Menyandang predikat sebagai negara maritim membuat negara Indonesia telah menjadi
sorotan dunia dengan kepemilikan wilayah laut yang sangat luas. Terlebih, tapak tilas historis
bangsa Indonesia sejak berdirinya kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit dan sejumlah
Kesultanan Islam di berbagai belahan nusantara menjadikan Indonesia sebagai tujuan para
pelaut asing untuk dapat melakukan aktivitas perdagangan di Indonesia. Sebagai negara
maritim, perairan Indonesia terdiri atas laut teritorial, perairan kepulauan dan perairan
pedalaman yang luasnya kurang lebih 2,7 juta km2 atau sekitar 70% dari luas wialyahnya.
Sedangkan luas wilayah daratan kurang lebih hanya 1,9 juta km2.
Di samping itu, Indonesia memiliki Zona Ekonomi Eksklusif lndonesia (ZEE) seluas
3,1 km2. Dengan kepemilikan wilayah laut yang terbilang luas, bukanlah perkara mudah bagi
Indonesia untuk menjaganya, sebab Indonesia sendiri adalah negara kepulauan yang memiliki
lebih dari 17.000 pulau besar dan pulau kecil serta diapit oleh dua samudera dan dua benua
(Yudanto, 2010). Perairan laut menjadi suatu hal yang sangat penting disoroti oleh Indonesia,
karena perairan laut menjadi jembatan bagi terhubungnya satu pulau di Indonesia dengan pulau
lainnya. Kepemilikan laut yang luas tentu menjadi peluang bagi Indonesia untuk dapat
memanfaatkannya guna mencapai kesejahteraan rakyat. Namun di sisi lain, kepemilikan akan
laut yang luas pun akan menjadi tantangan yang perlu diantisipasi dan dikelola sehingga tidak
berdampak kepada kerawanan yang timbul bagi kepemilikan laut itu sendiri (Admin. 2015).
Pariwisata Bahari
Sektor maritim Indonesia sampai saat ini terbilang belum dapat dimanfaatkan secara
optimal. Bahkan, itu pun masih terfokus pada bidang perikanan saja, karena tidak dapat
dipungkiri bahwa ketika mayoritas masyarakat Indonesia berbicara maritim maka yang
terlintas di benaknya adalah perikanan. Padahal potensi kekayaan maritim tidak sampai di situ
saja, terdapat potensi ekonomi pariwisata bahari, jasa perhubungan, serta energi minyak dan
gas bumi. Kondisi geografis Indonesia sangat berpeluang untuk dapat berkembang atau bahkan
dapat menjadi suatu proyeksi utama dalam peningkatan ekonomi negara. Salah satu potensi
yang dapat dikembangkan dan dikelola adalah melalui sector pariwisata. Pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Pariwisata berkelanjutan
1
adalah pariwisata yang memperhitungkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan
masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat
serta dapat diaplikasikan ke semua bentuk aktifitas wisata di semua jenis destinasi wisata,
termasuk wisata masal dan berbagai jenis kegiatan wisata lainnya1.
Menurut beberapa individu yang telah meneliti tentang kepariwisataan, mereka
memiliki pendapat berbeda namun hampir serupa dalam menilai Pariwisata Bahari. Perbedaan
tersebut bisa dimaklumi karena tiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda dan mereka
menilai sesuatu juga dari hasil pengamatan yang tentunya memiliki perbedaan pula. Wisata
Bahari adalah suatu kegiatan untuk menghabiskan waktu dengan menikmati keindahan dan
keunikan wilayah di sepanjang pesisir pantai dan juga lautan. Secara singkat, Wisata Bahari
adalah sebuah rekreasi di pantai atau lautan2.
1
Menteri Republik Indonesia Pariwisata, “Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan,” dalam Peraturan
Menteri Pariwisata, 2016, 1–64.
2
Anonimous, Definisi Wisata Bahari (n.d.).
2
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkelanjutan hanya dapat direngkuh, jika
kita mampu melakukan investasi dan usaha untuk: (1) merevitalisasi sumber-sumber
pertumbuhan yang ada, dan (2) membangkitkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru
(new sources of economic growth). Salah satu sumber pertumbuhan eknonomi baru Indonesia
yang potensinya sangat besar adalah pariwisata bahari (marine and coastal tourism). Namun
sampai saat ini pemanfaatannya masih sangat rendah. Ibarat ’raksasa ekonomi yang masih
tidur’ (the sleeping giant of economy)3.
Jika mampu mengembangkan potensi bahari, maka nilai ekonomi berupa perolehan
devisa, sumbangan terhadap PDB, peningkatan pendapatan masyarakat, penciptaan lapangan
kerja, dan sejumlah multiplier effects sangat besar. Sebagai perbandingan adalah Negara
Bagian Queensland, Australia dengan panjang garis pantai hanya 2100 km dapat meraup devisa
dari pariwisata bahari sebesar US$ 2,1 milyar pada tahun 2003. Demikian juga halnya dengan
Malaysia, Thailand, Maladewa, Mauritius, Jamaica, dan Negara lainnya yang telah menikmati
nilai ekonomi cukup besar dari pariwisata bahari. Sampai saat ini devisa dari sektor pariwisata
bahari di Indonesia baru mencapai sekitar US 1 milyar per tahun.
Untuk meningkatkan kinerja sektor periwisata bahari, lima komponen utama dari sisi
pengadaan (supply side) parwisata bahari, yakni objek pariwisata bahari (attractions),
transportasi, pelayanan, promosi, dan informasi, harus secara terpadu diperkuat dan
dikembangkan, sehingga lebih atraktif atau minmal sama dengan yang ditawarkan oleh negara-
negara lain. Selain itu, sektor pariwisata bahari harus didukung oleh kebijakan ploitik-ekonomi
(keuangan, ketenagakerjaan, infrastruktur, keamanan dan kenyamanan, dan kebijakan
pemerintah lainnya) yang kondusif.
3
Dahuri Rokhmin, “Pariwisata Bahari: Raksasa Ekonomi Indonesia Yang Masih Tertidur,” Pariwisata Bahari
1 (2009), https://rokhmindahuri.wordpress.com/tag/pariwisata-bahari/.
3
area/ecosytem), maka pariwisata bahari harus di bangun dengan strategi yang terencana dan
bervisi jangka panjang4.
Strategi pertama, dalam pengelolaan pariwisata bahari tersebut pemerintah harus
mengubah dari pendekatan dari sistem birokrasi yang berbelit menjadi sistem pendekatan
entrepreurial. Dimana pemerintah dituntut untuk tanggap dan selalu bekerja keras dalam
melihat peluang dan memanfaatkan peluang tersebut sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat. Dalam hal ini pemerintah sebagai pemegang kebijakan harus meyiapkan sebuah
regulasi/kebijakan yang mendukung pengembangan pariwisata bahari. Kebijakan tersebut
antara lain, menciptkan kawasan ekonomi khusus di kawasanyang sedang mengembangkan
pariwisata bahari, misalnya memberikan kebijakan bebas visa pada wisatawan yang akan
berkunjung dll.
Kedua, melakukan pemetaan terhadap potensi pariwisata bahari yang dimiliki, yaitu
berupa nilai, karakteristiknya, infarstruktur pendukungnya dan kemampuanya dalam
menopang perekonomian. Dengan demikian dapat ditentukan parawisata bahari mana yang
harus segera dibangun dan mana yang hanya perlu direvitalisasi. Selain itu kita juga perlu
memetakan lingkungan yang terkait dengan pariwisata bahari baik lingkungan internal
maupun ekternal. Lingkungan internalnya yang perlu dipetakan adalah sejauh mana kekuatan
dan kelemahan (strength and weakness) pariwisata bahari tersebut. Sedangkan Lingkungan
eksternal yang perlu dipetakan adalah sosial-budaya, politik/kebijakan, ekonomi-pasar, dan
kemampuan teknologi. Selain itu juga perlu di ketahui sejauh mana negara-negara lain
melangkah dalam pengembangan pariwisata bahari, sehingga kita bisa belajar dari
keberhasilan dan kegagalan mereka dalam mengembangkan pariwisata bahari.
Ketiga, Menyusun rencana investasi dan pembangunan atas berbagai informasi yang
telah kita dapatkan dari pemetaan diatas. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan ini
adalah, bahwa kita tidak hanya akan membangun sebuah pariwisata bahari saja Namun juga
perlu di perhatikan faktor pendukungnya seperti akses transportasi, telekomunikasi dll. Dengan
demikian rencana pengembangan pariwisata bahari dapat terukur dan tetap sasaran.
Keempat, menciptakan kualitas SDM yang tangguh di bidang paraiwisata bahari, baik skill-
nya, kemampuan dalam inovasi, adaptabilitas dalam menghadapi berbagai perubahan
lingkungan eksternal, budaya kerja dan tingkat pendidikan serta tingkat pemahaman terhadap
permasalahan strategis dan konsep yang akan dilaksanakannya. Karena di masa mendatang
4
Dahuri Rokhmin, “Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari,” Pariwisata Bahari Indonesia 2 (2009),
https://rokhmindahuri.wordpress.com/tag/pariwisata-bahari/.
4
keunggulan SDM dalam berinovasi akan sangat penting setara dengan pentingnya SDA dan
permodalan. Hal ini terkait dengan perkembangan teknologi yang pesat, khususnya teknologi
informasi.
Kelima, melakukan strategi pemasaran yang baik, seperti yang dilakukan negara
tetangga kita Thailand yang memasarkan objek wisatannya di televisi-televisi internasional dan
berbagai media seperti internet, majalah dan pameran-pameran pariwisata di tingkat
internasional. Bahkan mereka menghabiskan dana sekitar US$ 1 miliyar untuk
mempromosikan wisata mereka di beberapa jaringan televisi internasional. Bahkan saking
kreatifnya, beberapa negara melakukan segmentasi pasar wisatawan, ini seperti yang dilakukan
Hong Kong dan Thailand untuk memudahkan merencanakan pengembangan pariwisatanya
dengan tidak menyamaratakan pasar wisatawannya.
Didalam perwujudan suatu Wisata Bahari terdapat kriteria tertentu, diantaranya:
1. Lokasi
a. Lokasi ini dapat dipandang sebagai kawasan yang akan mendukung kegiatan Wisata
Bahari (cukup kaya akan produk kebaharian).
b. Lokasi cukup luas untuk dinilai sebagai kawasan yang akan menampung berbagai
kegiatan yang terkait dengan Wisata Bahari.
c. Memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap aktifitas kepariwisataan yang dapat
menyangkut aktifitas peristirahatan, menikmati pemandangan alam, rekreasi, pengenalan
alam dan budaya setempat bahkan untuk promosi wisata daerah setempat.
d. Lokasi tersebut memiliki daya tarik yang cukup tinggi dilihat dari beberapa variabel
penentu seperti halnya aksesibilitas, utilitas dan kenyamanan.
2. Landscape
a. Kontur tanah yang bervariasi
b. Mempunyai taman laut dengan kedalaman lebih dari 70 m, dimana terdapat celah-celah
dan gua-gua yang ditumbuhi berbagai jenis karang yang beraneka ragam serta hidup
berbagai jenis biota laut, dari invertebrata sampai ikan konsumsi berukuran besar.
3. Fasilitas
a. Fasilitas Kegiatan Wisata Bahan
- Marina, fasilitas Utama: Dermaga / morring basah, merupakan tempat berlabuh kapal
layar atau boat.
- Club house, merupakan tempat kegiatan anggota-anggota perkumpulan club-club,
seperti club diving, layar dan selancar angin, tetapi dapat juga dikenalkan untuk
5
wisatawan umum yang menginap atau wisatawan paket tour yang melakukan kerja
sarna dengan klub tersebut.
b. Fasilitas Taman Rekreasi
- Akuarium laut, sebagai tempat melihat keindahan biota laut.
- Ruang Rekreasi aktif (Kolam renang, Area bemain anak, Area bermain dewasa dan
Area tunggang).
- Ruang Rekreasi pasif. (Area betjemur, Area berkemah dan Panggung terbuka)
c. Fasilitas penginapan, digunakan untuk para wisatawan yang berkunjung dalam waktu
yang cukup lama.
d. Sarana restaurant
- Kafe
- Galeri scni
- Pasar seni
6
desa tersebut hanya bisa melalui sungai atau jalan setapak dengan rute Muara Siberut-
Rokdok- Madobak- Ugai- Matotonan yang memiliki jarak tempuh 5- 6 jam.
Keunikan budaya, kehidupan masyarakat, peninggalan sejarah, pemandangan alam,
dan gelombang ombaknya yang mencapai lima tingkat menjadikan Kepulauan Mentawai
surga bagi para peselancar. Anda juga dapat berpetualang mengitari hutan hujan tropis yang
masih asli. Menikmati budaya dari masyarakat sekitar hutan adalah salah satu hal mengapa
Anda harus datang ke tempat ini.
7
dan Potogat (2-3 meter). Di Pulau ini tersedia homestay yang cukup memadai bagi para
wisatawan.
Dikelilingi oleh terumbu karang dan laguna yang dangkal, Pulau Nika dipenuhi
pancaran sinar matahari, pasir lembut serta air bening yang terlihat berkilauan. Tempat ini
pun sempurna sekali untuk scuba diving, snorkeling serta mereka yang pengin ‘mandi
matahari’ sambil dikelilingi suasana pantai yang begitu nyaman. Hampir tidak ada arus air
laut di pantai ini, artinya perenang dan penyelam bisa menikmati lingkungan bawah laut
dengan aman. Di malam harinya, travelers bisa menikmati kuliner khas Maldive yang
punya citarasa berbeda. Menyingkir sejenak dari kehidupan nyata untuk menikmati pulau
fantastik menjadi alasan kenapa banyak turis menjejakan kaki di Pulau Nika.
Ditemukan juga di Pulau Cocoa, pantai eksotis ini menjadi langganan turis
mancanegara yang ingin menikmati suasana bahari plus melewatkan waktu sambil
dikelilingi pasir putih. Airnya yang jernih menjadikan tempat ini ideal untuk scuba diving.
Tidak hanya itu, lokasinya yang dekat dengan Kandooma Channel dan Guraidhoo
Channel memungkinkan kamu bisa menyaksikan satwa laut yang sangat bervariasi. Untuk
menginap juga tidak perlu was-was karena di tempat ini tersedia Cocoa Island Resort yang
menyediakan fasilitas spa dan yoga. So, tempat ini cocok banget buat kamu yang ingin
bersantai sambil mencelupkan kaki dengan pemandangan samudera yang menawan.
8
Sebagai tempat berteduh dengan suasana tropis, Vabbinvaru menawarkan pantai-
pantai dengan kesan romantis serta beberapa vila cantik yang memancarkan kilau
menakjubkan. Dikelilingi oleh koral dan ikan cantik berwarna-warni, pantai-pantai disana
pun cocok untuk snorkeling dan scuba diving. Tidak hanya itu, restoran yang ada juga
menawarkan makanan internasional lezat dan travelers bisa menyantapnya sambil
dipayungi bintang-bintang yang bersinar di malam hari. So, di sini travelers akan punya
banyak aktivitas sambil bersantai ria. Konservasi kehidupan laut dan penelitian yang
berbasis pada keberadaan Pohon Banyan di Vabbinfaru akan membuat banyak penggemar
hewan laut betah berlama-lama tinggal di Kepulauan Vabbinfaru. View yang spektakuler,
aktivitas menyenangkan, makanan yang memanjakan lindah serta sempurna untuk relaksasi
membuat Vabbinfaru tidak akan dilewatkan para turis yang berlibur ke Maldive.
9
terkait dengan bebas visa, regulasi CAIT untuk masuk Yacht, serta untuk kapal pesiar. Negara
yang akan dibebaskan kewajiban visanya adalah sebagian besar dari Eropa, beberapa dari
Amerika, dan yang lainnya dari Asia dan Timur Tengah. Pembebasan visa belum diberikan
untuk Australia. Alasannya, negara itu juga memberlakukan kewajiban visa bagi warga
Indonesia. Regulasi yang pertama Perpres No 104/2015 tentang bebas visa, Perpres tentang
bebas visa tahap kedua yang belum lama ditandatangi Presiden Jokowi memang membebaskan
visa kunjungan untuk wisman dari 75 negara. Namun masih kalah jauh dari Malaysia (144
negara). Hal tersebut diharapkan Menpar dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan untuk
mencapai target jumlah wisman tahun ini sebanyak 12 juta. Menurut Arief, pembebasan visa
masuk ke Indonesia ini mengikuti kebijakan sejumlah negara yang sudah sukses
melakukannya. Misalnya Malaysia yang telah membebaskan visa masuk untuk 144 negara dan
Thailand dengan 56 negara bebas visa.
Regulasi kedua perahu wisata (yacht) atau kapal pesiar, sebelumnya, yacht yang ingin
masuk ke Indonesia diharuskan mengurus izin masuk Clearance Approval for Indonesian
Territory (CAIT) yang memakan waktu selama dua minggu. Menpar pun telah mempersingkat
upaya pengurusan CAIT dari yang tadinya dua minggu menjadi 1 jam saja, seperti yang telah
dipraktekkan oleh negara tetangga. Regulasi ketiga peraturan tentang sabotage, untuk cruise,
asas sabotage adalah sebuah cruise asing yang berkapasitas besar tidak diizinkan untuk
menaikan penumpang di wilayah laut Indonesia. Regulasi ketiga tersebut nantinya akan
mengizinkan cruise untuk menaikan penumpang di Indonesia. Sebelumnya, wisnus hanya
dapat menaiki cruise dari negara tetangga terdekat seperti Singapura. Namun dengan
berlakunya regulasi ketiga tersebut, diharapkan wisata bahari di Indonesia akan semakin
berkembang (www.jelasberita.com, 2015).
Kesimpulan
Kelima strategi ini kirannya dapat membantu bangsa ini dalam rangka memaksimalkan
peran pariwisata bahari. Namun tetap saja, strategi-strategi ini tidak akan berarti jika
pemerintah, investor/swasta, perbankkan dan masyarakat tidak bersatu-padu dalam
membangun pariwisata bahari untuk kemakmuran rakyat. Wisata bahari merupakan sebuah
tempat rekreasi yang memberi dampak positif bagi lingkungan dan juga perekonomian. Jenis
rekreasi ini cukup banyak terdapat di seluruh Indonesia karena tipe negara kita adalah negara
kepulauan yang disatukan oleh lautan.
10
Referensi
Admin. 2015. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Website Resmi Presiden Republik
Indonesia: http://presidenri.go.id/maritim/indonesia-sebagai-poros-maritim-dunia.html,
diakses pada 9 April 2017.
Anonimous. Definisi Wisata Bahari (n.d.). dalam
https://www.academia.edu/3796826/hukum_laut_2013 diakses tanggal 3 Oktober 2018.
https://www.jelasberita.com/2015/10/08/3-regulasi-untuk-memajukan-pariwisata-indonesia/
diakses tanggal 3 Oktober 2018
Pariwisata, Menteri Republik Indonesia. “Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.”
dalam Peraturan Menteri Pariwisata, 1–64, 2016.
Poerwanto, Endy. 2016. Wisata Bahari, Besar Potensi Kecil Konstrubusi. Dikutip
dari http://bisniswisata.co.id/wisata-bahari-besar-potensi-kecil-konstrubusi/, pada 9 April
2017.
Rokhmin, Dahuri. “Pariwisata Bahari: Raksasa Ekonomi Indonesia Yang Masih Tertidur.”
Pariwisata Bahari 1 (2009). dalam https://rokhmindahuri.wordpress.com/tag/pariwisata-
bahari/ diakses tanggal 3 Oktober 2018
———. “Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari.” Pariwisata Bahari Indonesia 2 (2009).
dalam https://rokhmindahuri.wordpress.com/tag/pariwisata-bahari/. diakses tanggal 3
Oktober 2018
Utomo, Trisno. 2015. Kinerja Pariwisata Bahari Indonesia Belum Optimal. Dikutip
dari http://www.kompasiana.com/lhapiye/kinerja-pariwisata-bahari-indonesia-belum-
optimal_5641d9ead59273300674a2ea, pada 8 April 2017
Yudanto, A. H. 2010. Wilayah Perairan Indonesia. Dikutip
dari http://www.kompasiana.com/agungharyoyudanto/wilayah-perairan-
indonesia_550020b9813311c91dfa7166, pada 8 April 2017
11