Anda di halaman 1dari 16

A.

PARTIKEL PENYUSUN ATOM


Atom merupakan bagian yang sangat terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat
unsur. Sebagai contoh, logam besi jika dipotong – potong maka akan diperoleh suatu bagian
yang sangat kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian terkecil tersebut mempunyai sifat besi,
bagian inilah yang disebut atom besi.
Ukuran atom sangatla kecil sehingga serangkaian penelitian oleh para peneliti,
menunjukkan bahwa atom tersusun atas partikel – partikel yang sangat kecil. Partikel –
partikel tersebut adlah proton, neutron, dan elektron.
1. Elektron
Pada tahun 1987, Joseph J. Thomson melakukan eksperimen menggunakan dua pelat
logam sebagai elekrode dalam tabungan kaca vakum. Kedua elektrode tersebut dihubungkan
dengan sumber arus bertegangan tinggi. Keterangan:
+
1
Gambar
A E 1.5 Pembelokan sinar katode Keterangan :
C F C = Katode
2
– A = Anode
+ 3 E = lempeng kondensor bermuatan listrik
F = layar yang tepat dapat berpendar (berfluorensensi)

Hasil eksperimen menunjukkan adanya sinar yang keluar dari elektrode negatif (katode)
menuju elektrode positif (anode). Sinar yang keluar dari katode disebut sinar katode,
sedangkan tabung vakumnya disebut tabung sinar katode. J.J. Thomson menunjukkan bahwa
sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan
terdapat partikel bermuatan negatif dalam suatu atom. Partikel tersebut dinamakan elektron.
2. Proton
Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katode,
yang diberi lubanglubang dan diberi muatan listrik.
Anode
(+) sinar katode sinar terusan

Katode (-)

Tegangan tinggi
Hasil eksprerimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju
anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melewati lubang pada
katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang

1
menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil baik massa maupun muatannya,
sehingga partikel ini disebut dengan proton. Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan
muatan proton = +1
3. Neutron
Pada 1932 Rutherford, James Chadwick melakukan percobaan penembakan atom berilium
dengan sinar alfa. Percobaan ini menghasilkan penemuan partikel yang tidak bermuatan
1
disebut neutron. Elektron memiliki massa 1836 kali massa proton, karena bernilai sangat kecil,

massa elektron dapat diabaikan terhadap massa proton atau dianggap sama dengan nol.
Muatan elektron dinyatakan dengan -1 sehingga muatan proton +1 dam muatan neutron
adalah 0.
B. NOMOR ATOM DAN NOMOR MASA
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan partikel
penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A). Penulisan lambang
atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa.
Di mana: 𝐴𝑧𝑋
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur

Nomor massa (A) = Jumlah proton + Jumlah neutron

Atau
Jumlah Neutron = Nomor massa – Nomor atom

Nomor atom (Z) = Jumlah Proton

Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah elektron dalam
atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom bersifat
netral maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya, sehingga nomor atom juga
menunjukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu
unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur.
Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh inti
atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan neutron

2
yang menyusun inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang
unsur.
C. ISOTOP , ISOBAR, DAN ISOTON
1. ISOTOP
Isotop adalah atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi memiliki nomor massa
berbeda. Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah elektron
valensinya sama. Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menentukan massa atom
relatif (Ar) atom tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop.
2. ISOBAR
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor massa
15 14
sama. Sehingga antara 8𝑂 dan 7𝑁 merupakan isobar. Sifat kimia setiap isobar berbeda
karena unsurnya memang berbeda. Satu – satunya kesamaan isobar adalah massanya
sehingga spektrometri massa tidak dapat membedakan.
3. ISOTON
Atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
Contoh: isoton antara 158𝑂 dan 147𝑁

D. Perkembangan Model Atom


1. Teori Atom John Dalton

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang


atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum
Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa “Massa
total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”.
Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa selalu tetap”. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya
tentang atom sebagai berikut:
Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi. Atom
digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang
identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda. Atom-atom bergabung membentuk senyawa
dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen
dan atom-atom oksigen. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau
penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.

3
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak
peluru. Seperti gambar berikut ini:

Kelemahan:
Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus
listrik.
2. Teori Atom J. J. Thomson
Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers,
maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa
sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara
katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode
merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan
selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan
negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan
negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari
teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom
Thomson.
Yang menyatakan bahwa:

4
“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif
elektron”
Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya.
biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang
pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model
atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelemahan:
Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan
negatif dalam bola atom tersebut.
3. Teori Atom Rutherford
Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden)
melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap lempeng tipis
emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif
dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas.
Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah
atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan
dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila
partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar partikel
alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1°), tetapi dari pengamatan Marsden
diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan
lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa
berikut:
a. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan

5
b. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka didalam
atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
c. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta
bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan
perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil
daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford
mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang menyatakan
bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat
partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak
menolak.
Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelemahan:
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
4. Teori Atom Bohr
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan
atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini
berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti
atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari
Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai
berikut:
Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam
atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan

6
merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.Selama elektron berada dalam lintasan
stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang
dipancarkan maupun diserap.Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke
lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai
dengan persamaan planck.
ΔE = hv
Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan
kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah
kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan
semakin tinggi tingkat energinya.

Kelemahan:
Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.
5. Teori Atom Modern
Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger
(1926).Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu
“Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama
pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada
jarak tertentu dari inti atom”.
Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron
disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh

7
Erwin Schrodinger.ErwinSchrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan
fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam
tiga dimensi.
Persamaan Schrodinger:

x,y dan z = Posisi dalam tiga dimensi


Y = Fungsi gelombang
m = massa
ђ = h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14
E = Energi total
V = Energi potensial

Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau
model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini,Awan elektron disekitar inti
menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron.
Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit.
Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa
sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi
posisi orbitalnya belum tentu sama.

E. Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital


Konfigurasi elektron merupakan susunan elektron dalam atom berdasarkan tingkat energi
atau kulit. Secara umum konfigurasi elektron dapat ditentukan dengan dua metode yaitu :
 Metode Atom Niels Bohr
 Metode Atom Meaknika kuantum
1. Penyusnan Elektron Menurut Teori Atom Bohr
Model atom Bohr merupakan model atom yang diajukan oleh ilmuwan Niels Bohr
pada tahun 1913. Niels Bohr mengajukan teorinya mengenai atom berdasarkan analisis
spektrum atom. Berikut model atom yang diajukan oleh Niels Bohr :
a. Dalam atom terdapat lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom, yaitu tempat
bagi elektron-elektron untuk mengorbit inti tanpa disertai pemancaran atau
penyerapan energi. Menurut Niels Bohr, kulit atom adalah orbit berbentuk lingkaran
dengan jari-jari tertentu. Tiap kulit dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, dan

8
seterusnya. Masing-masing lintasan ditandai dengan satu bilangan kuantum utama (n)
yang dimulai dari 1,2,3,4, dan seterusnya.
Dengan kata lain :
Lintasan pertama : kulit K  n =1
Lintasan kedua : kulit L  n = 2
Lintasan ketiga : kulit M  n = 3 , dan seterusnya.

b. Elektron hanya berada pada lintasan-lintasan yang diperbolehkan seusuai dengan


tingkat energinya masing-masing. Pada keadaan ground state (tingkat dasar), elektron
menempati lintasan dengan tingkat energi terendah. Elektron tidak boleh berada di
antara dua lintasan.
c. Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain dengan disertai pelepasan atau
penyerapan energi. Pelepasan energi terjadi ketika elektron berpindah dari satu kulit
ke kulit yang lebih dalam misal dari L ke K. Sebaliknya, penyerapan enrgi akan
terjadi ketika elektron berpindah dari satu kulit ke kulit yang lebih luar misalnya dari
K ke L.
Konfigurasi Elektron Model Atom Niels Bohr
Semakin besar nomor kulit akan semakin besar pula ruang cakupannya untuk
menampung elektron. Dengan kata lain, jumlah elektron yang dapat berada di kulit L akan
lebih besar daripada di kulit K. Jumlah maksimum elektron yang dapat ditampung oleh
masing-masing kulit mengikuti persamaan berikut :
maksimum = 2 n2 elektron
Berdasarkan ketentuan itu, maka :
Kulit K --> n = 1 --> maksimum = 2 elektron
Kulit L --> n = 2 --> maksimum = 8 elektron
Kulit M --> n = 3--> maksimum = 18 elektron
Kulit N --> n = 4 --> maksimum = 32 elektron
Untuk unsur-unsur yang berada pada golongan utama, berikut beberapa tips menuliskan
konfigurasi elektron:
1. Mulai dari lintasan yang paling dekat dengan inti yaitu kulit K.
2. Kulit paling luar hanya boleh ditempati maksimal 8 elektron.

9
3. Isi penuh sebanyak mungkin kulit berdasarkan daya tampungnya dan hitung elektron
yang tersisa.
4. Jika sisa elektron kurang dari 32, maka kulit berikutnya diisi dengan 18 elektron.
5. Jika sisa elektron kurang dari 18, maka kulit berikutnya diisi dengan 8 elektron.
6. Jika sisa elektron kurang dari 8, maka elektron tersebut ditempatkan pada kulit berikutnya
dan merupakan kulit terluar.
2. Penyusunan Elektron Menurut Mekanika Kuantum
Menurut Teori Mekanika Kuantum atau Mekanika Gelombang, keberadaan elektron
dalam atom ditentukan oleh 4 bilangan Kuantum
a. Bilangan kuantum Utama (n)
Bilangan ini menyatakan nomor Kulit Atom yang ditempati elektron ( n=1 kulit K,n=2
kulit L, n=3 kulit M dst )
b. Bilangan Kuantum azimuth (l)

Bilangan ini menyatakan subkulit yang ditempati


elektron. Setiap kulit terdiri dari sub-sub kulit, jika l=0
untuk subkulit s, jika l=1 untuk subkult p, jika l=2 untuk
subkuli d dan jika l=3 untuk subkulit f
l = 0,1,2,3,…..(n-1)
Kulit K (n=1) > subkulitnya adalah subkulit s ( karena l =0)
Kulit L (n=2) > subkulitnya adalah subkulit s dan p ( karena l= 0 dan l=1)
Kulit M (n=3) > subkulitnya adalah subkulit s, p, dan d (karena l=0, l=1, dan l=2)
Kulit N (n=4) > subkulitnya adalah subkulit s, p, d, dan f (karena l=0,l=1, l=2, dan l=3)
Kulit O > subkulitnya adalah s,p,d, dan f
Kulit P > subkulitnya adalah s,p,d
Kulit Q > subkulitnya adalah s, dan p
c. Bilangan kuantum magnetik (m)
Bilangan ini menyatakan nomor orbital yang ditempati elektron.
m=-1 s/d +1
Setiap subkulit terdiri dari orbital-orbital, jadi:
Subkulit s terdiri dari 1 orbital s ( karena l = 0, maka m = 0 artinya ada 1 orbital)
Subkulit p terdiri dari 3 orbital p (karena l = 1, maka m = -1, 0, +1 artinya ada 3 orbital )
Subkulit d terdiri dari 5 orbital d (karena l=2, maka m= -2, -1, 0, +1, +2 artinya ada 5 orbital )

10
Subkulit f terdiri dari 7 orbital f (karena l=3, maka m= -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 artinya ada 7
orbital )
d. Bilangan kuantum spin(s)
Bilangan ini menyatakan arah rotasi atau perputaran elektron
Tiap orbital berisi sepasang elektron dengan spin atau arah yang berlawanan
Subkulit s terdapat 1 orbital s, berisi maksimum 2 elektron
Subkulit p terdapat 3 orbital p, berisi maksimim 6 elektron
Subkulit d terdapat 5 orbital d, berisi maksimum 10 elektron
Subkulit f terdapat 7 orbital f, berisi maksimum 14 elektron
Banyaknya elektron maksimum dalam orbital ditulis sbb:
Elektron dalam atom disusun berdasarkan konfigurasi elektron per subkulit
(berdasarkan tingkat energi).
Aturan Aufbau
Penyusunan elektron persubkulit dilakukan dengan menggunakan
Aturan Aufbau, Elektron-elektron mengisi orbital dari tingkat energi
terendah, kemudian mengisi tingkat energi yang lebih tinggi.
Urutan pengisian elektronnya sebagai berikut

Contoh:
Penulisan konfigurasi elektron dari 16S (berdasarkan tingkat energi).

Kaidah Hund
Pengisian elektron dalam orbital dilakukan dengan menggunakan
Kaidah Hund. Elektron-elektron tidak membentuk pasangan elektron
sebelum masing-masing orbital terisi sebuah elektron.
Larangan Pauli :
Tidak diperbolehkan di dalam atom terdapat elektron yang mempunyai keempat bilangan
kuantum yang sama.
Contoh :
Bilangan kuantum elektron ke-16 dari atom 16S adalah sebagai berikut :
Bilangan kuantum utama = n = 3 (Kulit M)

11
Bilangan kuantum azimut= l = 1 (Subkulit p)
Bilangan kuantum magnetik = m = -1
Bilangan kuantum spin = -1/2
F. Bilangan Kuantum Dan Bentuk Orbital
a. Orbital s
Orbital s adalah orbital yang terletak si subkulit s. bentuk
orbital s berupa bola simetriss dan hanya memiliki satu
macam orbital.
b. Orbital p
Orbital p memiliki tiga jenis orientasi ruang, px, py, dan
pz, sebagaimana terdapat tiga nilai ml yang mungkin, yaitu
−1, 0, atau +1. Ketiga orbital p tersebut terletak saling
tegak lurus pada sumbu x, y, dan z koordinat Kartesius
dengan bentuk, ukuran, dan energi yang sama.
c. Orbital d
Orbital d adalah orbital dengan l = 2. Orbital d memiliki lima jenis orientasi, sebagaimana
terdapat lima nilai ml yang mungkin, yaitu −2, −1, 0, + 1, atau +2. Empat dari lima orbital d,
antara lain dxy, dxz dyz, dan dx2−y2, memiliki empat cuping seperti bentuk daun semanggi.
Orbital d kelima, dz2, memiliki dua cuping utama pada sumbu z dan satu bagian berbentuk
donat pada bagian tengah.

G. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik


Konfigurasi elektron sangat erat hubungannya dengan sistem periodik unsur. Sifat-
sifat unsur sangat tergantung pada jumlah elektron valensinya. Jika jumlah elektron luar yang
mengisi orbital dalam subkulit sama dengan bilangan kuantum utama (n), maka atom unsur
tersebut pasti terletak pada golongan yang sama (selain yang berbentuk ion). Sedangkan nilai
n (bilangan kuantum utama) yang terbesar menunjuk nomor periode unsur tersebut dalam
sistem periodik unsur.

12
Untuk menentukan golongan unsur dalam sistem periodik berdasarkan konfigurasi
elektron, perlu dilihat pada jenis dan jumlah elektron terluar yang menempati kulit yang
sama.
 Golongan utama (Golongan A), pada golongan ini electron valensi menempati subkulit s
atau subkulit s dan p.
 Golongan transisi (Golongan B), pada golongan ini elektron valensi menempati subkulit s
dan d.
 Untuk lantanida dan aktinida, elektron valensi menempati subkulit s dan f. Tapi
jumlahnya tidak menentukan golongan, karena lantanida dan aktinida tidak mempunyai
golongan.
Tabel : Hubungan antara Elektron Valensi dan Golongan dalam Tabel Periodik
Blok Subkulit Golongan Elektron Valensi
S S IA ns1
IIA ns2
IIIA ns2 np1
IVA ns2 np2
P s dan p VA ns2 np3
VIA ns2 np4
VIIA ns2 np5
VIIIA ns2 np6
IIIB ns2 (n-1) d1
IVB ns2 (n-1) d2
VB ns2 (n-1) d3
VIB ns1 (n-1) d5 *)
VIIB ns2 (n-1) d5 *)
VIIIB ns2 (n-1) d6
ns2 (n-1) d7
ns2 (n-1) d8
IB ns1 (n-1) d10 *)
IIB ns2 (n-1) d10
Keterangan *) subkulit yang terisi setengah penuh dan penuh lebih stabil

13
H. Sifat Periodik Unsur
Sifat periodik unsur merupakan sifat unsur yang berhubungan dengan letak unsur
dalam tabel periodik (periode dan golongan). Sifat periodik yang akan dibahas di sini
meliputi sifat atom yang berhubungan langsung dengan struktur atomnya, mencakup jari-jari
atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
1. Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dan elektron terluar.

Li 1,55 Be 1,12 B 0,98 C 0,77 N 0,75 O 0,74 F 0,72


Na 1,90 Mg 1,60 Al 1,43 Si 1,11 P 1,06 S 1,02 Cl 0,99
K 2,35 Ca 1,98 Ga 1,22 Ge 1,22 As 1,19 Se 1,16 Br 1,14
Rb 2,48 Sr 2,15 In 1,41 Sn 1,41 Sb 1,38 Te 1,35 I 1,33
Cs 2,67 Ba 2,21 Tl 1,75 Pb 1,75 Bi 1,46

Kecenderungan jari-jari atom:


a. Dalam satu golongan jari-jari atom dari atas ke bawah makin besar. Karena jumlah
kulit dari atas ke bawah makin banyak meskipun muatan inti bertambah positif, maka
gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah.
b. Dalam satu periode jari-jari atom dari kiri ke kanan makin kecil. Meskipun jumlah
elektron dari kiri ke kanan bertambah tetapi masih menempati kulit yang sama.
Bertambahnya muatan positif dalam inti menyebabkan gaya tarik inti terhadap
elektron makin kuat. Akibatnya jari-jari atom makin kecil.
2. Energi ionisasi

14
Energi ionisasi adalah energi minimal yang dibutuhkan untuk melepaskan 1 elektron
terluar dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.

Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom.

Kecenderungan energi ionisasi:


a. Dalam satu golongan energi ionisasi dari atas ke bawah makin kecil, karena jari-
jari atom bertambah besar. Meskipun jumlah muatan positif dalam inti bertambah
tetapi gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah karena jari-jari makin
panjang. Akibatnya energi ionisasi makin berkurang.
b. Dalam satu periode energi ionisasi unsur dari kiri ke kanan makin besar.
Bertambahnya jumlah muatan positif dalam inti dan jumlah kulit tetap
menyebabkan gaya tarik inti makin kuat. Akibatnya energi ionisasi makin
bertambah.
3. Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang terlibat (dilepas atau diserap) ketika satu elektron
diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.

Hubungan afinitas elektron dengan nomor atom.


Afinitas elektron suatu unsur:

15
a. Dalam satu golongan afinitas elektron unsur dari atas ke bawah makin berkurang.
Muatan inti bertambah positif, jari-jari atom makin besar, dan gaya tarik inti
terhadap elektron yang ditangkap makin lemah. Akibatnya afinitas elektron
berkurang.
b. Dalam satu periode afinitas elektron unsur dari kiri ke kanan cenderung
bertambah. Muatan inti bertambah positif sedang jumlah kulit tetap menyebabkan
gaya tarik inti terhadap elektron yang ditangkap makin kuat. Akibatnya afinitas
elektron cenderung bertambah.
4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan/kemampuan atom untuk menarik elektron
dalam suatu ikatan kimia. Semakin besar keelektronegatifan suatu atom berarti dalam ikatan
kimia atom tersebut cenderung menarik elektron dari atom yang lain. Sebagai contoh dalam
ikatan H dan Cl, atom Cl cenderung menarik elektron dari H, jadi Cl lebih elektronegatif dari
H. Unsur-unsur golongan VIIIA (Gas Mulia) sulit membentuk ikatan kimia/tidak reaktif, jadi
keelektronegatifannya sangat rendah.

Keelektronegatifan suatu unsur:


a. Dalam satu golongan keelektronegatifan unsur dari atas ke bawah makin
berkurang. Jumlah muatan inti bertambah positif jumlah kulit bertambah maka
kemampuan inti untuk menarik elektron menjadi lemah. Akibatnya
keelektronegatifan unsur makin lemah.
b. Dalam satu periode keelektronegatifan unsur dari kiri ke kanan cenderung naik.
Muatan inti bertambah positif jumlah kulit tetap, menyebabkan gaya tarik inti
terhadap elektron makin kuat. Akibatnya kemampuan atom untuk menarik
elektron makin besar.

16

Anda mungkin juga menyukai