dengan melakukan pemeriksaan kesehatan melalui test darah. Ketika pengujian tidak
memungkinkan, ada tanda-tanda tertentu yang bisa menunjukkan apakah seseorang mengidap
HIV/AIDS atau tidak, atau minimal megetahui gejala-gejalanya. Harus diingat bahwa
seseorang yang mengidap HIV biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda selama paling
sedikit beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Orang dewasa dapat didiagnosis mengidap AIDS, jika memiliki minimal 2 tanda-tanda utama
dan satu tanda minor. Tapi, itu sudah cukup untuk membuat diagnosis AIDS jika seseorang
mengidap kanker kulit (disebut Karposi, yang biasanya kemerah-merahan, ungu, atau bintik-
bintik hitam pada kulit yang dapat menjadi besar dan menyakitkan) atau kriptokokal
meningitis (infeksi pada meliputi otak yang menyebabkan demam, leher kaku, sakit kepala,
kebingungan, dan ketidakmampuan untuk bangun).
Tanda kecil lainnya adalah jika sang ibu telah dinyatakan positif HIV / AIDS atau memiliki
tanda-tanda AIDS. Bagi seorang anak untuk dapat didiagnosis dengan AIDS, maka harus ada
2 besar dan 2 kecil tanda-tanda yang tercantum di atas.
Sumber : http://www.whooila.com/2010/08/tanda...#ixzz0wptxY8eW
Share
o
o
o
o
o
The Following User Says Thank You to HangLooseBaby For This Useful Post:
#2
7 November 2010, 11:10
Join Date: Jul 2010
Posts: 77
RendyRasta Thanks: 0
New Member Thanked 0 Times in 0 Posts
Share
o
o
o
o
o
#3
14 January 2011, 11:08
Join Date: Aug 2010
Location: Jakarta,Indonesia
vierrashop Posts: 171
Junior Member Thanks: 10
Thanked 44 Times in 31 Posts
Virus yang mematikan ini akan menyerang sistem kekebalan yang membuat tubuh
kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit, sehingga tubuh lebih rentan terhadap
berbagai penyakit.
Jika gejala ini tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) yang merupakan penyakit mematikan. AIDS timbul sebagai
dampak berkembangbiaknya virus HIV di dalam tubuh manusia.
Gejala-gejala yang muncul dari HIV bisa mempengaruhi seseorang secara bertahap. Setelah
virus memasuki tubuh, maka virus akan berkembang dengan cepat.
Virus ini akan menyerang limfosit CD4 (sel T) dan menghancurkan sel-sel darah putih
sehingga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Setiap tahapan dari infeksi akan
menunjukkan gejala yang berbeda.
Tahap awal dari infeksi virus ini biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala apapun,
gejala baru akan muncul setelah dua sampai empat minggu setelah terinfeksi. Seseorang bisa
mengeluh mengalami sakit kepala yang berat dan persisten disertai dengan demam.
Gejala dan tanda awal dari HIV termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, mual, diare dan
pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau pangkal paha.
Gejala-gejala ini hampir sama dengan infeksi virus lainnya. Karena itu banyak orang yang
terinfeksi HIV tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi hingga bertahun-tahun
sehingga mencapai stadium lanjut.
Pusat pengendalian penyakit (Center for Disease Control/CDC) mengungkapkan ada
beberapa gejala yang menunjukkan stadium lanjut dari HIV yaitu:
Salah satu cara untuk mendeteksinya adalah dengan mengukur jumlah sel-sel darah putih,
karena biasanya seseorang dengan HIV akan memiliki jumlah sel darah putih yang kecil.
HIV bukan merupakan penyakit yang mudah untuk didiagnosis, ada dua hal yang harus
diperhatikan yaitu kenali gejala yang ada dan melakukan pemeriksaan ke dokter.
HIV disebabkan kebanyakan karena perilaku gonta ganti pasangan seks tanpa menggunakan
kondom atau orang-orang yang memakai narkoba karena gantian menggunakan jarum suntik.
Pada tahun 1981, ketika Federal Center for Disease Control (FCDC) memantau AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Syndrome), jumlah kasus yang diketahui masih sedikit. Sejak
16 Maret 1987, sebanyak 32.825 kasus tentang AIDS telah dilaporkan.
Tahun 2004 yang lalu, jumlah kasus AIDS di Indonesia mencapai 16 kasus. 9 kasus diderita
oleh homoseksual, 1 kasus heteroseksual, dan 2 kasus melalui tranfusi darah. Di Surabaya, 2
orang WTS sudah terjangkit HIV dan penularannya dapat bertambah melalui lokalisasi
tempat-tempat pelacuran.
KARAKTERISTIK
AIDS adalah suatu penyakit yang menghancurkan kemampuan seseorang untuk melawan
penyakit juga menyerang sel darah merah (Limposit T4) serta menyebabkan suatu gejala
(Symptom) yang kompleks dan keadaan dimana terdapat indikasi adanya kegagalan fungsi
yang serius dari system kekebalan (system Immune).
INFEKSI HIV
AIDS disebabkan oleh suatu virus yang dikenal dengan beberapa nama antara lain HTLV-III
(Human T-cell Lymphatropic Virus type III), LAV, ARV, dan HIV (Human Immuno
deficiency Virus) yang menginfeksi suatu kelompok khusus dari sel-sel darah putih “helper T-
cells” atau sel T pembantu. HIV juga merusak berbagai jenis sel-sel lain yang diinfeksinya.
HIV diduga berasal dari Afrika dan ditularkan oleh monyet hijau Afrika yang mempunyai
struktur dekat dengan manusia. 70% dari 200 monyet di Afrika terinfeksi virus HIV, tapi
anehnya meskipun monyet-monyet tersebut terinveksi virus HIV, penyakit AIDS tidak
diderita oleh monyet tersebut.
BAI (Badan AIDS Indonesia) mengatakan bahwa saat terjadi infeksi, jumlah sel CD-4
(Limposit) akan berkurang 1/2 nya.
Virus berkembang biak pada inangnya dan sel yang berkembang biak tersebut mengandung
bahan genetik virus. Dengan demikian, infeksi HIV bersifat Irreversible (tidak dapat kembali
dan berlangsung seumur hidup).
PENGOBATAN
Sampai saat ini, belum ada penyembuhan / pengobatan yang sempurna untuk AIDS. Untuk
mengembangkan cara penyembuhan AIDS, memang memerlukan waktu yang cukup
panjang. Tetapi baru-baru ini suatu obat anti virus yang dikenal sebagai azidothymedine
(AZT) telah menunjukkan khasiat berupa dapat memperbaiki kesehatan penderita dan
memperpanjang usia penderita AIDS tersebut, akan tetapi masih belum jelas apakah bisa
menyembuhkan AIDS tersebut.
Obat lain untuk mengatasi infeksi HIV sekarang sedang diuji di USA dan Eropa. Obat ini
mengandung AL-721, dideoxycytidine (DDC), phosphoroformate (Foscarnet), HPA-23,
interferon alpha, Isoprinosine, naltrexone, dan ribavirin.
Untuk menyembuhkan AIDS diperlukan tidak hanya untuk menghentikan pertumbuhan virus,
tapi juga membangun kembali system kekebalan, dan melawan semua kelemahan tubuh
sebagai akibat dari AIDS. Adanya kemajuan ilmu kedokteran dan cara pengobatan yang lebih
sempurna semakin memperbesar harapan hidup bagi penderita AIDS.
JALUR PENULARAN
ü Penularan perinatal (sebelum lahir) dari ibu yang terinfeksi kepada janin selama dalam
kandungan
ü Oral sex
ü Alat-alat medis
MASA INKUBASI
Masa inkubasi penyakit AIDS berkisar antara 1 – 9 tahun atau lebih. Masa inkubasi lebih
singkat terjadi pada bayi-bayi yang lahir dari ibu yang terjangkit AIDS yaitu antara 15 – 20
bulan. Bayi-bayi tersebut mulai menunjukkan gejala-gajalanya pada saat umur 1 tahun.
HIV lebih mudah dihancurkan dibandingkan dengan virus penyebab flu. Virus ini dapat
dibunuh dengan panas, sabun biasa, air, cairan pembersih kuman, dan chlorine yang
digunakan di kolam renang. HIV tak ditularkan melalui kontak (sentuhan) dengan obyek
bernyawa.
“ AIDS adalah berkaitan dengan darah, penyakit yang ditularkan secara seksual dan tidak
menyebar melalui sentuhan…tidak diketemukan resiko penularan terhadap rekan kerja clien
(rekanan), atau konsumen yang berada di sekitar pekerja yang terinfeksi HIV… di kantor,
sekolah, di pabrik-pabrik, atau perusahaan kontruksi… pekerja yang diketahui terinfeksi oleh
HIV tidak perlu diberhentikan kerja. Juga tak perlu dibatasi atau dilarang menggunakan
telepon, peralatan kantor, toilet, fasilitas untuk makan, atau air mancur. ”
Pada tahun 1979, terdapat 11 kasus AIDS di USA sejak 16 Maret 1987, sejumlah 32.825
kasus telah dilaporkan. Jumlah kasus yang dilaporkan meningkat dua kali semula setiap
tahun, tapi laju peningkatannya baru-baru ini agak menurun. Federal Center for Disease
Control (FCDC) melaporkan informasi menyangkut bagaimana AIDS ditularkan sebagai
berikut :
Kurang lebih tiga persen dari semua kasus AIDS termasuk dalam kategori penularan dimana
diberi label dengan “tak tertentu”. Kategori ini mencakup :
Penderita yang mana informasi risiko tidak lengkap sebab mereka meninggal, gagal
diwawancarai, atau tak dapat dilokasikan.
Penderita yang sedang diwawancarai
Penderita yang tak punya resiko yang lekas selain hubungan seksual antara pria dan
wanita yang dapat diidentifikasi.
TERHADAP AIDS
Yang paling penting hal yang dapat anda lakukan untuk melindungi diri anda sendiri dan
yang lain adalah mencegahpenularan HIV. Anda dapat belajar untuk membedakan situasi-
situasi dimana penularan HIV mungkin terjadi, dari situasi yang mempunyai resiko kecil atau
tanpa resiko penularan. Yang jelas, untuk aktivitas sehari-hari yang tak ada hubungannya
dengan hubungan seksual, anda tak perlu melakukan pembatasan tertentu. Dalam hubungan
seksual, serta penggunaan obat-obat intravena, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan proses penularan / penyebaran HIV. Tindakan-tindakan ini sering disebut sebagai “
pengurangan resiko ”
Jika hasil tes HIV mendeteksi adanya anti bodi HIV , hal ini berarti bahwa anda punya
beberapa point untuk terinfeksi HIV dan anda harus menganggap diri anda sebagai mampu
untuk menyebarkan virus. Tes antibody terdiri dari serangkaian tes yang diulang-ulang, dan
memberikan suatu informasi yang akurat pada anda.
Tes antibody HIV akan menunjukkan apakah darah anda mengandung antibody terhadap
HIV. Antibody adalah suatu protein yang dibuat oleh system kekebalan anda sebagai tanda
adanya bahan/benda asing yang tidak diinginkan seperti halnya bakteri atau virus yang
mungkin masuk ke tubuh anda.
Untuk memperoleh ketepatan hasil tes antibody dapat dilakukan hanya melalui kombinasi
dari dua tes yaitu :
1. Tes ELISA, untuk menunjukkan bahwa antibody kemungkinan muncul.
2. Western Blot Test untuk mengkonfirmasikan bahwa antibody tersebut benar-benar
ada.
Antibody HIV biasanya dapat dimonitor setelah 14 minggu sejak terjadi infeksi. Jika
waktunya belum mencukupi, tes antibody mungkin memberikan hasil negative meskipun
virus itu ada.
Hasil tes antibody yang positif tidak dapat memberikan ketentuan bahwa anda menderita
AIDS, jika anda menderita ARC, atau apakah anda akan mengalami kondisi yang lain dimasa
mendatang.
10. mudah terjadi memar-memar atau pendarahan karena alasan yang tidak jelas.
FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS
Beberapa gejala psikologis kadang-kadang berkembang pada seseorang penderita AIDS lebih
parah dibanding gejala pokok untuk AIDS, hal ini mencakup :
COLONY-
STIMULATING
FACTOR
Institut Genetika
ALPHA Terbukti cukup efektif untuk mengobati sarcoma Kaposi, kanker kulit
INTERFERON yang merupakan petunjuk penyakit AIDS. Sekarang sedang diteliti
kemungkinan kombinasi dengan AZT untuk melawan AIDS
Biogen/Schering-
plough Hofmann-
La
Roche/Genentch
INTERLEUKIN-2 Penggunaan IL-2 memang mengecewakan, namun diduga akan lebih
efektif bila dikombinasikan dengan AZT.
Hofmann-La
Roche/Immunex
Cetus
CYCLOSPORINE Obat ini sangat beracun, dipakai untuk mencegah penolakan organ tubuh
yang dicangkok, mampu menahan penyebaran virus AIDS pada stadium
Sandoz dini.
Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana seorang remaja mengalami peralihan dari satu tahap ke
tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik berupa tubuh, emosi, minat, pola perilaku dan juga
penuh dengan masalah-masalah, Oleh karenanya remaja sangat rentan sekali mengalami perubahan
psykososial, yakni masalah psykis dan kejiwaan yang timbul akibat terjadinya perubahan sosial.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali
keremajaan itu hanya merupakan tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan sebagai tanda
keremajaan seseorang. Namun, satu hal yang pasti konflik yang dihadapi remaja semakin kompleks
seiring perubahan pada berbagai dimensi dalam diri mereka.
Masa remaja merupakan suatu masa yang merupakan suatu bagian dari kehidupan manusia yang di
dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh
terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja banyak dicirikan rasa ingin tahu pada
diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks.
Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksi pun mengalami perkembangan dan
pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan
psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik
maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja
tersebut.
Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ
reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar nikah. Apalagi
apabila kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya
mendapat respon buruk dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi
kehamilan pada siswi, maka sampai saat ini terjadi maka responnya adalah dengan sangat buruk dan
berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan dimana
siswi itu tinggal, lingkungan yang cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal
tersebut terjadi karena masih kuatnya norma kehidupan masyarakat kita.
Kehamilan remaja adalah isu yang terjadi saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah
kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga
mempengaruhi sangat luas antara keluarga dan masyarakat.
Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan
dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.
AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena menurunnya kekebalan tubuh
yang didapat lewat suatu perilaku tertentu (Acquired Immune Deficiency Syndrom)
Cairan darah
Cairan sperma (cairan yang keluar dari kelamin laki-laki)
Cairan vagina (cairan yang keluar dari kelamin perempuan)
Air susu ibu (ASI)
Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam vagina / anus), tanpa menggunakan
kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk
hubungan seks lewat vagina). Atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin
terjadi dalam hubungan seks lewat anus / dubur akibat adanya gesekan penis dengan dinding
anus yang mengakibatkan luka.
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat
vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi
(Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan
dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.
Gunakan selalu jarum suntik yang steril dan baru setiap kali akan melakukan penyuntikan
atau proses lain yang menyebabkan terjadinya luka.
Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya: hubungan seks yang tidak
memungkinkan tercampurnya cairan kelamin, karena hal ini memungkinkan penularan HIV),
yaitu dengan menggunakan kondom.
Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tentang semua resiko dan
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga
keputusan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan.
D : Do not inject! Jangan menggunakan jarum suntik secara bergantian. Tentu akan lebih
baik jika tidak menggunakan narkoba sama sekali.
Makan dan minum bersama, atau pemakaian alat makan minum bersama
Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum dan kolam renang
Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya
Lewat keringat atau gigitan nyamuk
HIV adalah
Human Immunodeficiency Virus, suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia dan
menyebabkan menurunnya kekebalan / daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang infeksi /
penyakit.
AIDS adalah
Acquired Immune Deficiency Syndrom, yaitu timbulnya sekumpulan gejala penyakit yang
terjadi karena kekebalan tubuh menurun, oleh karena adanya virus HIV di dalam darah.
Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular
HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5
sampai 10 tahun) hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS.
Adanya HIV didalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukkan gejala penyakit
tertentu dan ini disebut masa HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri
dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat di deteksi
adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan karena tubuh kita membutuhkan waktu
sekitar 3 – 6 bulan untuk membentuk antibody yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah
tersebut. Masa ini disebut window period (periode jendela). Dalam masa ini, bila orang
tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV didalam tubuhnya (walaupun belum bisa
dideteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan HIV melalui perilaku yang disebutkan
di atas tadi.
Tes darah yang dilakukan biasanya menggunakan tes ELISA (enzyme linked
immunosorbent assay) yang memiliki sensitivitas tinggi - namun spesifikasinya rendah. Bila
pada saat tes ELISA hasilnya positif, maka harus dikonfirmasi dengan tes Western Blot, yaitu
jenis tes yang mempunyai spesifikasi tinggi namun sensitivitasnya rendah. Karena sifat kedua
tes ini berbeda, maka biasanya harus dipadukan untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, seperti dibawah telinga, leher, ketiak
dan lipatan paha
Pengguna narkoba suntikan serta orang-orang yang pernah berganti jarum dengannya, serta
pasangan seksnya
Calon-calon bayi yang lahir dari orangtua yang berperilaku resiko tinggi
Agar dapat bersikap wajar, terbuka dan berempati dalam membicarakan dan menghadapi hal-
hal yang terkait dengan masalah HIV / AIDS, seperti masalah narkoba, seksualitas. Orang
dengan HIV / AIDS, penyakit-penyakit terkait HIV / AIDS, dll.
Agar dapat berbagi informasi yang benar, lengkap dan obyektif kepada orang lain.
Ketika anda mendengar kata HIV/AIDS, apakah yang ada dalam bayangan anda? Mungkin sebagian
besar orang akan langsung berasumsi pada para pekerja seks komersil dan juga para pengguna
narkoba. Baik, sekarang saya ingin bertanya, terpikirkah oleh anda, bahwa seorang bayi yang baru
lahir juga dapat terkena HIV/AIDS? Atau seseorang yang menerima transfusi darah karena
kecelakaan misalnya, juga bisa terkena hal serupa?
HIV/AIDS dapat menginfeksi siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Angka kejadian HIV/AIDS juga
kian meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menyaksikan program
Reportase Investigasi yang ditayangkan di Trans TV yang kala itu sedang mewawancarai seorang
pekerja seks komersil (PSK) yang telah terinfeksi HIV/AIDS. Seperti yang kita ketahui, bahwa
HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seksual sedangkan dalam sehari, PSK ini rata – rata
melayani tiga orang pelanggan. Bagaimana dengan seminggu? Sebulan? Setahun? Padahal, PSK ini
sudah teridentifikasi HIV positif sejak tiga tahun yang lalu.
Penyebaran HIV/AIDS yang dapat dibilang cepat ini menjadi perhatian dunia. Tidak hanya di
Indonesia, angka kejadian HIV/AIDS juga cukup tinggi di negara – negara lain, bahkan jumlah orang
yang mengidap HIV/AIDS di dunia telah diperkirakan mencapai 40 juta jiwa, maka tidaklah heran
apabila setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS sedunia.
Untuk itu, saya ingin kembali mengajak pembaca untuk berkenalan dengan HIV/AIDS melalui
Frequently Asked Question berikut ini:
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV merupakan virus yang tergabung
dalam jenis retrovirus. Virus ini dapat berkembang biak dalam sel tubuh manusia yang mampu
mengekspresikan antigen CD4+. Sebenarnya, saat awal mula terjadinya infeksi, tubuh kita telah
mencoba untuk melakukan perlawanan, tapi sayangnya si HIV ini lebih kuat, sehingga malah
merusak sel – sel imunitas (kekebalan) dalam tubuh kita.
Sedangkan AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome. AIDS sendiri
dapat diterjemahkan sebagai kumpulan gejala (syndrome) yang muncul akibat infeksi HIV yang telah
termanifestasi. AIDS terjadi ketika HIV telah merusak sistem kekebalan tubuh kita sampai level
tertentu, sehingga tubuh kehilangan sistem imunitasnya dan menjadi rawan terkena penyakit infeksi
dan kanker.
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap
HIV
Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8
tahun (di negara berkembang lebih pendek)
Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh,
diare terus menerus, flu, dll
Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS
Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
HIV/AIDS dapat terdeteksi melalui test darah dan biasanya baru nampak pada 3 bulan setelah
terjadinya infeksi. Apabila diperlukan, test darah ini dapat diulang untuk mengkonfirmasi hasil tes
yang sebelumnya. Parameter yang digunakan biasanya adalah jumlah CD4+ dalam tubuh kita. CD4+
adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel darah putih manusia, tertutama
pada sel limfosit. Berkurangnya CD4+ pada tubuh manusia merepresentasikan kondisi kekebalan
yang juga menurun. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4+ berkisar antara 1400
– 1500 sel/ml darah, namun pada orang dengan HIV/AIDS, jumlah ini dapat menurun hingga
dibawah 200 sel/ml darah.
Selain itu, HIV/AIDS juga dapat terdeteksi melalui tanda dan gejala yang dirasakan, namun
sayangnya, tanda dan gejala yang berat ini baru muncul setelah seseorang terinfeksi HIV/AIDS
selama 5 sampai 10 tahun, atau setelah periode jendela dan periode HIV positif tanpa gejala
berakhir.
Setelah periode tersebut berakhir, mulai muncul gejala mayor sebagai berikut:
HIV/ AIDS pada dasarnya ditemukan di dalam cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, dan
air susu ibu. Penularan virus HIV hanya mungkin terjadi apabila cairan tubuh penderita HIV masuk
kedalam tubuh orang lain.
Virus HIV dapat ditularkan melalui:
Sedangkan virus HIV tidak dapat ditularkan melalui batuk, bersin, berciuman, air ludah, air mata,
pemakaian alat makan bersama, penggunaan toilet/ kamar mandi bersama ataupun lewat sentuhan
kulit dan gigitan nyamuk.
Belum ada obat untuk mengobati penyakit ini, yang ada hanyalah obat untuk meningkatkan waktu
survival (memperlama hidup). Obat ini dikenal dengan nama Highly Active Anti Retroviral Therapy
(HAART) seperti: zidovudine dan lamivudine.
Bagaimana dengan kasus HIV/AIDS di Indonesia?
Menurut data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, sampai dengan bulan Juni tahun 2009,
jumlah kumulatif penderita dengan HIV positif adalah 28.260 orang, sedangkan jumlah penderita
AIDS sampai bulan September 2009 ada 18.442. Kelompok umur tertinggi yang terkena infeksi
HIV/AIDS berkisar pada usia produktif yaitu antara umur 20- 29 tahun (49.57%), transimisi virus
tertinggi melalui hubungan seks heteroseksual (49.7%). Sedangkan secara nasional, angka kejadian
HIV/AIDS pada tahun 2009 berkisar pada 8,15 kasus per 100.000 penduduk. Angka ini masih
bervariasi di setiap provinsinya, dengan angka kejadian terbesar di provinsi Papua.
Setelah mengenal HIV/AIDS, upaya yang paling baik adalah upaya pencegahan. Apa yang bisa kita
lakukan untuk mencegah HIV/AIDS dan penularannya? Kita dapat melakukan upaya tersebut melalui
“ABCDE” yaitu:
Semoga tanggal 1 Desember ini bukan hanya sekedar moment tahunan untuk memperingati AIDS,
namun sebagai moment bersama untuk semakin peduli akan HIV/AIDS. Ya, jadilah masyarakat yang
peduli, mari kita cegah penularan HIV/AIDS bersama.
HIV / AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS
dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak
sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan
penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV
baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat
diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang
penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal
dunia terkena pilek biasa.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan
dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV
membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat
berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan
tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh
Virus HIV. hiv hiv
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS
dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang
mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun
vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. hiv hiv
hiv
Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa menggunakan
kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk
hubungan seks lewat vagina) ; atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin
terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat
vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi
(Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan
dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.
AIDS tidak ditularkan melalui:
• Makan dan minum bersama, atau pemakaian alat makan minum bersama.
• Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang.
• Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.
• Lewat keringat, atau gigitan nyamuk
CARA PENCEGAHAN:
1. Gunakan selalu jarum suntik yang steril dan baru setiap kali akan melakukan penyuntikan
atau proses lain yang mengakibatkan terjadinya luka
2. Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya : hubungan seks yang tidak
memungkinkan tercampurnya cairan kelamin, karena hal ini memungkinkan penularan HIV)
3. Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tentang semua resiko dan
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga
keputusan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan.
Secara umum, tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai
pada tahapan AIDS adalah:
• Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat
• Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
• Diare berkepanjangan (lebih dri satu bulan)
Dalam penelitian Dr. Neil Solomon, dari 162 orang yang positif HIV dan mengkonsumsi
tahitian noni , 55% di antaranya melaporkan hasil yang baik. Demlkian juga Dr. Neil
Solomon menemukan dari 4.036 orang yang mengkonsumsi noni untuk membantu
permasalahan imunitas mereka, 79% di antaranya memperlihatkan adanya penurunan
terhadap gejala-gejala yang negatif.
Dosis penggunaan Noni: jumlah konsumsi rata-rata dari 55% responden yang mengalami
kemajuan kesehatan yang positif untuk HIV adalah 105 cc setiap hari. Sedangkan 79% dari
mereka yang secara rata-rata mengkonsumsi 105 cc jsetiap hari melaporkan hasH yang positif
atas permasalahan imunitas mereka. hiv hiv hiv hiv hiv hiv hiv
Namaku Paul Miller. Aku adalah seorang pengemudi UPS (perusahaan ekspedisi – Red) dan
pada kesempatan ini ingin membagikan pada anda suatu mukjizat – yang saya sendiri tidak
akan mempercayainya bila tidak melihat dengan mata kepala sendiri.
Bemula pada tanggal 27 Desember 1998 ketika aku menerima panggilan telepon dari
saudariku, Deborah Gear, dari Port Orange, Florida. Dia berkata bahwa dia ingin berbicara
denganku secepat mungkin, jadi aku langsung pergi ke sana malam itu. Dia berkata bahwa
dia mengalami kesulitan berbicara dan telah pergi ke Rumah Sakit Halifax untuk menjalani
beberapa tes. Setelah dua minggu berada di rumah sakit dan dua minggu menunggu hasilnya
maka datanglah kabar buruk itu. Saudariku yang telah menjadi perawat selama 12 tahun,
terdiagnosa positif HIV dan memiliki kondisi yang disebut PML, PML adalah bentuk AIDS
yang langka dan sangat mematikan. hiv hiv hiv
Dia hanya memiliki waktu 2 bulan untuk hidup, Singkatnya PML adalah AIDS pada otak.
Pada bulan kedua Februari, tubuh bagian kanan saudariku telah lumpuh total dan
kemampuan berbicaranya menurun, tinggal menjawab ya atau tidak saja. | Kondisinya terus
menurun drastis setiap minggunya. Aku berdoa pada Tuhan bilamana ada jawaban bagi
kondisinya biarkan aku menemukannya. Seminggu sebelum Paskah bercak pada otaknya
sudah meliputi 10%. Dia menjadi incoherent, tidak mengetahui siapa dirinya, viral loadnya di
atas 800.000, jumlah sel T nya di bawah 100 dan terdapat 7 borok pada kakinya yang tidak
kunjung sembuh. Berat tubuhnya hanya 40 kg.
Dr. Hall menghentikan pemberian obat HIV pada titik itu dan menaruhnya di fasilitas
Hospice di Port Orange untuk menghabiskan sisa hidupnya. Dia berkata bahwa saudariku
hanya memiliki 5 hari untuk hidup, paling bagus 10 hari. Itu terjadi di hari Jumat sebelum
Paskah. Aku akan berlibur minggu depan dan aku tahu aku akan menghadiri sebuah
pemakaman.
Sebelum pulang kerja hari Jumat, seorang temanku Ricky menceritakan padaku tentang suatu
produk yang mungkin dapat membantu saudariku yaitu Noni juice dari Tahiti. Dia
menceritakan semua tentang produk itu dan kemudian aku berkata bahwa tidak ada yang
dapat menolong saudariku sekarang karena sudah terlampau parah, namun dia membujukku
untuk membelikannya satu botol harapan meskipun aku tahu itu tidak akan menolong.
Pada hari Sabtu aku memberikannya pada saudariku dan menceritakan padanya meskipun dia
tidak tahu bahwa aku ada disana. Aku menyuruh para perawat untuk mulai memberikan
padanya 180 hingga 240 cc setiap hari. Mereka begitu berat hati dan meminta ijin pada
dokter. Dr. Hall kemudian berkata bahwa saudariku boleh diberikan meskipun itu tidak akan
membantunya dan para perawat juga berpikir demikian namum mereka akan mulai
meminumkan-nya.
Tiga hari kemudian, di tengah-tengah liburan, aku berkunjung ke saudariku; dia mulai
bereaksi terhadap noni juice. Entah bagaimana dia mulai sadar dan mencoba untuk bercakap-
cakap meskipun aku tidak dapat mengerti sepatah pun kata. Ayahnya, dokter, dan aku
berpikir itu hanyalah tarikan nafas terakhirnya sebelum meninggal. Aku kembali pada hari
Sabtu hanya untuk melihat lagi kemajuan. Dia mulai bisa mengucapkan ya dan tidak dan
sadar dalam waktu yang cukup lama. Berat badannya naik 2,7 kg dan borok pada kakinya
nampak mulai sembuh. Hal ini sepertinya terlalu menakjubkan untuk dipercayai. Setelah satu
minggu yang penuh dengan perkem-bangan tidak satupun yang percaya bahwa ini
dikarenakan juice tersebut, namun pada saat itu saudariku hanya mengkonsumsi obat tidur,
obat penghilang rasa sakit dan noni juice. Aku mulai berpikir apakah ini karena noni.
Sejak saat itu aku terus mengunjunginya setiap minggu. Setelah mengkonsumsi noni selama
dua minggu, borok-boroknya sudah sembuh total. Dia mulai makan seperti kuda dan berat
badannya meningkat 2,2 kg setiap minggunya dan mulai lebih bisa berbicara, bahkan dalam
bentuk kalimat pada minggu ketiga. hiv hiv hiv hiv
Pada minggu keempat mengkonsumsi Tahitian Noni, dia mulai dapat menggerakkan bagian
kakinya yang lumpuh dan beberapa hari kemudian dia mulai dapat menggerakkan lengannya.
Para dokter dan perawat tidak dapat mempercayainya. Meskipun dengan berat hati mereka
mulai menarik kesimpulan bahwa perkembangannya adalah akibat dari noni juice. Dia mulai
berjalan dan berbicara meskipun kondisinya masih jauh dari normal.
Pada tanggal 30 Juni, saudariku diperbolehkan pulang dari Hospice. Saat ini berat badannya
sudah seperti sediakala, 60 kg.
Hari ini, tanggal 10 ]uli 1999, semua hasil tes-tes terbaru telah ada. Viral load dan sel T nya
semua dalam kisaran normal; hasil pemindaan CAT memperlihatkan pengurangan bercak
pada otaknya dari 70% menjadi tinggal 3%. Kepekatan bercak yang tersisa sangat
tipis sehingga dokter mengindikasikan bahwa bercak itu akan menghilang dengan sendirinya.
Saudariku tidak lagi dalam kondisi sekarat, meskipun dia masih harus berkutat dengan terapi
fisik, terapi bicara dan membutuhkan waktu untuk kembali dan belajar berbagai hal yang
telah dia lupakan. Kelak dia akan menjadi baik kembali. Aku telah mendapatkan saudariku
kembali dan mengucap syukur pada Tuhan dan Tahitian Noni. Noni akan mengubah hidup
anda selamanya. Dia telah melakukannya padaku dan aku tidak akan melupakannya. Tahitian
Noni efektif dalam menyembuhkan HIV
Penderita HIV positif adalah seseorang yang telah tertular HIV, dapat menularkan penyakitnya
walaupun nampak sehat dan tidak menunjukkan gejala. Penderita AIDS adalah orang – orang yang
telah menunjukkan kumpulan gejala penyakit setelah sekian waktu terinfeksi HIV.
Manusia dengan system kekebalan tubuh yang sehat mampu memerangi infeksi dan bakteri karena
adanya sel darah putih (Limfosit) yang berperan sebagai “tentara” agar tubuh seseorang tetap sehat
dan terbebas dari ancaman infeksi. Limfosit bekerja dengan memanggil bala bantuan limfosit lainnya
atu dengan memproduksi antibodi untuk menetralisir benda asing tersebut. Bila seorang telah
terinfeksi HIV maka virus menyerang sel darah putih, khususnya yang disebut CD4. Virus kemudian
menyerang CD4 dan merusak system genetikanya sehingga tubuh tidak lagi memproduksi CD4,
melainkan mereplikasi HIV, kemudian virus tersebut merusak CD4. Demikian terus menerus sehingga
jumlah CD4 dalam tubuh berkurang, akibatnya system kekebalan tubuh menjadi turun dan tubuh
mudah terserang infeksi lainnya.
Penularan HIV
Berhubungan seksual dengan orang dengan HIV positif, baik secara heteroseksual (lain jenis)
maupun homoseksual (sesama jenis) tanpa menggunakan kondom.
Melalui transfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV.
Melalui alat/jarum suntik atau alat tusuk lainnya yang tercemar HIV seperti alat tindik,
tattoo, akupuntur dan lain-lain.
Pemindahan dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya saat persalinan atau penularan
lewat air susu ibu ke bayinya.
Dari uraian di atas maka terdapat orang – orang yang berisiko tinggi tertular HIV yaitu :
Saat HIV masuk ke dalam tubuh manusia, 3 – 6 bulan pertama disebut periode jendela, yaitu suatu
periode waktu dimana pada awal seseorang terinfeksi HIV , akan tetapi bila dilakukan pemeriksaan
terhadap darahnya hasilnya negatif, antibody terhadap HIV belum terdeteksi. Pada saat ini orang
tersebut sudah dapat menularkan HIV. Masa inkubasi HIV rata-rata adalah 5-10 tahun, yaitu masa
dimana virus HIV masuk ke dalam tubuh manusia sampai menunjukkan gejala penyakit. Kemudian
setelah waktu 5-10 tahun berlalu kemudian muncul gejala penyakit, dan orang tersebut disebut
menderita AIDS. Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya
hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-
15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat
perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.
Gejala HIV dan AIDS
Tahapan perkembangan HIV secara umum dibagi menjadi beberapa tingkat antara lain :
1. Tahapan Primer. Seseorang positif terkena HIV namun belum menunjukkan gejala,
gejala hanya berupa gejala flu seperti pusing, agak demam, lemas dan lain-lain sehingga
sering terabaikan. Biasanya terjadi setelah 2-4 minggu saat pertama kali virus masuk ke
tubuh seseorang.
2. Tahapan Asimptomatik atau Tanpa Gejala. Seseorang sudah HIV positif akan tetapi
belum menunjukkan gejala. Jumlah CD4 dalam darah terus berkurang. Kadang-kadang
disertai keluhan pembengkakan kelenjar getah bening.
3. Tahapan Simptomatik atau bergejala. Seseorang yang sudah terkena
HIV mengalami gejala ringan namun tidak mengancam seperti demam yang bertahan lebih
dari 1 bulan, berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan, diare selama lebih dari 1
bulan, berkeringat di malam hari, batuk lebih dari 1 bulan, kelelahan berkepanjangan.
Kadang-kadang gejala dermatitis pada kulit, infeksi pada mulut, lidah sering dilapisi lapisan
putih, herpes dan lain-lain. Gejala akan semakin parah seiring penurunan jumlah CD4.
4. Tahapan Akhir atau AIDS. Seseorang sudah menunjukkan gejala AIDS penuh, yaitu
adanya penyakit opotunistik, seperti infeksi paru (Pneumocystic jerovicii), kandidiasis,
Sarkoma Kaposi, tuberculosis, berat badan menurun drastis, diare tanpa henti, toksoplasma
pada otak, dan lain-lain. Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang
apabila diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati.
HV digolongkan sebagai Infeksi menular Seksual (IMS) karena keduanya mempunyai keterkaitan
yaitu sama-sama dapat ditularkan melalui hubungan seksual, keduanya juga berisiko menyerang
orang-orang yang berprilaku berganti-ganti pasangan seks tanpa memakai kondom. Luka basah yang
ditemukan pada pasien IMS menjadi pintu masuk HIV langsung ke pembuluh darah, sehingga
tertular IMS berarti memperbesar risiko tertular HIV.