Anda di halaman 1dari 10

Penyaluran dan sambungan tulang

 Penyaluran batang tulangan ulir dan kawat ulir dalam kondisi tarik
 Untuk batang ulir atau kawat ulir ℓ𝑑 pada SNI 2013 (hal 112; tabel 12.2.2) menggunakan
rumus yang berbeda dengan SNI 2002 (hal 117; tabel 11).

Batang tulangan atau kawat D-19 dan Batang tulangan D-22 dan yang lebih
yang lebih kecil besar
SNI 2002 2013 2002 2013
Spasi bersih batang
tulangan atau kawat
yang disalurkan atau
disambung tidak
kurang dari
𝑑𝑏 ,selimut bersih
tidak kurang dari 𝑑𝑏 ,
dan sengkang atau ℓ𝑑 12𝑓𝑦 𝛼𝛽𝜆 𝑓𝑦 Ѱ𝑡 𝜓𝑒 ℓ𝑑 3𝑓𝑦 𝛼𝛽𝜆 𝑓𝑦 Ѱ𝑡 𝜓𝑒
pengikat sepanjang = ( ) 𝑑𝑏 = ( ) 𝑑𝑏
𝑑𝑏 25√𝑓𝑐 ′ 2,1𝜆 √𝑓𝑐 ′ 𝑑𝑏 5√𝑓𝑐 ′ 1,7𝜆 √𝑓𝑐 ′
ℓ𝑑 tidak kurang dari
minimum tata cara
atau
Spasi bersih batang
tulangan atau kawat
yang disalurkan atau
disamnbung tidak
kurang dari 2𝑑𝑏 dan
dan seliut bersih
tidak kurang dari 𝑑𝑏

ℓ𝑑 18𝑓𝑦 𝛼𝛽𝜆 𝑓𝑦 Ѱ𝑡 𝜓𝑒 ℓ𝑑 9𝑓𝑦 𝛼𝛽𝜆 𝑓𝑦 Ѱ𝑡 𝜓𝑒


Kasus-kasus lain = ( ) 𝑑𝑏 = ( ) 𝑑𝑏
𝑑𝑏 25√𝑓𝑐 ′ 1,4𝜆 √𝑓𝑐 ′ 𝑑𝑏 10√𝑓𝑐 ′ 1,1𝜆 √𝑓𝑐 ′

 Karena rumus yang digunakan untuk menentukan ℓ𝑑 berbeda , otomatis faktor- faktor yang
digunakan dalam perumusan-perumusan untuk penyaluran batang tulangan ulir dan kawat ulir
dalam SNI 2013 (hal 112; point 12.2.4) dan 2002 (hal 118;subbab 14.2 point 4) pasti berbeda.
 Bila beton ringan digunakan,nilai 𝜆 pada SNI 2013 tidak boleh melebihi 0,75 (hal 113; point
12.2.4d) sedangkan dalam SNI 2002 apabila digunakan beton agregat ringan nilai 𝜆 = 1,3
(hal 118; tabel 14.2.4).
 Rumus 𝐾𝑟 (indeks tulangan transversal) dalam SNI 2013 dan 2002 berbeda,dimana
40𝐴𝑡𝑟
𝐾𝑟 = 𝑠𝑛
(SNI 2013) (pers. 12.2; hal 112)
𝐴𝑡𝑟 𝑓𝑦𝑡
𝐾𝑟 = 10𝑠𝑛
(SNI 2002) (hal 118)
Dan pada SNI 2002 dilengkapi dengan keterangan faktor-faktor yang digunakan dalam
perumusan 𝐾𝑟 (hal 119) sedangkan pada SNI 2013 tidak.

 Penyaluran batang tulangan ulir dan kawat ulir dalam kondisi tekan
 Panjang penyaluran dasar ℓ𝑑 pada SNI 2013 (hal 113) harus diambil sebesar yang terbesar
dari (0,24𝑓𝑦 l 𝜆√𝑓𝑐 ′) 𝑑𝑏 dan (0,04 𝑓𝑦 ) 𝑑𝑏 ( point 12.3.2) sedangkan pada SNI 2002 (hal 119)
panjang penyaluran dasar ℓ𝑑 harus diambil sebesar 𝑑𝑏 𝑓𝑦 /(4√𝑓𝑐 ′ ) tetapi tidak kurang dari
0,04𝑑𝑏 𝑓𝑦 (point 14.3.2).

 Penyaluran kait standar dalam kondisi tarik


 Untuk batang tulangan ulir ℓ𝑑ℎ , dalam SNI 2013(hal 114), nilai ℓ𝑑ℎ harus sebesar 0,24
𝜓𝑒 𝑓𝑦 l𝜆√𝑓𝑐 ′/ 𝑑𝑏 (subbab 12.5; point.2) sedangkan pada SNI 2002( hal 120) , ℓ𝑑ℎ untuk suatu
batang berkait dengan 𝑓𝑦 = 400 Mpa harus diambil sebesar 100𝑑𝑏 /√𝑓𝑐 ′, dalam hal ini , di SNI
2002 sudah diketahui besarnya 𝑓𝑦 untuk menentukan ℓ𝑑ℎ (subbab 14.5;point 2).
 Panjang ℓ𝑑ℎ harus dikalikan dengan faktor-faktor yang berlaku,di dalam SNI 2002(hal 121)
dijelaskandengan jelas faktor apa saja yang berlaku yaitu kuat leleh batang, selimut beton,
sengkang atau sengkang ikat, tulang lebih, beton agregat ringan, tulang berlapis
eksposisi(subbab 14.5;point 3) sedangkan dalam SNI 2013 tidak dijelaskan faktor apa saja
yang berlaku dan jika dibandingkan, SNI 2013(hal 114) hanya dikalikan dengan 4 faktor yaitu
kuat batang leleh, selimut beton, sengkang, dan tulangan lebih saja.
 Batang tulangan berkait harus dilingkupi dalam pengikat atau sengkang tegaklurus terhadap
batang tulangan yang disalurkan, berspasi tidak lebih besar dari 3𝑑𝑏 sepanjang ℓ𝑑ℎ , dalam
SNI 2013(hal 114), untuk batang tulangan yang disalurkan dengan kait standar pada ujung
yang tidak menerus dari komponen struktur dengan baik selimut samping dan selimut atas
(atau bawah) terhadap kait kurang dari 65 mm(subbab12.5; point 4) sedangkan pada SNI
2002( hal 121) kurang dari 60 mm (subbab 14.5;point 4)
 Dalam SNI 20013(hal 115) sudah lebih terperinci pembahasannya mengenai angkur mekanis
karena langsung dibahas dalam sub bahasan penyaluran batang tulangan ulir berkepala dan
diangkur mekanis dalam kondisi tarik yang sudah dijelaskan dengan baik mengenai syarat-
syaratnya (subbab 12.6) sedangkan pada SNI 2002(hal122) hanya terdapat sub bahasan
angkur mekanis yang tidak dijelaskan dengan terperinci (subbab 14.6)

 Penyaluran tulangan kawat ulir las dalam kondisi tarik


 Faktor yang digunakan untuk panjang penyaluran ℓ𝑑 dalam SNI 2013 berbeda dengan SNI
2002
 Pada SNI 2013 (point 12.7.4) dikatakan bukan hanya pada kawat polos saja tulangan harus
disalurkan tetapi bisa juga pada kawat ulir lebih besar dari D-31, pada SNI 2002 dikatakan
hanya pada kawat baja polos (subbab 14.7;point 4)

 Penyaluran tulangan kawat polos las dalam kondisi tarik


 Rumus penyaluran dasar ℓ𝑑 pada SNI 2002 dikalikan dengan 𝜆 (hal 123), sedangkan dalam
SNI 2013 tidak ( pers. 12.3)

 Penyaluran tulangan lentur-Umum


 Pada SNI 2002 (point 14.10.5.2) dijelaskan pengertia 𝛽𝑏 sedangkan pada SNI 20013 tidak
terdapat penjelasan tentang 𝛽𝑏 .

 Penyaluran tulangan badan(web)


 Dalam SNI 2013( hal 119) untuk batang tulangan D-16 dan kawat D-16, dan yang lebih kecil
, dan untuk batang tulangan D-19, D-22, dan D-25, menggunakan kait sengkang standar
mengelilingi batang tulangan memanjang ditambah dengan panjang penanaman di antara
tengah tinggi komponen struktur dan ujung luar kait sejauh jarak yang nilainya 0,17𝑑𝑏 𝑓𝑦𝑡 /
(𝜆√𝑓𝑐 ′ ),dengan 𝑓𝑦𝑡 harus sebesar 280 Mpa atau kurang( point 12.13.2.2), sedangkan dalam
SNI 2002(hal 128), 𝑓𝑦 harus sebesar 300 MPa atau kurang dengan jarak sejauh 0,17𝑑𝑏 𝑓𝑦𝑡 /
√𝑓𝑐 ′(subbab 14.13;point 2)
 Sambungan tulangan-Umum
 Sambungan tulangan harus dibuat hanya seperti yang disyaratkan atau diizinkan, dalam SNI
2013, yang dimaksud dengan yang disyaratkan adalah diizinkan dalam dokumen kontrak, atau
seperti diizinkan oleh insinyur profesional bersertifikat (point 12.14.1) sedangkan pada SNI
2002 yang dimaksud disyaratkan adalah diizinkan pada gambar rencana, atau dalam
persyaratan teknis, atau sesuai dengan persetujuan perencanaan struktur (subbab 14.14; point
1)
 Suatu sambungan las dalam SNI 2013(point 12.14.3.3)harus memenuhi “Structural Welding
Codes-Reinforcing Steel”(AWS D14) sedangkan dalam SNI 2002 hanya dikatakan harus
memenuhi standar yang berlaku tanpa ada dicantumkan standarnya(subbab 14.14.3 point 3)

 Sambungan batang tulangan dan kawat ulir dalam kondisi tarik


 Terdapat point tambahan dalam SNI 2013(point 12.15.3) yang tidak dicantumkan dalam SNI
2002 dimana dikatakan bila batang tulangan dengan ukuran berbeda disambung lewatkan
dalam kondisi tarik, panjang sambungan harus merupakan ℓ𝑑 yang lebih besar dari batang
tulangan yang lebih besar dan panjang sambungan lewatan tarik batang tulangan yang lebih
kecil(hal 123)
 Mengenai letak sambungan yang harus diselang-seling dengan jarak paling sedikit 600 mm,
pada SNI 2013 tidak dijelaskan mengapa hal itu harus dilakukan(point 12.15.5.1), sedangkan
dalam SNI 2002(hal 132) terdapat penjelasan mengenai tata letak sambungan tersebut (subbab
14.15.4;point 1)
 Dalam menghitung gaya tarik yang dapat dikembangkan di setiap penampang, tegangan
tulangan yang disambung harus diambil sebagai kekuatan sambungan yang ditetapkan,dalam
SNI 2013(hal 124) nilainya tidak lebih besar dari 𝑓𝑦 (point 12.15.5.1)sedangkan dalam SNI
2002(hal 133) dianggap mempunyai kekuatan yang sama dengan 𝑓𝑦 (subbab 14.15.4;point 2)

 Sambungan batang ulir dalam kondisi tekan


 Panjang sambungan lewatan tekan pada SNI 2013 harus sebesar 0,071𝑓𝑦 𝑑𝑏 untuk 𝑓𝑦 sebesar
420 Mpa atau kurang, atau (0,13 𝑓𝑦 − 24) 𝑑𝑏 untuk 𝑓𝑦 yang lebih besar dari 420 MPa ,tetapi
tidak kurang dari 300 mm dan untuk 𝑓𝑐 ′ kurang dari 21 Mpa, panjang lewatan harus ditambah
sepertigannya(point 12.16.1) sedangkan dalam SNI 2002 panjang lewatan minimum untuk
sambungan lewatan tekan adalah 0,07𝑓𝑦 𝑑𝑏 untuk 𝑓𝑦 lebih besar dari 400 MPa, tetapi tidak
kurang dari 300 mm dan untuk 𝑓𝑐 ′ kurang dari 20 Mpa, panjang lewatan harus ditambah
sepertigannya(subbab 14.16 point 1).
 Batang yang boleh disambung lewatkan dengan batang D-36 dan yang lebih kecil adalah
batang tulangan D-43 dan D-57(SNI 2013)(point 12.16.2) sedangkan dalam SNI 2002
menggunakan batang dengan ukuran-ukuran D-45 dan D-55 (subbab 14.16 point 2)

Sistem slab atau pelat 2 arah

 Lingkup
 Pada perencanaan beton bertulang untuk sistem slab dua arah, dalam SNI 2013 (hal 128)
menggunakan Pasal 13(point 13.1.1), sedangkan SNI 2002 (hal 137) menggunakan Pasal 15
(subbab 15.1;point1)
 Umum
 Untuk konstruksi monolit atau komposit penuh, pada SNI 2013(hal 128) ada tambahan
penjelasan bahwa suatu balok mencakup bagian slab atau pelat pada setiap sisi balok yang
membentang dengan jarak yang sama dengan proyeksi balok di atas atau di bawah slab , yang
mana yang lebih besar, tetapi tidak lebih besar dari empat kali tebal slab (point 13.2.4),
sedangkan pada SNI 2002(hal 137), tidak terdapat penjelasan bahwa suatu balok yang mana
yang lebih besar, tetapi tidak lebih besar dari empat kali tebal slab(subbab 15.2;point 4)
 Terdapat point tambahan pada SNI 2013(hal 128) mengenai pengurangan jumlah tulangan
momen negatif pada kolom atau tebal slab

 Tulangan slab atau pelat


 Pada perencanaan beton bertulang untuk SNI 2013 (hal 129) menggunakan Pasal 12(point
13.3.4), sedangkan SNI 2002 (hal 138) menggunakan Pasal 14 (subbab 15.3;point4)
 Dalam SNI 2013(hal 129) dikatakan niali 𝛼𝑓 lebih besar dai 1 tanpa mencantumkan
rumus(point 13.3.6), sedangkan dalam SNI 2002(hal 138), terdapat rumus untuk mendapatkan
nilai 𝛼𝑓 (subbab 15.3;point 6)
 Ada 2 point tambahan pada SNI 2002 (hal 139) mengenai tebal penebalan panel (point
15.3.6.1&3), sedangkan dalam SNI 2013 tidak ada(hal 129).

 Prosedur desain
 Pada SNI 2013 (hal 132) diperuntukkan untuk slab non prategang (point 13.5.3.3) , sedangkan
dalam SNI 2002 (hal 142) tidak dikatakan untuk jenis slab apa.(subbab 15.5.3;point 3)
 Desain perencanaan penyaluran beban dari pelat ke kolom dan dinding pemikul melalui geser
dan torsi harus memenuhi Pasal 11 dalam SNI 2013(hal 132:point 113.5.4) sedangkan dalam
SNI 2002(hal 143) harus memenuhi Pasal 13 (subbab 15.5;point 4)

 Metode desain langsung


 Dalam perhitungan kekakuan relatif balok dalam dua arah yang tegak lurus, dalam SNI
2013(hal 133)terdapat rumusan untuk mencari nilai 𝛼𝑓 (pers.13.2), sedangkan pada SNI 2002
tidak dicantumkan (hal 143).
 Dalam sub bahasan momen terfakor pada lajur kolom , pada SNI 2013(hal 135) terdapat
rumus C yang merupakan salah satu faktor perhitungan dalam mencari nilai 𝛽𝑡 (pers.13.6) dan
tidak didapat penjelasan mengenai pengertian 𝛽𝑡 (point 13.6.4.2), sedangkan pada SNI
2002(hal 146) tidak terdapat rumus untuk mendapatkan nilai C , tetapi terdapat pengertian
dari 𝛽𝑡 (subbab 15.6.4;point 2).
 Kekuatan geser pada SNI 2013(hal 137) harus memenuhi Pasal 11(point 13.6.8.5), sedangkan
pada SNI 2002 (hal 148), kuat geser harus memenuhi Pasal 13(subbab 15.6.8;point 5)

Fondasi tapak

 Lingkup
 Pada perencanaan fondasi tapak untuk SNI 2013 (hal 145) menggunakan Pasal 15 (point
15.1.1), sedangkan SNI 2002 (hal 160) menggunakan Pasal 17 (subbab 17.1;point 1)

 Geser pada fondasi tapak


 Terdapat point tambahan pada SNI 2013(hal 146) mengenai poer tiang fondasi(point 15.5.3),
sedangkan dalam SNI 2002 tidak ada(hal 161).

 Penyaluran tulangan dalam fondasi tapak


 Penyaluran tulanga dalam fondasi tapak untuk SNI 2013(hal 146) harus sesuai degan Pasal
12(point 15.6.1), sedangkan pada SNI 2002(hal 162) harus sesuai dengan ketentuan Pasal
14(subbab 17.6;point 1)
 Penyaluran gaya pada dasar kolom, dinding, atau pedestal bertulang
 Tulangan, pasak, atau alat sambung mekanis antara komponen struktur yang tertumpu dan
yang menumpu harus cukup untuk menyalurkan sebarang gaya tarik yang dihitung melalui
bidang kontak(SNI 2013;point 15.8.1.2b), sedangkan pada SNI 2002(hal 163), tulangan,
pasak, atau alat sambung mekanis antara komponen struktur yang tertumpu dan yang
menumpu tersebut harus cukup untuk menyalurkan semua gaya tarik yang dihitung, melalui
bidang kontak (subbab 17.8.1 ; point 2b)
 Batang tulangan yang diizinkan disambunglewatkan pada SNI 2013(hal 147) adalah batang
tulangan D-43 dan D-57(point 15.8.2.3), sedangkan pada SNI 2002(hal 163), batang tulangan
yang diizinkan disambunglewatkan adalah batang tulangan D-44 dan D-56(subbab 17.8.2;
point 3)

 Kombinasi fondasi tapak dan fondasi pelat penuh


 Kombinasi fondasi tapak dan fondasi pelat penuh pada SNI(hal 148) menggunakan Pasal 13
(point 15.10.2), sedangkan pada SNI 2002(hal 164) menggunakan Pasal 15(subbab
17.10;point 2)
 Terdapat point tambahan pada SNI 2013(hal 148) mengenai baja tulangan minimum pada
fondasi pelat penuh nonprategang(point 15.10.4) yang tidak terdapat pada SNI 2002.

Beton Pracetak

 Lingkup
 Pada struktur-struktur yang melibatkan komponen-komponen struktur beton pracetak, pada
SNI 2013(hal 149) harus sesuai Pasal 16(point 16.1.1), sedangkan pada SNI 2002(hal 165),
harus sesuai dengan Pasal 18(subbab 18.1;point 1)

 Desain komponen struktur


 Pada slab lantai dan atap pracetak satu arah dan pada panel dinding pracetak, prategang satu
arah, pada SNI 2013(hal 149) semua tidak boleh lebih dari 3,7 m , sedangkan pada SNI 2002
(hal 166) tidak boleh lebih dari 4 m (subbab 18.4;point 1)
 Untuk dinding pracetak non prategang, tulangan harus didesain sesuai dengan ketentuan Pasal
10 atau 14 pada SNI 2013(hal 149)(point 16.4.2), sedangkan dalam SNI 2002(hal 166) harus
sesuai ketentuan Pasl 12 atau 16 (subbab 18.4;point 2)

 Integritas struktur
 Bila elemen pracetak membentuk diafragma lantai atau atap, sambungan antara diafragma
dan komponen struktur tersebut yang tertumpu secara lateral, pada SNI 2013(hal 150) harus
mempunyai kekuatan tarik nominal yang mampu menahan tidak kurang dari 4,4 kN per meter
linier(point 16.5.1.2), sedangkan pada SNI 2002(hal 166) harus mempunyai kekuatan tarik
nominal yang mampu menahan tidak kurang dari 4,5 kN per meter linier(subbab 18.5;point 2)
 Kolom pracetak harus mempunyai kekuatan nominal dalam kondisi tarik tidak kurang dari
1,4Ag (SNI 2013)(point 16.5.1.3a), sedangkan dalam SNI 2002 (hal 167) kolom pracetak
harus mempunyai kekuatan nominal dalam kondisi tarik tidak kurang dari 1,5Ag(subbab
18.5.1; point 3a)
 Panel dinding pracetak harus mempunyai mínimum dua pengikat per panel,pada SNI
2013(hal 150) dengan kekuatan tarik nominal tidak kurang dari 44 kN per pengikat(point
16.5.1.3b), sedangkan pada SNI 2002, kekuatan tarik nominal tidak kurang dari 45 kN per
pengikat(subbab 18.5.1;point 3b)
 Pada SNI 2013(hal 150), bila gaya desain tidak menimbulkan tarik di dasar, pengikat yang
diperlukan, diizinkan untuk diangkur ke dalam slab di atas tanah lantai beton bertulang yang
sesuai(point 16.5.1.3c), sedangkan pada SNI 2002, apabila gaya desain tidak menimbulkan
tarik di dasar, pengikat yang diperlukan, diizinkan untuk diangkur ke dalam fondasi pelat
lantai beton bertulang(subbab 18.5;point 3c)

 Desain sambungan dan tumpuan


 Lembaran tumpuan pada tepi yang tidak ditumpulkan (unarmored edges) pada SNI 2013(hal
152) harus ditempatkan mundur minimum sebesar 13 mm dari muka tumpuan, atau paling
sedikit dimensi keprasan (chamfer) pada tepi yang dikepras (chamfered)(point 16.6.2.2b),
sedangkan pada SNI 2002(hal 169) pelat landasan di tepi yang tidak ditumpulkan harus
mempunyai celah paling sedikit 15 mm dari muka tumpuan , atau sedikitya sama dengan
dimensi penumpulan pada tepi yang ditumpulkan (subbab 18.6.2;point 2b)

 Benda-benda yang ditanam sesudah pengecoran beton


 Benda-benda yang ditanam (seperti pasak atau sisipan) baik yang menonjol dari beton atau
tetap terekspos untuk inspeksi diizinkan untuk ditanam saat beton berada dalam keadaan
plastis apabila disetujui oleh insinyur profesional bersertifikat(SNI 2013;point 16.7.1)
sedangkan pada SNI 2002(hal 169) hanya disetujui oleh perencana(subbab 18.7;point 1)

Komponen struktur lentur beton komposit

 Lingkup
 Untuk desain komponen struktur lentur beton komposit , pada SNI 2013(hal 154)
menggunakan ketentuan dari Pasal 17( point 17.1.1), sedangkan dalam SNI 2002 (hal 171)
menggunakan ketentuan dari Pasal 19 (subbab 19.1;point 1)

 Kekuatan geser vertikal


 Kekuatan geser vertikal apabila komponen struktur komposit keseluruhan diasumsikan untuk
menahan geser vertikal, pada SNI 2013(hal 154) desain harus sesuai dengan persyaratan dari
Pasal 11 (point 17.4.1) , sedangkan pada SNI 2002(hal 172) , desain harus sesuai dengan
persyaratan dari Pasal 13 (subbab 19.4;point 1)

 Kekuatan geser horizontal


 Pada SNI 2013(hal 155) hanya terdapat pengertian dari 𝑉𝑛ℎ dan tidak terdapat pengertian dari
𝑉𝑢 (point 17.5.3), sedangkan dalam SNI 2002 (hal 172) terdapat pengertian dari 𝑉𝑢 (subbab
19.5;point 2)
 Bila permukaan kontak bersih, bebas kapur permukaan (laitance), dan secara sengaja
dikasarkan, pada SNI 2013 (hal 155) Vnh tidak boleh diambil lebih besar dari 0,55bvd(point
17.5.3.1), sedangkan pada SNI 2002(hal 172) , Vnh tidak boleh diambil lebih besar dari 0,6bvd
(subbab 19.5.2;point 1)
 Bila pengikat minimum disediakan sesuai dengan ketentuan, dan permukaan kontakbersih dan
bebas kapur permukaan (laitance), tetapi tidak dengan sengaja dikasarkan,pada SNI 2013(hal
155) Vnh tidak boleh diambil lebih besar dari 0,55bvd (point 17.5..3.2) , sedangkan pada SNI
2002(hal 172) , Vnh tidak boleh diambil lebih besar dari 0,6bvd(subbab 19.5.2;point 2)
 Amplitudo penuh pada SNI 2013 (hal 155) sebesar kira-kira 6 mm, bila pengikat disediakan,
dan permukaan kontak bersih dan bebas kapur permukaan (laitance), dan dengan sengaja
dikasarkan (point 17.5.3.3), sedangkan pada SNI 2002(hal 173) ,amplitudo penuhnya sebesar
kira-kira 5 mm (subbab 19.5.2;point 3)
Beton prategang

 Lingkup
 Untuk komponen struktur yang diprategang dengan kawat, strand, atau batang tulangan yang
memenuhi ketentuan untuk baja prategang pada SNI 2013 (hal 156) harus sesuai dengan
ketentuan Pasal 18 (point 18.1.1), sedangkan pada SNI 2002 (hal 174) harus sesuai ketentuan
dari Pasal 20 (subbab 20.1 ; point 1)

 Umum
 Pada SNI 2013 tidak terdapat skema penampang yang digunakan , sedangkan pada SNI 2002
(hal 175) terdapat skema penampang yang digunakan dalam tata cara tersebut (subbab
20.2;point 7)

 Asumsi Desain
 Dalam SNI 2013 (hal 157) terdapat point tambahan mengenai komponen struktur lentur
prategang yang harus diklasifikasikam sebagai kelas U , T atau kelas C (point 18.3.3),
sedangkan pada SNI 2002 tidak ada.

 Persyaratan komponen layan – Komponen struktur lentur


 Dalam SNI 2013 (hal 157) terdapat tegangan serat terjauh dalam kondisi tekan pada ujung-
ujung komponen struktur terdukung sederhana (point 18.4.1b)
 Untuk komponen struktur prategang dalam SNI 2013 (hal 157) , terdapat kelasnya, yaitu kelas
U dan kelas T (point 18.4.2), sedangkan dalam SNI 2002(hal 176) tidak terdapat kelas
(subbab 20.4.2 ; point 3)
 Untuk tegangan beton dalam kondisi layan pada SNI 2002 (hal 176) terdapat 2 point lain
yaitu mengenai tegangan serat tarik terluar dalam daerah tarik yang pada awalnya mengalami
tekan dan tegangan serat tarik terluar dalam daerah tarik yang pada awalnya mengalami
tekan dari komponen-komponen struktur (subbab 20.4.2; point 4 yang tidak terdapat pada
SNI 2013
 Terdapat 1 point tambahan pada SNI 2013 (hal157) yang tidak terdapat pada SNI 2002 yaitu
mengenai spasi tulangan dengan lekatan yang terdekat dengan muka tarik terjauh untuk
komponen struktur lentur prategang kelas C (point 18.4.4)

 Tegangan izin baja prategang


 Pada SNI 2002 (hal 176) terdapat point mengenai tegangan tarik pada baja prategang sesaat
setelah penyaluran gaya prategang (subbab 20.5 ; point 2)

 Kehilangan friksi pada tendon pasca tarik


 Pengaruh kehilangan akibat friksi pada tendon pasca tarik pada SNI 2002 (hal 177) terdapat
perhitungannya (subbab 20.6.2 ; point 1), sedangkan dalam SNI 2013 tidak ada (hal 158).
 Dalam SNI 2002 (hal 178) terdapat tabel nilai koefisien friksi tendon pasca tarik (tabel 14),
sedangkan pada SNI 2013 tidak.

 Kekuatan lentur
 Nilai 𝑓𝑝𝑠 untuk komponen struktur yang menggunakan tendon tanpa lekatan dengan rasio
bentang terhadap tinggi tidak lebih dari 35, dalam SNI 2013 (hal 159) tidak boleh diambil
lebih besar dari (𝑓𝑠𝑒 + 420) (point 18.7.2b), sedangkan dalam SNI 2002(hal 179), tidak boleh
diambil lebih besar dari (𝑓𝑠𝑒 + 400) (subbab 20.7;point 2b)
 Nilai 𝑓𝑝𝑠 untuk komponen struktur yang menggunakan tendon tanpa lekatan dengan rasio
bentang terhadap tinggi lebih dari 35, dalam SNI 2013 (hal 159) tidak boleh diambil lebih
besar dari (𝑓𝑠𝑒 + 420) (point 18.7.2c), sedangkan dalam SNI 2002(hal 179), tidak boleh
diambil lebih besar dari (𝑓𝑠𝑒 + 400) (subbab 20.7;point 2c)
 Dalam SNI 2002 (hal 179) terdapat skema penampang dalam keadaan lentur batas (gambar
36), dan tidak terdapat dalam SNI 2013.
 Batasan untuk tulangan komponen struktur lentur
 Aturan mengenai jumlah total baja tulangan non-prategang dan prategang, pada SNI 2013
(hal 160)hanya diabaikan untuk komponen struktur lentur dengan kekuatan geser dan lentur
paling sedikit dua kali dari yang disyaratkan (point 18.8.2), sedangkan pada SNI 2002(hal
181) aturan tersebut juga berlaku untuk pelat dua arah pasca tarik tanpa lekatan (subbab
20.8;point 3a)

 Tulangan dengan kekuatan minimum


 Pada SNI 20139hal 161) terdapat pengertian 𝐴𝑐𝑓 , (point 18.9.3.3), sedangkan dalam SNI
2002 (hal 182) tidak ada .
 Panjang minimum tulangan pada SNI 2013(hal 161) harus memenuhi Pasal 12 (point
18.9.4.3), sedangkan pada SNI 2002 (hal 183) harus memenuhi ketentuan Pasal 14 (subbab
20.9.4 ; point 3)
 Dalam retribusi momen pada komponen struktur lentur prategang menerus, pada SNI 2013
(hal 162) bila tulangan dengan lekatan disediakan pada tumpuan yang sesuai, diizinkan untuk
mengurangi momen negatif atau positif yang dihitung dengan teori elastis untuk sebarang
pembebanan yang diasumsikan 100𝜀𝑡 persen dengan maksimum 20 persen, sedangkan pada
SNI 2002( hal 183), momen negatif atau yang dihitung dengan teori elastis untuk setiap pola
𝑑
𝜔+ (𝜔−𝜔′
𝑑𝑝
pembebanan diperbesar atau diperkecil tidak lebih dari 20 [1 − 0,36𝛽1
]%

 Sistem slab
 Terdapat 2 point pada SNI 2013 (hal 163) (point 18.12.6 dan point 18.12.7) yang tidak
terdapat dalam SNI 2002

 Daerah pengangkuran tendon pasca tarik


 Dalam daerah umum, desain daerah umum harus disediakan bilamana diperlukan untuk
menahan pencaran (bursting), pengelupasan (spalling), dan gaya tarik tepi longitudinal yang
ditimbulkan oleh perangkat angkur., dalam SNI 2013 (hal 164) pengaruh perubahan
mendadak pada penampang hanya harus ditinjau (point 18.13.3.2), sedangkan pada SNI 2002
(hal 186) , pengaruh perubahan mendadak pada penampang harus diberi tulangan yang cukup
(subbab 20.13.1.2 ; point 2)
 Dalam metoda desain, untuk perencanaan daerah pengangkuran global, pada SNI 2002 (hal
188)terdapat rumus untuk mencari 𝑇𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟 dan 𝑑𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑟 (subbab 20.13.3 ; point 2) dan
terdapat gambar contoh model penunjang dan pengikat ( gambar 39) , sedangkan pada SNI
2013 (hal 166) tidak ada.
 Dalam SNI 2013 (hal 166) terdapat point tambahan mengenai persyaratan pendetailan (point
18.13.6), yang tidak terdapat dalam SNI 2002

 Desain daerah pengangkuran untuk beton strand tunggal atau batang tulangan 16 mm
tunggal
 Perangkat angkur dan tulangan daerah lokal strand tunggal atau batang tulangan diameter 16
mm atau lebih kecil tunggal pada SNI 2013 (hal 167) harus memenuhi persyaratan dari ACI
423.7 (point 18.14.1), sedangkan pada SNI 2002 (hal 189) hanya dikatakan harus memenuhi
ketentuan yang berlaku tanpa menyebutkan peraturannya (subbab 20.14 ; point 1)
 Strand yang menggunakan perangkat angkur pada SNI 2013 (hal 189) memiliki diameter 12,7
mm atau lebih kecil (point 18.14.2.1), sedangkan pada SNI 2002 (hal 189), strandnya
memiliki diameter 12,5 mm atau lebih kecil (subbab 20.14.2 ; point 1)

 Desain daerah umum untuk tendon strand majemuk


 Dalam desain saerah lokal, Perangkat angkur dan tulangan daerah lokal untuk strand
majemuk dasar, pada SNI 2013 (hal 167) harus memenuhi persyaratan dari AASHTO
“Standard Specification for Highway Bridges” (point 18.15.1) , sedangkan dalam SNI 2002
(hal 190) , tidak disebutkan ketentuan yang digunakan (subbab 20.15 ; point 1)

 Perlindungan korosi untuk tendon tanpa lekatan


 Untuk tendon strand tunggal tanpa lekatan, dalam SNI 2013 (hal 168) disebutkan harus
dilindungi terhadap korosi sesuai dengan ACI 423.7 (point 18.16.4) , sedangkan pada SNI
2002 (hal 191) tidak disebutkan peraturannya (subbab 20.16 ; point 4)

 Grouting untuk tendon dengan lekatan


 Pasir yang digunakan pada SNI 2013 (hal 168) harus memenuhi ASTM C144 (point
18.18.2.3) sedangkan pada SNI 2002 (hal 192) tidak disebutkan syarat untuk pasir (subbab
20.18)
 Pada SNI 2002 (hal 192) terdapat point mengenai penurunan kemampuan alir grout (subbab
20.18.3 ; point 4) yang tidak terdapat dalam SNI 2013.
 Dalam pencampuran dan pemompaan grouting, suhu komponen struktur pada saat
pelaksanaan grouting harus di atas 2 °C dan harus dijaga di atas 2 °C hingga kubus grouting
50 mm yang dirawat di lapangan mencapai kekuatan tekan minimum sebesar 5,5 MPa (SNI
2013)(point 18.18.4.2) ,sedangkan pada SNI 2002 (hal 192) harus mencapai kekuatan tekanan
minimum sebesar 6 MPa (subbab 20.18.4;point 2)
 Selama pencampuran dan pemompaan, dalam SNI 2013 (hal 169) suhu grouting tidak boleh
diatas 32 °C (point 18.18.4.3), sedangkan pada SNI 2002 (hal 192) suhu grouting tidak boleh
lebih dari 30 °C

 Angkur dan kopler pasca tarik


 Kopler harus ditempatkan dalam daerah yang disetujui oleh insinyur profesional bersertifikat
(SNI 2013 ; hal 170) , sedangkan dalam SNI 2002 (hal 193), hanya harus disetujui oleh
perencananya saja ( subbab 20.21 ; point 2)

Komponen struktural cangkang dan pelat lipat

 Lingkup dan definisi


 Dalam SNI 2013 (hal 170), ketentuan yang berlaku berasal dari Pasal 19 (point 19.1.1),
sedangkan dalam SNI 2002 (hal 195) menggunakan ketentuan Pasal 21 (subbab 21.1 ; point
1)

 Kekuatan desain bahan


 Kekuatan tekan beton yang ditetapkan fc’ pada saat 28 hari, pada SNI 2013 (hal 172) tidak
boleh kurang dari 21 MPa (point 19.3.1) , sedangkan pada SNI 2002 (hal 197) tidak boleh
lebih dari 20 MPa (subbab 21.3;point 1)
 Kekuatan leleh yang ditetapkan dari tulangan bukan prategang, dalam SNI 2013 (hal 172) fy
tidak boleh melebihi 420 MPa (point 19.3.2), sedangkan pada SNI 2002 (hal 197) fy tidak
boleh melebihi 400 MPa (subbab 21.3 ; point 2)

 Tulangan cangkang
 Spasi tulangan tidak boleh dispasikan lebih jauh dari tiga kali tebal cangkang bila tegangan
tarik membran utama pada luas bruto beton pada SNI 2013 (hal 173) melebihi 0,33 𝝓𝜆√𝑓𝑐 ′
(point 19.4.10) , sedangkan pada SNI 2002 (hal 199) nilai 𝜆 tidak dimasukkan dalam rumus
(0,33 𝝓√𝑓𝑐 ′) (subbab 21.4;point 10)
 Panjang penyaluran minimum pada SNI 2013 (hal 173) harus sebesar 1,2ℓ𝑑 tetapi tidak
kurang dari 450 mm (point 19.4.11), sedangkan dalam SNI 2002 (hal 199) panjang
penyaluran minimum tidak kurang dari 500 mm (subbab 21.4 ; point 11)
Evaluasi kekuatan struktur yang ada

 Prosedur uji beban


 Besarnya beban uji total dalam SNI 2013 ( point 20.3.2) berbeda dengan yang ada dalam SNI
2002 (subbab 22.3 ; point 2)

Struktur tahan gempa

 Definisi
 Dalam SNI 2002 (hal 204) terdapat definisi- definisi yang berkaitan dengan struktur tahan
gempa.

 Lingkup
 Isi lingkup SNI 2013 ( hal 177) berbeda dengan SNI 2002 ( hal 206)

Dinding struktur khusus dan balok kopel

 Diafragma dan rangka batang struktur


 Dalam SNI 2013 (hal 204) terdapat 2 point mengenai gaya desain dan alur beban gempa
(point 21.11.2 dan point 21.11.3) yang tidak terdapat dalam SNI 2002

Anda mungkin juga menyukai