPS, diolah) Data 2016 (BPS, diolah)
* Data 2016
www.kemenkeu.go.id
9
TANTANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL (4): PERBANDINGAN KOTA JAKARTA DAN ASEAN

Kinerja pembangunan di Jakarta perlu untuk ditingkatkan agar dapat lebih baik dibandingkan dengan ibukota
negara lain di ASEAN
Green Cities Index (2016)
Jakarta masuk dalam kategori “average”, bersama dengan Kuala Lumpur dan Bangkok.
Konsumsi energi masyarakat Jakarta terendah dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara.

Global Cities Index (2017)


Based on Economic and Business Performance.
Jakarta menempati peringkat ke-56, lebih rendah dari Singapura (6), dan lebih rendah dari Bangkok (41).

Global Cities Outlook (2017)


Based on Current and Potential Development.
Jakarta menempati peringkat ke-109 lebih rendah dari Kuala Lumpur (53), dan lebih rendah dari Manilla (74).

Sustainable Cities Index (2016)


Based on People (Quality of Life), Planet (energy, pollution & emissions), and Profit (Business environment).
Jakarta menempati peringkat ke-88 di atas Manila (96), tetapi lebih rendah dari Kuala Lumpur (55).
Networked Cities Index (2016)
Based on Their Performance in Sustainable Urban Dev. and ICT Maturity.
Jakarta menempati peringkat ke-30 di atas semua negara tetangga di Asia Tenggara, kecuali Singapura.
www.kemenkeu.go.id
10
STRATEGI DAN KEBIJAKAN FISKAL (1): PERKEMBANGAN EKONOMI 2018
Dalam mengelola isu dan tantangan pembangunan nasional, diperlukan strategi dan kebijakan fiskal yang kredibel dan prudent
berbasis pada perkembangan ekonomi terkini dan pelaksanaan APBN 2018. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih dalam
upward trend. Investasi dan konsumsi tetap menjadi motor pertumbuhan.
OUTLOOK 2018
PERKIRAAN PERTUMBUHAN PDB
5,4 KONSUMSI
•Konsumsi masyarakat diharapkan tumbuh diatas 5,0%.
5,07 •Didukung perbaikan pendapatan, inflasi yang rendah, serta
5,03 event nasional dan internasional (Pemilu, Asian Games, IMF-WB
Meeting).
 Perlu penyaluran bantuan sosial yg tepat waktu & sasaran
2016 2017 2018
INVESTASI
2018
•Meningkat seiring perbaikan daya saing dan persepsi investor.
Pertumbuhan 2016 2017
Outlook
•Perbaikan daya saing didorong oleh program pembangunan
infrastruktur strategis.
Konsumsi RT & LNPRT 5,04 4,98 5,06 •Perbaikan iklim usaha sebagai dampak paket kebijakan
Konsumsi RT 5,01 4,95 5,01 ekonomi.
Konsumsi LNPRT 6,64 6,91 9,3  Peran swasta tetap didorong untuk meningkatkan investasi.
Konsumsi Pemerintah -0,14 2,14 5,4 EKSPOR-IMPOR
PMTB 4,47 6,15 7,1 •Pertumbuhan ekonomi global masih meningkat.
Ekspor -1,57 9,09 4,0 •Membaiknya perekonomian negara mitra dagang utama.
Impor -2,45 8,06 4,8  Perlu diwaspadai proteksionisme di beberapa negara.
PDB 5,03 5,07 5,40
www.kemenkeu.go.id
11
STRATEGI DAN KEBIJAKAN FISKAL (2): PELAKSANAAN APBN 2018

PELAKSANAAN APBN 2018 masih terkendali, meski ada risiko deviasi asumsi makro
APBN
Growth 5,4 Pendapatan Negara dan Hibah Belanja Negara

Penerimaan Pajak nonmigas


Inflasi 3,5 diperkirakan lebih rendah dari
Belanja K/L masih berpotensi
ada penghematan alamiah
target APBN 2018
Kurs 13.500 • Didasarkan realisasi 2017 Subsidi energi meningkat
• Tetap melakukan reform (dampak naik ICP dan Kurs)
SPN 3 Bln 5,2 perpajakan
• Pemberian insentif fiskal
ICP Bunga utang meningkat
48 Penerimaan Bea dan Cukai
meningkat (depresiasi nilai tukar Rupiah)
Lifting Minyak 800 PNBP Sumber Daya Alam meningkat
• Kenaikan ICP, harga Transfer ke Daerah sesuai
perubahan Pendapatan
Lifting Gas 1.200 komoditas, dan nilai tukar
Dalam Negeri netto

• Risiko Neraca Keuangan BUMN


• Kenaikan harga komoditas batubara  menimbulkan Defisit dapat sedikit berubah, namun tetap terkendali.
beban atas biaya produksi listrik
• Kenaikan harga minyak dunia  menimbulkan beban Penambahan pembiayaan utang dijaga sesuai kebutuhan.
atas biaya produksi BBM
Negatif keseimbangan primer berpotensi meningkat tipis.

www.kemenkeu.go.id
12
STRATEGI DAN KEBIJAKAN FISKAL (3): ARTI PENTING DAN STRATEGIS TAHUN 2019

Tahun 2019 memiliki arti penting dan sangat strategis, karena merupakan pelaksanaan tahun terakhir Nawa Cita Kabinet Kerja
dan tahun politik, sehingga berimplikasi pada arah kebijakan dan penentuan program, kegiatan, dan anggaran

NASIONAL DKI JAKARTA


Tahun 2019 merupakan tahun terakhir PELAKSANAAN  Pusat Pemerintahan sekaligus sebagai ibukota negara;
 Barometer politik di Tanah Air, keberhasilan dan stabilitas politik di
RPJMN 2015-2019, sebagai:
Jakarta akan mendukung stabilitas Nasional di tahun politik;
• Penjabaran dari visi dan misi Presiden.
 Pusat perekonomian dan keuangan yang berkontribusi tinggi
• Rencana pembangunan jangka menengah ketiga dari secara nasional;
RPJPN 2005-2025.  Pusat segala aspek kehidupan sosial budaya; serta
• Pelaksanaan konsistensi arah pembangunan nasional.  Tolok ukur pertahanan dan keamanan nasional.
Pelaksanaan PEMILU SERENTAK 2019:
 Dengan peranan penting yang sangat menentukan dalam
• Pemilihan Legislatif (Pileg) Anggota DPR
kelangsungan hidup bangsa dan negara, maka keberlanjutan
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota pembangunan DKI Jakarta harus terlaksana secara baik.
• Pemilihan Presiden (Pilpres).  Untuk itu, penyusunan RKPD dan APBD Provinsi DKI Jakarta
harus seiring sejalan dengan implementasi RPJMN, RKP, dan
RAPBN sebagai implementasi kebijakan fiskal dirancang dengan:
APBN dalam rangka pencapaian target pembangunan di
• mempertimbangkan kondisi ekonomi, baik global maupun domestik;
daerah dan prioritas nasional.
• memperhitungkan risiko, tantangan, dan masalah yang tengah dan akan
dihadapi ke depan; dan
• memerhatikan outlook dan pencapaian sasaran RPJMN.
www.kemenkeu.go.id
13
STRATEGI DAN KEBIJAKAN FISKAL (4): ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO TAHUN 2019

Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2017 - 2019


2017 2018
2018 2019
Indikator Rancangan
Realisasi APBN KEM PPKF
Pertumbuhan ekonomi (%, yoy ) 5,07 5,45,4 5,4 – 5,8
5,4-5,8
Inflasi (%, yoy ) 3,6 3,53,5 2,4 – 4,5
2,4-4,5

Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 5,0 5,25,2 4,6 – 5,0


4,6-5,0
Nilai tukar (Rp /US$) 13.384 13.400
13.500 13.500 – 13.900
13.500-13.900

Harga minyak mentah Indonesia (US$/ barel ) 51 48 58 – 65


58-65

Lifting minyak (ribu barel per hari ) 804 800 722-805


722 -- 805

Lifting gas ( ribu barel setara minyak per hari ) 1.142 1.200
1.200 1.210-1.300
1.210 – 1.300

Cost Recovery (Miliar USD) 11,3 10,0 11,0 – 14,0

PDB Nominal (Triliun Rp) 13.588,9 14.850,5 16.171,2 – 16.232,6


Proyeksi Tahun 2019:
• Pertumbuhan ekonomi : 5,6%
• Rata- rata nilai tukar rupiah : Rp13.600/ 1US$
• Harga minyak mentah Indonesia : US$58/barel

www.kemenkeu.go.id
14
STRATEGI DAN KEBIJAKAN FISKAL (5): STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL TAHUN 2019

STRATEGI MAKRO FISKAL 2019


Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi terkini, outlook 2018, dan arah
PUSAT kebijakan fiskal jangka menengah

TEMA RKP 2019 1. 2.


Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas Outlook 2018 Tahun Politik 2019
1. Berbasis kinerja 1. Fokus program
perekonomian terkini perlindungan sosial dan
dan APBN realisasi padat karya;
2017; 2. Melanjutkan
2. Proyeksi Asumsi infrastruktur;
Makro 2018; 3. Penguatan kualitas
TEMA KEBIJAKAN FISKAL 2019
3. Analisis risiko APBN desentralisasi fiskal.
APBN untuk mendorong investasi dan daya saing 2018.

STRATEGI KEBIJAKAN
Menjaga Kesehatan Kebijakan Fiskal FISKAL 2019
Fiskal Mendorong Iklim
Investasi
Produktif
To help
Daya Tahan EKSPANSIF, TERARAH, DAN TERUKUR
Efisien To serve
Suistanable To support

www.kemenkeu.go.id
15
STRATEGI DAN KEBIJAKAN FISKAL (6): POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL TAHUN 2019

Kebijakan Fiskal Tahun 2019 diarahkan untuk mengoptimalkan pendapatan negara, memperkuat penerapan
konsep value for money pada pelaksanaan belanja, dan pembiayaan negara yang prudent dan terukur untuk
akselerasi pertumbuhan dan kesejahteraan.

“Optimalisasi pendapatan dengan tetap “Penguatan value for money: efisiensi dan efektivitas
menjaga iklim investasi” untuk akselerasi pertumbuhan dan kesejahteraan”
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENDAPATAN NEGARA
POKOK-POKOK KEBIJAKAN BELANJA NEGARA
Optimalisasi penerimaan pajak, cukai, dan PNBP dan  Fokus pada infrastruktur
menjaga iklim yang kondusif bagi kegiatan ekonomi  Meningkatkan efektivitas Bantuan Sosial, Subsidi dan TKDD
Insentif perpajakan untuk peningkatan daya saing dan  Meningkatkan kualitas SDM
investasi  Mendorong birokrasi yang efektif dan efisien
 Dukungan fiskal untuk sektor unggulan
Transparansi informasi di bidang perpajakan  Mengantisipasi ketidakpastian (stabilitas keamanan dan politik)

“Kebijakan ekspansif yang terarah dan terukur”


POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
Menjaga defisit lebih rendah dari tahun 2017
Menjaga rasio dan komposisi utang dalam batas aman dan terkendali
Meningkatkan efisiensi biaya utang dan produktivitas pemanfaatan utang

www.kemenkeu.go.id
16
STRATEGI DAN KEBIJAKAN FISKAL (7): ARAH KEBIJAKAN TKDD TAHUN 2019

Pengalokasian dan pengaturan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang mendorong penggunaan belanja
Daerah secara efektif dan efisien, berlandaskan value for money, serta sinergi antara belanja pusat dan daerah

ARAH KEBIJAKAN TKDD 2019


TKDD ditujukan untuk mendukung perwujudan Cita ke-3 Nawacita, yaitu
PERKEMBANGAN ALOKASI TKDD “membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat Daerah dan
Desa dalam kerangka NKRI”.

742,02 766,2 Alokasi anggaran TKDD terus meningkat (naik 33,1% dari tahun 2014 ke
710,86
2018) seiring dengan komitmen Pemerintah untuk memperkuat Otonomi
623,33 Daerah dan Desentralisasi Fiskal.
573,77
Pengalokasian TKDD diarahkan untuk meningkatkan ekualisasi
kemampuan keuangan antardaerah, antar Jawa dan Luar Jawa,
sehingga terwujud pemerataan pembangunan, karena setiap daerah
memiliki kesempatan yang sama untuk membangun dan mengembangkan
potensi daerahnya.

Penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam


optimalisasi penerimaan perpajakan dan PNBP, yang dapat berimplikasi
2014 2015 2016 2017 2018 pada meningkatnya alokasi DBH, baik pajak maupun bukan pajak.

Penyaluran dana transfer berdasarkan pada kinerja pelaksanaan di


*2018 angka alokasi
daerah agar pengelolaannya lebih efektif, efisien, dan optimal.

www.kemenkeu.go.id
17
STRATEGI DAN KEBIJAKAN FISKAL (8): ALOKASI TKDD UNTUK PROV. DKI JAKARTA
www.djpk.kemenkeu.go.id

Alokasi Transfer ke Daerah ke DKI Jakarta terus meningkat dari tahun ke tahun.
Tahun 2018 porsi alokasi Dana Perimbangan untuk Prov. DKI Jakarta Rp21,4 triliun, setara dengan 38% dari pagu alokasi
DAU untuk seluruh provinsi (Rp56,1 triliun)
(dalam miliar Rp)
2014 2015 2016 2017 2018 Selisih
Transfer ke Daerah 12.358,80 8.654,19 15.355,23 18.989,98 21.401,86 2.411,87
Dana Perimbangan 12.358,80 8.654,19 15.355,23 18.989,98 21.401,86 2.411,87
Dana Transfer Umum 9.851,21 5.887,27 12.404,80 16.868,18 18.265,23 1.397,05
DAU 85,99
DBH 9.765,23 5.887,27 12.404,80 16.868,18 18.265,23 1.397,05
Dana Transfer Khusus 2.507,59 2.766,92 2.950,43 2.121,80 3.136,63 1.014,83
DAK Nonfisik 2.507,59 2.766,92 2.950,43 2.121,80 3.136,63 1.014,83

Sinergi perpajakan antara DKI Jakarta dengan pemerintah pusat perlu ditingkatkan mengingat komponen terbesar dari
Transfer ke Daerah di DKI Jakarta adalah DBH PPh.
 Peran terhadap perbaikan kemudahan berusaha: Rata-rata growth penerimaan pajak pusat di Jakarta dalam tiga
o Perbaikan perizinan dalam: tahun terakhir (10,4%) tidak jauh berbeda dengan growth PDRD
Growth dan  Starting a business DKI Jakarta (10,9%). Namun, pajak pusat pada 2017 mengalami
Stabilitas
 Dealing with construction permit
 Registering Property
Optimalisasi penurunan sebesar 0,5%, sedangkan PDRD naik 9,3%, sehingga

Ekonomi o Pemberian Insentif Perpajakan: Penerimaan perlu ditingkatkan sinergi antara Pusat dan DKI Jakarta berupa:
 Penurunan tarif BPHTB dari 5% menjadi 2,5%
 Telah dicabutnya Retribusi Izin Gangguan
Perpajakan  Sinergi pertukaran data perpajakan
 Sinergi pemungutan Pajak Pusat dan Pajak Daerah, seperti:
 Penghentian pungutan daerah yang tidak  Pemungutan BPHTB dengan PPh atas pengalihan hak atas
menghasilkan penerimaan yang signifikan . tanah dan/atau bangunan
 Peran terhadap penguatan UMKM
 Pemungutan PPN dengan Pajak Hotel dan Restoran
18
www.kemenkeu.go.id
ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH(1): STRUKTUR APBD PROV. DKI JAKARTA

Kemandirian fiskal DKI Jakarta jauh di atas daerah lainnya dengan kontribusi PAD terhadap total pendapatan mencapai 66,4%.
Namun, pengelolaan belanja masih perlu ditingkatkan efisiensi dan efektivitasnya.
 Tahun 2017, peranan PAD terhadap APBD DKI Jakarta 66,4%
dan peranan TKDD sebesar 30,4%. Sedangkan secara nasional,
peranan PAD terhadap APBD hanya 23% dan TKDD sebesar
70,6%.
 Tahun 2017, porsi belanja modal dalam APBD DKI Jakarta 25%,
lebih tinggi dari rata-rata nasional (20%), sedangkan porsi
belanja pegawai 36,5%, lebih rendah dari rata-rata nasional
(37%).
 Tahun 2018, peranan PAD terhadap APBD DKI Jakarta naik
sedikit menjadi 67,5%, porsi belanja pegawai dan belanja
modal turun menjadi 32,7% dan 24%, sedangkan belanja
lainnya naik menjadi 43,4%.
(dalam miliar Rp)  Defisit Tahun 2018 naik Rp3,99 T menjadi Rp5,1 T yang ditutup
dengan SILPA tahun sebelumnya (Rp6,8 T) dan penerusan
pinjaman JICA – MRT (Rp3,6 T), sama seperti defisit 2017 yang
juga ditutup dengan SILPA (Rp5,7 T) dan penerusan pinjaman
JICA – MRT (Rp2,0 T)
 Perbandingan belanja APBD/APBN terhadap PDRB/PDB (2017):
APBD DKI (Rp63,6 T) : PDRB DKI (Rp2.410,4 T)  2,6% thd PDRB
APBN (Rp2.080,5 T) : PDB (Rp13.588 T)  15,3% thd PDB
Sumber: data yg diunggah
pemda ke SIKD per 28

www.kemenkeu.go.id
maret 2018 19
ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (2): PENGUATAN PAJAK DAERAH

Untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah maka perlu dilakukan optimalisasi pemungutan pajak
daerah, khususnya Pajak Hotel dan Restoran, Pajak Penerangan Jalan, dan Pajak Air Tanah.
www.kemenkeu.go.id
20
ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (3): PENGUATAN RETRIBUSI DAERAH

Peranan Retribusi Daerah masih relatif kecil (1,83% dari total PAD), walaupun jumlahnya sudah meningkat tajam 47%
dibandingkan tahun sebelumnya. Masih terdapat beberapa jenis retribusi daerah yang potensial untuk dikembangkan.

 Tahun 2016, objek retribusi perizinan tertentu memiliki


porsi terbesar (1% terhadap PAD), diikuti dengan retribusi
Jasa Usaha (0,6% terhadap PAD), dan Retribusi Jasa
Umum (0,23% Terhadap PAD).

 Beberapa jenis retribusi daerah yang berpotensi untuk


dikembangkan: Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah,
Retribusi IMB, dan Retribusi Izin Mempekerjakan Tenaga
Asing.

Retribusi Daerah yang Potensial Untuk Dikembangkan


Permasalahan Retribusi Daerah
 Penentuan tarif retribusi kurang rasional.
 Pemungutan Retribusi Daerah yang masih manual.
 Kurangnya koordinasi antar instansi pemberi
pelayanan dengan badan pendapatan.

www.kemenkeu.go.id
21
ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (4): OPTIMALISASI PEMBIAYAAN KREATIF

Pemerintah daerah dapat menggunakan instrumen pembiayaan kreatif untuk akselerasi pembangunan daerah, melalui
mekanisme pinjaman dari bank atau nonbank, termasuk Regional Infrastructure Development Fund (RIDF) dari PT. SMI,
penerbitan obligasi daerah, pengembangan KPBU, dan pemanfaatan Pembiayaan Investasi Non-Anggaran (PINA).

www.kemenkeu.go.id
22
ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (5): BELANJA UNTUK PELAYANAN PUBLIK

“Pelayanan pada masyarakat sudah menjadi fokus dari belanja DKI Jakarta tahun 2018”

Komposisi Belanja DKI Jakarta pada APBD 2018


Sumber DJPK, Kemenkeu, diolah

Belanja SKPD Belanja SKPD


Layanan Masyarakat* Pendukung/Supporting*

65,53% 2,21%
dari Total Belanja Daerah dari Total Belanja Daerah
atau sebesar Rp46,64 triliun atau sebesar Rp1,57 triliun
*) layanan pendidikan, kesehatan, perhubungan, dan *) layanan pendapatan, pengelolaan keuangan,
infrastruktur kesekretariatan, audit internal, dan perencanaan
• Belanja SKPD Layanan Masyarakat terbesar adalah Dinas Pendidikan Rp19,29 triliun (27,11% dari APBD)
• Belanja SKPD Pendukung terbesar adalah Badan Pajak dan Retribusi Daerah Rp924,21 Miliar (1,30% dari APBD)

www.kemenkeu.go.id
23
ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (6): SEDIKIT PROGRAM AGAR LEBIH FOKUS

Program dan kegiatan yang fokus pada penyelesaian masalah dan tantangan perekonomian, pelayanan publik, dan
kesejahteraan masyarakat akan meningkatkan kualitas pengelolaan belanja daerah
Jumlah Program & Kegiatan APBD 2018 10 Besar Program dalam miliar Rp
Rata-Rata Prov. DKI Nonprogram
20.526,34
22.464,47
Lainnya

Nasional Jakarta
Program 201 228 Wajar 12 Th Angkutan Perumahan
7.353,17 Pengendalian Umum Kantor Urusan Rakyat Sarpras Jalan Jaminan Sumber Daya
Banjir
4.080,62 3.476,53 Kesehatan Pendidikan Jembatan Kesehatan Kesehatan
Kegiatan 1.513 3.518 3.119,17 2.598,53 2.216,43
2.081,86 1.682,38 1.570,15

• Jumlah program dalam belanja APBD DKI Jakarta sedikit lebih banyak
dibanding jumlah rata-rata nasional, sedangkan jumlah kegiatan jauh lebih
banyak dibandingkan jumlah rata-rata nasional, karena anggaran
Pemprov DKI Jakarta meliputi pemerintahan kab./kota di dalamnya
• Program & kegiatan diharapkan dapat lebih fokus untuk mengurangi
ketimpangan pendapatan antarkelompok dan penggalian potensi PAD
• Nonprogram masih mempunyai porsi nilai terbesar (Rp20,5 T) yang hampir
keseluruhan berupa belanja pegawai (setipe dengan program
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya kesehatan)
• Program wajib belajar mempunyai nilai terbesar kedua (Rp7,4 T) dengan
komposisi terbesar berupa belanja bansos untuk KJP (Rp3,98 T)
• Program dengan komposisi belanja modal terbesar: pembangunan &
peningkatan jalan/ jembatan, peningkatan sarpras pendidikan,
penyediaan & pemeliharaan perumahan, dan pengendalian banjir.

www.kemenkeu.go.id
24
ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (8): PEMENUHAN MANDATORY SPENDING

Provinsi DKI. Jakarta telah memenuhi mandatory spending pada APBD 2018. Pemenuhan mandatory
spending akan meningkatkan layanan kepada masyarakat
PENDIDIKAN 20%

Sudah memenuhi mandatory, yaitu


sebesar 30,14% INFRASTUKTUR DTU 25%
Pemenuhan
pada APBD 2018 Sudah memenuhi mandatory,
MANDATORY SPENDING
Terkait Layanan Publik yaitu sebesar 74,91%
pada APBD 2018

KESEHATAN 10%
Sudah memenuhi mandatory, yaitu
Sumber: data yg
sebesar 19,41% diunggah Pemda DKI ke
pada APBD 2018
www.kemenkeu.go.id
SIKD per 28 maret 2018
25
ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (9): TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APBD

Tata kelola keuangan daerah yang tidak transparan dan akuntabel menjadi rawan terhadap
penyalahgunaan, penyelewengan, dan praktek-praktek koruptif
Dampak finansial (LHP BPK 2016) Sistem Pengendalian Internal (LHP BPK 2016)

Dampak finansial Rp2,09 T


(kerugian dan potensi 7950 temuan
Nasional kerugian negara Rp1,5 T) 6053 permasalahan Nasional
Dampak finansial Rp210,6 M
(kerugian dan potensi 69 temuan
Prov. DKI Jakarta kerugian negara Rp118,4 M) 50 permasalahan Prov. DKI Jakarta

Permasalahan Utama:
1. Adanya kelebihan pembayaran dan penjaminan pelaksanaan kegiatan
2. Kelebihan pembayaran gaji dan Tunjangan Kinerja Daerah (TKD)
3. Pengadaan (alat berat penunjang) tidak sesuai dengan ketentuan
www.kemenkeu.go.id
26
ISU DAN TANTANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (10): PENGUATAN KINERJA APBD
Prov. DKI Jakarta berpotensi untuk memperoleh alokasi Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp56 miliar tahun 2018, karena berkinerja
baik dalam pengelolaan keuangan daerah, pelayanan dasar publik, pelayanan pemerintahan umum, dan kesejahteraan masyarakat.
Namun, Prov. DKI Jakarta tidak berhasil memperoleh DID tersebut, karena Opini BPK atas LKPD Tahun 2016 masih WDP.
(dalam juta rupiah)

No Uraian Prov. DKI Jakarta


I Kriteria Utama
a. Opini BPK atas LKPD 2016 WDP
30 December
b. Penetapan Perda APBD TA 2017 2016
c. E-procurement e-proc
Eligibilitas TIDAK LAYAK
Potensi Alokasi (dlm Juta
II Kategori Kinerja Kategori Nilai
rupiah)
Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan
1 Daerah BB+ 9.250,00
2 Kesejahteraan AA 10.250,00
3 Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan AA- 9.000,00
4 Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan AA+ 9.500,00
5 Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur DD+
6 Penyelenggaraan Pemerintahan
7 Perencanaan Sangat Tinggi 9.250,00
8 SAKIP
9 Inovasi Pelayanan Publik Sangat Tinggi 8.750,00
10 Kemudahan Investasi
Potential Loss* *Total Alokasi * 56.000,00

*Alokasi yang seharusnya didapat (berdasarkan penilaian kinerja) apabila memenuhi kriteria utama
www.kemenkeu.go.id
27
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (1): PRINSIP GOOD GOVERNANCE & VALUE FOR MONEY

Pengelolaan keuangan daerah perlu berpedoman pada prinsip-prinsip good governance dan value for money
yang merupakan necessary condition terwujudnya pemerintahan yang bersih (clean government) dan pro rakyat
PRINSIP-PRINSIP APBD BERASASKAN GOOD GOVERNANCE

TRANSPARANSI TERTIB & DISIPLIN VALUE


+ FOR
PARTISIPASI AKUNTABILITAS MONEY
STRATEGI BELANJA DAERAH PRO RAKYAT
FOKUS BELANJA: Pemenuhan Belanja Wajib :
• Perluasan kesempatan kerja • Pendidikan 20% • Alokasi Dana Desa 10% DAU &
• Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat • Kesehatan 10% DBH
• Pengentasan kemiskinan • Infrastruktur 25% DAU & DBH
• Pengurangan ketimpangan antar kelompok masyarakat
• Perbaikan dan peningkatan kualitas layanan publik Perencanaan dan pengawasan keuangan daerah melalui E-Government:
E-Planning, E-Budgeting, dan E-Procurement, serta peran masyarakat.
Stream Lining Belanja Pegawai & Operasional dan memperbesar porsi belanja
produktif, belanja modal untuk infrastruktur publik dibandingkan dengan belanja
pegawai Refocusing perencanaan belanja APBD pada program prioritas dan
ketepatan waktu penetapan APBD yang didukung percepatan
Penetapan Perda APBD secara tepat waktu pelaksanaan serta penyerapan agar berdampak ekonomi dan sosial
Optimalisasi dana idle melalui PERKADA SBM, SBK, dan Satuan Harga

www.kemenkeu.go.id 28
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (2): SINERGI DENGAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL

Sinergi antara program daerah dan proyek strategis nasional perlu dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di DKI Jakarta dengan didukung pengelolaan keuangan daerah yang efisien, efektif, dan produktif.

29
www.kemenkeu.go.id
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (3): SINERGI PEMBANGUNAN DKI DENGAN DAERAH LAIN

Kerjasama dan sinergi dengan daerah lain, khususnya yang berbatasan langsung perlu dilakukan untuk mengatasi tantangan,
permasalahan, dan eksternalitas pembangunan dalam rangka mewujudkan keharmonisan dan keterpaduan pembangunan antardaerah.

www.kemenkeu.go.id
30
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (4): PEMBANGUNAN PERKOTAAN YANG BERKELANJUTAN
 Pengelolaan keuangan daerah di DKI Jakarta perlu juga diarahkan untuk mendukung pembangunan DKI Jakarta sebagai perkotaan yang
kompetitif dan berkelanjutan sesuai dengan konsep Urban Value dan Smart City.
 Percepatan penerapan konsep Urban Value dan Smart City melalui pemanfaatan teknologi informasi dan inovasi, yang diarahkan untuk
meningkatkan kinerja, efisiensi, dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik, memperkuat
kedudukan sebagai ibukota negara, dan sebagai benchmarking bagi kota lain di Indonesia atau bahkan di dunia.

New Urban Agenda (HABITAT III) – SDG’s No.11 6 PILAR SMART CITY
Mewujudkan kota sehat layak huni dan kemudahan
1 Hak yang sama untuk perumahan yang layak; 1 SMART LIVING terhadap fasilitas kesehatan, pendidikan, pariwisata,
2 Akses yang sama ke air minum dengan harga terjangkau; dan keamanan.

3 Akses yang sama untuk semua barang publik dan layanan 2 SMART ENVIRONMENT Kualitas lingkungan yang sehat melalui
pengelolaan sumber daya alam.
yang berkualitas;
4 Mendorong keterlibatan masyarakat dalam partisipasi Tata kelola pemerintahan yang transparan,
3 SMART GOVERNANCE informatif dan responsif terhadap
politik dan kebebasan dalam berekspresi;
kebutuhan masyarakatnya.
5 Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
4 SMART PEOPLE Peningkatan Sumber Daya manusia.
6 Mengurangi resiko bencana;
7 Pertumbuhan ekonomi yang Sustainable dan Penyediaan sistem transportasi massa
inclusive; dan 5 SMART MOBILITY dan infrastruktur teknologi informasi yang
terintegrasi.
8 Melindungi lingkungan dan habitat alami.
6 SMART ECONOMY Pengembangan inovasi untuk mencapai
produktivitas yang tinggi.

www.kemenkeu.go.id
31
PENUTUP: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1 Pemprov DKI Jakarta, sebagai ibukota negara sekaligus kota megapolitan,


merupakan barometer pembangunan dan stabilitas ekonomi nasional, sehingga
perencanaan program/kegiatan perlu difokuskan pada peningkatan pelayanan
publik dan kesejahteraan masyarakat, serta selaras dengan prioritas nasional.

2 Kemandirian fiskal DKI Jakarta sudah tinggi, namun masih diperlukan optimalisasi
terhadap potensi pajak daerah dan retribusi daerah yang masih belum terpungut
dengan maksimal.

3 Kualitas pengelolaan belanja di DKI Jakarta masih perlu ditingkatkan lagi agar dapat
mengatasi berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pembangunan.

4 Jakarta sebagai ibukota Indonesia dengan status kota megapolitan harus aware akan
pentingnya pembangunan kota yang berkelanjutan melalui percepatan penerapan
smart city dan konsep urban value, sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan
publik, memperkuat kedudukan sebagai ibukota negara, dan menjadi contoh
(benchmarking) bagi kota lain di Indonesia atau bahkan di dunia.

www.kemenkeu.go.id
32
TERIMA KASIH

@KemenkeuRI KemenkeuRI KemenkeuRI

Anda mungkin juga menyukai