Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PENGARUH DEWAN SENGKETA & ARBITRASE PADA PENYELESAIAN SENGKETA (Hadi – Sarwono)

ANALISIS PENGARUH DEWAN SENGKETA & ARBITRASE TERHADAP


PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI BERDASARKAN FIDIC CONDITION OF
CONTRACT 2017

oleh :
Hadi Ismanto
Program studi Magister Teknik Sipil Program Pasca Sarjana Universitas Mercu Buana
Email : ismantohady070291@gmail.com

Sarwono Hardjomuljadi
Program studi Magister Teknik Sipil Program Pasca Sarjana Universitas Mercu Buana
Email : sarwonohm2@yahoo.com

Abstrak : Proses penyelesaian beda persepsi yang berujung sengketa merupakan hal yang sangat
mengganggu proses kegiatan konstruksi, sehingga pemilihan penyelesaian sengketa harus dicermati
secara khusus untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dewan sengketa maupun arbitrase menjadi
pilihan dimana perselisihan yang berujung sengketa harus diselesaikan. Penyelesaian mengedepankan
nilai – nilai yang menjunjung tinggi hubungan baik, kepastian hukum, dan kepastian keberlangsungan
proyek. Dari sudut pandang owner & kontraktor ternyata berbeda, disamping mereka mengutamakan
kepastian hukum dari sebuah sengketa, ternyata dari sudut pandang mereka mempunyai kepentingan
masing – masing, owner memandang keberlangsungan proyek menjadi hal yang harus dipenuhi,
sedangkan kontraktor beranggapan bahwa hubungan baik adalah hal yang harus dicapai pada saat terjadi
sengketa, guna tetap menjaga peluang bisnis diproject selanjutnya. Hal ini dapat terakomodasi dengan
baik oleh Dewan Sengketa, dengan berpedoman fidic conditions of contracts. Dengan sampel 100
responden dimana 47% Owner & Konsultan & 53% Kontraktor, mereka cenderung lebih menyukai
Dewan Sengketa sebagai jalan untuk menyelesaikan sengketa konstruksi. Hasil yang didapat adalah
53,7% kontraktor & owner memilih dewan sengketa dengan mengedepankan kepastian hukum,
keberlangsungan proyek & hubungan baik, sdangkan sisanya 29,6% memilih Arbitrase. Dari hasil
tersebut penyelesaian sengketa menjadi hal yang terlihat sederhana dan friendly pada saat dalam sebuah
kontrak konstruksi mencantumkan Dewan sengketa sebagai sarana untuk mengakomodasi jika terjadi
sengketa.

Kata Kunci : Sengketa, Dewan Sengketa, Arbitrase, Fidic Conditions Of Contracts

Abstract : The process settling of the different perceptions that lead to dispute is very disruptive to the
construction activities. Thus the election of dispute resolution must be observed specifically to obtain
maximum results. Dispute council and arbitration council are the choice where disagreement that lead
dispute must be resolved. Settlement prioritizes values that uphold good relationships, legal certainty and
certainty of project sustainability. The assesment between the owner and the contractor is different, besides
they prioritize the legal certainty of a dispute, evidently they have their own respective interests, the owner
priority is the sustainability of the project to be achieved amid a dispute, in order to keep the business
opportunity in the next project. This can be well accommodated by the dispute council by referring to the
Fidic Conditions of Contracts. With a sample of 100 respondents in which 47% of Owners and Consultants,
53% of Contractors, they tend to prefer the Dispute Council as a way to resolve construction disputes. The
result is 53.7% of the owner and the contractor chooses the dispute councils by prioritizing legal certainty,
the sustainability of the project and good relations, while the remaining 29.6% chose Arbitration. From these

73 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 10 Nomer 1 | Desember 2018

results, dispute resolution becomes simple and friendly when a construction contract includes a Dispute
Council as a means to accommodate in the event of a dispute.

Keywords: Dispute, Dispute Board, Arbitration, fidic conditions of contracts

Pendahuluan secara luas dilebih dari 100 negara di dunia.


Di Indonesia standar kontrak FIDIC yang
Pelaksanaan terhadap proses pembangunan
banyak di pakai pada saat ini adalah FIDIC
infrastruktur / konstruksi, pada umumnya
Condition of Contract for Construction,
dilaksanakan oleh penyedia jasa. (UU no.18
FIDIC Condition of Contract for Engineering
th. 1999 pasal 1 ayat 2).
Procurment and Constructions (EPC)
Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi, di
/turnkey project, FIDIC Condition contract
Indonesia, pelaksanaan pengawasan
for Plant and Design-Build, FIDIC Short Form
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
of Contract. Keempat buku ini sudah
pengguna jasa dalam pelaksanaan pekerjaan,
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
umumnya akan dibantu oleh penyedia jasa
oleh penulis dari lisensi FIDIC. (FIDIC
pengawas konstruksi dengan suatu
persyaratan kontrak untuk pelaksanaan
perjanjian jasa konsultasi pengawas
konstruksi 2008). Oleh karena itulah,
konstruksi. (UU no.18 th.1999 pasal 1 ayat 2,
pemahaman akan standar kontrak ini, dan
pasal 1 ayat 11).
khususnya pemahaman akan bagaimana
Dengan adanya globalisasi ke depan yang
pengaturan penyelesaian sengketa menurut
ditandai dengan dibukanya MEA dan
standar kontrak ini, merupakan suatu
peluang bagi asing untuk bekerja di
keharusan, untuk kemudian dapat disiapkan
Indonesia, maka peningkatan sumber daya
suatu peraturan perundangan yang
manusia harus di tingkatkan khususnya
mendukungnya, utamanya untuk
dalam bidang pengembangan infrastruktur
kepentingan nasional, karena jika tidak
khususnya bidang jasa konstruksi
terdapat peraturan perundangan yang
merupakan suatu keharusan. Penggunaan
mendukung, maka para pihak yang
standar kontrak internasional akan
berkontrak akan mencantukan klausula-
berkembang dalam pelaksanaan proyek
klausula tentang penyelesaian sengketa luar
infrastruktur khususnya bidang jasa
negeri, yang saat ini mulai menggejala,
konstruksi di Indonesia. Proyek–proyek
banyak kontrak BUMN dengan pihak swasta
dengan pinjaman pendanaan asing baik
nasional, pelaksanaan penyelesaian
pendanaan konstruksi government to
sengketanya dilakukan diluaar negeri. (buku
government maupun business to business
ketiga alternatif penyelesaian sengketa
akan meningkat, seiring dengan
konstruksi, sarwono hardjomuljadi).
meningkatnya proyek – proyek yang
Dalam kenyataannya, hal-hal yang sudah
biasanya menggunakan standar kontrak
disebutkan diatas jika terjadi para pihak
internasional dalam hal ini yang palin
akan mencari cara terbaik untuk
banyak dipakai adalah Federation
menyelesaikannya dengan cara yang
Internationale des Ingenieurs-Conseils
semudah mungkin guna menghindari
(FIDIC) Condition of Contract yang
pembengkakan cost, serta waktu yang
cakupannya sangat luas, lebih dari 10
berpotensi berlarut - larut. Bahkan menurut
standar kontrak yang telah banyak di pakai
kajian prof. Sarwono Hardjomuljadi

74 | K o n s t r u k s i a
ANALISIS PENGARUH DEWAN SENGKETA & ARBITRASE PADA PENYELESAIAN SENGKETA (Hadi – Sarwono)

mengatakan bahwa relationship (dari baik terhadap arbitrase maupun dewan


pandangan kontraktor) & kepastian hukum sengketa.
(dari pandangan owner) sangat 3. Mengetahui manakah yang lebih baik
mempengaruhi terhadap kasus dalam penyelesaian sengketa.
penyelesaian sengketa di Indonesia.
Maka dirasa perlu untuk mengidentifikasi Sengketa
jalur mana yang lebih efektif serta efisien
Pengertian sengketa menurut kamus besar
untuk dapat ditempuh oleh kedua belah
bahasa Indonesia adalah sesuatu yang
pihak yang bersengketa guna, mengontrol
menyebabkan perbedaan pendapat;
pembengkakan biaya, pemborosan waktu,
pertengkaran; perbantahan sedangkan
relationship & kepastian hukum.
sengketa konstruksi adalah sengketa yang
terjadi sehubungan dengan pelaksanaan
Rumusan Masalah
suatu usaha jasa konstruksi antara para
Dewan Sengketa & Arbitrase merupakan pihak yang tersebut dalam suatu kontrak
jalur-jalur pilihan yang harus ditempuh jika konstruksi yang di dunia Barat disebut
terjadi sengketa dalam sebuah kontrak construction dispute. Sengketa konstruksi
konstruksi, oleh sebab itu pemahaman yang dimaksudkan di sini adalah sengketa di
tentang keduanya (Dewan Sengketa & bidang perdata yang menurut UU
Arbitrase) harus sangat dipahami sehingga no.30/1999 Pasal 5 diizinkan untuk
penyelesaian sengketa bisa tercapai sesuai diselesaikan melalui Arbitrase atau Jalur
ekspektasi dari pihak - pihak yang Alternatif Penyelesaian Sengketa.
bersengketa, dan tepat mengambil jalur (Nazarkhan Yasin. 2004,Mengenal Klaim
yang diambil. Konstruksi dan Penyelesaian Sengketa
Maka hal - hal yang harus diketahui adalah : Konstruksi).
1. Faktor apakah yang menjadi Konstruksi dimaksud adalah kegiatan jasa
pertimbangan dalam penyelesaian konstruksi yang meliputi; Perencanaan,
sengketa ? Pelaksanaan, dan Pengawasan pekerjaan
2. Faktor manakah yang paling dominan konstruksi. Undang-undang tentang Jasa
dalam penyelesaian sengketa terhadap Konstruksi No.18 tahun 1999 dalam
arbitrase maupun dewan sengketa ? Ketentuan Umum menyebutkan bahwa Jasa
3. Manakah jalur yang lebih baik Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi
(Arbitrase atau Dewan Sengketa) dalam perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan
penyelesaian sengketa ? jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan
layanan jasa konsultasi pengawasan
Tujuan Penelitian pekerjaan konstruksi. Sedangkan
pengertian pekerjaan konstruksi adalah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
seluruh atau sebagian rangkaian kegiatan
mengetahui :
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta
1. Mengetahui faktor - faktor apakah yang
pengawasan yang mencakup pekerjaan
menjadi pertimbangan dalam
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan
penyelesaian sengketa.
tata lingkungan masing-masing beserta
2. Mengetahui faktor manakah yang paling
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu
dominan dalam penyelesaian sengketa
bangunan atau bentuk fisik lain. (Undang-
Undang Jasa Konstruksi No.18 tahun 1999)

75 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 10 Nomer 1 | Desember 2018

Sengketa konstruksi dapat timbul antara penyelesaian di luar peradilan, arbitrase


lain karena klaim yang tidak dilayani dijalankan atas dasar kehendak sendiri dari
misalnya keterlambatan pembayaran, para pihak yang bersengketa dalam bentuk
keterlambatan penyelesaian pekerjaan, perjanjian arbitrase. Pengertian Perjanjian
perbedaan penafsiran dokumen kontrak, Arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa
ketidakmampuan baik teknis maupun klausula arbitrase yang tercantum dalam
manajerial dari para pihak. Selain itu suatu perjanjian tertulis yang dibuat para
sengketa konstruksi dapat pula terjadi pihak sebelum sengketa atau suatu
apabila pengguna jasa ternyata tidak perjanjian arbitrase yang dibuat para pihak
melaksanakan tugas-tugas pengelolaan setelah sengketa.
dengan baik dan mungkin tidak memiliki Apabila para pihak pemilih penyelesaian
dukungan dana yang cukup. sengketa melalui arbitrase setelah sengketa
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa terjadi, maka persetujuan mengenai hal
sengketa konstruksi timbul karena salah tersebut harus dibuat dalam perjanjian
satu pihak telah melakukan tindakan cidera tertulis yang ditandatangani oleh para pihak.
(wanprestasi atau default). Dalam hal ini para pihak tidak dapat
Proses terjadinya suatu sengketa dan menandatangani perjanjian tertulis tersebut,
penyelesaian sengketa, menurut Yasin, 2004 maka perjanjian tersebut harus dibuat
yang dikutip dari Mutiasari, 2006: dalam bentuk akta notaris.
Sengketa umumnya merupakan hal yang Jika para pihak telah membuat perjanjian
sering dihindari tapi seolah menjadi bumbu arbitrase, maka Pengadilan Negeri tidak
penyedap dalam dinamika komunikasi memiliki kewenangan untuk mengadili
berbisnis, tidak terkecuali dalam bidang sengketa para pihak yang telah terkait dalam
konstruksi. Sengketa seringkali menjadi perjanjian arbitrase dan para pihak yang
salah satu item yang harus dipikirkan guna bersengketa tidak lagi berhak untuk
memperlancar kegiatan konstruksi. mengajukan penyelesaian sengketanya atau
Beberapa pilihan langkah yang mungkin di beda pendapat yang termuat dalam
tempuh jika terjadi sengketa semakin perjanjiannya ke Pengadilan Negeri.
bervariasi, tergantung jangkauan sengketa Pengadilan Negeri wajib untuk menolak dan
yang terjadi dalam kenyataannya, dimana tidak ikut campur tangan dalam suatu
beberapa faktor mempengaruhinya seperti, penyelesaian sengketa yang telah
nilai kontrak, siapa yang bersengketa, latar ditetapkan melalui arbitrase.
belakang sengketa, dan hal lainnya. Adapun
pilihan yang mungkin bisa di tempuh antara Dewan Sengketa
lain adalah Arbitrase atau Dewan Sengketa.
Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak
yang dinamis dan belum lengkap karena
Arbitrase
tidaklah mungkin untuk mengemukakan
Arbitrase merupakan salah satu badan semua hal yang mungkin terjadi atau yang
penyelesaian sengketa, dimana dijelaskan tidak mungkin terjadi selama pelaksanaan
secara umum adalah sebagai berikut, cara konstruksi. Untuk menghadapi segala
penyelesaian suatu sengketa perdata di luar kemungkinan, bentuk kontrak konstruksi
pengadilan yang didasarkan pada perjanjian yang merupakan kontrak konstruksi yang
dibuat secara tertulis oleh pihak yang bersifat dinamis, mengatur tentang :
bersengketa. Sebagai salah satu cara

76 | K o n s t r u k s i a
ANALISIS PENGARUH DEWAN SENGKETA & ARBITRASE PADA PENYELESAIAN SENGKETA (Hadi – Sarwono)

a) Pembagian resiko secara teratur, katakanlah tiga bulanan,


b) Variasi (perubahan) untuk bertemu dengan orang lapangan dan
c) Penanganan sengketa mengamati kemajuan dan permasalahan
Perbedaan pendapat dari para pihak dalam proyek, jika ada. Diantara kunjungan-
menginterpretasikan dokumen kontrak kunjungan lapangan enjinir atau para pihak
seringkali berkembang menjadi sengketa mengirimkan laporan bulanan kemajuan
yang serius. Jika para pihak gagal proyek, pemberitahuan klaim dan
menyelesaikan sengketa melalui negosiasi, korespondensi penting lainnya kepada
mereka dapat maju ke arbitrase atau litigasi anggota DB agar anggota DB tetap
(pengadilan). Setiap pihak ingin terinformasikan. DB merupakan bagian dari
menghindari arbitrase maupun litigasi tim pelaksanaan yang membantu para pihak
karena mereka paham bahwa arbitrase dan gagal menghindari sengketa dan
atau litigasi memakan waktu dan menyelesaikan sengketa melalui negosiasi
memerlukan biaya-biaya yang cukup besar. yang bersifat kekeluargaan. Jika para pihak
Apalagi dalam proses arbitrase dan litigasi, gagal menyelesaikan sengketa, sengketa
hubungan antara para pihak memburuk dan dirujuk ke DB untuk dimintakan
proyek tidak berhasil diselesaikan (dan penetapannya. Karena anggota DB sudah
salah satu pihak akhirnya akan kehilangan terbiasa dengan dokumen kontrak dan
muka). pelaksanaan dilapangan serta kemajuan
Cara terbaik guna menghindari terjadinya proyek, tidak dibutuhkan waktu yang lama
sengketa adalah menghindari atau untuk mempertimbangkan suatu sengketa.
mengurangi perbedaan interpretasi yang Meskipun jika penetapan ditolak oleh satu
berkembang menjadi sengketa resmi. Tugas atau kedua pihak, ini akan menjadi dasar
utama dewan sengketa adalah menghindari, bagi negosiasi selanjutnya dalam suasana
mengawal proyek dan mengurangi kekeluargaan. Jadi manfaat dari DB adalah
perbedaan interpretasi selama proyek pencegahan terjadinya sengketa dan
berjala, sehingga tidak berkembang menjadi penyelesaian sengketa secara dini tanpa
sengketa. Membuat keputusan atau menyimpan sikap permusuhan.
rekomendasi sebenarnya adalah tugas Dewan sengketa merupakan gagasan
sekunder dewan sengketa. International Federation of Consulting
Suatu DB (dispute Board) atau dewan Engineers atau FIDIC untuk penyelesaian
sengketa terdiri atas tiga (atau satu, sengketa oleh pihak ketiga dengan harapan
tergantung pada ukuran dan kompleksitas tidak memihak kedua pihak yang
proyek) anggota yang berpengalaman dan bersengketa. Tak hanya memutuskan,
memiliki pengetahuan tentang jenis dewan sengketa nantinya juga berfungsi
konstruksi, interpretasi dokumen kontrak, sebagai pemutus dan pemberi rekomendasi.
proses DB dan benar-benar independen dan Dewan sengketa ini nantinya akan
tidak memihak. Suatu DB dibentuk pada tercantum dalam Undang-undang Jasa
permulaan suatu proyek dan kepada Konstruksi (UUJK) yang baru dan
anggota DB harus diberikan dokumen merupakan bagian dari penyelesaian
kontrak seperti persyaratan kontrak, sengketa konstruksi. Tugas dewan sengketa
gambar, spesifikasi & program kerja bukan hanya menyelesaikan sengketa
sehingga para anggota menjadi terbiasa konstruksi tetapi juga mencegahnya agar
dengan proyek. DB mengunjungi lapangan tidak meluas. (buku ketiga alt. penyelesaian

77 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 10 Nomer 1 | Desember 2018

sengketa konstruksi di Indonesia, Sarwono Hasil & Pembahasan


Hardjomuljadi).
Uji Validasi Variabel bebas Dewan
Terdapat tiga jenis utama DB, Dispute
Sengketa (X1)
Review Board (DRB), Dispute Adjudication
Board(DAB) dan Combined Dispute Board Data kuesioner variabel bebas Dewan
(CDB). Sengketa (X1) terdiri dari 9 (sembilan) buah
pertanyaan dapat dilihat pada lampiran data.
Metodologi Penelitian Variabel ini diuji validitasnya, validitas
adalah ukuran yang menunjukkan sejauh
Jenis penelitian yang digunakan dalam
mana instrumen (alat ukur) mampu
penelitian ini adalah metode penelitian
mengukur apa yang ingin diukur. Tujuan
Komparatif kuantitatif. Menurut Sugiyono
pengujian validitas adalah untuk
(2009) Metode komparatif adalah rumusan
meyakinkan bahwa kuesioner benar-benar
masalah penelitian yang membandingkan
baik dalam mengukur gejala sehingga
satu variable atau lebih pada dua atau lebih
dihasilkan data yang valid. Untuk melakukan
sampel yang berbeda, atau pada waktu yang
uji validitas, salah satu metode yang dapat
berbeda.
digunakan adalah dengan mengkorelasikan
Penelitian kuantitatif adalah suatu metode
antara skor butir-butir pertanyaan dengan
penelitian yang bersifat deduktif, obyektif,
skor pertanyaan secara total (data ada pada
dan ilmiah. Data yang digunakan berupa
Lampiran data). Suatu butir pertanyaan
angka – angka (skor atau nilai) atau
dikatakan valid jika nilai koefisien korelasi
pernyataan – pernyataan yang dinilai dan
pearson yang dihitung lebih besar dari nilai
dianalisis dengan pendekatan statistik.
koefisien korelasi pearson
Penelitian kuantitatif dikembangkan dengan
(Rhitung>Rtable). Hasil pengujian data
menggunakan model – model matematis,
Variabel bebas Dewan Sengketa (X1) dapat
teori – teori, dan/atau hipotesis (UMB 2017).
dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.
Sedangkan menurut pendapat Sugiyono
(2013) penelitian kuantitatif adalah metode
Tabel 1. Hasil uji validitas untuk variabel
penelitian berlandaskan pada filsafat
bebas Dewan Sengketa (X1)
positivism, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik Pertanyaan
R R Keteran
pengambilan sampel pada umumnya Dewan Sengketa
(hitung) (tabel) gan
dilakukan Persyaratan random, (X1)
Dewan
pengumpulan data menggunakan instrumen Sengketa_01
.646** 0,256 Valid
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif Dewan
.756** 0,256 Valid
atau statistik dengan tujuan untuk menguji Sengketa_02
hipotesis yang telah ditetapkan. Dewan
.764** 0,256 Valid
Sengketa_03
Penelitian explanatory adalah merupakan
Dewan
penelitian yang digunakan untuk Sengketa_04
.668** 0,256 Valid
mendapatkan data dari tempat tertentu, Dewan
.820** 0,256 Valid
tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam Sengketa_05
pengumpulan data, misalnya mengedarkan Dewan
.708** 0,256 Valid
Sengketa_06
kuesioner, test, wawancara dan sebagainya
Dewan
(Sugiyono, 2013). Sengketa_07
.618** 0,256 Valid

78 | K o n s t r u k s i a
ANALISIS PENGARUH DEWAN SENGKETA & ARBITRASE PADA PENYELESAIAN SENGKETA (Hadi – Sarwono)

Dewan Hasil pengujian mendapatkan bahwa semua


.683** 0,256 Valid
Sengketa_08 kuesioner sebanyak 15 (lima belas)
Dewan
.686** 0,256 Valid semuanya dinyatakan valid karena semua
Sengketa_09
korelasi pearson yang dihitung (Rhitung)
lebih besar dari koefisien dari tabel untuk
Hasil pengujian mendapatkan bahwa semua
n=100 yang nilainya adalah 0,256 dengan
kuesioner sebanyak 9 (sembilan) semuanya
ketelitian 0,01 (1%).
dinyatakan valid karena semua korelasi
pearson yang dihitung (Rhitung) lebih besar Uji Validasi Variabel Terikat
dari koefisien dari tabel untuk n=100 yang Penyelesaian sengketa (Y)
nilainya adalah 0,256 dengan ketelitian 0,01
(1%). Data kuesioner variabel Penyelesaian
sengketa (Y) terdiri dari 9 (sembilan) buah.
Uji Validasi Variabel Bebas Arbitrase (X2) Variabel ini diuji validitasnya. Tujuan
pengujian validitas adalah untuk
Data kuesioner variabel Arbitrase (X2) meyakinkan bahwa kuesioner yang kita
terdiri dari 9 (sembilan) buah pertanyaan. susun akan benar-benar baik dalam
Variabel ini diuji validitasnya, validitas mengukur gejala sehingga dihasilkan data
adalah ukuran yang menunjukkan sejauh yang valid.
mana instrumen mampu mengukur apa
yang ingin diukur. Tujuan pengujian Tabel 3. Hasil uji validitas untuk variabel
validitas adalah meyakinkan bahwa Penyelesaian sengketa (Y)
kuesioner yang kita susun akan benar-benar Pertanyaan
baik. Untuk melakukan uji validitas, salah Penyelesaian R Keteran
R (tabel)
satu metode yang dapat digunakan adalah sengketa (Y) (hitung) gan
dengan mengkorelasikan antara skor butir-
Penyelesaian
butir pertanyaan dengan skor pertanyaan sengketa_01
.698** 0,256 Valid
secara total. Suatu butir pertanyaan Penyelesaian
.726** 0,256 Valid
dikatakan valid jika nilai Rhitung>Rtable. sengketa_02
Hasil pengujian data variabel Arbitrase (X2) Penyelesaian
.605** 0,256 Valid
sengketa_03
dapat dilihat pada Tabel 2.
Penyelesaian
.708** 0,256 Valid
sengketa_04
Tabel 2. Hasil uji validitas untuk variabel Penyelesaian
.757** 0,256 Valid
bebas Arbitrase (X2) sengketa_05
R Penyelesaian
Pertanyaan R Ketera .803** 0,256 Valid
(hitun sengketa_06
Arbitrase(X2) (tabel) ngan Penyelesaian
g) .771** 0,256 Valid
Arbitrase_01 .588** 0,256 Valid sengketa_07
Arbitrase_02 .662** 0,256 Valid Penyelesaian
.778** 0,256 Valid
Arbitrase_03 .686** 0,256 Valid sengketa_08
Arbitrase_04 .645** 0,256 Valid Penyelesaian
.709** 0,256 Valid
Arbitrase_05 .662** 0,256 Valid sengketa_09
Arbitrase_06 .711** 0,256 Valid
Arbitrase_07 .563** 0,256 Valid Hasil pengujian mendapatkan bahwa semua
Arbitrase_08 .516** 0,256 Valid kuesioner sebanyak 9 (sembilan)
Arbitrase_09 .570** 0,256 Valid
dinyatakan valid, Karena R (hitung)
semuanya lebih besar dari R (tabel).

79 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 10 Nomer 1 | Desember 2018

Pengujian Reliabilitas Instrumen Pengaruh Variabel bebas Dewan


Penelitian Sengketa terhadap Penyelesaian
sengketa
Setelah data diuji validitasnya, kemudian
reliabilitasnya data diuji, reliabilitas adalah Tabel 5. Koefisien Regresi (X1 terhadap Y)
ukuran yang menunjukkan konsistensi dari Coefficientsa
Standard
alat ukur dalam mengukur gejala yang sama Unstandardize ized
di lain kesempatan. Konsistensi disini Model
d Coefficients Coefficie
t Sig.
nts
berarti alat ukur tersebut konsisten jika Std.
B Beta
digunakan untuk mengukur konsep atau Error
12.
gejala dari suatu kondisi ke kondisi lain. (Constant) 12 1.842 6.580 .000
Salah satu metode yang dapat dipakai untuk 1 3
Skor_Dewan .65
mengukur reliabilitas dengan menggunakan .061 .733 10.664 .000
Sengketa 1
rumus Cronbach Alpha. Suatu instrumen a. Dependent Variable: Skor_penyelesaian_sengketa
dikatakan reliable jika nilai reliabilitas >
0,700. Dengan demikian persamaan regresinya
Berikut ini disajikan hasil perolehan adalah, Y = 12,123 + 0,651 X1. Secara grafis
Cronbach’s Alpha, variabel bebas variabel persamaan regresi ini dapat dilihat pada
bebas Dewan Sengketa, Arbitrase dan Gambar IV.8 sebagai berikut :
Penyelesaian sengketa disajikan pada Tabel
4 dengan menggunakan SPSS.

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas


Angket
Variabel Reliabilit Keteran
r tabel
Penelitian as gan

Dewan Sengketa 0,875 0,700 Reliabel

Arbitrase 0,804 0,700 Reliabel Gambar 1. Pengaruh Variabel bebas Dewan


Sengketa terhadap Penyelesaian sengketa.

Penyelesaian
0,887 0,700 Reliabel Tabel 6. Koefisien Determinan (R Square)
sengketa
X1 terhadap Y.

Persamaan Regresi dan Uji Hipotesis Model Summary


Std. Error
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh R Adjusted R
Model R of the
Variabel bebas (X1) & (X2) terhadap terikat Square Square
Estimate
Penyelesaian sengketa (Y), maka digunakan
1 .733a .537 .532 3.452
analisis regresi sederhana. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan bantuan a. Predictors: (Constant), Skor_Dewan Sengketa

software SPSS.

80 | K o n s t r u k s i a
ANALISIS PENGARUH DEWAN SENGKETA & ARBITRASE PADA PENYELESAIAN SENGKETA (Hadi – Sarwono)

Tabel 7. Koefisien Determinan (R Square)


X1 terhadap Y
ANOVAa

Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square

Regressi 1354.77 113.7


1354.779 1 .000b
on 9 12
1
Residua
1167.581 98 11.914
l
Total 2522.360 99

a. Dependent Variable: Skor_penyelesaian_sengketa


b. Predictors: (Constant), Skor_Dewan Sengketa Gambar 2. Pengaruh Arbitrase terhadap
Penyelesaian sengketa

Pengaruh Arbitrase terhadap Penyelesaian Tabel 9. Koefisien Determinan (R Square)


sengketa. X2 terhadap Y
Model Summary
Tabel 8. Koefisien Regresi (X2 terhadap Y)
Coefficientsa Adjusted R Std. Error of
Model R R Square
Standardi Square the Estimate
Unstandardi
zed 1 .544a .296 .289 4.256
zed
Coefficien Sig
Model Coefficients t a. Predictors: (Constant), Skor_dewan_sengketa
ts .
Std.
Tabel 10. Tabel Anova X2 terhadap Y
B Error Beta
ANOVAa
1 (Constant) 14.1 2.71 5.2 .00
Sum of Mean
79 7 18 0 Model df F Sig.
Squares Square
Skor_dewan_sen 6.4 .00
.573 .089 .544 1 Regressi 41.26
gketa 24 0 747.445 1 747.445 .000b
on 9
a. Dependent Variable: Skor_penyelesaian_sengketa
Residual 1774.915 98 18.111
Total 2522.360 99
Dengan demikian persamaan regresinya a. Dependent Variable: Skor_penyelesaian_sengketa
adalah, Y = 14,179 + 0,573 X2. Secara
b. Predictors: (Constant), Skor_dewan_sengketa
grafis persamaan regresi ini dapat dilihat
pada Gambar 2 sebagai berikut :

81 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 10 Nomer 1 | Desember 2018

Pengaruh Variabel bebas Dewan Tabel 13. Koefisien Determinan X1 dan X2


Sengketa dan Arbitrase terhadap terhadap Y
Penyelesaian sengketa

Tabel 11. Koefisien Regresi Ganda (X1, dan Model Summary

X2 terhadap Y) Model R R Square


Adjusted R Std. Error of
a
Coefficients Square the Estimate
Standar 1 .745a .555 .546 3.401
Unstandardized dized a. Predictors: (Constant), Skor_dewan_sengketa,
Coefficients Coeffici Skor_Dewan Sengketa
Model t Sig.
ents
Std. Nilai ini menunjukkan bahwa variabel
B Error Beta Variabel bebas Dewan Sengketa (X1), dan
1 (Constant) 4.17 Arbitrase (X2), terhadap variabel
9.436 2.261
3
.000 Penyelesaian sengketa(Y) dalam bentuk
Skor_Dewan 7.51
persen (%) adalah sebesar 54,6%. Sisanya
Sengketa
.562 .075 .633
6
.000 45,4% ditentukan oleh faktor lain yang
belum diketahui, yang tidak dimasukkan
Skor_dewan_ 1.99
.176 .089 .168 .049 dalam penelitian ini. Pengaruh dalam persen
sengketa 2
ini adalah signifikan seperti yang
a. Dependent Variable: Skor_penyelesaian_sengketa
ditunjukkan oleh Nilai F(hitung) lebih besar
Pengaruh X1dan X2 secara bersama-sama dibandingkan dengan nilai F(table)
terhadap Y, dapat dinyatakan dengan (60.562>4,830).
formula sebagai berikut :
Y = 9,436 + 0,562 X1 + 0,176 X2 Perhitungan RII (Relative Importance
Index)
Tabel 12. Tabel Anova X1 dan X2 terhadap Rentang Nilai RII diperoleh dengan
Y membagi rata dalam 5 (lima) kategori sesuai
ANOVAa dengan skala likert yang digunakan. Nilai
Sum of rentang RII dapat dilihat pada Tabel 14.
Mean
Model Square df F Sig.
Square
s Tabel 14. Tabel Rentang RII
1 Regre 1400.6 700.33 60.5 .000 Rentang Niai RII Peringkat
2
ssion 67 3 62 b 0,840 - 1,000 Sangat Setuju
Resid 1121.6 0,680 - 0,840 Setuju
97 11.564
ual 93 0,520 - 0,680 Ragu-ragu
Total 2522.3 0,360 - 0,520 Tidak Setuju
99
60 0,200 - 0,360 Sangat Tidak Setuju

a. Dependent Variable:
Skor_penyelesaian_sengketa Analisis RII yang digunakan pada penelitian
b. Predictors: (Constant), ini bertujuan untuk mengetahui manakah
Skor_dewan_sengketa, Skor_Dewan Sengketa jalur yang lebih baik dalam penyelesaian
sengketa, apakah Dewan Sengketa atau
Arbitrase

82 | K o n s t r u k s i a
ANALISIS PENGARUH DEWAN SENGKETA & ARBITRASE PADA PENYELESAIAN SENGKETA (Hadi – Sarwono)

Tabel 15. Analisa RII untuk Dewan Sengketa Tabel 18. Tabel pengaruh terbesar dalam
(X1). penyelesaian sengketa.
Skor X1 URAIAN (Dewan Sengketa)

Menghindari perbedaan intepretasi yg berkembang, menjadi sengketa


0.65 X1.1
resmi
0.72 X1.2 Independen dan tidak memihak
0.68 X1.3 negosiasi yg bersifat kekeluargaan
0.68 X1.4 mengamati kemajuan & permasalahan proyek secara langsung
penunjukan anggota dewan sengketa yg disepakati oleh kedua belah
0.65 X1.5
pihak.
0.61 X1.6 Pembiayaan dianggarkan diawal kontrak
0.63 X1.7 Putusan yang bersifat win-win solution
0.64 X1.8 Putusan bersifat final
0.68 X1.9 Putusan menjaga hubungan baik Yang paling berpengaruh dalam
penyelesaian sengketa adalah faktor
Tabel 16. Analisa RII untuk Arbitrase (X2). kepastian hukum untuk kedua responden
Skor X2 URAIAN (Arbitrase) yang diteliti. Dimana rinciannya bisa dilihat
0.7 X2.1 Jaminan kerahasiaan sengketa para pihak
dari tabel 18, sedangkan hal lainnya yang
0.7 X2.2 Prosedur lebih sederhana menunjang adalah dari sudut pandang
0.65 X2.3 Para pihak bebas memilih arbiter sesuai keyakinan Owner & konsultan keberlangsungan
Para pihak bebas menentukan pilihan hukum dan tempat pelaksanaan
0.7 X2.4
arbtrase. proyek menjadi hal yang diperhatikan selain
0.67 X2.5 Putusan arbiter adalah putusan yang menikat kedua belah pihak kepastian hukum. Sedangkan dari sudut
0.65 X2.6 Pembiayaan dibagi rata (dua pihak)
pandang kontraktor relationship adalah hal
0.63 X2.7 Kemampuan arbiter sangat berpengaruh untuk memberikan putusan
0.66 X2.8 Putusan arbiter masih bisa diperkarakan yang paling dijaga dalam proses
0.66 X2.9
Putusan arbiter bergantung pada pengakuan dan kepercayaan penyelesaian sengketa.
terhadap lembaga arbitrase itu sendiri

Kesimpulan
Tabel 17. Analisa RII untuk Penyelesaian
Sengketa (Y). Analisis dan pengujian statistik pengaruh
Skor Y URAIAN (Faktor Penelesaian Sengketa) variabel bebas Dewan Sengketa dan
0.68 Y.1 Kepastian keamanan
Arbitrase baik secara bersama-sama
0.7 Y.2 Kepastian keberlangsungan proyek (simultan) maupun secara terpisah (parsial),
0.7 Y.3 Hubungan baik personal
terhadap variabel terikat Penyelesaian
0.73 Y.4 Kepastian hukum
0.72 Y.5 Win-win solution sengketa seperti apa yang diuraikan dalam
0.7 Y.6 Nama baik perusahaan hipotesis. Lebih jauh secara terperinci dapat
0.68 Y.7 Kepastian biaya
0.69 Y.8 Kepastian waktu
diuraikan sebagai berikut :
0.68 Y.9 Proposisi penyedia & pengguna jasa 1. Variabel bebas Dewan Sengketa, dan
Dari ketiga tabel diatas (15, 16, 17) Arbitrase secara bersama-sama
diperoleh ranking variabel mana yang paling berpengaruh positif dan signifikan
berpengaruh dalam penyelesaian sengketa, terhadap variabel terikat Penyelesaian
dan hasilnya didapat sebagai berikut : sengketa (Y) dengan keabsahan 99%,
karena Fhitung>Ftabel (60.562>4,830).
Persentase pengaruh adalah sebesar
54,6%. Sisanya 45,4% disebabkan oleh
pengaruh lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian. Nilai pengaruh secara
bersama-sama ini lebih besar jika
dibandingkan dengan pengaruh secara

83 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 10 Nomer 1 | Desember 2018

terpisah yaitu Dewan Sengketa dan Evelyin Ailin Teo, Ajibade Ayodeji Aibinu,
Arbitrase secara terpisah. 2007, Legal Framework for Alternative
(54,6%>53,7%>29,6%). Dispute Resolution: Examination of the
2. Variabel bebas Dewan Sengketa (X1), Singapore National Legal System for
berpengaruh positif dan signifikan Arbitration.
terhadap variabel terikat Penyelesaian FIDIC, 2008, Persyaratan Kontrak untuk
sengketa (Y) dengan keabsahan 99%, Pelaksanaan Konstruksi MDB
karena thitung>ttabel (10,664>2,365). Harmonised Edition, LPJJ & INKINDO,
Persentase pengaruh adalah sebesar Jakarta.
53,7% karena Fhitung>Ftabel FIDIC, 2017, Conditions of Contract for
(113,712>6,900). Construction, FIDIC, Geneva
3. Variabel bebas Arbitrase (X2), Fuady, Munir, op. cit., halaman 94
berpengaruh positif dan signifikan Garland, Y. G., Pasande, A. A., & Nugraha, P.,
terhadap variabel terikat Penyelesaian 2014, Tanggungjawab penyedia dan
sengketa (Y) dengan keabsahan 99%, pengguna jasa konstruksi menurut
karena thitung>ttabel (6,424>2,365). syarat-syarat umum kontrak peraturan
persentase pengaruh adalah sebesar menteri pekerjaan umum NO.
59,5% karena Fhitung>Ftabel 07/PRT/M/2011 & menurut General
(41,269>6,900). condition fidic red book
4. Berdasarkan Analisis RII, didapatkan Hardjomuljadi, Sarwono, 2014, Analysis on
bahwa kepastian hukum merupakan the Possession of Site as Physical Cause of
faktor yang paling dijaga oleh kedua Claim and the Related Clauses in the
sample responden (Owner & “FIDIC Conditions of Contract for
Kontraktor). Construction MDB Harmonised Edition.”
5. Setelah kepastian hukum, 2 faktor Basic and Applied Scientifi Research,
lainnya yang dijaga oleh kedua sampel Hardjomuljadi, Sarwono, 2008, Direstasi
responden menurut sudut pandang Strategi Pra Kontrak untuk mengurangi
masing–masing adalah Dampak Klaim Konstruksi pada Proyek
keberlangsungan proyek menjadi Pusat Listrik Tenaga Air di Indonesia,
prioritas yang harus dijaga menurut Taruma Negara, Jakarta
sudut pandang owner, sedangkan Hardjomuljadi, Sarwono, 2014, Buku
hubungan baik (relationship) menjadi Kesatu-Pengantar Kontrak Konstruksi;
prioritas yang harus dijaga menurut FIDIC Condition of Contract, Logoz
sudut pandang kontraktor. Publishing, Bandung.
Hardjomuljadi, Sarwono, 2015, Buku Kedua-
Daftar Pustaka Manajemen Klaim Konstruksi; FIDIC
Condition of Contract, Logoz Publishing,
Adolf, Huala, 2002, Arbitrase Komersil
Bandung.
Internasional, Jakarta: Rajawali Pers,
Hardjomuljadi, Sarwono, 2016, Buku Ketiga-
halaman 18.
Alternatif Penyelesaian Sengketa
Alozn Ph.D Ahmad E, Gallardi Abdullah PH.D,
Konstruksi di Indonesia; FIDIC
2017 The Arbitrating Party Utility
Condition of Contract, Logoz Publishing,
Function: An Expected Utility Approach.
Bandung.
Armit Mozza, Virendra Kumar Paul, 2017,
Review of the Effectiveness of Arbitration.

84 | K o n s t r u k s i a
ANALISIS PENGARUH DEWAN SENGKETA & ARBITRASE PADA PENYELESAIAN SENGKETA (Hadi – Sarwono)

Hardjomuljadi, Sarwono, 2016, Variation Tanielian, Adam, 2012, Risk Management in


order, the causal or the resolver of Construction Projects.
claims and disputes in the construction Thomas Haugen,Amarjit Singh, F.ASCE, 2014,
projects. International Journal of Dispute Resolution Strategy Selection.
Applied Engineering Research. William R. Wildman, Laura J. Stipanowich,
Harahap, M. Yahya 1991. Arbitrase. Jakarta: 2013, Class Arbitration and the
Pustaka Kartini. Construction Dispute: Analysis of Current
Hasan, Seng, 2015, Manajemen Kontrak Jurisprudence and Practical Tips for the
Konstruksi Pedoman Praktis dalam Construction Practitioner.
mengelola Proyek Konstruksi, Gramedia Yasin, Nazarkhan, 2003, Mengenal Kontrak
Pustaka Utama, Jakarta. konstruksi di Indonesia, Gramedia
Kathleen M. J. Harmon, 2004, Cost-Effective Pustaka Utama, Jakarta.
Strategies for Arbitration.
Richard J. Gebken, II, G. Edward Gibson, P.E.,
James P. Groton, 2012 ,Dispute
Resolution Transactional Cost
Quantification: What Does Resolving a
Construction Dispute Really Cost?
Rui Chuna Marques, Ph.D, 2017, Is
Arbitration the Right Way to Settle
Conflicts in PPP Arrangements.
Ronald. A, Manlian, 2002, Analisis aspek
hukum & Manajemen kontrak dalam
Industri konstruksi
Soehanto, Imam 1995, Internet Kontrak
Konstruksi.
Soetadi, 2004, Internet Kontrak Konstruksi
Subekti, R. 1987, Hukum Perjanjian, Jakata:
Intermas, halaman 5
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D; Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono, 2013, Cara mudah menyusun
Skripsi, Tesis, dan Disertasi; Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono, 2014, Statistika untuk Penelitian;
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian
Manajemen (Pendekatan : 1. Kuantitatif,
2. Kualitatif, 3.Kombinasi (Mixed
Methods), 4. Penelitian Tindakan
(Action Reserch), 5. Penelitian Evaluasi);
Alfabeta, Bandung.

85 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 10 Nomer 1 | Desember 2018

86 | K o n s t r u k s i a

Anda mungkin juga menyukai