Anda di halaman 1dari 15

AKAD SEWA TANAH BENGKOK

DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM


Proposal ini disusun guna memenuhi tugas individu

Mata Kuliah Metopen

Dosen Pengampu Siti Nurjanah

Disusun Oleh :

Agus Satrianto 1502090109

Kelas B

PROGRAM STUDY HUKUM EKONOMI SYARIAH


JURUSAN SYARIAH
IAIN METRO
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Akad Sewa Tanah Bengkok Dalam Perspektif Hukum Islam”.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
Akad Sewa Tanah Bengkok Dalam Perspektif Hukum Islam. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin..

Metro, Desember 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................4


B. Rumusan Masalah..........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian......................................................6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Akad Sewa Tanah Bengkok dalam Perspektif Hukum Islam.........................8

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. Deskripsi Pembahasan...................................................................................11

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang Masalah


Agama Islam kaya akan tuntunan hidup bagi umatnya. Selain sumberhukum
utama yakni Al-Quran dan As-Sunnah, Islam juga mengandung aspekpenting yakni
fiqih. Fiqih Islam sangat penting dan dibutuhkan oleh umatIslam, karena ia
merupakan sebuah pegangan dalam menjalankan praktikajaran Islam itu sendiri, baik
dari sisi ibadah, muamalah, syariah, dansebagainya.Manusia dalam memenuhi
kebutuhannya tidak dapat bekerja sendiri, iaharus bermasyarakat dengan orang lain.1
Karena tidak dipungkiri, manusiaadalah makhluk sosial.
Oleh karena itu kerjasama antara satu pihak denganpihak lainnya guna
mementingkan taraf perekonomian dan kebutuhan hidupserta keperluan lain tidak bisa
diabaikan. Kerjasama dapat memberikanmanfaat bagi umat manusia serta kerabat-
kerabat dengan cara yang ditentukanoleh kedua belah pihak seperti mengadakan
transaksi atau perjanjian.2Makadiperlukan cara bermuamalah yang benar, yakni
dengan memfungsikan nilainilaiIslami dalam perilaku ekonomi agar manusia dapat
mewujudkankehidupan yang lebih adil.3
Fiqh Muamalah yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan tindakanmanusia
dalam persoalan-persoalan keduniaan, misalnya dalam persoalan jualbeli, utang
piutang, kerjasama dagang, perserikatan, kerjasama dalampenggarapan tanah, dan
sewa menyewa.4Dalam kehidupan kita tidak lepas dari bantuan orang lain,
karenamanusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Adanya
sewamenyewatanah juga mendominasi kehidupan dan ini berkaitan dengan
sistimpengelolaannya yang dalam Islam sewa-menyewa atau upah-mengupahdisebut
dengan ijarah.Dimana rukun dan syaratnya pada umumnya tediri daridua orang yang
berakad yang disyaratkan sudah dewasa, objek akad diketahuipenjelasan waktu dan
penjelasan manfaat, ijab qabul, dan harga sewa yangtelah disepakati.

1Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004), hlm.278.
2Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
hlm.68.
3Al-Faruq an-Nabahan, Sistem Ekonomi Islam (Yogyakarta: UII Press, 2000), hlm. 1.
4Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, cet.2. (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2012). hlm. 9.

4
Adapun akad sewa tanah bengkok yang dilakukan di Desa Astomulyo ini beda
dengan akad sewa pada umumnya. Dimana pada umumnya akad sewatanah bengkok
hanya untuk ditanami saja. Tetapi di Desa Astomulyo sewatanah bengkok yang
dilakukan antara panitia lelang degan petani tidak hanyauntuk ditanami saja tetapi ada
juga yang tanahnya digunakan untuk mengurugpekarangan dan adapula yang
menjualnya dengan cara dikeruk, serta ada yangmenggunakan untuk pembuatan batu
bata sehingga tanah tersebut menjadiberkurang atau berubah kondisinya Padahal telah
disebutkan diawal perjanjianbahwa pihak penyewa dilarang menggunakan barang
sewaan untukkepentingan lain yang dapat merubah kondisi barang dan
dapatmengakibatkan kerusakan.5
Dalam perjajian sewa tanah bengkok antara panitia lelang dengan petani Desa
Astomulyo mengenai pemanfaatan tanah sewa adalah untukpertanian. Yang dimaksud
pertanian disini adalah untuk jenis saja yaitu jenispalawija apasaja dibolehkan.
Perjanjian sewa-menyewa tanah bengkok antarapenitia lelang dengan petani Desa
Astomulyo dilakukan secara langsung danterbuka yang dilakukan di Pendopo Desa
Astomulyo. Waktu pemanfaatan tanahsewa yaitu selama 2 (dua) musim panen yaitu
musim sadon (kemarau) danmusim rendeng (hujan) atau selama 1 (satu) tahun.Petani
atau penyewa tanah bengkok yang ada adalah 47 orang. 6 Tetapidari 47 orang tersebut
ada 6 orang yang memanfaatkan tanah sewa tidak hanyauntuk pertanian saja petapi
juga untuk pembuatan batu bata.
Hal inidiakibatkan karena setiap musim hasil panen tidak selalu bagus,
terutama padamusim kemarau.Musim kemarau hasil panen yang dihasilkan berbeda
dengan musimpenghujan terutama pada sawah yang berada di tepat lebih tinggi dan
jauh darisumber air. Selain itu pada musim kemarau biaya yang dikeluarkan
lebihbayak sehingga 6 orang tersebut berinisiatif untuk memanfaatkan tanah
sewaselain untuk pertanian juga untuk pembuatan batu bata. Karena
denganmemanfaatkan tanah sewa untuk pembuatan batu bata akan
menambahpenghasilan yang lebih banyak. Bahkan aktifitas penbuatan batu bata
tidakhanya dilakukan pada musim kemarau saja tetapi pada musim hujanpunmereka
melakukan pembuatan batu bata. Dimana bahan untuk pembuatanbatau bata yaitu
tanah sewa diambil dari sawah ketika musim kemarau laludikumpulkan di pekarangan
rumah, ketika musim penghujan selain sawahnyaditanami mereka juga melakukan

5Observasi, pada hari Senin, 20 November 2017.


6Surat Pertanggungjawaban Lalang Sawah Kas Desa Astomulyo Tahun 2015.

5
kegiatan pembuatan batu bata di pakaranganrumah dimana bahannya juga dari tanah
sewa tersebut yang diambil pada musim kemarau.
Padahal dalam perjanjian awal sudah jelas mengenaipemanfaatan tanah sewa
yaitu untuk pertanian saja. Selain pemerintah desajuga telah memberikan surat
peringatan yang disampaikan melalui setiap Rt yang ada di Desa Astomulyo. 7 Tetapi
penyewa tersebut tetap melakukankegiatan pembuatan batu bata dengan
menggunakan tanah sewa tersebut.Dari latar belakang masalah tersebut penulis
tertarik untuk melakukanpenelitian lapangan dan sekaligus untuk dijadikan proposal
dengan judul:AKAD SEWA TANAH BENGKOK DALAM PERSPEKTIF HUKUM
ISLAM.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penulis dapatmenarik
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan sewa tanah bengkok yang dilakukan di Desa Astomulyo
Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah ?
2. Bagaimana pelaksanaan sewa tanah bengkok yang dilakukan di DesaDesa
Astomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengahdalam
perspektifhukum Islam

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan sewa bengkok yang dilakukan diDesa
Astomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan sewa tanah bengkok yang dilakukan di Desa
Desa Astomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengahdalam
perspektif hukum Islam.

2. Manfaat Penelitian

7Wawancara dengan Bapak Ridwan, Kadus I Desa Astomulyo, Rabu, 21 November 2017.

6
a. Memberikan informasi serta wawasan terhadap penulis dan pembacamengenai
akad sewa tanah bengkok yang dilakukan di Desa Astomulyo Kecamatan
Kemranjen Kabupaten Banyumas.
b. Untuk mengetahui kepastian hukum mengenai akad sewa tanahbengkok yang
dilakukan di Desa Astomulyo Kecamatan KemranjenKabupaten Banyumas.

7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Akad Sewa Tanah Bengkok dalam Perspektif Hukum Islam
Adapun akad sewa tanah bengkok yang dilakukan di Desa Astomulyo ini beda
dengan akad sewa pada umumnya. Dimana pada umumnya akad sewatanah bengkok
hanya untuk ditanami saja. Tetapi di Desa Astomulyo sewatanah bengkok yang
dilakukan antara panitia lelang degan petani tidak hanyauntuk ditanami saja tetapi ada
juga yang tanahnya digunakan untuk mengurugpekarangan dan adapula yang
menjualnya dengan cara dikeruk, serta ada yangmenggunakan untuk pembuatan batu
bata sehingga tanah tersebut menjadiberkurang atau berubah kondisinya Padahal telah
disebutkan diawal perjanjianbahwa pihak penyewa dilarang menggunakan barang
sewaan untukkepentingan lain yang dapat merubah kondisi barang dan
dapatmengakibatkan kerusakan.8
Dalam perjajian sewa tanah bengkok antara panitia lelang dengan petani Desa
Astomulyo mengenai pemanfaatan tanah sewa adalah untukpertanian. Yang dimaksud
pertanian disini adalah untuk jenis saja yaitu jenispalawija apasaja dibolehkan.
Perjanjian sewa-menyewa tanah bengkok antarapenitia lelang dengan petani Desa
Astomulyo dilakukan secara langsung danterbuka yang dilakukan di Pendopo Desa
Astomulyo. Waktu pemanfaatan tanahsewa yaitu selama 2 (dua) musim panen yaitu
musim sadon (kemarau) danmusim rendeng (hujan) atau selama 1 (satu) tahun.Petani
atau penyewa tanah bengkok yang ada adalah 47 orang. 9 Tetapidari 47 orang tersebut
ada 6 orang yang memanfaatkan tanah sewa tidak hanyauntuk pertanian saja petapi
juga untuk pembuatan batu bata.
Hal inidiakibatkan karena setiap musim hasil panen tidak selalu bagus,
terutama padamusim kemarau.Musim kemarau hasil panen yang dihasilkan berbeda
dengan musimpenghujan terutama pada sawah yang berada di tepat lebih tinggi dan
jauh darisumber air. Selain itu pada musim kemarau biaya yang dikeluarkan
lebihbayak sehingga 6 orang tersebut berinisiatif untuk memanfaatkan tanah
sewaselain untuk pertanian juga untuk pembuatan batu bata. Karena
denganmemanfaatkan tanah sewa untuk pembuatan batu bata akan
menambahpenghasilan yang lebih banyak. Bahkan aktifitas penbuatan batu bata
tidakhanya dilakukan pada musim kemarau saja tetapi pada musim hujanpunmereka

8Observasi, pada hari Senin, 20 November 2017.


9Surat Pertanggungjawaban Lalang Sawah Kas Desa Astomulyo Tahun 2015.

8
melakukan pembuatan batu bata. Dimana bahan untuk pembuatanbatau bata yaitu
tanah sewa diambil dari sawah ketika musim kemarau laludikumpulkan di pekarangan
rumah, ketika musim penghujan selain sawahnyaditanami mereka juga melakukan
kegiatan pembuatan batu bata di pakaranganrumah dimana bahannya juga dari tanah
sewa tersebut yang diambil pada musim kemarau.
Agar tidak menimbulkan kesalahan dalam memahami proposal yangberjudul
“Akad Sewa Tanah Bengkok dalam Perspektif Hukum Islam”,maka penulis
memberikan penjelasan beberapa istilah yang berkaitan denganjudul, yaitu sebagai
berikut:
1. Akad
Adalah hubungan antara ijab dan qabul sesuai dengan kehendaksyari’at yang
menetapkan adanya pengaruh (akibat) hukum pada objekperikatan.

2. Tanah Bengkok
Adalah tanah desa, baik yang digunakan sebagai ganti gaji bagipejabat desa
ataupun tanah desa yang digunakan sebagai kas desa yangbiasanya disewakan
kepada masyarakat desa tersebut dengan proses lelangterlebih dahulu.10

3. Perspektif
Adalah pandangan, pendapat, sesudah menyelidiki, mempelajari dan
sebagainya.

4. Hukum Islam
Adalah kaidah, azaz, prinsip dan aturan yang digunakan untukmengendalikan
masyarakat Islam berdasarkan hukum Islam, sunnah Rasulmaupun ijtihad para
ulama.Jadi yang di maksud dengan judul skripsi ini adalah untuk mencarihukum
sewa-menyewa tanah bengkok yang dilakukan di Desa Astomulyo dibolehkan
atau tidak dilihatdari sudut pandang hukum Islam.11

10Mas’ud, Ibnu dan Zainal Abidin. Fiqh Muamalah (Edisi Lengkap), Buku 2:
Muamalat, Munakahat, Jinayat. Bandung: Pustaka Setia, 2007.
11Az-Zuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Islami> Wa>dillatuhu. IV. Beiru>t: Da>rl al-Fikr,
1989.

9
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Deskripsi Pembahasan
Dalam pembahasan proposal ini penulis akan menguraikan serangkaiantelaah
pustaka yang mendukung dan berhubungan dengan permasalahanpermasalahanyang
berkaitan denganakad sewa tanahtersebut antara lain: Buku yang berjudul
“Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksidi Lembaga Keuangan Syariah”
karangan Fathurrahmam Djamil, yangmengatakan bahwa pemeliharaan terhadap aset
yang di sewa, kedua belahpihak dapat merinci hak dan kewajiban masing-masing
sesuai dengankebiasaan dan kelaziman dalam masyarakat.Buku yang berjudul “Fiqh
IslamiWaAdillatuhu”, jilid 5, karanganWahbah az – Zuhaili di jelaskan bahwa cara
memanfaatkan barang yangdisewakan, apabila barang yang disewakan berupa tanah
maka harus adaketerangan untuk apa tanah tersebut disewa, seperti pertanian,
penanaman,membangun bangunan, dan sebagainya. Jika tidak ada keterangan
makasewanya rusak.
Demikian juga jika sewa itu untuk pertanian, maka wajib adaketerangan
pohon apa yang akan di tanam dalam tanah tersebut, ataudibolehkan baginya
menanam apa saja yang dia inginkan dalam tanahtersebut. Jika tidak demikian, maka
sewanya tidak sah karena manfaat tanahitu berbeda sesuai dengan tujuan penggunaan,
seperti membangun, mengolahlahan, pertanian, dan jenis pohon yang ditanam,
berbagai jenis tanamanmemeiliki pengaruh yang berbeda pada tanah.Skripsi Siti
Asfiah, yang berjudul “Pelaksanaan Perjanjian Sewa BeliMotor Menurut Perspektif
Hukum Islam” (Studi Kasus di Dealer Roda MasMotor Purwokerto), di jelaskan
bahwa proses pemindahan hak kepemilikanbarang pada dealer Roda Mas Purwokerto
adalah melalui penjualan diakhir masa sewa yang ditentukan harganya diawal masa
sewa.
Skripsi Rachman Wijaya Paulya, pada Fakultas Hukum, UniversitasNegeri
Semarang yang berjudul “Perjanjian Sewa Tanah Pertanian Di DesaSugihan
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang”.Dimana isinya adalahpelaksanaan
perjanjian sewa menyewa tanah pertanian berbentuk lisan,pelaksanaannya dilakukan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Halyang disepakati adalah tentang luas
tanah yang disewakan yang mempunyailuas antara 1000 sampai dengan 2000,
kemudian jangka waktu yang disepakatipada umumnya satu sampai dua tahun dengan
harga sewa pertahun antaraRp.3.000.000,00 sampai dengan Rp.6.000.000,00.

10
Dengan jangka waktu satutahun penyewa dapat menanami lahan sewaannya
hingga tiga kali panen.Tanaman yang biasa ditanam adalah padi, jagung, terung dan
kubis.Permasalahan yang terjadi adalah masa sewa yang telah habis namun
penyewabelum bisa panen. Masalah yang timbul tersebut dapat diselesaikan
denganbaik oleh para pihak dengan cara negosiasi dengan hasil penyewa
diberitambahan waktu sampai panen dengan menambah biaya sewa dan ada jugayang
tidak memberi tambahan uang sewa. Saran yang diberikan oleh penulisadalah apabila
membuat perjanjian masyarakat diharapkan untuk membuatperjanjian tersebut secara
tertulis dan diharapkan untuk membuat perjanjiandihadapan saksi-saksi, hal ini
dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukumdi kemudian hari apabila timbul
persoalan yang tidak diharapkan.
Skripsi Juniati, Pada Universitas Mulawarman Samarinda yang
berjudul“Pengelolaan Tanah Desa di Desa Panca Jaya Kecamatan Muara
KamanKabupaten Kutai Kartanegara”, dijelaskan bahwa mengenai solusi hukum
untukmengatasi masalah perjanjian antara pihak desa dengan kelompok tani
hanyasecara lisan dan dalam pengelolaan ada pengklaiman tanah desa yang
terdapatkios pasar oleh masyarakat yang dijadikan tempat tinggal.Selain itu juga
Skripsi Heni Mujiati, Tentang “ PertanggungjawabanSewa-menyewa Rumah menurut
KUHPerdata dan Hukum Islam” yangmenerangkan bahwa menurut Pasal 1583
KUHPerdata, untuk melindungi keduapihak antara penyewa dan yang menyewakan
yaitu apabila terjadi kerusakan padabarang sewa, maka reparasi kecil sebagai akibat
kerusakan pemakaian normalatas barang yang disewa di bebankan kepada pihak
penyewa, sedangkan reparasiberat dibebankan kepada pihak yang menyewakan. Pasal
1553 KUHPerdata yaitubahwa jika selama waktu sewa barang yang disewakan
musnah karena suatukejadian yang tak disengaja maka perjanjian sewa “gugur demi
hukum”.
Sedangkan menurut hukum Islam yaitu apabila terjadi kecelakaan atau
kerusakanpenyewa tidak berkewajiban menjaminnya, kecuali dengan sengaja atau
karenapemeliharaan yang kurang dari biasanya.Dari berbagai macam telaah pustaka
yang ada sudah banyak yangmembahas mengenai sewa-menyewa, tapi hanya pada
perjanjiannya, hak sewadan pertanggungjawabannya. Sedangkan penelitian ini akan
meneliti tentang akadsewa tanah bengkok, yang meliputi akad, pelaku akad, hak
penyewa, objek akadyang dilihat dari sudut pandang hukum Islam.

11
12
BAB IV
PRNUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai akad sewa tanah
bengkok di DesaDesa Astomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Akad sewa tanah bengkok yang dilakukan di Desa Desa Astomulyo Kecamatan
Punggur Kabupaten Lampung Tengahmerupakan ijarah atas manfaat bendaantara
panitia lelang dengan petani yang dilakukan secara langsung danterbuka. Dimana
sewa tanah bengkok dilakukan dengan cara panitia lelangsebelum memulai lelang
terlebih dahulu membacakan tata tertib lelang danketentuan umum setelah aturan
tersebut di setujui langsung dilakukantahap lelang dengan terlebih dahulu panitia
lelang menjelaskan lokasisawah setelah petani paham dan tau dimana lokasinya,
panitia lelangdengan petani langsung melakukan tawar-menawar harga
sampaimenghasilkan kesepakatan. Ijab dan qabul dilakukan secara lisan
dantulisan berkaitan dengan waktu dan manfaat, namun mengenai
manfaatnyadibebaskan untuk pertanian apa saja.
Selain itu dalam memanfaatkan tanahsewa tersebut petani tidak hanya
memanfaatkan sesuai dengan yangdiperuntukan saja tetapi juga untuk pembuatan
batu bata. Pembayaransewanya dibayarkan melalui dua tahap yaitu: pertama,
pemenang lelangwajib membayar 20% (dua puluh persen) dari harga jadi lelang
palinglambat 10 (sepuluh) hari dari pelaksanaan lelang, kedua,
pelunasanpembayaran lelang oleh pemenang lelang kepada panitia lelang
palinglambat 30 (tiga puluh) hari dari pelaksanaan lelang. Apabila sampai
bataswaktu pembayaran tidak dilunasi uang muka yang 20% dan sawahdikuasai
panitia lelang. Obyek akad dapat ditentukan dan diketahui, namunpenyerahanya
tidak dilakukan secara langsung (tidak dapat dihadirkan)tetapi disini hak atas
menfaat tanah tersebut sudah menjadi hak petani.
2. Adapun pelaksanaan sewa tanah bengkok di Desa Astomulyo menuruthukum
Islam adalah jika dilihat dari segi pelaku akad, pelaksanaan akad,ujrah (uang
sewa), dan obyek sewa telah sesuai dengan hukum Islam.Tetapi untuk
pemanfaatan barang sewa ternyata ada hal-hal yang di luarperjanjian atau tidak
ada dalam perjanjian yang mengakibatkan rusaknyabarang sewa, sehingga

13
pelaksanaannya tidak sesuai dengan syara’, halseperti ini dilarang dalam hukum
Islam dan akadnya menjadi batal.

B. Saran-saran
1. Untuk mengantisipasi segala bentuk kerugian dan perselisihan dikemudianhari,
maka ada baiknya setiap orang yang berakad untuk memahami danmengerti
tentang apa yang sedang mereka kerjakan.
2. Mengenai hak dan kewajiban kedua pihak sebaiknya dicantumkan dalamsurat
perjanjian secara rinci dan jelas.
3. Bagi panitia lelang untuk lebih memperhatikan mengenai sanksi terhadappetani
(penyewa) yang melanggar perjanjian.
4. Bagi petani untuk dapat menjaga tanah yang disewa dengan baik danmenjalankan
kewajibannya.
5. Bagi semua masyarakat, laksanakanlah hak dan kewajiban masing-masing,jangan
mengambil sesuatu yang bukan haknya.

14
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zinuddin. Hukum Perbankan Syari’ah. Jakarta: Sinar Grafika, 2010.
An-Nabahan, al-Faruq. Sistem Ekonomi Islam. Yogyakarta: UII Press, 2000.
Anshori, Abdul Ghofur. Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia“Konsep, Regulasi,
dan Implementas”.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010.
Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineke Cipta, 1993.
Asfiah, Siti. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Motor Menurut Perspektif Hukum
Islam di Dealer Roda Mas Motor Purwokwrto, Skripsi. Purwokerto:
STAIN Purwokerto, 2006.
Ashofa, Burhan. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Rineke Cipta, 1998.
Az-Zuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Islami> Wa>dillatuhu. IV. Beiru>t: Da>rl al-Fikr,
1989.
Djamil, Fathurrahman. Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di
Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
Ghazaly, Abdul Rahman, dkk. Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010.
Huda, Qomarul. Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Teras, 2011.
Idri. Hadis Ekonomi “Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi”. Jakarta: Kencana,
2015.
I Doi, Abdur Rahman. Muamalah (Syari’ah III). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1996.
Juniati. Pengelolaan Tanah Desa di Desa Panca Jaya Kecamatan Muara
Kabupaten Kutai Kartanegara, Skripsi. Samarinda: Universitas
Mulawarman, 2013.
Karim, Helmi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997.
Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN Maliki
Press, 2008.
1
Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah “Fiqh Muamalah”. Jakarta: Kencana, 2012.
Mas’ud, Ibnu dan Zainal Abidin. Fiqh Muamalah (Edisi Lengkap), Buku 2:
Muamalat, Munakahat, Jinayat. Bandung: Pustaka Setia, 2007.

15

Anda mungkin juga menyukai