Umay Aljanah
9:13 AM
Makalah
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta
inayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah MANAJEMEN PEMASARAN
yang berjudul “merancang produk, merek ,kemasan dan pelabelan”. Makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tugas mata kuliah manajemen pemasaran.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyampaikan terima kasih kepada ibu Fitri yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu
terselesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu,
kami mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan pihak-pihak yang berkepentingan pada
khususnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGHANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. tujuan
PEMBAHASAN
A. Merancang Produk
B. Merek
C. Kemasan
D. Pelabelan
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
produk adalah barang yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada konsumennya. Perencanaan
dan perancangan produk adalah satu set kegiatan yang dimulai dari timbulnya persepsi bahwa ada
kesempatan (opportunity) di pasar, dan berakhir dengan produksi, penjualan, dan pengiriman produk.
Peranan design Produk di Indonesia masih belum dianggap penting, sehingga banyak produk indonesia
kalah bersaing dari produk negara lain yang sudah memanfaatkan desain produk yang baik. Hal itu
terlihat dari banyaknya produk yang merupakan hasil duplikat dari produk negara lain. Komunitas
Industri di Indonesia belum menyadari akan pentingnya desain dan cenderung untuk mengadopsi desain
yang sudah ada dikarenakan terbatasnya pemahaman dan pengetahuan tekhnis tentang desain. Produk
dibuat berdasar pesanan, didesain dengan jalan mudah dengan meniru produk yang telah ada bahkan
lebih memilih menggunakan desain dari luar negeri dengan membayar royalti dibandingkan
mengembangkan sebuah produk dari desain sendiri. situasi ini menyebabkan produk Indonesia
mengalami kelemahan dibandingkan dengan produk buatan negara lainnya. Kondisi seperti ini juga tidak
membawa pencerahan dalam mempersiapkan pasar bebas pada masa yang akan datang. Oleh karena
itu, inilah saatnya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya desain kepada komunitas industri di
Indonesia agar produk Indonesia mempunyai keunggulan dan kemampuan untuk bersaing dipasar
dunia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat muncul permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian produk itu sendiri?
2. Bagaimana merencang produk?
3. Apakah pengertian merek, kemasan dan pelabelan?
C. Tujuan Masalah
Dalam membentuk makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui tentang:
1. Mengetahui bagaimana merancang strategi Pemasaran untuk Pemimpin, penantang, pengikut, dan
perelung pasar
2. Mengeahui bagaimana merancang produk
3. Mengetahui bagaimana mengelola merk, pengemasan dan label
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah ini kadang-kadang membingungkan dengan desain industri, yang mendefinisikan bidang spektrum
yang lebih luas kegiatan desain, layanan seperti desain, desain sistem, desain interaksi serta peran
design. Produk perancang menggabungkan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan
barang-barang tiga dimensi. Peran yang berubah ini telah difasilitasi oleh perangkat digital yang
memungkinkan para desainer untuk berkomunikasi, memvisualisasikan dan menganalisa ide-ide dalam
suatu cara yang akan diambil tenaga kerja lebih besar di masa lalu.
Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa produk dari
konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek desain, dan subkontrak
daerah untuk sektor lain dalam industri desain. Estetika dianggap penting dalam Desain Produk tapi
desainer juga menangani aspek-aspek penting termasuk teknologi, ergonomi, kegunaan, stres bahan
analisis dan rekayasa.
Seperti sebagian besar bidang desain ide untuk desain produk muncul dari suatu kebutuhan dan
memiliki fungsi. Ini mengikuti metode tertentu dan terkadang dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang
lebih kompleks seperti asosiasi dan Telesis. Juga digunakan untuk menggambarkan produk yang
kompeten secara teknis perancang atau desainer industri adalah istilah Industrial Design Engineer. The
Cyclone vacuum cleaner penemu James Dyson misalnya dapat dianggap dalam kategori ini.
Beberapa perusahaan atau individu yang memiliki perasaan yang kuat terutama untuk mengembangkan
produk-produk baru daripada yang lain. Dalam dunia modern ini termasuk teknologi terutama
perusahaan-perusahaan seperti iRobot, Google atau Nokia. Banyak desainer produk aset strategis
kepada perusahaan-perusahaan yang perlu untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dalam
inovasi.
Proses pengembangan produk dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses, antara lain
adalah :
Fase 0 : Perencanaan Produk, Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan
ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
Fase 1 : Pengembangan Konsep, Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi,
alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk
pengembangan dan percobaan lebih jauh.
Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem, Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur
produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen
Fase 3 : Perancangan Detail, Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk,
material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh
komponen standar yang dibeli dari pemasok.
Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan, Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari
bermacam macam versi produksi awal produk.
Fase 5 : Produksi Awal, Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi
yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam
memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi
awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa
peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.
2. Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan
peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari
hampir semua fungsi yang ada di perusahaan.
namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk adalah:
a) Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan
lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan
identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara
perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi
produk.
b) Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain
engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics, user
interface).
c) Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan system
produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi.
3. Pengembangan Konsep
Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford mengemukakan
bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk prototipe yang akan
dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan keuntungan/kerugiannya.
Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan kondisi konsep
adalah :
a). Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya.
b). Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan seterusnya
yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.
c). Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut.
Pemberian merek pada suatu produk bertujuan untuk beberapa alasan, yaitu
1. Untuk identifikasi, guna mempermudah penanganan (handling) atau mencari jejak (tracing) produk
dipasarkan.
2. Melindungi produk yang unik dari kemungkinan ditiru pesaing.
3. Produsen ingin menekankan mutu tertentu yang ditawaran dan untuk mempermudah konsumen
menemukan produk tersebut kembali.
Meskipun merek adalah nama atau tanda, akan tetapi merek mempunyai arti yang penting dalam
pemasaran, karena merek amatefektif sebagai alat untuk meningkatkan atau mempertahankan jumlah
penjualan. Hal ini dapat diharapkan apabila konsumen memperoleh kepuasan dari suatu produk
tertentu, sehingga dengan pemberian merek,konsumen dapat mencari dan membeli produk yang
diinginkannya tersebut, karena selalu diingat oleh konsumen ( brand loyalty). Apabila merek telah
dikenal oleh konsumen, maka dapat diharapkan konsumen mempunyai preferensi atas merek (brand
preference)produk tersebut. Sedangkan para produsen menggunakan merek untuk meyakinkan para
konsumen bahwa suatu merek tertentu menujukkan suatu standar kualitas/mutu tertentu, sehingga
dengan demikin diharapkan dapa diperoleh jmlah penjualan dan pengusaan (share)pasar yang stabil dan
jika mungkin dapat lebih besar.
Selain itu, merek yang digunakan untuk membedakan produk tersebut dengan produk lsaingan yang
ada, karena seorang konsumen yang ingin membeli suatu produk akan selalu mencoba mengenali ciri-
ciri dari produk tersebut. Sehingga hal ini menujukkan bahwa merek itu pada dasarnya mempunyai dua
fungsi yaitu :
1. Memberikan identifikasi terhadap suatu produk, sehingga para kosumen mengenal merek dagang
yang berbeda dengan produk lain.
2. Untuk menarik calon pembeli.
Penggunaan merek dagang untuk produk yang dipasarkan pada akhir-akhir ini sangat penting, terutama
dikarena terdapatnya manfaat atau kegunaan dari penggunaan merek tersebut, baik bagi produsen dan
penyaluran maupun bagi konsumen.
C. Kemasan (packaging)
Pada dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti yang penting, karena kemasan tidak hanya
digunakan sebagai pelindung terhadap produk, tetapi juga digunakan untuk dapat menyenangkan dan
menarik langganan. Oleh karenanya, kemasan ini termasuk dalam startegi produk, dengan cara
memperbaiki bentuk luar dari produk, seperti pembungkus, etiket, warna dan lain-lain agar dapat
menarik perhatian para konsumen, dan dapat memberi kesan bahwa produk mutu atau kualitasnya
baik.
Kemasan mempunyai arti yang penting didalam mempengaruhi para konsumen langsung maupun tidak
langsung, di dalam menentukan pilihan terhadap produk yang akan dibelinya. Untuk itu maka bentuk
luar suatu produk harus dapat dibuat semenarik mungkin bagi konsumen. Dengan demikian, kemasaan
seperti telah diutarakan tidak dapat diabaikan, karena fungsinya bukan hanya sekedar sebagai
pembungkus saja. Pada umumnya kemasan berfungsi untuk mencegah kerusakan secara fisik,untuk
mencegah atau mempersukar pemalsuan atau peniruan. Untuk menjamin kebersihan dan sebagai
wadah “container” untuk produk yang beberapa barang cair. Disamping itu kemasan dapat berfungsi
sebagai alat komunikasi dengan memberikan keterangan pada kemasan itu tentang cara pengunaan,
cara penyimpanan, komposisi isi produk, dan lain sebagainya. Kemasaan dapat pula mempermudah dan
memperhemat waktu dalam mengakut produk tersebut, sehingga memudahkan penyaluran dalam
proses penjualan, baik bagi produsen dan penyalur maupun mudah dibuka dan ditutup, mudah
disimpan (terkait dengan bentuk), serta ukuran harus sesuai dengan penggunaan dan preferensi
konsumen.
Sebagai contoh lain adalah kemasan produk lem PT. Indria, yang diuraikan sebagai berikut: lem kuning
dikemas dengan kaleng, karena lem ini terdiri dari bahan kimia yang tahan disimpan dalam kaleng,
sedangkan bila dimasukan dalam kemasan yang terbuat dari plastik akan rusak, akibat campuran bahan
kimia dan lem tersebut.kemasan ini dibuat dengan ukuran yang bermacam-macam mulai dari 1/8
galon,1/4 galon,5 kg, 15 kg, sampai dengan 17 kg. Lem putih dikemas dengan plastik, karena lem ini
menggunakan campuran air sehingga tidak cepat kering, dan bila disimpan dalam kemasan kaleng, maka
kalengnya akan karatan. Kemasan lem putih ini berupa jerigen plastik didalamnya . lem yang dipasarkan
sebagai barang-barang konsumsi, yaitu Isrplas, Retal, Super dan STIK, menggunakan kemasaan berupa
tube, sehingga dapat mudah disesuaikan dengan cara pemakain yang praktis dengan ukuran yang kecil
dan memudahkan cara penyimpanannya.
D. Pelabelan
1. Pengertian
Pelabelan adalah subset dari pengemasan. Penjual harus memberi label pada produknya. Label bisa
hanya berupa tempelan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang
merupaka kesatuan dengan kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek atau banyak informasi.
Bahkan jika penjual memilih label yang sederhana saja, hukum mungkin mengharuskan adanya
informasi tambahan.
Terdapat sejarah panjang mengenai masalah hukum sekitar label, pengemasan dan produk pada
umumnya. Tahun 1914, UU Komisi Perdagangan Federal menyatakan bahwa label atau kemasan yang
salah satu menyesatkan merupakan tindakan pesaingan yang tidak jujur. UU pengemasan atas pelebelan
yang layak disahkan konres pada tahun 1967, menetapkan persyaratan wajib pelabelan, mendukung
adanya standar pengemasan industri dan memungkinkan badan federal untuk menetapkan peraturan
pengemasan untuk industri tertentu.
2. Bentuk Label
a. Tanda dengan tulisan.
b. Gambar pada kemasan makanan minuman dan barang yang lain.
c. Brosur atau selembaran yang dimasukkan kedalam wadah atau pembungkus.
3. Fungsi label
a. Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada para konsumen yang baru. Yang
berupa suatu pelaksanaan tertib suatu undang-undang bahan makanan atau minuman atau obat. Dalam
hal ini pemerintah mewajibkan produsen untuk melekatkan label pada hasil produksi sesuai peraturan
yang tercantum dalam undang-undang bahan makanan.
b. Dengan melekatkan label pada produk sesuai peraturan, berarti produsen telah memberikan
keterangan kepada para konsumen agar dapat memilih dan meneliti produk secara bijaksana,
c. Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak berbahaya bila digunakan. Untuk hal ini
konsumen harus dibiasakan terlebih dahulu membaca label sebelum membeli.
d. Bagi para produsen, label digunakan sebagai alat pengenalan terhadap produknya.
BAB III
KESIMPULAN Desain produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan konsep,
pengujian dan pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desainer produk konsep dan
mengevaluasi ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk. Peran seorang desainer produk meliputi
berbagai karakteristik manajer pemasaran, manajer produk, industri dan desain insinyur perancang.
Merek adalah nama, istilah, tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut,
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi ( barang atau jasa) dari seorang penjual atau kelompok
penjual dan yang membedakannya dari produk saingan. Penetuan merek dagang dari produk yang
dipasarkan merupakan salah satu teknik dari kebijakan produk yang mendasari startegi pemasaran.
Kemasan mempunyai arti yang penting didalam mempengaruhi para konsumen langsung maupun
tidak langsung, di dalam menentukan pilihan terhadap produk yang akan dibelinya. Untuk itu maka
bentuk luar suatu produk harus dapat dibuat semenarik mungkin bagi konsumen.
Pelabelan adalah subset dari pengemasan. Penjual harus memberi label pada produknya. Label bisa
hanya berupa tempelan sederhana pada produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang
merupaka kesatuan dengan kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek atau banyak informasi.
Bahkan jika penjual memilih label yang sederhana saja, hukum mungkin mengharuskan adanya
informasi tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler Philip & Lane Keller Kevin, manajemen pemasaran edisi 12, PT macanan jaya cemerlang
Kotler Philip, manajemen pemasaran (analisis, perencanaan, implementasi dan kontrol), PT
Prenhallindo, Jakarta
Assuauri Sofjan, manajemen pemasaran (dasar, konsep dan strategi), PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Hermawan Kartajaya dan Philip Kotler, 2002, Rethinking Marketing; Sustainable Marketing
Enterprise in Asia. Jakarta: Prenhallindo.
Keegan, Warren J. 1996, Manajemen Pemasaran Global: Alih Bahasa, Alexander Sindoro Jilid 1,
Jakarta: Prenhallindo.
Widyatmini,1995, Pengantar Bisnis,Cetakan ke IV edisi 1,seri,Depok,Seri Diktat Kuliah: Gunadarma
Gruenwald, G. 1985. Seri Pemasaran dan Promosi, Pengembangan Produk Baru, PT Alex Media
Komputindo, Jakarta
Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran; Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jilid
I, edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Dan Berbagai sumber lainnya.