Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

TERM OF REFERENCE ( TOR )

PEKERJAAN :
NORMALISASI SEI SUPA

PEKERJAAN KONSTRUKSI

TAHUN ANGGARAN 2019


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
UNTUK PAKET PEKERJAAN KONSTRUKSI
NORMALISASI SEI SUPA

1. LATAR BELAKANG
Sugai merupakan salah satu air permukaan yang sangat penting untuk kebutuhan manusia baik
sebagai sumber air minum maupun kegunaan lainnya seperti pemanfaatanya terhadap irigasi,
industri, sumber energi, pendukung prasarana jalan dan jembatan dan kegunaan lainnya. Namun
demikian, keberadaan sungai pada suatu daerah alirannya juga dapat menimbulkan bencana
banjir yang dapat merugikan kehidupan manusia.
Banjir merupakan bencana yang diakibatkan oleh faktor human maupun nature. Namun sebagian
besar bencana banjir diakibatkan perusakan rona alam oleh manusia sehingga mengganggu
stabilitas lingkungan. Banjir merupakan bertambahnya debit air melebihi debit rencana yang
diperkirakan sehingga keluar dari wadah airnya. Banjir diasumsikan dari diluar kontrolnya
konservasi dan preservasi terhadap air.
Hal tersebut berkaitan erat dengan kondisi sungai yang ada saat ini. Terdapat beberapa sungai di
kabupaten yang melintasi prasarana jalan dan jembatan. Dikhawatirkan pada saat datangnya
musim hujan dapat mengakibatkan banjir yang berdampak pada kerusakan lahan pertanian,
pemukiman maupun saran dan prasarana umum bahkan dapat menelan korban jiwa dan harta
benda. Selain itu sedimentasi sungai juga menyebabkan tidak optimalnya pemanfaatan sungai
bagi kehidupan manusia. Normalisasi sungai juga dilaukan untuk mendukung pembangunan
jembatan yang melewati sungai tersebut.
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung, dalam hal ini mempunyai perhatian khusus terhadap
penanganan jalan dan jembatan yang menghubungkan antara pusat-pusat kegiatan
perekonomian. Kebijakan tersebut ditempuh dengan langkah-langkah yang salah satunya adalah
membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan untuk mendorong dan memacu perkembangan
ekonomi dan investasi, yang diarahkan untuk memberikan kemudahan, kelancaran, kenyamanan
dan keselamatan dalam aksebilitas, mobilitas dan distribusi, sehingga dapat mengurangi waktu
tempuh dan biaya pergerakan baik untuk masyarakat maupun barang.
Untuk menunjang program tersebut, Pemerintah Kabupaten Tana Tidung melalui Dinas Pekerjaan
Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Tana Tidung telah
memprogramkan Pekerjaan Normalisasi Sei Supa pada Program Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya untuk Tahun Anggaran 2019.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pekerjaan konstruksi ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkatkan prasarana pengendalian banjir pada daerah potensial dan produktif untuk
mempercepat pembangunan perekonomian di Kabupaten Tana Tidung;
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pekerjaan konstruksi antara lain :


1. Tersedianya infrastruktur pengendalian banjir di desa bebatu.

3. TARGET/SASARAN
Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan konstruksi ini adalah :
1. Membangun Normalisasi Sungai di Sei Supa Desa Bebatu, dalam rangka pengendalian banjir
dan juga untuk mendukung pembangunan prasarana jalan dan jembatan menuju desa bebatu
di Kabupaten Tana Tidung.

4. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan Konstruksi Normalisasi Sei Supa terletak di Desa Bebatu.

5. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA


Pengguna jasa adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tana Tidung :
Nama : Arif Nur Rahman ,ST
NIP. : 19790408 200904 1 002
Jabatan : Kepala Bidang Bina Marga
Alamat : Jl.Perintis RT.IV
Kabupaten Tana Tidung.
6. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA
a. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pekerjaan konstruksi ini berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan(APBDP) Kabupaten Tana Tidung
Tahun Anggaran 2019.
b. Total perkiraan Biasa yang diperlukan : Rp. 2.627.500.000 (Dua Miliar Enam Ratus Dua
Puluh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) termasuk PPN 10%.

7. RUANG LINGKUP, LOKASI PEKERJAAN, FASILITAS PENUNJANG


a. Ruang lingkup pengadaan pekerjaan konstruksi
Dalam hal melaksanakan pekerjaan, daftar referensi seperti tersebut di bawah ini ditetapkan
dan dipakai sebagai dasar pelaksanaan, namun tidak terbatas pada referensi berikut :
1. Referensi peraturan atau buku-buku yang sesuai dengan bidang pelaksanaan konstruksi.
2. Gambar kerja, perincian penawaran, rencana kerja dan syarat-syarat yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kontrak pemborongan jasa konstruksi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud, penyedia jasa :
1. Diwajibkan untuk melakukan pengukuran lapangan dan membuat Shop Drawing sebelum
memulai pelaksanaan pekerjaan dan diakhir pelaksanaan pekerjaan membuat As Build
Drawing untuk diajukan dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
2. Diwajibkan melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai spesifikasi teknis dalam kontrak;
3. Diwajibkan melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Pejabat Pembuat
Komitmen;
4. Diwajibkan untuk mengikuti rapat-rapat yang ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, seperti Pra Construction Meeting, Rapat Bulanan, Cause Meeting, dan rapat
lainnya sebagai kendali pelaksanaan pekerjaan dan melaksanakan hasil rapat tersebut;
5. Memberikan peringatan dini dan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan Pejabat Pembuat Komitmen.
6. Diwajibkan menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak.
7. Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam
maupun di luar tempat kerja dan membatasi perusakan dan pengaruh/gangguan kepada
masyarakat maupun miliknya, sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang
disebabkan kegiatan penyedia jasa.
8. Seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus didokumentasikan
dengan foto-foto asli yang dilampirkan dalam laporan hasil pekerjaan.

b. Lokasi pengadaan pekerjaan konstruksi


Lokasi Pekerjaan Konstruksi Normalisasi Sei Supa terletak di Desa Bebatu.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi ditetapkan selama 90 (Sembilan Puluh) hari
kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.

9. MASA PEMELIHARAAN
Masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi ditetapkan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari
kalender terhitung setelah serah terima pertama/PHO.

10. MASA PERTANGGUNG JAWABAN


Masa pertanggung jawaban pekerjaan konstruksi ditetapkan selama 3 (Tiga) tahun terhitung
setelah serah terima kedua/FHO.

11. TENAGA AHLI


Daftar personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan kualifikasi sebagai berikut :
No Jabatan Pendidikan Jumlah Kualifikasi Pengalaman
Minimal
1 2 3 4 5 6
SKT Pelaksana
Pelaksana Lapangan, 3
1. SMK / STM 1
Pekerjaan Jaringan dan Irigasi
(TS 030)
No Jabatan Pendidikan Jumlah Kualifikasi Pengalaman
Minimal
SKT Juru
SMK / STM Jurusan Ukur/Teknisi
2. Juru Ukur 1 3
Bangunan/Geodesi Survey Pemetaan
(TS 004)

12. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN


Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini :
No Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah Keterangan
Peralatan
1 2 3 4 5
Dibuktikan dengan bukti kepemilikan /
EXCAVATOR sewa jangka panjang (dilengkapi surat
1. 80–140 HP 3 Unit
sewa dan bukti kepemilikan peralatan dari
pemberi sewa)
Dibuktikan dengan bukti kepemilikan /
GENERATOR
sewa jangka panjang (dilengkapi surat
2. SET - 2 Unit
sewa dan bukti kepemilikan peralatan dari
pemberi sewa)
Dibuktikan dengan bukti kepemilikan /
CHAIN SAW sewa jangka panjang (dilengkapi surat
3. - 5 Unit
sewa dan bukti kepemilikan peralatan dari
pemberi sewa)

13. KELUARAN/PRODUK YANG DIHASILKAN


Keluaran/produk yang dihasilkan dari pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi Normalisasi
Sei Supa adalah sebagai berikut :
1. Divisi 1. Umum
2. Divisi 3. Pekerjaan Tanah
14. SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi yang diadakan meliputi :
a. Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan
Yang termasuk pekerjaan galian tanah adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan tanah meliputi galian tanah.
1. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
 SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah
 SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.
 SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
 SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah.
 SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.
 SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang
mengandung Butir Kasar
 SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk
Bangunan Sederhana
 SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah
Maksimum
 SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah
 SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan
 Alat Hidrometer.
 SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah
 SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan
Cetakan Benda Uji
2. Galian Tanah
a. Semua galian menggunakan alat berat, galian ini harus dilakukan sesuai
dengan Gambar yang ditentukan dan Syarat-Syarat Teknik ini atau seperti
diperintahkan oleh Direksi. Selama pekerjaan berlangsung Direksi mungkin
mengubah lereng, kemiringan atau dimensi galian karena sesuatu sebab.
b. Selama berlangsungnya pekerjaan, mungkin perlu atau diminta oleh direksi untuk
merubah kemiringan-kemiringan ataupun dimensi-dimensi galian dengan
mengadakan revisi kemiringan ataupun dimensi gambar dengan spesifikasi ini.
c. Jika galian tidak ditutup oleh konstruksi maka galian harus dibuat dengan dimensi
penuh yang diminta yang disempurnakan menurut profil dan elevasi yang diberikan.
Semua tindakan yang perlu harus diambil untuk menjaga agar material dibawah dan
diatas profil dalam kondisi sebaik mungkin. Setiap galian yang dibuat untuk
memudahkan kontraktor dengan suatu alasan atau tujuan kecuali bila ditentukan lain,
harus ditimbun kembali bila diminta atas biaya sendiri.
d. Penyedia jasa harus menjaga dan mengontrol kecepatan dan penambahan dan
penurunan muka air terhadap galian sehingga tidak membahayakan stabilitas lereng-
lereng atau bangunan-bangunan, pondasi-pondasi, konstruksi- konstruksi dan
lainnya.
e. Semua galian harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menjaga stabilitas jalan-
jalan dan konstruksi berdekatan lainnya.
3. Bahan-bahan yang digali
a. Semua hasil bahan galian yang cocok dengan spesifikasi yang diminta akan
digunakan dan akan ditempatkan pada lokasi tertentu langsung dari tempat
penggalian, kecuali bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan kembali
sesuai dengan petunjuk direksi harus ditempatkan disekitar tempat-tempat dimana
penimbunan kembali akan dilaksanakan. Bahan galian yang akan digunakan untuk
penimbunan tanggul harus dipadatkan dengan kadar air yang optimum yang dapat
diperoleh dengan penyiraman atau dengan cara lain yang cocok sebelum dan selama
penggalian.
b. Semua timbunan dan timbunan kembali disekitar bangunan pada lerenglereng dan
garis batas bangunan sampai dengan permukaan tanah asli harus diapadatkan
dengan alat pemadat, sedangkan timbunan atau timbunan kembali diatas permukaan
tanah asli harus diperlakukan sebagai pemadatan tanggul, kecuali bila ditentukan lain
pada gambar.
c. Apabila hasil galian yang cocok tidak mencukupi untuk penimbunan tanggul, kisdam,
timbunan kembali pada bangunan dan pekerjaan timbunan lainnya yang ditunjuk
dalam gambar atau sesuai perintah direksi, maka dapat dipakai timbunan tanah
didatangkan untuk mencukupi volume pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar
rencana.
d. Bahan-bahan yang berisikan kayu, akar, humus dan lainnya yang tidak berguna dan
bahan galian yang tidak dibutuhkan untuk timbunan kembali pada bangunan, tanggul-
tanggul dan konstrusi permanen lainnya, harus ditempatkan pada tempat
pembuangan yang telah ditentukan oleh direksi.

b. Ketentuan penggunaan peralatan yang diperlukan


Penyedia jasa harus memiliki peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pengadaan
pekerjaan konstruksi Normalisasi Sei Supa sesuai dengan point (12), jika peralatan disewa
oleh penyedia jasa maka harus mendapatkan dukungan dari pemilik peralatan.

c. Ketentuan penggunaan tenaga kerja


Penyedia jasa diwajibkan mengutamakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilakukan di
Indonesia oleh tenaga Indonesia. Dimungkinkan menggunakan tenaga ahli yang tidak berasal
dari dalam negeri dengan ketentuan penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata
untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun
berdasarkan keperluan yang nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal
mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing tersebut ke tenaga
Indonesia. Adapun kualifikasi keahlian yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dapat
dilihat seperti diuraikan pada point (11).

d. Metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan


DIVISI 1. UMUM
1. Pengukuran
Penyedia jasa diharuskan untuk mengadakan pengukuran sebelum pelaksanaan di
lapangan, dan dibuat penggambaran dari hasil pengukuran tersebut dan dilanjutkan
dengan membuat design rencana kerja / Shop Drawing yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Setelah gambar di atas telah disetujui, maka pekerjaan dapat dilaksanakan,
bilamana dalam pelaksanaan ada perubahan-perubahan atau tidak sesuai dengan
rencana awal akibat kondisi lapangan, maka harus dibuat design ulang dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Bilamana pekerjaan selesai dan dapat diserah terimakan, maka hasil
pekerjaan ini dituangkan dalam bentuk As Built Drawing yang ditandatangani Direksi
Pekerjaan.

2. Papan Nama Kegiatan


Pekerjaan ini merupakan pembuatan papan nama kegiatan yang dibuat dari kayu papan
dengan standar yaitu uk. 120 cm x 240 cm. Papan nama kegiatan memuat data-data
kegiatan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

3. Mobilisasi
Lingkup kegiatan Mobilisasi yang diperlukan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan
yang harus dilaksanakan sebagaimana disyaratkan dibagian-bagian lain dari kontrak, dan
secara umum harus memenuhi berikut :
a. Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak
o Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan.
o Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja
yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
o Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana
peralatan tersebut akan digunakan.
o Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu termasuk
kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, ruang laboratorium beserta
peralatan ujinya, dan sebagainya.
o Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.
o Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan
mobilisasi peralatan utama dan personil terkaitnya dan harus sudah diatur
jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa pemborongannya.
Pengaturan mobilisasi secara bertahap ini tidak menghapuskan denda akibat
keterlambatan mobilisasi setiap tahapannya sesuai jadwal yang disepakati dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak. Setiap tahapan mobilisasi
peralatan utama harus terlebih dahulu diajukan permohonan mobilisasinya oleh
penyedia jasa kepada Direksi Pekerjaan paling sedikit 30 hari sebelum tanggal
rencana awal mobilisasi setiap peralatan utama tersebut.
Dalam segala hal, mobilisasi personil dan peralatan utama yang dilakukan secara
bertahap dan terjadwal tidak boleh melampaui dua pertiga periode pelaksanaan
konstruksinya.

b. Ketentuan Demobilisasi untuk semua Kontrak


Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak, termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah
dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
pekerjaan dimulai.

c. Periode Mobilisasi
Kecuali ditentukan lain dalam kontrak maka mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan
yang terdaftar harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai tanggal
mulai kerja, kecuali penyediaan fasilitas dan pelayanan pengendalian mutu yang
terdiri dari tenaga ahli, tenaga terampil, dan sumber daya uji mutu lainnya yang siap
operasional, harus diselesaikan dalam waktu paling lama 45 hari.

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


1. Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan cara mekanik. Penggalian dilakukan setelah
jalur kanal sudah dibersihkan. Pekerjaan ini meliputi penggalian, pembuangan dan
pembentukan tanah hasil galian sesuai dengan elevasi dan Prosedur Penggalian.
Cara Pelaksanaan :
1. Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat excavator.
2. Alat excavator terlebih dahulu menyusun kayu kenepel/mutting sebagai bahan
landasan untuk penggalian.
3. Hasil galian dibuang pada lokasi yang ditentukan agar tidak mengganggu dimensi
kanal dan dirapikan. Untuk perapian dilaksanakan segera setelah galian sudah dapat
dilewati alat sesuai dengan perintah direksi lapangan.

e. Ketentuan gambar kerja


Gambar Kerja (Shop Drawing) adalah gambar yang digunakan untuk pelaksanaan suatu
bentuk konstruksi yang akan dikerjakan yang disusun berdasarkan gambar rencana (Design
Drawing) dan telah disesuaikan (secara detail termasuk dimensi dan elevasi, perhitungan dan
estimasi) dengan kondisi lapangan terkini dan akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan
rencana mutu kontrak Penyedia Jasa (Contractor’s Quality Plan/CQP).
Penyedia jasa harus membuat gambar kerja sebelum pekerjaan dilaksanakan dan harus
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan baik untuk pelaksanaan pekerjaan permanen
maupun pekerjaan sementara. Penyedia jasa juga harus mengajukan ijin kerja (Request of
Work) sebelum melaksanakan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan yang dilampiri Gambar
Kerja (Shop Drawing) yang telah disetujui. Direksi Pekerjaan akan memberi rekomendasi
Menyetujui/Menolak/Merevisi Request of Work paling lambat dalam waktu 48 jam setelah
diterima pengajuan ijin kerja. Penyedia jasa segera melaksanakan pekerjaan paling lambat 24
jam setelah disetujuinya ijin kerja oleh Direksi Pekerjaan dan apabila melebihi ketentuan akan
dilakukan pengecekan ulang oleh Direksi Pekerjaan tentang kesiapan pekerjaan.

f. Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan untuk pembayaran


1. Pembayaran pekerjaan dilakukan dengan sistem Sertifikat Bulanan (MC) dimana
penelitian dan pengecekan lapangan atas kebenaran sertifikat tersebut dituangkan ke
dalam Berita Acara Kemajuan Fisik dan Berita Acara Pembayaran yang ditandatangani
pihak terkait.
2. Pembayaran pekerjaan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia dalam anggaran kas
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten
Tana Tidung Tahun Anggaran 2019.
3. Pembiayaan Pekerjaan Normalisasi Sei Supa berdasarkan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tana Tidung.
4. Hal-hal yang lebih rinci mengenai tata cara pembayaran dimaksud diatur pada syarat-
syarat khusus kontrak yang terdapat di dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

g. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi


Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas
kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan yang
berisi rencana dan realisasi pekerjaan. Jenis laporan meliputi laporan harian, laporan
mingguan dan laporan bulanan. Sedangkan untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek,
Penyedia jasa membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-dokumen lain serta
piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia sepenuhnya merupakan hak milik Pejabat
Pembuat Komitmen. Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir masa kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar
rinciannya kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah
salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut.

h. Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 Konstruksi


Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan
kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi
pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna
Jasa.
Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manjemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006 serta
peraturan terkait lainnya.
15. Kompentensi Penyedia
Kompetensi penyedia yang dibutuhkan :
a.
b.
c.

Tideng Pale, Agustus 2019

Disusun Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen,
(PPK)

ARIF NUR RAHMAN ,ST


NIP.19790408 200904 1 002

Anda mungkin juga menyukai