ABSTRAK
Indikator rawat inap merupakan salah satu penentu mutu rumah sakit baik
secara aspek medis, ekonomi, dan manajemen. Dalam memberikan informasi tentang
produktivitas pelayanan rawat inap dapat dilihat dari indikator nilai BOR, aLOS, TOI,
BTO, GDR dan NDR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu pelayanan di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta berdasarkan indikator rawat inap perbulan
tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,
dengan metode observasi dan wawancara, melalui pendekatan retrospektif. Sampel
dalam penelitian ini sama halnya dengan populasi yaitu berupa rekapitulasi sensus
harian rawat inap tahun 2018. Hasil Penelitian ini menunjukan pada tahun 2018 nilai
BOR tertinggi pada bulan Maret (80,70%) dan terendah pada bulan Juni (64,61%). Nilai
aLOS tertinggi pada bulan April (3,88 hari) dan terendah pada bulan Desember (3,43
hari). Nilai TOI per tertinggi pada bulan Juni (1,56 hari) dan TOI terendah pada bulan
Maret (0,70 hari). Nilai BTO tertinggi pada Maret (8,61 kali) dan BTO terendah terjadi
pada bulan Juni (6,80 kali). Nilai GDR tertinggi pada bulan Juni (29,21‰) dan terendah
terjadi pada bulan September (16,44‰). Nilai NDR tertinggi pada bulan Agustus
20,38‰, dan terendah pada bulan Desember (12,29‰). Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu masih terdapat nilai indikator aLOS dan TOI yang belum ideal. Maka penulis
menyarankan supaya rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta perlu adanya
peningkatan fasilitas kesehatan, serta menerapkan perhitungan indikator rawat inap
menggunakan standar Depkes RI sebagai bahan evaluasi dan perencanaan mutu
pelayanan kesehatan.
Kata kunci: Indikator rawat inap, Statistik kesehatan, Manajemen mutu rumah sakit
ABSTRACT
Inpatient indicator is one of the determinants of hospital quality both in medical,
economic and management aspects. In providing information about the productivity of
inpatient services, it can be known from the value of BOR, AOS, TOI, BTO, GDR and
NDR. The purpose of this study was to determine service quality at PKU Muhammadiyah
Surakarta Hospital based on monthly inpatient indicators in 2018. The type of research
used in this study is descriptive, with methods of observation and interviews, through a
retrospective approach. The sample in this study is the same as the population, in the
form of inpatient census daily recapitulation in 2018. The results of this study showed the
highest BOR value in March (80.70%) and the lowest in June (64.61%). The highest
ALOS value in April (3.88 days) and the lowest in December (3.43 days). The highest TOI
value was in June (1.56 days) and the lowest TOI was in March (0.70 days). The highest
BTO value in March (8.61times) and the lowest BTO in June (6.80 times). The highest
GDR value was in June (29.21 ‰) and the lowest was in September (16.44 ‰). The
highest NDR value in August was 20.38 ‰, and the lowest was in December (12.29 ‰).
Conclusion of this study is that there are still value of aLOS and TOI that are not yet
166
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
ideal. So the authors suggest that PKU Muhammadiyah Surakarta Hospital need to
improve health facilities, and apply the calculation of inpatient indicators using the
DEPKES RI standard as an evaluation and quality planning for health services.
167
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
Tabel 1. Data Pelayanan Rawat Inap Per Bulan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta Tahun 2018
No Bulan Pasien Pasien
HP T A D LD meninggal meninggal
<48 jam >48 jam
1 Januari 7060 31 305 2440 8952 24 32
2 Februari 6521 28 305 2343 8446 20 35
3 Maret 7605 31 304 2616 9899 22 36
4 April 7228 30 304 2430 9417 19 41
5 Mei 7030 31 302 2429 8854 25 35
6 Juni 5854 30 302 2054 7307 25 35
7 Juli 6759 31 321 2308 8859 10 40
8 Agustus 6757 31 321 2306 8755 10 47
9 September 6888 30 308 2311 8454 9 29
10 Oktober 6855 31 308 2452 8698 16 39
11 November 6712 30 308 2389 8660 21 37
12 Desember 6628 31 316 2604 8942 17 32
168
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
Tabel 2. Hasil Perhitungan BOR, aLOS, TOI, BTO, GDR, dan NDR
perbulan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
BOR Ket aLOS Ket TOI Ket BTO GDR Ket NDR Ket
No Bulan 60% - 6-9 1-3 40-50 ≤ ≤
85% Hari Hari /tahun
45 25
1 Jan 74,67 Ideal 3,67 Tidak 0,98 Tidak 8 22,95 Ideal 13,11 Ideal
Ideal Ideal
2 Feb 76,36 Ideal 3,60 Tidak 0,86 Tidak 7,68 23,47 Ideal 14,94 Ideal
Ideal Ideal
3 Mar 80,70 Ideal 3,78 Tidak 0,70 Tidak 8,61 22,17 Ideal 13,76 Ideal
Ideal Ideal
4 April 79,25 Ideal 3,88 Tidak 0,78 Tidak 7,99 24,69 Ideal 16,87 Ideal
Ideal Ideal
5 Mei 75,09 Ideal 3,65 Tidak 0,96 Tidak 8,04 24,70 Ideal 14,41 Ideal
Ideal Ideal
6 Juni 64,61 Ideal 3,56 Tidak 1,56 Ideal 6,80 29,21 Ideal 17,04 Ideal
Ideal
7 Juli 67,92 Ideal 3,84 Tidak 1,38 Ideal 7,19 21,66 Ideal 17,33 Ideal
Ideal
8 Agus 67,90 Ideal 3,80 Tidak 1,39 Ideal 7,18 24,72 Ideal 20,38 Ideal
Ideal
9 Sept 74,55 Ideal 3,66 Tidak 1,02 Ideal 7,50 16,44 Ideal 12,55 Ideal
Ideal
10 Okt 71,80 Ideal 3,55 Tidak 1,10 Ideal 7,96 22,43 Ideal 15,91 Ideal
Ideal
11 Nov 72,64 Ideal 3,62 Tidak 1,06 Ideal 7,76 24,28 Ideal 15,49 Ideal
Ideal
12 Des 67,66 Ideal 3,43 Tidak 1,22 Ideal 8,24 18,82 Ideal 12,29 Ideal
Ideal
169
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
Mar
Mei
Feb
Apr
Sept
Agu
Okt
Nov
Des
Juni
Juli
Gambar 1. Bed Occupancy Rate (BOR) per Bulan tahun 2018
Nilai BOR setiap bulannya pada lain kunjungan yang tinggi tidak
tahun 2018 masih memasuki nilai sebanding dengan tempat tidur
efisien sesuai dengan Sudra (2010) tersedia. Menurut penelitian yang
yang menyatakan bahwa standar dilakukan oleh Indriani dan Sugiarti
BOR dari Depkes RI mempunyai (2014) yang menyatakan bahwa
nilai ideal yaitu 60%-85%. Hal secara statistik tinggi nilai BOR
tersebut menandakan bahwa berarti semakin tinggi pula
pendayagunaan tempat tidur sudah penggunaan TT yang ada untuk
mencapai efisien dari segi ekonomi perawatan pasien, namun semakin
menghasilkan pemasukan bagi rumah banyak pasien yang dilayani berarti
sakit. Secara statistik semakin tinggi semakin sibuk dan semakin berat
nilai BOR maka semakin tinggi pula pula beban kerja petugas kesehatan di
penggunaan tempat tidur yang ruang perawatan.
tersedia untuk perawatan pasien. Menurut penelitian yang
Semakin rendah BOR berarti dilakukan oleh Mardian, dkk (2015)
semakin sedikit tempat tidur yang yang menyatakan bahwa perbedaan
digunakan untuk merawat pasien nilai BOR dikarenakan jumlah
dibandingkan dengan tempat tidur dokter yang kurang, promosi
yang telah disediakan. Dengan kata kesehatan yang minim disekitar
lain, jumlah pasien yang sedikit ini lingkup rumah sakit, alat kesehatan
bisa menimbulkan kesulitan yang mendukung rumah sakit, sarana
pendapatan ekonomi bagi pihak prasarana yang kurang memadai dan
rumah sakit. sedang berlangsungnya renovasi di
Tinggi rendahnya nilai BOR dalam rumah sakit. Nilai BOR yang
berhubungan langsung dengan rendah memicu rendahnya
program pembiayaan kesehatan gratis pendapatan.
yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat Menurut penelitian yang
Miskin (Jamkesmas) dari dilakukan oleh Nababan (2012)
Departemen Kesehatan (Arsyad, tinggi rendahnya angka pencapaian
2010). BOR satu rumah sakit atau ruang
Pernyataan tersebut diperkuat rawat inap sangat dipengerahui oleh
dengan penelitian yang dilakukan banyak faktor baik dari internal
oleh Rinjani dan Triyanti (2016) maupun faktor eksternal. faktor-
yang menyatakan bahwa faktor yang faktor yang mempengaruhi nilai BOR
menyebabkan tingginya BOR antara sangatlah banyak dan komplek, tetapi
170
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
10
9
Jumlah hari
8
7
6
5
4
3
2
1
0
171
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
adanya keseimbangan antara sudut sedini mungkin dan sembuh, atau pasien
pandang medis dan ekonomis. yang rawat inap terlalu banyak dan
Berdasarkan hasil wawancara ada kurang tempat tidurnya sehingga pasien
kaitan erat antara nilai aLOS dan Nilai dipulangkan cepat. Hal ini berkaitan
TOI, yaitu sebagai berikut : dengan mutu rumah sakit, jika mutu RS
bagus maka aLOS juga mungkin akan
“Bisa dihat nilai TOI nya pada
mengecil, hanya saja belum ada
setiap bulannya yang rata-rata nilai
TOI nya hanya kurang lebih satu penelitian yang mendukung hal tersebut,
hari saja itu akan mempengaruhi dan standar aLOS 6-9 hari. aLOS yang
nilai aLOS yang tidak ideal. Belum <6 hari bisa juga disebabkan jumlah
pasien yang keluar karena meninggal
ada satu hari atau satu hari lebih
sedikit kan tempat tidur sudah akibat penyakit kronis, atau dirujuk
dipakai lagi. Biasanya rata-rata tanpa pencatatan maupun pulang paksa.
pasien pulang 4 hari sudah pulang Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Mardian, dkk (2015) menyatakan
langsung.”
bahwa standar efisiensi dianjurkan
serendah mungkin tanpa mempengaruhi
Hal ini diperkuat dengan penelitian kualitas pelayanan perawatan.
yang dilakukan oleh Rinjani dan Umumnya nilai aLOS yang semakin
Triyanti (2016) yang menyatakan bahwa kecil makin baik dengan tetap
rendahnya nilai aLOS dapat diakibatkan memperhatikan kualitas pelayanan yang
oleh kurang baiknya perencanaan dalam diberikan, agar memperoleh nilai
pemberian pelayanan kepada pasien atau capaian aLOS yang ideal sehingga
kebijakan dibidang medis dan angka menimbulkan efisiensi pelayanan dapat
aLOS sangat dipengaruhi oleh jenis dilakukan melalui penetapan standar
penyakit yang diderita oleh pasien. pelayanan yang disepakati oleh dokter-
Hasil penelitian yang dilakukan oleh dokter yang bekerja di rumah sakit.
Dewi, dkk (2009) membuktikan bahwa Standar pelayanan ini mencakup
kecenderungan nilai aLOS indikasi perawatan rumah sakit,
mempengaruhi keuangan, kualitas dan prosedur dan proses pelayanan yang
efisiensi RS, diikuti kasus morbiditas, selayaknya harus dilaksanakan, serta
mortalitas, komplikasi serta pengobatan sistem pembiayaan yang diberlakukan
awal jika pasien terdiagnosa secara awal dalam memberikan jasa pelayanan
dari suatu penyakit. Terdapat hubungan kesehatan. Adanya indikasi perawatan
yang signifikan antara mutu rumah sakit rumah sakit yang jelas, akan mengurangi
dengan nilai aLOS, hal ini bisa jumlah perawatan rumah sakit yang
dikarenakan nilai aLOS tidak ada yang tidak perlu, sehingga pasien-pasien
memenuhi standar Depkes 6-9 hari. yang memerlukan perawatan rumah
Adapun kemungkinan penyebab aLOS sakit saja yang akan di rawat di rumah
yang kurang dari 6 hari disebabkan sakit. Hal ini untuk mengurangi
pendeteksian dini dari suatu penyakit, kecendurangan yang terjadi selama ini
baik itu karena ketepatan diagnosa dimana sering ditemukan perawatan
ataupun karena alat laboratorium yang rumah sakit yang tidak perlu (over
memadai sehingga penatalaksanaan utilization).
172
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
Gambar 3. Turn Over Interval (TOI) per bulan tahun 2018
173
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
174
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
175
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
24
20
16
12
8
4
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov Des
176
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
177
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019
178