net/publication/43329816
CITATIONS READS
2 2,602
2 authors, including:
Juliana Anggono
Petra Christian University
42 PUBLICATIONS 112 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Development of Ceramics Using Pyrolysis Organic Material and Reaction Bonding View project
All content following this page was uploaded by Juliana Anggono on 30 May 2014.
Abstrak
Terdapat dua jenis paduan anoda korban yang digunakan untuk memproteksi struktur baja
karbon di lingkungan air laut, yaitu paduan aluminium dan paduan seng. Penelitian ini
bertujuan mempelajari kinerja dua jenis anoda korban tersebut dengan melakukan uji korosi
galvanik dalam lingkungan pengganti air laut. Kinerja yang diukur adalah potensial proteksi,
arus galvanik, kapasitas anoda, efisiensi anoda, laju konsumsi anoda, waktu induksi, dan pola
korosi anoda.
Hasil penelitian menunjukkan anoda korban paduan aluminium menghasilkan arus galvanik
dan kapasitas anoda yang lebih besar daripada paduan seng. Demikian pula efisiensi paduan
aluminium lebih baik dan laju konsumsinya lebih rendah daripada paduan seng. Dengan foto
makro tampak bahwa pola korosi yang terjadi pada kedua jenis paduan menunjukkan anoda
korban tidak terkorosi secara merata, melainkan terjadinya korosi pitting pada permukaannya.
Kata kunci : proteksi katodik, anoda korban, lingkungan pengganti air laut.
Abstract
There are two kinds of sacrificial anodes available to protect steel structure in the marine
environment; they are zinc and aluminum alloy. This research studies their performance by
conducting galvanic corrosion test in the substitute ocean water. The performance evaluated covers
potential of protection, galvanic current, capacity and efficiency, the rate of anode consumption, the
induction time, and their corrosion form.
The result shows that aluminum alloy has galvanic current and anode capacity higher than the
zinc alloy. It is also found that this alloy gives the higher efficiency and shows the lower anode
consumption rate than the zinc alloy. From the macro photographs, it is found that these two alloys
corrode locally by pitting formation.
mempunyai pengaruh yang sangat kecil ini dapat diatur dengan meningkatkan
terhadap kecepatan korosi air laut, tetapi arus.
dalam hubungannya dengan deposit
Kerugian :
calcareous mempunyai pengaruh yang harus
• Membutuhkan pembangkit arus DC yang
dipertimbangkan. Pengendapan kerak
tersedia cukup dan kontinu.
umumnya terjadi pada pH lebih tinggi, di
• Harus selalu memperhatikan arah arus
mana ion OH- dihasilkan selama reduksi
yang diberikan agar tidak terbalik
oksigen terlarut.
• Membutuhkan pengawasan tenaga ahli
• Organisma biologi
• Anodanya harus tersekat dan tahan air
Air laut merupakan media yang aktif bagi
jika pencelupannya memungkinkan
sejumlah mikro organisma. Mikro organisma
terjadinya korosi pada bagian sekatnya.
ini bersama-sama dengan permukaan logam
• Sistem arus tanding dengan anoda dari
dalam air laut akan membentuk biofouling
logam-logam inert harus ada pelindung
menyebabkan terjadinya korosi merata atau
arus
lokal. Larutnya beberapa partikel padat
pada air laut akan menimbulkan proses
b. Cara anoda korban
dinamik yang terus menerus, dimulai dari
Keuntungan :
adsorbsi material organik terlarut, mati dan
• Dapat digunakan walaupun tidak ada
terjadi pembentukan lapisan film yang
sumber listrik dari luar.
disebabkan oleh ganggang dan bakteri yang
mana akan menyebabkan terjadinya • Tidak mengeluarkan tambahan biaya
tumbuhan hidup. Terbentuknya lapisan film untuk pemakaian alat-alat listrik
ini hanya dalam waktu relatif singkat, yaitu • Sangat mudah pengawasannya sehingga
dua jam dari saat logam dicelupkan ke tidak dibutuhkan orang yang benar-benar
dalam air laut. Lapisan ini akan mengubah ahli
sifat kimia pada permukaan logam dalam • Arus tidak mungkin mengalir pada arah
elektrolit. yang salah sehingga proteksi benar-benar
terjadi
2.2 Proteksi Katodik • Pemasangan anoda korban sederhana
Kerugian :
Proteksi katodik adalah suatu cara per-
• Arus yang tersedia bergantung pada
lindungan korosi secara elektrokimia di mana
luasan anoda, tentunya bersifat lebih
reaksi oksidasi pada sel galvanik dikonsen-
konsumtif bila struktur yang diproteksi
trasikan pada anoda dan menghilangkan korosi
sangat besar.
pada katoda.
• Bila ada sumber arus DC maka energi
Struktur yang akan dilindungi secara listrik
yang dibutuhkan dapat tersedia dengan
dibuat negatip sehingga bertindak sebagai
biaya lebih murah.
kaatoda. Elektroda yang lain secara listrik
dibuat positip dan bertindak sebagai anoda
2.3 Proteksi Katodik Anoda Korban
hingga tercipta suatu sistem rangkaian arus
listrik searah tertutup sebagaimana hanlnya Beberapa kriteria dalam proteksi katodik
bila sepotong logam terkorosi. Sistem ini baja karbon dengan cara anoda korban
membutuhkan anoda, katoda, aliran listrik di adalah(1):
antara keduanya dan adanya elektrolit. Dengan 1. Potensial negatif (katoda) sekurang-
kata lain, penerapannya hanya mungkin bila kurangnya –0,800 volt diukur antara per-
struktur yang diproteksi dan anoda berada pada mukaan struktur dengan elektroda Ag/AgCl
hubungan secara langsung baik secara yang dihubungkan di dalam air laut.
elektronik maupun elektrolit. Proteksi katodik 2. Minimum negatif penyimpangan potensial
dapat diterapkan dengan dua cara, yaitu : (katoda) 0,3 volt yang dihasilkan dari arus
a. Cara arus tanding proteksi.
Keuntungan : 3. Minimum negatif penyimpangan potensial
• Jika tersedia cukup tegangan listrik (katoda) 0,1 volt yang diukur dengan adanya
maka arus proteksi dapat ditingkatkan gangguan arus dan pengukuran perubahan
sesuai yang diinginkan, selama material potensial.
anoda tetap berfungsi.
• Tegangan tidak perlu besar walaupun ada Penilaian kinerja anoda korban dalam
kehilangan karena tahanan, karena hal memproteksi baja karbon meliputi :
Tabel 6. Hasil Uji Celup Pasangan Anoda Al Tabel 8. Arus Galvanik (mA) Anoda Korban Al
dan Katoda Fe
4. Analisa Data
untuk terserap ke permukaan logam. Saat dalam seng sedemikian rendah, yaitu kurang
bersentuhan dengan permukaan logam, ion Cl- dari 0,0014%(19). Sedangkan pada paduan
cenderung melarutkan ion-ion logam dan aluminium dengan penambahan seng dan
memudahkan ion-ion tersebut masuk ke indium akan mencegah terbentuknya lapisan
larutan. Hal ini berlawanan dengan pengaruh oksida yang merata pada permukaan
penyerapan oksigen yang menurunkan laju aluminium yang dapat membatasi arus
pelarutan suatu logam. Dengan kata lain, ion galvanik antara anoda dan katoda.
Cl- yang terserap meningkatkan perpindahan Penambahan komposisi seng sampai dengan
arus untuk pelarutan anodik logam-logam 5% dan indium sampai dengan 0,0484% akan
tersebut melebihi kemampuan oksigen. Dengan menghasilkan potensial proteksi yang lebih
demikian nyata bahwa besi tidak mudah negatif(5). Dari penjelasan ini diketahui
terpasivasi secara anodik dalam larutan yang bahwa laju korosi paduan aluminium lebih
mengandung banyak ion Cl-. besar daripada laju korosi paduan seng, hal
Pemecahan lapisan pasif oleh ion-ion Cl- ini tampak pada Tabel 5 dan 6.
terjadi pada bagian-bagian tertentu permukaan - Bila ditinjau dari variasi salinitas, laju
logam (tidak merata). Kemungkinan bagian- korosi pada paduan aluminium meningkat
bagian tersebut adalah pada lapisan pasif yang dengan naiknya salinitas air laut karena
strukturnya sedikit bervariasi dan lapisannya pengaruh garam-garam klorida seperti yang
tipis(20). Selanjutnya akan terjadi beda potensial terjadi pada korosi baja karbon. Hal ini juga
pada permukaan logam yang berarti terjadi terjadi pada paduan seng, dimana garam-
aliran arus. Rapat arus yang besar pada anoda garam klorida dan sulfat berpengaruh
akan meningkatkan laju penetrasi pada meningkatkan laju korosi. Tetapi dengan
permukaan logam. Penetrasi ini menyebabkan adanya ion-ion Mg2+ dan Ca2+ dapat
terjadinya korosi pitting yang berlangsung mencegah terjadinya korosi pada paduan
dengan sendirinya, atau yang disebut proses seng(1). Sehingga terlihat pada Tabel 5 laju
autocatalytic. korosi yang terjadi pada paduan seng sedikit
meningkat pada salinitas 35%o tetapi
4.2 Potensial Setengah Sel Anoda dan menurun pada salinitas 37%o.
Katoda - Bila ditinjau dari perbandingan luas A : K,
terlihat pada Tabel 7 dan 8 bahwa terjadi
Hasil pengukuran pada Tabel 4 menunjuk- peningkatan arus galvanik pada per-
kan adanya fluktuasi penunjukkan pada bandingan 1 : 3. Disini luasan anoda yang
voltmeter. Hal ini disebabkan belum stabilnya kecil bertindak sebagai subyek yang harus
gaya gerak listrik pada permukaan anoda dan mengeluarkan arus untuk melindungi luasan
katoda sebagai akibat terjadinya reaksi anodik katoda yang besar. Dengan demikian
dengan lingkungan. potensial proteksi juga lebih besar sehingga
Besarnya potensial tersebut bergantung terjadi laju korosi yang besar pada anoda.
pada jenis anoda dan katoda serta Dari variasi salinitas, terlihat bahwa arus
lingkungannya. Pada deret Galvanik dapat galvanik yang dihasilkan anoda korban
diketahui bahwa potensial besi paling positif paduan seng maupun paduan aluminium
kemudian potensial aluminium, sedangkan terus meningkat pada salinitas yang lebih
potensial seng paling negatif. tinggi. Hal ini disebabkan konduktivitas
larutan yang semakin tinggi dengan naiknya
4.3 Hasil Uji Celup Anoda Dan Katoda salinitas.
Dari hasil uji celup pasangan anoda dan 4.4 Analisa Kapasitas, Efisiensi dan Laju
katoda, dapat diketahui bahwa : Konsumsi Anoda
- Potensial proteksi baja karbon oleh paduan
aluminium lebih negatif daripada yang Dari Tabel 9 terlihat bahwa kapasitas anoda
dihasilkan oleh paduan seng, seperti terlihat paduan seng tidak ada yang mencapai nilai
pada Gambar 3. Demikian pula arus kapasitas teoritisnya (819,7 A.jam/kg).
galvanik yang dihasilkan paduan aluminium Demikian pula paduan aluminium tidak ada
lebih besar daripada yang dihasilkan paduan yang mencapai kapasitas teoritis 2978,4
seng, seperti tampak pada Tabel 7 dan 8. Hal A.jam/kg, seperti yang ditunjukkan pada Tabel
ini dapat terjadi karena pada paduan seng 10. Dengan demikian efisiensi anoda juga tidak
terdapat pengotor (impurities) seperti besi, ada yang mencapai 100%. Hal ini disebabkan
tembaga dan timbal. Yang paling ber- anoda terkorosi sendiri dan tidak merata
pengaruh adalah besi karena kelarutannya sehingga pengurangan berat anoda yang terjadi
tidak selalu disertai pengeluaran arus galvanik Dari segi perbandingan luas A : K, dengan
yang sesuai. bertambahnya arus dari anoda berarti
Efisiensi anoda paduan aluminium lebih bertambah pula perlindungan yang dapat
baik daripada paduan seng. Walaupun diberikan pada permukaan katoda.
perbedaannya tidak terlalu jauh tetapi bila
dilihat dari laju konsumsi anoda maka anoda 4.6 Waktu Induksi
paduan aluminium mempunyai laju konsumsi
yang jauh lebih baik atau lebih rendah daripada Dari Gambar 4 terlihat bahwa anoda padu-
paduan seng. an seng mempunyai waktu induksi yang sangat
baik, yaitu pada menit pertama telah melewati
4.5 Ketahanan Laju Korosi Baja Karbon batas potensial proteksi -0,800 volt. Anoda
paduan aluminium juga mencapai potensial
Baja karbon yang bertindak sebagai struktur proteksi pada menit pertama, seperti terlihat
yang dilindungi (katoda), seperti yang pada Gambar 5, tetapi dengan nilai potensial
ditunjukkan pada Gambar 6, ternyata masih proteksi yang lebih positif daripada yang
juga mengalami korosi. Tetapi seperti yang dihasilkan paduan seng. Baik dan tidaknya
terdapat pada Tabel 11 dan 12, laju korosi yang waktu induksi ini ditentukan oleh kecepatan
terjadi pada baja karbon yang dilindungi stabilnya gaya gerak listrik permukaan anoda
dengan anoda korban sudah jauh menurun. terhadap larutan.
Laju korosi baja karbon tidak dapat hilang Berdasarkan salinitas terlihat kecende-
sama sekali (laju korosi nol) karena adanya rungan bahwa semakin tinggi salinitas semakin
kehilangan arus proteksi pada hubungan negatif potensial proteksi yang dihasilkan dan
galvanik anoda dan katoda. Hal ini dapat waktu induksinya semakin baik.
terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut : Pada perbandingan luas A : K yang semakin
- adanya tahanan dalam kabel tembaga yang besar, potensial proteksi semakin negatif dan
menghubungkan anoda dan katoda. waktu induksinya semakin cepat. Hal ini
- adanya tahanan elektrolit antara anoda dan disebabkan banyaknya ion yang mengalir dari
katoda. anoda ke permukaan katoda sehingga mem-
- adanya tahanan yang terjadi pada produk percepat terjadinya polarisasi negatif pada
korosi di permukaan logam yang disebabkan permukaan katoda.
proses autocatalytic.
- pengaruh pembentukan gas hidrogen pada 4.7 Pola Korosi Anoda
permukaan katoda, dimana pembentukan
Hasil foto makro pada Lampiran me-
gas hidrogen ini dapat meningkatkan
nunjukkan bahwa pola korosi anoda paduan
tahanan pada katoda yang dapat
seng tidak merata (Gambar A1-A3). Hal ini
menurunkan arus dari anoda(1).
ditandai dengan terjadinya korosi pitting
(warna gelap/hitam pada foto). Naiknya
salinitas air laut diikuti dengan kecenderungan
berkurangnya korosi pitting, hal ini
berhubungan dengan kehadiran ion Mg2+ dan
ion Ca2+ yang telah dibahas di depan. Korosi
pitting terbanyak terjadi pada kondisi salinitas
33%o dengan ratio luasan 1 : 3 (Gambar A3) dan
pada kondisi salinitas 35%o dengan ratio luasan
1 : 2.
Pada paduan aluminium, juga terlihat
Gambar 6. Mekanisme Perlindungan Korosi pada bahwa korosi terjadi tidak merata. Dengan
(1)
Baja oleh Seng . bertambahnya salinitas maka pitting yang
terjadi semakin banyak, seperti yang tampak
Secara umum baja karbon yang terlindungi
pada Gambar B1-B3, dimana hal ini juga
paduan aluminium mempunyai ketahanan laju
menunjukkan terjadinya laju korosi yang
korosi yang lebih baik bila dibandingkan
semakin tinggi. Gejala ini erat kaitannya
dengan struktur yang dilindungi paduan seng.
dengan kerja ion-ion Cl- yang mempunyai
Bila dilihat dari segi variasi salinitas,
kecenderungan untuk terus membuat
ketahanan korosi meningkat pada salinitas
terjadinya korosi pitting. Pada perbandingan
yang tinggi. Hal ini diperkirakan karena
luasan A:K terdapat kecenderungan meningkat-
konduktivitas larutan yang tinggi karena
nya korosi pitting dengan bertambah besarnya
banyaknya kandungan garam-garam terlarut.
perbandingan luasan tersebut.
Sehingga arus dari anoda dapat meng-
hantarkan ion ke permukaan katoda.
3. ______, Water (II), ASTM Standards, vol 17. Sulaiman, A., dan A. Rustandi, Material
11.02. New York : ASTM International, Untuk Proteksi Katodik. Jakarta : Seminar
1990. Korosi ’92 Universitas Indonesia, 1992,
Proceedings.